PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK.

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

BUKU TINJAUAN PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015

TINJAUAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA TAHUN 2008

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah

DAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

INDONESIA Percentage below / above median

2

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 25 September 2016 s/d 29 September 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

LAPORAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DI INDONESIA APRIL 2014

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

KESEHATAN ANAK. Website:

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian alam di dunia yang terjadi selama tahun mengalami fluktuasi dengan kecenderungan terus mengalami peningkatan.

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

SARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP,

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MARET 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

Disabilitas. Website:

2012, No

NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

LAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 13 Januari 2017 s/d 17 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2015

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 04 Desember 2016 s/d 08 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

Transkripsi:

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014 ACEH Kebakaran KALSEL Banjir GORONTALO Banjir SUMBAR Kecelakaan Transportasi Laut SULSEL Kebakaran Konflik Sosial PAPUA Kecelakaan Transportasi Air DKI JAKARTA Kebakaran Konflik Sosial Kecelakaan Transportasi Laut Keracunan BABEL Kecelakaan Transportasi Laut Kebakaran JAWA BARAT Kecelakaan Transportasi Keracunan Ledakan Tanah Longsor DI YOGYAKARTA Angin Puting Beling SULTENG Konflik Sosial Banjir Banjir Bandang JAWA TIMUR Kebakaran Kecelakaan Transportasi Laut BALI Kecelakaan Transportasi Laut SULTRA Kecelakaan Transportasi Laut NTB Konflik Sosial Kecelakaan Transportasi Laut MALUKU Konflik Sosial PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I GAMBARAN KEJADIAN UMUM KRISIS KESEHATAN Jumlah total kejadian krisis kesehatan sampai dengan bulan Agustus 2014 sebanyak 290 kali kejadian dengan korban meninggal sebanyak 652 orang, luka berat/rawat inap sebanyak 1.552 orang, luka ringan/rawat jalan sebanyak 661.019 orang yang hilang sebanyak 131 orang serta jumlah pengungsi sebanyak 809.830 orang. Pada terjadi 34 kali kejadian krisis kesehatan yang disebabkan oleh bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan melakukan pemantauan selama 24 jam dan menyediakan informasi penanggulangan krisis kesehatan. Dari hasil pemantauan kejadian krisis kesehatan selama bulan Agustus 2014 di peroleh gambaran sebagai berikut : 1. Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Jumlah kejadian krisis kesehatan pada bulan Agustus 2014 sebanyak 34 kejadian jika dibandingkan dengan kejadian krisis kesehatan pada bulan Juli 2014 sebanyak 39 kejadian, maka pada bulan Agustus 2014 terjadi penurunan jumlah kejadian krisis kesehatan sebesar 5 kejadian (12%). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Kejadian krisis kesehatan pada bulan Agustus 2014 disebabkan oleh 9 jenis bencana, seperti yang terlihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Jenis Kejadian Krisis kesehatan pada dan Juli 2014 di Indonesia AGUSTUS 2014 JULI 2014 1. Banjir 1.Banjir 2. Banjir Bandang 2. Banjir Bandang 3. Angin Puting Beliung 3. Banjir dan Tanah Longsor 4. Kebakaran 4. Gelombang Pasang 5. Ledakan 5. Ledakan 6. Keracunan 6. Tanah Longsor 7. Kecelakaan Transportasi 7. Kebakaran 8. Tanah Longsor 8. Kecelakaan Transportasi

9. Konflik Sosial 9. Konflik Sosial Kejadian krisis kesehatan pada paling banyak disebabkan oleh Kecelakaan Transportasi sebanyak 10 kejadian (29%), diikuti oleh kebakaran sebanyak 8 kejadian (23%) serta Konflik Sosial (18%) masing-masing sebanyak 6 kejadian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 dan 2 berikut : Grafik 1 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Berdasarkan Jenis Bencana Grafik 2 Proporsi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Berdasarkan Jenis Bencana 2

Kejadian krisis kesehatan pada bulan Agustus 2014 disebabkan oleh : 1. Bencana Alam, 6 kejadian, terdiri dari : Banjir : 3 kejadian Angin Puting Beliung : 1 kejadian Tanah Longsor : 1 kejadian Banjir Bandang : 1 kejadian 2. Bencana Non Alam, 22 kejadian, terdiri dari : Kecelakaan Transportasi : 10 kejadian Kebakaran : 8 kejadian Ledakan : 2 kejadian Keracunan : 2 kejadian 3. Bencana Sosial, 6 kejadian konflik sosial Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3 di bawah ini Grafik 3 Jumlah dan Proporsi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Berdasarkan Jenis Bencana 6; 18% 6; 17% 22; 65% Alam Non Alam Sosial B. Berdasarkan Provinsi Kejadian Krisis Kesehatan pada bulan Agustus 2014 terjadi di 18 provinsi. Jika dibandingkan dengan bulan Juli 2014 (17 Provinsi) maka pada bulan Agustus 2014 terdapat kenaikan jumlah provinsi yang mengalami kejadian krisis kesehatan sebanyak 1 provinsi.

Banjir Bandang Konflik Sosial Tanah Longsor Kecelakaan Transportasi Banjir Keracunan Angin Puting Beliung Ledakan Kebakaran Kejadian krisis kesehatan pada bulan Agustus 2014 terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Barat dengan 5 kejadian, diikuti oleh Provinsi DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan masing-masing sebanyak 4 kejadian. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut provinsi di Indonesia pada bulan Agustus 2014 dapat dilihat pada Grafik 4 dan Tabel 2 berikut. Tabel 2 Frekuensi Kejadian dan Jenis Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi di Indonesia JENIS KRISIS KESEHATAN NO PROVINSI JUMLAH 1 ACEH 2 2 2 KEPULAUAN RIAU 1 1 3 BANGKA BELITUNG 1 1 2 4 SUMATERA BARAT 1 1 5 DKI JAKARTA 1 1 1 1 4 6 JAWA BARAT 1 1 2 1 5 7 DI YOGYAKARTA 1 1 8 JAWA TIMUR 1 1 2 9 BALI 1 1 10 NUSA TENGGARA BARAT 1 1 2 11 NUSA TENGGARA TIMUR 1 1 12 KALIMANTAN SELATAN 1 1 13 GORONTALO 1 1 14 SULAWESI TENGAH 1 1 1 3 15 SULAWESI TENGGARA 1 1 16 SULAWESI SELATAN 3 1 4 17 MALUKU 1 1 18 PAPUA 1 1 JUMLAH 8 2 1 2 3 10 1 6 1 34 Grafik 2 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi 5 4 3 2 1 5 4 4 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 4

C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Kejadian krisis kesehatan pada bulan Agustus 2014 terjadi di wilayah 9 PPK Regional dan 2 PPK Sub Regional. Wilayah PPK Regional yang paling banyak mengalami kejadian krisis kesehatan adalah PPK Regional DKI Jakarta dan PPK Regional Sulawesi Selatan masing-masing sebanyak 9 kejadian. Krisis kesehatan di PPK Regional DKI Jakarta terjadi di Provinsi DKI Jakarta 4 kejadian dan Jawa Barat 5 kejadian, sedangkan di PPK Regional Sulawesi Selatan terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan 4 kejadian, Sulawesi tengah 3 kejadian, Sulawesi Tenggara 1 kejadian dan Maluku 1 kejadian. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut PPK Regional/Sub Regional di Indonesia pada bulan Juli 2014 dapat dilihat pada Grafik 3 berikut: Grafik 3 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

BAB II GAMBARAN KORBAN DAN PENGUNGSI AKIBAT KRISIS KESEHATAN Krisis kesehatan menimbulkan permasalahan di bidang kesehatan yang diakibatkan oleh jatuhnya korban manusia baik meninggal, hilang dan luka-luka serta mengakibatkan pula adanya pengungsian penduduk. Jumlah korban akibat krisis kesehatan pada bulan Agustus 2014 sebesar 888 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban krisis kesehatan pada bulan Juli 2014 sebanyak 334 orang, pada bulan Agustus 2014 terjadi peningkatan jumlah korban krisis kesehatan sebesar 554 orang (165%).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Jumlah Korban dan Pengungsi Akibat Krisis kesehatan di Indonesia Bulan Juli dan Agustus 2014 No Korban dan Pengungsi Juli 2014 Agustus 2014 1 Korban 334 888 Meninggal 93 50 Luka berat/ Rawat inap 55 119 Luka ringan/rawat jalan Hilang 2 Pengungsi 2.555 1.600 171 34 683 36 1. Korban Meninggal Dari tabel 3 di atas tampak bahwa jumlah korban meninggal pada bulan Agustus 2014 sebanyak 50 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban meninggal pada bulan Juli 2014 sebesar 93 orang, maka pada bulan Agustus 2014 terdapat penurunan jumlah korban meninggal sebanyak 43 orang (46%). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban meninggal pada bulan Agustus 2014 terbanyak diakibatkan oleh kecelakaan transportasi sebanyak 19 orang (%), diikuti oleh kejadian tanah longsor sebanyak 16 orang (17%), Gelombang pasang dan kebakaran masing-masing kejadian berjumlah 8 orang (9%).Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada grafik 3 dan 4 berikut. 6

Grafik 3 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan Grafik 4 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan 4% 4% 2% 2% Kecelakaan Transportasi 12% 16% 38% Konflik Sosial Kebakaran Ledakan Banjir 22% Tanah Longsor Angin Puting Beliung Banjir Bandang

B. Berdasarkan Provinsi Korban meninggal pada bulan Agustus 2014 paling banyak terdapat di Provinsi Bangka Belitung sebanyak 10 orang (20%), yang seluruhnya diakibatkan oleh kecelakaan transportasi (10 orang). Korban meninggal terbanyak berikutnya terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 8 orang (16%) dan Provinsi Maluku sebanyak 7 orang (14%). Korban meninggal paling sedikit terdapat di Provinsi DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah dan Sumatera Barat masing-masing sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan jenis provinsi dapat dilihat pada grafik 5 dan 6 berikut. Grafik 5 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 10 8 7 4 4 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 Grafik 6 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi 2% 4% 2% 2% 2% 2% 4% 6% 6% 8% 2% 2% 8% 20% 14% 16% BANGKA BELITUNG JAWA BARAT MALUKU ACEH PAPUA KEPULAUAN RIAU SULAWESI SELATAN KALIMANTAN SELATAN SULAWESI TENGGARA D.I. YOGYAKARTA 8 DKI JAKARTA JAWA TIMUR

C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Jumlah korban meninggal pada bulan Agustus 2014 paling banyak terdapat di wilayah PPK Regional Sulawesi Selatan sebanyak 13 orang (26%), yaitu di Provinsi Maluku (7 orang), Sulawesi Selatan (3 orang), Sulawesi Tenggara (2 orang) dan Sulawesi Tengah (1 orang). Wilayah PPK Regional yang tidak memiliki korban meninggal pada bulan Agustus 2014 adalah PPK Regional Sulawesi Utara. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada grafik 7 dan 8 berikut. Grafik 7 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional 14 13 12 10 10 9 8 7 6 4 2 0 4 2 2 1 1 1 0 Grafik 8 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

2. Korban Luka Berat/Rawat Inap Korban Luka Berat/Rawat Inap akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan Agustus 2014 sebanyak 119 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban luka berat/rawat inap bulan Juli 2014 sebanyak 55 orang, maka pada bulan Agustus 2014 terdapat peningkatan sebanyak 64 orang (116 %). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban luka berat/rawat inap pada bulan Agustus 2014 terbanyak disebabkan oleh kecelakaan transportasi sebanyak 46 orang (38%), diikuti oleh konflik sosial sebanyak 33 orang (28%). Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi korban luka berat/rawat inap berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada Grafik 9 dan 10. Grafik 9 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan 10

Grafik 10 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan B. Berdasarkan Provinsi Korban luka berat/rawat inap pada bulan Agustus 2014 terbanyak terdapat di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 39 orang (33%) yang diakibatkan oleh kecelakaan transportasi laut sebanyak 35 orang dan keracunan makanan (4 orang). Korban luka berat/rawat inap paling sedikit terdapat di Provinsi DI Yogyakarta sebanyak 1 orang akibat kejadian angin puting beliung. Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka berat/rawat inap berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Grafik 11 dan 12 berikut ini. Grafik 11 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi

Grafik 12 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Korban luka berat/rawat inap pada bulan Agustus 2014 terbanyak terdapat di Wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 45 orang (38%), terdiri dari Provinsi DKI Jakarta (39 orang) dan Provinsi Jawa Barat (6 orang). Korban luka berat/rawat inap paling sedikit terpat di wilayah PPK Regional Jawa Tengah sebanyak 1 orang yaitu di Provinsi DI Yogyakarta. Wilayah PPK Regional yang tidak memiliki korban luka berat/rawat inap adalah wilayah PPK Regional Kalimantan Selatan, PPK Regional Sulawesi Utara dan PPK Sub Regional Sumatera Barat. Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka berat/rawat inap berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada Grafik 13 dan 14 berikut ini. Grafik 13 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 45 35 23 5 4 4 2 1 0 0 0 12

Grafik 14 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan Juli 2014 3. Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Korban luka ringan/rawat jalan pada bulan Agustus 2014 sebanyak 683 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban luka ringan/rawat jalan pada bulan Juli 2014 sebanyak 171 orang maka jumlah korban luka ringan/rawat jalan pada bulan Agustus 2014 mengalami peningkatan sebanyak 512 orang (300%). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban luka ringan/rawat jalan pada bulan Agustus 2014 paling banyak disebabkan oleh keracunan sebanyak 459 orang (67%), diikuti oleh konflik sosial sebanyak 140 orang (21%). Untuk lebih jelasnya, jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan jenis kejadian krisis kesehatan dapat dilihat pada Grafik 15 dan 16 berikut ini.

Grafik 15 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Grafik 16 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan 2% 0% 0% 21% 6% 4% 67% Keracunan Konflik Sosial Kebakaran Banjir Kecelakaan Transportasi Tanah Longsor Banjir Bandang 14

B. Berdasarkan Provinsi Jumlah korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 429 orang (63%) yang merupakan korban luka ringan/rawat jalan akibat kecelakaan transportasi sebanyak 427 orang dan tanah longsor sebanyak 2 orang. Jumlah korban luka ringan/rawat jalan paling kecil terdapat di Provinsi Bangka Belitung sebanyak 5 orang akibat kecelakaan transportasi. Untuk lebih jelasnya, jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Grafik 17 dan 18 berikut ini. Grafik 17 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 429 82 70 33 27 20 11 6 5 Grafik 18 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi

C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 511 orang (75%) yang terdiri dari Provinsi Jawa Barat sebanyak 429 orang dan Provinsi DKI Jakarta sebanyak 82 orang. Wilayah PPK Regional yang tidak memiliki korban luka ringan/rawat jalan adalah PPK Regional Sumatera Utara, PPK Regional Jawa Tengah, PPK Regional Sulawesi Utara, PPK Sub Regional Sumatera Barat dan PPK Sub Regional Papua. Untuk lebih jelasnya, jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada Grafik 19 dan 20 berikut ini. Grafik 19 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan Juli 2014 16

Grafik 20 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan Juli 2014 13% 0% 5% 4% 3% 0% 0% 0% 0% 0% 75% DKI Jakarta Sulawesi Selatan Jawa Timur Kalimantan Selatan Bali Sumatera Selatan Sumatera Utara Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Utara Papua 4. Korban Hilang Jumlah korban hilang pada bulan Agustus 2014 sebanyak 36 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban hilang pada bulan Juli 2014 sebanyak 15 orang korban hilang maka jumlah korban hilang pada bulan Agustus 2014 mengalami peningkatan sebanyak 21 orang (140%). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban hilang terbanyak pada bulan Agustus 2014 disebabkan oleh kecelakaan trasportasi laut sebanyak 32 orang (89%) diikuti oleh kebakaran sebanyak 3 orang (8%) dan ledakan sebanyak 1 orang (3%). Untuk lebih jelasnya jumlah dan proporsi korban hilang dapat dilihat pada grafik 21 dan 22 di bawah ini.

Grafik 21 Jumlah Korban Hilang Berdasarkan Jenis Krisis Kejadian Krisis Kesehatan Grafik 22 Proporsi Korban Hilang Berdasarkan Jenis Krisis Kejadian Krisis Kesehatan 18

B. Berdasarkan Provinsi Jumlah korban hilang pada bulan Agustus 2014 terbanyak terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak 15 orang (43%) yang diakibatkan oleh kecelakaan transportasi laut di Perairan Sangeang Pulo, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima yang terjadi tanggal 17 Agustus 2014. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban hilang berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 23 dan 24 di bawah ini. Grafik 23 Jumlah Korban Hilang Berdasarkan Provinsi Grafik 24 Proporsi Korban Hilang Berdasarkan Provinsi

C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Korban hilang akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan Agustus 2014 terdapat di wilayah PPK Regional Bali, PPK Regional Sumatera Selatan, PPK Regional Jawa Timur dan PPK Regional Sumatera Utara. Jumlah korban hilang pada bulan Agustus 2014 paling banyak terdapat di Wilayah PPK Regional Bali sebanyak 26 orang (72%) yaitu di Provinsi Nusa Tenggara Barat (15 orang) dan Provinsi Bali (11 orang). Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban hilang berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 25 dan 26 di bawah ini. Grafik 25 Jumlah Korban Hilang Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Grafik 26 Proporsi Korban Hilang Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional 20

5. Pengungsi Kejadian krisis kesehatan di bulan Agustus 2014 mengakibatkan terjadinya pengungsi sebanyak 1.600 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi pada bulan Juli 2014 sebanyak 2.555 jiwa, pada bulan Agustus 2014 terdapat penurunan jumlah pengungsi sebanyak 955 jiwa (37%). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Jumlah pengungsi pada bulan Agustus 2014 disebabkan oleh banjir yang mengakibatkan 919 jiwa mengungsi (57%), terdiri dari banjir di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo sebanyak 574 jiwa, banjir di Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 199 jiwa dan banjir di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 146 jiwa. Pengungsian juga disebabkan oleh kejadian kebakaran pemukiman sebanyak 681 jiwa (43%) terdiri dari kebakaran di Kabupaten Aceh Barat Daya sebanyak 168 jiwa dan di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 513 jiwa. Untuk lebih jelasnya gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan jenis kejadian krisis kesehatan dapat dilihat pada grafik 27 dan 28 berikut. Grafik 27 Jumlah Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Grafik 28 Proporsi Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan

B. Berdasarkan Provinsi Jumlah pengungsi pada bulan Agustus 2014 terbanyak terdapat di Provinsi Gorontalo sebanyak 574 jiwa (36%) yang disebabkan oleh banjir di Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 15 Agustus 2014. Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 29 dan 30 berikut. Grafik 29 Jumlah Pengungsi Berdasarkan Provinsi Grafik 30 Proporsi Pengungsi Berdasarkan Provinsi 22

C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Jumlah pengungsi pada bulan Agustus 2014 terbanyak terdapat di PPK Regional Sulawesi Selatan sebanyak 712 jiwa (45%) yang terdiri dari Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 513 jiwa dan Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 199 jiwa. Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 27, sebagai berikut : Grafik 31 Jumlah Pengungsi Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional

Grafik 32 Jumlah Pengungsi Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional BAB III GAMBARAN KERUSAKAN SARANA KESEHATAN AKIBAT KEJADIAN KRISIS KESEHATAN DAN UPAYA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN YANG DILAKUKAN 1. Kerusakan Fasilitas Kesehatan Kejadian krisis kesehatan di bulan Agustus 2014 tidak ada yang mengakibatkan terjadinya kerusakan fasilitas kesehatan. 2. Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan Yang Dilakukan Upaya penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan pada bulan Agustus berupa : Evakuasi korban krisis kesehatan Memberikan pelayanan kesehatan kepada korban krisis kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Berkoordinasi dengan unit-unit lintas program dan sektor terkait penanggulangan krisis kesehatan 24

MENINGGAL LUKA BERAT/RAWAT INAP LUKA RINGAN/RAWAT JALAN HILANG PENGUNGSIAN Secara umum permasalahan kesehatan akibat kejadian krisis kesehatan yang terjadi selama bulan Agustus 2014 masih dapat diatasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan beberapa dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi serta Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan maupun PPK Regional/Sub Regional. Tabel 4 Tabel Bencana NO PROVINSI LOKASI BENCANA JENIS BENCANA WAKTU KEJADIAN KORBAN (JIWA) 1 Aceh Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya Kebakaran 1 Agustus 2014,pukul 03.15 WIB 0 0 0 0 168 2 Aceh Desa Lampaseh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh Provinsi Aceh Kebakaran 26 Agustus 2014, pukul 04.15 WIB 4 0 0 0 0 3 Bali Perairan Selatan Bali Kecelakaan Transportasi Laut 24 Agustus 2014, pukul 24.00 WITA 0 0 0 11 0 4 Bangka Belitung Perairan Kabupaten Bangka Kecelakaan Transportasi Laut 5 Agustus 2014, pukul 17.00 WIB 9 0 0 4 0 5 Bangka Belitung Perairan Bangka Selatan Kebakaran Kapal 15 Agustus 24.00 WIB 1 4 5 3 0 6 DI Yogyakarta Kelurahan Manggung, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Angin Puting Beling 5 Agustus 2014, pukul 14.50 WIB 1 1 0 0 0 7 DKI Jakarta Kelurahan Penjaringan, Kebakaran 2 Agustus 2014 sekitar 1 0 3 0 0

Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara 8. DKI Jakarta PT. Martina Berto di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta 9. DKI Jakarta Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat 10. DKI Jakarta Perairan Pulau Gunung Sekati, Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu 11. Gorontalo Kabupaten Bone Bolango 12. Jawa Barat Kabupaten Subang 13. Jawa Barat Kec. Cibinong, Kab. Bogor 14. Jawa Barat Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor 15. Jawa Barat Kec. Jatilhur, Kab. Purwakarta Keracunan Makanan Konflik Sosial Kecelakaan Transportasi Laut Banjir Kecelakaan Transportasi Darat Kecelakaan Transportasi Air Tanah Longsor Keracunan Gas pukul 13.55 WIB 7 Agustus 2014 sekitar pukul 16.00 WIB 21 Agustus 2014, pukul 14.00 WIB 27 Agustus 2014, pukul 11.30 WIB 15 Agustus 17.00 WIT 2 Agustus 10.30 WIB 3 Agustus 16.00 15 Agustus 19.20 WIB 23 Agustus 05.30 WIB 0 4 32 0 0 0 0 47 0 0 0 35 0 0 0 0 0 0 0 574 1 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 427 0 0 16. Jawa Barat Kecamatan Ledakan 28 Agustus 3 4 0 0 0 26

Suka Sari Kabupaten Subang Pipa Gas 05.30 WIB 17. Jawa Timur Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto Kebakaran 15 Agustus 03. 30 WIB 1 2 33 0 0 18. Jawa Timur Pelabuhan Petrokimia Gresik Kecelakaan Transportasi Laut 26 Agustus 2014 0 0 0 2 0 19. Kalimantan Selatan Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu Banjir 9 Agustus 2014 sejak pukul 03.00 WIB 2 0 27 0 146 20. Kepulauan Riau Kota Batam Ledakan Kapal Tongkang 29 Agustus 15.30 WIB 3 23 0 1 0 21. Maluku Kec. Huamual, Kab. Seram Bagian Barat Konflik Sosial 4 Agustus 06.00 WIT 7 27 70 0 0 22. Nusa Tenggara Barat Kec. Belo, Kab. Bima Konflik Sosial 3 Agustus 15.00 WITA 1 2 20 0 0 23. Nusa Tenggara Barat Kec. Wera, Kab. Bima Kecelakaan Transportasi Laut 16 Agustus 20.00 WITA 0 0 0 15 0 24. Nusa Tenggara Timur Kec. Wulandoni, Kab. Lembata Konflik Sosial 17 Agustus 10.00 WITA 1 2 0 0 0 25. Papua Danau Sentani, Desa Toware, Kab. Jayapura Kecelakaan Transortasi Air 10 Agustus 16.00 WIT 4 5 0 0 0 26. Sulawesi Selatan Kec. Tamalate Kota Makassar Kebakaran 1 Agustus 2014 sekitar pukul 00.00 WIB/dinihari 0 2 0 0 0 27. Sulawesi Selatan Kec. Ponre, Kab. Bone Konflik Sosial 7 Agustus 22.00 WITA 2 2 0 0 0

28. Sulawesi Selatan Kec Taloo, Kota Makassar Kebakaran 29 Agustus 11.10 WITA 0 0 0 0 513 29. Sulawesi Selatan Kec. Paleteang, Kab. Pinrang Kebakaran 29 Agustus 06.20 WITA 1 0 0 0 0 30. Sulawesi Tengah Desa Labuan Induk, Kec. Labuan - Desa Dalaka Kec. Sindue, Kab. Donggala Konflik Sosial 4 Agustus 13.00 WITA 0 0 3 0 0 31. Sulawesi Tengah Kec. Toili (10 desa), Toili Barat (9 desa) dan Kec. Moilong, Kab. Banggai Banjir Bandang 10 Agustus 03.00 WITA 1 0 2 0 0 32. Sulawesi Tengah Kec. Ulubongka, Kab. Tojo Una-una Banjir 10 Agustus 08.00 WITA 0 0 1 0 199 33. Sulawesi Tenggara Kab. Buton Kecelakaan Trasportasi Laut 5 Agustus 03.00 WIB 2 4 11 0 0 34. Sumatera Barat Perairan Pulau Cingkuak, Kab. Pesisir Selatan Kecelakaan Transportasi Laut 2 Agustus 09.15 WIB 1 0 0 0 0 Plh. Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan drg. Muhammad Kamaruzaman, M.Sc NIP. 196307141988011001 28