PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 071 TAHUN 2013 TENTANG PENGELUARAN TERNAK DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 056 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 02 TAHUN TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 065 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

-3- BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2013

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 076 TAHUN 2014

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 041 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA KEBUN RAYA BANUA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 26/Permentan/HK.140/4/2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 010 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 bidang pertanian secara transparan, terukur, perlu menetapkan syarat, tata cara, dan standar operasional prosedur dalam pemberian rekomendasi teknis

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1055/Kpts/SR.120/10/2014 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117/Permentan/SR.120/10/2014 TENTANG PENETAPAN DAN PELEPASAN RUMPUN ATAU GALUR HEWAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 62/Permentan/OT.140/5/2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 082 TAHUN 2013

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 089 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 041 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 014 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 069 TAHUN 2014

2 Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2014

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2389/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN DOMBA SAPUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 48/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG PEWILAYAHAN SUMBER BIBIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 018 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/Permentan/PD.300/8/2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 054 TAHUN 2014

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tamb

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELUARAN BIBIT SAPI BALI SENTRA TERNAK SOBANGAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 065 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0112 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 027 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 021 TAHUN 2016 TENTANG MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FASILITASI PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 48/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG PEWILAYAHAN SUMBER BIBIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 030 TAHUN 2014

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 037 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM ADIWIYATA DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 028 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 043 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMENTAN/PK.240/5/2017 TENTANG KEMITRAAN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 26/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 069 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 043 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN IX : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 Tahun 2016 TANGGAL : 9 Agustus 2016 SOP BIDANG PETERNAKAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 09 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 055 TAHUN 2014

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 013 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 081 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 088 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 071 TAHUN 2013 TENTANG PENGELUARAN TERNAK DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa keberhasilan pembangunan subsektor peternakan diwujudkan melalui salah satu faktor yakni meningkatnya populasi, produksi, dan produktivitas ternak serta terjaminnya ketersediaan ternak bibit sesuai dengan kebutuhan dalam hal jumlah, standar mutu, syarat kesehatan, dan keamanan hayati secara berkelanjutan; b. bahwa untuk menjamin ketersediaan ternak sesuai dengan kebutuhan serta menjaga dan melindungi ternak bibit diperlukan adanya kebijakan yang mengatur tentang pengeluaran ternak; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pengeluaran Ternak di Provinsi Kalimantan Selatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106); 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

2 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015); 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5234); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4002); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan; 11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36/Permentan/ OT.140/8/ 2006 tentang Sistem Perbibitan Ternak Nasional; 12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/ OT.140/9/ 2011 tentang Rekomendasi Persetujuan Pemasukan dan Pengeluaran Benih dan/atau Bibit Ternak Ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 570); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694); 14. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 5) ;

3 15. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 1); 16. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 49); 17. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 025 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembentukan Produk Hukum Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 29); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGELUARAN TERNAK DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Selatan. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan. 4. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota se-kalimantan Selatan. 5. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota se-kalimantan Selatan. 6. Dinas adalah Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan. 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan. 8. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu yang selanjutnya disebut KP2T adalah Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Kalimantan Selatan. 9. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu yang selanjutnya disebut Kepala KP2T adalah Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Kalimantan Selatan. 10. Dinas Peternakan Kabupaten/Kota adalah Dinas Peternakan atau dinas yang membidangi fungsi-fungsi peternakan di Kabupaten/Kota se-kalimantan Selatan.

4 11. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas Peternakan atau Kepala Dinas yang membidangi fungsi Peternakan di Kabupaten/Kota se-kalimantan Selatan. 12. Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukkan sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian. 13. Ternak bibit adalah ternak yang mempunyai sifat unggul dan mewariskan serta memenuhi syarat tertentu untuk dikembangbiakkan. 14. Calon ternak bibit adalah ternak yang memenuhi standar teknis untuk menjadi ternak bibit untuk dikembangbiakkan. 15. Kelompok Peternak adalah Kelompok orang yang memiliki kegiatan memelihara ternak dalam menunjang perekonomian keluarga. 16. Surat Izin Pengeluaran Ternak yang selanjutnya disingkat SIPT adalah surat izin yang diberikan oleh Gubernur atau Kepala Dinas atas pendelegasian dari Gubernur kepada pelaku usaha untuk mengeluarkan ternak keluar daerah. 17. Surat Rekomendasi adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh Kepala Dinas atau Pejabat di lingkungan Dinas Peternakan yang diberi kewenangan oleh Kepala Dinas kepada pelaku usaha yang akan melakukan pengeluaran ternak dan/atau ternak bibit. 18. Pengeluaran ternak adalah kegiatan mengeluarkan ternak dan/atau ternak bibit dari wilayah Daerah. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan populasi ternak serta menjaga ketersediaan dan melindungi ternak bibit dalam rangka pengembangan bidang peternakan di Daerah. Pasal 3 Pengaturan pengeluaran ternak bertujuan untuk menjamin: a. terwujudnya peningkatan populasi ternak di Daerah; b. menjamin terselenggaranya pelestarian ternak bibit; c. berkembangnya ternak bibit secara maksimal serta berkesinambungan; dan d. menghimpun, mengolah dan menyajikan data dan informasi tentang jumlah dan sebaran ternak di Daerah. BAB III KATEGORI TERNAK Pasal 4 Kategori ternak yang diatur pengeluarannya dari wilayah Daerah Selatan adalah ternak bibit.

5 Pasal 5 Secara terperinci ternak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. BAB IV PENGELUARAN TERNAK Pasal 6 (1) Ternak dapat dikeluarkan dari wilayah Daerah apabila : a. kebutuhan dalam Daerah telah terpenuhi; b. tidak mengganggu kelestarian ternak Daerah; dan c. Status populasi bibit dalam Daerah aman. (2) Pengeluaran ternak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan izin Gubernur. (3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh KP2T dalam bentuk SIPT. Pasal 7 Persyaratan pengeluaran ternak harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis. Pasal 8 (1) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 untuk badan hukum meliputi : a. KTP atau identitas pimpinan perusahaan; b. NPWP; c. Surat Tanda Daftar atau Izin Usaha di bidang peternakan; d. Akte Pendirian Perusahaan dan perubahannya; e. Surat Rekomendasi Dinas; f. Surat Pernyataan Penyebaran Ternak Bibit sesuai dengan perwilayahan sumber bibit; dan g. Surat keterangan asal ternak dan/atau ternak bibit. (2) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 untuk perorangan meliputi : a. KTP; b. NPWP; c. Surat Rekomendasi Dinas; dan d. Surat keterangan asal ternak dan/atau ternak bibit. (3) Persyaratan administratif tidak berlaku bagi instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau Pemerintah Kabupaten/Kota yang mengeluarkan ternak, kecuali untuk surat sebagaimana disebut pada ayat (1) huruf f.

6 Pasal 9 (1) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi: a. Kesehatan Hewan yang ditunjukkan dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan atau SKKH; dan b. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Hewan yang ditunjukkan dengan Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Hewan. (2) SKKH dan Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Dokter Hewan dari Dinas. Pasal 10 Biaya pemeriksaan kesehatan hewan dan/atau pemeriksaan hasil laboratorium kesehatan hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dibebankan kepada pemohon yang besarannya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha. BAB V TATA CARA PENGELUARAN Bagian Kesatu Izin dan Rekomendasi Pasal 11 Pengeluaran ternak dilakukan oleh pelaku usaha setelah memperoleh SIPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3). Pasal 12 (1) Gubernur mengeluarkan SIPT melalui KP2T berdasarkan surat rekomendasi dari Dinas. (2) Dinas menerbitkan surat rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah dipenuhinya persyaratan administratif dan persyaratan teknis. Pasal 13 Surat rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) paling sedikit memuat : a. nomor surat rekomendasi; b. nama, alamat perorangan atau perusahaan, dan instalasi karantina hewan; c. nomor dan tanggal surat permohonan; d. daerah tujuan, jumlah, dan klasifikasi ternak; e. tempat pengeluaran; dan f. tanggal terbit dan masa berlaku.

7 Bagian Kedua Pengajuan Permohonan Izin Pengeluaran Ternak Pasal 14 (1) Untuk memperoleh izin pengeluaran ternak melalui KP2T, pelaku usaha mengajukan permohonan surat rekomendasi secara tertulis kepada Dinas. (2) Permohonan surat rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi persyaratan adminsitratif dan persyaratan teknis. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan secara online dan/atau langsung. Pasal 15 (1) Dinas setelah menerima permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (1) dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja harus sudah memberikan jawaban ditolak atau diterima. (2) Permohonan diterima apabila pengeluaran ternak oleh pemohon tidak bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan dokumen yang dilampirkan benar dan lengkap. (3) Permohonan ditolak apabila pengeluaran ternak oleh pemohon tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan dokumen yang harus dilampirkan ternyata tidak benar dan/atau tidak lengkap. BAB VII PENGANGKUTAN Pasal 16 (1) Pelaku usaha yang melakukan pengeluaran ternak dan/atau bibit ternak, selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 harus memenuhi kaidah kesejahteraan hewan dalam pengangkutan. (2) Selain memenuhi kaidah kesejahteraan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pengangkutan bibit ternak harus terpisah dan/atau tidak dicampur dengan ternak bukan bibit dan/atau jenis hewan lainnya. Pasal 17 Untuk mencegah keluarnya ternak secara ilegal, pelaku usaha wajib melaporkan pengangkutan ternak dan/atau ternak bibit ke luar wilayah Daerah kepada setiap petugas pos pemantau. BAB VIII TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH Pasal 18 (1) Pemerintah Daerah memiliki tanggung jawab dalam upaya mempertahankan ternak bibit, khususnya ternak bibit berkualitas dalam upaya mengembangkan populasi ternak di Daerah.

8 (2) Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah berkewajiban: a. membeli ternak bibit dari peternak; b. memfasilitasi peternak untuk meningkatkan dan menjaga kualitas ternak bibit; dan c. menjaga kelestarian lahan yang dimanfaatkan untuk budi daya ternak. Pasal 19 (1) Pembelian bibit ternak oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a dilaksanakan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. (2) Bibit ternak yang dibeli oleh Pemerintah Daerah selanjutnya disebarkan kepada masyarakat untuk dikelola dan dikembangkan secara berkesinambungan. Pasal 20 (1) Kewajiban memfasilitasi peternak untuk meningkatkan kualitas ternak bibit sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 ayat (2) huruf b meliputi : a. penyelenggaraan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penyuluhan kepada kelompok peternak; b. peningkatan kemampuan aparat dan peternak serta penyediaan sarana pendukung pembibitan; dan c. peningkatan peran serta organisasi profesi, korporasi dan asosiasi di bidang pembibitan. (2) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota. Pasal 21 Pemerintah Daerah wajib mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif dalam penyelenggaraan usaha pembibitan ternak dengan memfasilitasi akses terhadap permodalan. BAB IX PENGAWASAN Pasal 22 (1) Dinas berwenang melakukan pengawasan pengeluaran ternak dari wilayah Daerah. (2) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas membentuk pos pemantau dan menempatkan petugas di tempat terjadinya lalu lintas angkutan ternak atau hewan. (3) Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan aparat penegak hukum setempat yaitu Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Petugas Karantina atau aparat penegak hukum lainnya.

9 BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Ditetapkan di Banjarmasin pada tanggal 13 November 2013 GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, TTD H. RUDY ARIFFIN Diundangkan di Banjarbaru pada tanggal 13 November 2013 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN, TTD MUHAMMAD ARSYADI BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 NOMOR 71

10 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR NOMOR 071 TAHUN 2013 TENTANG PENGELUARAN TERNAK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DAFTAR PERSYARATAN KUANTITATIF BIBIT SAPI BALI, BIBIT SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO), KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE), DAN BIBIT KERBAU LUMPUR 1. Sapi Bali Umur 18 24 Bulan Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Bali Betina Satuan dalam cm Parameter Kelas I Kelas II Kelas III* Lingkar dada minimum 138 130 125 Tinggi pundak minimum 105 99 93 Panjang badan minimum 107 101 95 Umur > 2 tahun Lingkar dada minimum 147 135 130 Tinggi pundak minimum 109 103 97 Panjang badan minimum 113 107 101 Ket: *: adalah ternak sapi Bali yang diperbolehkan untuk keluar dari Provinsi Kalimantan Selatan Umur 24 - < 36 Bulan Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Bali Jantan Satuan dalam cm Parameter Kelas I Kelas II Kelas III* Lingkar dada minimum 176 162 155 Tinggi pundak minimum 119 113 107 Panjang badan minimum 124 117 110 Umur >36Bulan Lingkar dada minimum 189 173 167 Tinggi pundak minimum 127 121 115 Panjang badan minimum 132 125 118 Ket: *: adalah ternak sapi Bali yang diperbolehkan untuk keluar dari Provinsi Kalimantan Selatan

11 2.Sapi Peranakan Ongole (PO) Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Peranakan Ongole (PO) Betina Satuan dalam cm Umur 18 24 Bulan Parameter Kelas I Kelas II Kelas III* Lingkar dada minimum 143 137 135 Tinggi pundak minimum 116 113 111 Panjang badan minimum 123 117 115 Umur > 2 tahun Lingkar dada minimum 153 139 134 Tinggi pundak minimum 126 121 119 Panjang badan minimum 135 127 125 Ket: *: adalah ternak sapi PO yang diperbolehkan untuk keluar dari Provinsi Kalimantan Selatan Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Peranakan Ongole (PO) Jantan Umur 24 - < 36 Bulan Satuan dalam cm Parameter Kelas I Kelas II Kelas III* Lingkar dada minimum 151 141 138 Tinggi pundak minimum 127 125 124 Panjang badan minimum 139 133 130 Umur > 36 Bulan Lingkar dada minimum 180 161 154 Tinggi pundak minimum 136 131 130 Panjang badan minimum 145 138 135 Ket: *: adalah ternak sapi PO yang diperbolehkan untuk keluar dari Provinsi Kalimantan Selatan

12 3. Kambing Peranakan Etawa (PE) Persyaratan Kuantitatif Kambing Peranakan Etawa (PE) Betina yang Tidak Diperbolehkan untuk Dikeluarkan dari Provinsi Kalimantan Selatan Parameter Satuan Umur (tahun) 0,5 1 >1-2 >2-4 Bobot Badan Kg 22 ± 5 34 ± 6 41 ± 7 Tinggi Pundak Cm 60 ± 5 71 ± 5 75 ± 5 Panjang Badan Cm 50 ± 5 57 ± 5 60 ± 5 Lingkar Dada cm 63 ± 6 76 ± 7 81 ± 7 Panjang Telinga cm 24 ± 3 26 ± 3 27 ± 3 Panjang Bulu Rewos/Gembyeng/Surai Cm 11 ± 4 14 ± 6 14 ± 5 Persyaratan Kuantitatif Kambing Peranakan Etawa (PE) Jantan yang Tidak Diperbolehkan untuk Dikeluarkan dari Provinsi Kalimantan Selatan Parameter Satuan Umur (tahun) 0,5 1 >1-2 >2-4 Bobot Badan Kg 29 ± 5 40 ± 9 54 ± 11 Tinggi Pundak Cm 67 ± 5 75 ± 8 87 ± 5 Panjang Badan Cm 53 ± 8 61 ± 7 63 ± 5 Lingkar Dada cm 71 ± 6 80 ± 8 89 ± 8 Panjang Telinga cm 23 ± 3 26 ± 4 30 ± 4 Panjang Bulu Rewos/Gembyeng/Surai 4. Kerbau Lumpur Cm 11 ± 4 14 ± 5 23 5 Persyaratan Kuantitatif Bibit Kerbau Lumpur Betina yang Tidak Diperbolehkan untuk Dikeluarkan dari Provinsi Kalimantan Selatan Umur (bulan) Parameter Satuan Ukuran 24 - <36 Tinggi Pundak (min) cm 105 Panjang Badan (min) cm 105 Lingkar Dada (min) cm 160 Tinggi Pinggul (min) cm 103 Bobot Badan (min) kg 200 36 Tinggi Pundak (min) cm 115 Panjang Badan (min) cm 120 Lingkar Dada (min) cm 170 Tinggi Pinggul (min) cm 113 Bobot Badan (min) kg 250

13 Persyaratan Kuantitatif Bibit Kerbau Lumpur Jantan yang Tidak Diperbolehkan untuk Dikeluarkan dari Provinsi Kalimantan Selatan Umur (bulan) Parameter Satuan Ukuran 30 - <36 Tinggi Pundak (min) cm 110 Panjang Badan (min) cm 110 Lingkar Dada (min) cm 180 Tinggi Pinggul (min) cm 108 Bobot Badan (min) kg 300 36 Tinggi Pundak (min) cm 120 Panjang Badan (min) cm 125 Lingkar Dada (min) cm 190 Tinggi Pinggul (min) cm 118 Bobot Badan (min) kg 350 30 Lingkar Scrotum cm 20 GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, TTD H. RUDY ARIFFIN