BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mendapatkan peringkat satu di dunia untuk jumlah pria akibat merokok diatas 15 tahun. Data tersebut berdasarkan dari The Tobacco Atlas 2015. Selain itu, berdasarkan data tersebut menunjukkan sekitar 66% pria di Indonesia merokok. Rokok merupakan alat konsumsi yang dijadikan kebutuhan bagi sebagian manusia. Benda yang berbentuk tube tersebut digunakan ketika saat atau sesudah beraktifitas, misalnya setelah berbincang-bincang dengan teman, saat atau sesudah makan dan lain-lain. Selain itu, rokok juga dapat dijadikan sebuah keakraban dalam sebuah perbincangan dengan teman, kerabat kerja, atau bahkan orang yang baru dikenal. Sebenarnya, masih banyak aktifitas perokok dalam menggunakan rokoknya yang dijadikan sebagai kebutuhan. Tulus Abadi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengatakan bahwa berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), saat ini keinginan untuk merokok berbanding lurus dengan keinginan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti sandang pangan. Seseorang merokok atau tidak itu adalah hak mereka masing-masing. Mereka juga bebas berapa kali dalam sehari batang rokok yang mereka hisap. Tetapi yang menjadi hal penting adalah tempat mana yang mereka gunakan untuk merokok. Orang yang menghisap rokok kemudian menghembuskan asapnya adalah aktifitas normal dari si perokok tersebut. Tetapi sebagian perokok di Indonesia kurang memperhatikan lingkungannya sekitar apakah mereka sudah betul merokok dengan tempat yang tepat atau belum. Tempat tersebut adalah apakah disana ada orang sekitarnya atau ditempat yang seharusnya tidak boleh dilakukan perokok untuk merokok. Menurut data Susenas 2004, sebanyak 82,4% perokok dengan usia lebih dari 15 (lima belas) tahun yang merokok didalam rumah. Ditambah lagi data menurut Riskesdas 2007, terdapat perokok yang berusia 10 tahun ke atas dengan presentase sebesar 85,4 % di mana usia tersebut melakukan aktifitas nya ( merokok) di dalam rumah bersama dengan anggota lainnya. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat orang yang sebagian besar merokok didalam rumah. Misalnya di kota Bandung, Jawa Barat terdapat kasus anak terserang pneumonia dan ternyata sang ayah sering merokok di rumah. Dokter spesialis respirasi anak dari 1
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Prof. dr. Cissy Kartasasmita, SpA (K) mengatakan bahwa walaupun merokok di luar rumah kemudian masuk ke dalam rumah tetap saja bau rokok karena mengendap di pakaiannya, kemudian menggendong bayi yang dimana zatzat rokok pada pakaian tersebut dapat membahayakan kesehatan si anak. Pneumonia sampai saat ini menjadi penyebab kematian tertinggi pada balita. Berdasarkan data dari UNICEF, pada tahun 2015 sebanyak 5,9 juta anak di bawah usia 5 (lima) tahun yang meninggal dunia. Bedasarkan jumlah tersebut, 15 persen atau 920.000 anak meninggal karena pneumonia. Dengan kata lain, ada lebih dari 2.500 balita per hari yang meninggal karena pneumonia. Prof. dr. Mardjanis Said, SpA (K) memaparkan bahwa pneumonia di negara berkembang merupakan penyakit yang terabaikan (the neglegted disease) atau penyakit yang terlupakan (the forgotten disease) karena banyaknya anak yang meninggal disebabkan pneumonia tetapi sangat sedikit perhatian yang diberikan kepada masalah pneumonia. Asap rokok yang terhirup anak secara tak sengaja akan merusak keseimbangan daya tahan di pernapasan. Pertama-tama, zat berbahaya dari rokok itu merusak silia atau rambut halus yang berfungsi menyaring benda asing masuk ke tubuh. Apabila sering terpapar asap rokok, fungsi silia tersebut bisa terganggu. Silia berbentuk seperti sapu. Ketika sudah tidak berfungsi akan menyebabkan benda asing masuk dan membuat dahak terkumpul sehingga anak menjadi batuk, Menurut dr. Hafiz Abu Bakar, SpA, balita yang sering terpapar asap rokok beresiko tinggi terkena pneumonia ini. Asap rokok menjadi penyumbang terbesar balita mudah terkena penyakit pneumonia. Beliau juga menjelaskan bahwa paparan zat beracun berasal dari rokok. Menurut data WHO (World Health Organization) perokok aktif menghisap sekitar 15% dan asap yang dihembuskan sekitar 85% yang dimana lebih berdampak bagi orang disekitarnya. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa presentase asap yang dihembuskan lebih berbahaya dibandingkan asap yang dihisap oleh perokok aktif. Anak di usia kurang dari 5 (lima) tahun belum memiliki sistem kekebalan yang sempurna seperti orang dewasa pada umumnya. Seorang ayah seharusnya lebih memperhatikan anaknya karena mereka lebih banyak beraktifitas didalam rumah dan membutuhkan udara yang sehat. Merokok didalam rumah dapat membahayakan anggota keluarganya karena asap dihembuskan oleh perokok akan menyebar diseluruh ruangan termasuk kamar anak dan mengendap di perabotan rumah yang berpori seperti sofa, karpet, tirai dan lain-lain. Seorang dokter Eunha Hoh yang merupakan ahli kimia menjelaskan bahwa asap rokok mengandung ribuan bahan kimia yang dapat tinggal di suatu permukaan. Diantara ribuan bahan kimia tersebut, terdapat banyak zat yang beracun dan bersifat karsinogenik. Selain itu, rmerokok diluar pun juga berbahaya karena ketika sang ayah selesai merokok dan 2
masuk kedalam rumah asap rokok tersebut mengendap di pakaian kemudian mendekati sang anak untuk interaksi kasih sayang seperti mengendong, atau bahkan mencium. Dengan demikian, berdasarkan uraian diatas penulis akan membuat sebuah media perancangan kampanye sosial tentang seorang ayah merokok yang belum memperhatikan lingkungan sekitar yang salah satunya adalah dirumah. 1.2. Permasalahan 1.2.1. Identifikasi Masalah Setelah mengidentifikasi masalah dari uraian latar belakang tersebut terdapat 5 (lima) masalah, diantaranya: 1. Masih banyak anak yang terkena penyakit pneumonia yang disebabkan ayahnya yang merokok. 2. Pneumonia merupakan penyakit yang terabaikan disebabkan banyaknya kematian tetapi kurangnya perhatian terhadap masalah penyakit tersebut. 3. Kurangnya kesadaran ayah terhadap asap rokok yang dikeluarkan karena mengandung bahan beracun dan bersifat karsinogenik serta mengendap di beberapa perabotan rumah. 4. Kurangnya perhatian sang ayah terhadap zat kima yang dihirup oleh anak akan mengganggu daya keseimbangan tubuhnya. 5. Kurangnya kepedulian ayah terhadap dampak asap rokok yang sangat berbahaya bagi perokok pasif dibandingkan perokok aktif. 1.2.2. Rumusan Masalah Berdasarkan 5 (lima ) masalah diatas, peneliti memfokuskan 1 (satu ) masalah sehingga pada penelitian tersebut tidak menjadi kompleks. Berikut dibawah ini adalah masalah yang akan dijadikan penelitian, diantaranya: 1. Bagaimana merancang media kampanye sosial tentang sang ayah yang merokok di lingkungan rumah sehingga sang ayah memahami dampak rokok yang ditimbulkan dan berbahaya bagi kesehatan anaknya? 1.3. Ruang Lingkup berikut: Beberapa poin ruang lingkup pada penelitian tugas akhir tesebut adalah sebagai 3
1. Objek penelitian yang akan diteliti adalah tentang bahaya asap rokok bagi anak dari ayah yang merokok di sekitarnya terutama di lingkungan rumah. 2. Peneliti akan membuat media perancangan kampanye sosial dari penelitian tersebut untuk memberikan pengetahuan dampak asap rokok terhadap anaknya dan diharapkan sang ayag dapat mencegah untuk tidak merokok didekatnya. 3. Waktu perancangan tugas akhir ini adalah dimulai dari bulan Januari hingga Juli 2017. 4. Lokasi penelitian yang dilakukan adalah daerah Kota Bandung untuk dijadikan sebagai objek perancangan media kampanye sosial. 5. Segmentasi pada penelitian tersebut adalah seorang ayah dengan usia kurang lebih 30-35 tahun. 1.4. Tujuan Perancangan Tujuan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Merancang ilustrasi dalam media kampanye sosial. 2. Memberikan pengetahuan kepada ayah akan bahaya asap rokok dan bahaya penyakit pneumonia terhadap anaknya. 1.5. Manfaat Perancangan Manfaat dari penelitian tersebut diharapakan dapat berdampak bagi semua pihak, diantaranyanya adalah: 1. Bagi Peneliti Mendapatkan pengetahuan lebih dalam tentang bagaimana merancang suatu kampanye sosial yang baik sesuai dengan ilmu desain komunikasi visual. 2. Bagi Akademis Menjadikan laporan penelitian tersebut sebagai bahan referensi bagi pembaca yang ingin mengetahui informasi mengenai penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta etika dalam mengutip suatu sumber yang digunakan. 3. Bagi Ayah yang perokok Meningkatkan kesadaran ayah akan kepedulian anaknya yang sebagian besar melakukan aktifitasnya di lingkungan rumah. 4
1.6. Cara Pengumpulan Data dan Analisis Teknik atau cara pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data a. Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada narasumber seperti aktifitas perokok yang berkaitan dengan laporan penelitian untuk mendapatkan data yang faktual. b. Observasi Peneliti melakukan pengamatan di tempat kejadian untuk mengetahui keadaan sebenarnya c. Studi Pustaka Setelah mendapatkan data-data lapangan sesuai dengan teknik yang disebutkan diatas, peneliti menggunakan sumber tertulis seperti jurnal, buku, atau internet sebagai acuan dan pendukung laporan penelitian. d. Kuisioner Pengumpulan data pada metode ini ditujukan untuk ayah sebagai perokok yang memiliki anak usia dibawah 5 (lima) tahun di Bandung. 2. Data Analisis Berdasarkan penjelasan Suwardikun (2013:52), dalam penggunaan analisis SWOT diperlukan perhitungan faktor internal dan faktor eksternal. Farktor internalnya adalah Strength dan Weakness. Sedangkan faktor eksternalnya adalah Opportunity dan Threat. 1. Strength atau kekuatan merupakan faktor internal yang digunakan untuk mendukung dalam pencapaian tujuan. 2. Weakness atau kelemahan. Faktor internal yang menghambat tercapainya tujuan. 3. Opportunity atau peluang. Faktor eksternal yang digunakan untuk mendukung dalam pencapaian tujuan. 4. Threat atau ancaman. Faktor eksternal yang menghambat tercapainya tujuan. 5
1.7. Kerangka Perancangan Identifikasi Masalah Masih banyak anak yang terkena penyakit pneumonia yang disebabkan ayahnya yang merokok. Pneumonia merupakan penyakit yang terabaikan disebabkan banyaknya kematian tetapi kurangnya perhatian terhadap masalah penyakit tersebut. Fokus Masalah Merancang ilustrasi dengan media kampanye sosial mengenai pneumonia anak balita disebabkan berdekatan dengan ayahnya yang merokok terutama di rumah. Kurangnya perhatian sang ayah terhadap zat kima yang dihirup oleh anak akan mengganggu daya keseimbangan tubuhnya. Kurangnya kepedulian ayah terhadap dampak asap rokok yang sangat berbahaya bagi perokok pasif dibandingkan perokok aktif. Studi Lapangan - Observasi - Wawancara - Kuisioner Studi Kepustakaan - Buku - Jurnal - Literatur lainnya Analisis Data Perancangan Ide Sketsa Hasil Perancangan Media Kampanye Sosial Elemen grafis: - Ilustrasi - Tipograsfi - Tata Letak 6