BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kemampuan Harus diakui bahwa setiap aktivitas yang dilakukan haruslah dilandasi dengan kemampuan. Tanpa kemampuan, apapun yang dilakukan akan sulit dicapai. Kemampuan sekecil dan seringan apapun aktivitas itu tetap dilandasi oleh kemampuan, karena kemampuan adalah Batas usaha yang dilakukan oleh perorang atau kelompok. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dalam melaksanakan kegiatan (Makmun, 1998). Kemampuan adalah identik dengan keterampilan. Kemampuan sangat menghendaki adanya tingkat perhatian. Untuk mempertahankan tingkat perhatian yang tinggi diperlukan latihan terus menerus. Dengan demikian seseorang yang telah mengalami pelatihan yang terus menerus dapat dikatakan kalau dia memiliki kemampuan di bidang yang ia tekuni (Purwanto, 2006). Kemampuan profesional atau kompetensi tenaga kesehatan adalah manusia baik dalam kehidupan individu maupun dalam kelompok masyarakat atau komunitas. Lingkungan kehidupan manusia atau komunitas yang berbeda antar jenis tempat kerja ataupun jenis daerah pemukiman memberikan dampak pengaruh terhadap kesehatan (Budi, 2007). Agar pelaksanaan Kurikulum berbasis kompetensi perlu didukung oleh: Kesiapan dosen, alat dan saran pendukung, sarana dan bahan ajar, kesiapan sumber daya manusia pendukung, lahan praktek (Budi, 2007). 6
Dalam asuhan Kebidanan yang dimaksud dengan kompetensi Kebidanan meliputi pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek Kebidanan secara aman dan bertanggung jawab pada bidang tatanan pelayanan kebidanan (Ikatan Bidan Indonesia, 2001). 2.2. Kemampuan yang Harus Dimiliki Bidan Adapun kemampuan yang harus dimiliki bidan adalah bidan harus memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan ertentu unutk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir (IBI, 2001). 2.3. Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik II dalam Melakukan Asuhan Persalinan Normal Kompetensi yang harus dicapai mahasiswa pada praktek klinik II adalah A. Kompetensi Praktek Persalinan Kala I 1. Pengertian kala I persalinan Adalah dimulai dari pembukaan serviks 0 sampai 10 cm. 2. Tahapan/fase-fase kala I persalinan Kala I terbagi dalam dua fase yaitu : a. Kala I fase laten : Pembukaan serviks 0 cm 3 cm lamanya 8 jam b. Kala II fase aktif : Pembukaan serviks 4 cm 10 cm lamanya 6-7 jam 7
3. Langkah-langkah pengkajian pada kala I persalinan a. Cek umur kehamilan b. Tanyakan riwayat sakit kepala, sakit perut : sejak kapan, lamanya, frekuenssi dan intensitas. c. Tanyakan adanya cairan dari vagina d. Tanyakan adanya lendir darah (bloodyshow) atau darah dari vagina e. Lakukan manuever leopold untuk menentukan presentasi, posisi dan letak kepala. f. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan dilatasi dan pembukaan serviks, serta presentasi dan penurunan kepala. g. Mengisi partograf dan catat setiap temuan. h. Bila ditemukan kelainan, atur rujukan dan transportasi 4. Tindakan asuhan kebidanan pada kala I persalinan a. Memberikan dukungan moral b. Memberi kenyamanan pada ibu seperti mengganti posisi yang nyaman bagi ibu, memijat, melap, mengipasi, memberikan kompres hangat atau dingin sesuai dengan keinginan ibu. c. Menasehatkan untuk berjalan-jalan, duduk, jongkok untuk membantu turunnya bayi. d. Mendorong ibu untuk minum cairan yang bergizi. e. Memantau kemajuan persalinan. f. Membantu sang ibu mengatasi nyeri g. Sering mencuci tangan; ikuti cara-cara mencegah infeksi h. Mendorong ibu untuk sering berkemih. 8
B. Kompetensi Praktek Persalinan Kala II 1. Pengertian kala II persalinan Adalah dimulai dari pembukaan serviks 10 cm sampai dengan lahirnya bayi keseluruhan. 2. Tanda-tanda persalinan kala II a. Ibu merasa dorongan kuat untuk meneran b. Ibu merasa adanya tekanan pada anus c. Perineum terlihat menonjol d. Vulva dan anus terlihat membuka 3. Cara meneran yang baik untuk melahirkan kepala Meneran dilakukan saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran pada saat timbul his dan disesuaikan dengan kecepatan lahirnya kepala. Ibu harus tetap diberi kesempatan mengambil nafas saat ada his. Memberi ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada his (diantara his) 4. Cara melahirkan kepala yang benar Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan dialas lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir (minta ibu untuk tidak meneran dengan bernafas pendek-pendek) 5. Cara melahirkan bahu yang benar Setelah kepala janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati kearah bawah sampai bahu 9
anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati keatas sampai bahu posterior/belakang lahir. 6. Cara melahirkan seluruh badan Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan dada/punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir. C. Pencapaian Kompetensi Berdasarkan Kala III 1. Pengertian persalinan kala III adalah kala uri yaitu dari lahirnya bayi sampai plasenta lahir. 2. Tanda-tanda pelepasan plasenta a. Semburan darah secara tiba-tiba b. Pemanjangan tali pusat c. Perubahan bentuk uterus dari discoid menjadi bentuk bundar d. Perubahan dalam posisi uterus : uterus naik didalam abdomen 3. Manajemen aktif kala III adalah penatalaksanaan kala III dengan pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali dan masase uterus. 4. Tujuan manajemen aktif kala III adalah a. Menurunkan kejadian perdarahan post partum b. Mengurangi lamanya kala III c. Mengurangi angka kematian dan angka kesakitan yang berhubungan dengan perdarahan 10
5. Cara melahirkan plasenta a. Lahirkan plasenta dengan peregangan yang lembut, bergerak mengikuti kurva (lengkung) alamiah panggul dengan sedikit arah posterior dan kemudian menuju anterior ibu. b. Jika plasenta muncul divulva, pegang plasenta dengan tangan, sambil dituntun dengan lembut sampai keluar dari introitus dan memutarnya untuk mencegah robekan membran. c. Setelah plasenta dan membran lahir, lakukan masase uterus dengan gerakan melingkar hingga fundus menjadi keras. d. Sementara tangan kiri melakukan masase uterus, tangan kanan memeriksa plasenta untuk memastikan kotiledon dan membran sudah lengkap. Tempatkan plasenta yang sudah diperiksa kedalam kantong plastik atau pot tanah. D. Kompetensi praktek persalinan kala IV 1. Pengertian kala IV persalinan adalah dimulai dari lahirnya plasenta sampai dengan 2 jam setelah persalinan. 2. Tahapan pemantauan dalam kala IV persalinan - Pada 1 jam pertama : Pemantauan dilakukan setiap 15 menit - Pada 1 jam kedua : Pemantauan dilakukan setiap 30 menit Pemantauan dilakukan terhadap : kontraksi uterus, tanda perdarahan pervaginam, tinggi fundus uteri, pengosongan kandung kemih dan tanda vital ibu. 11
3. Tanda-tanda bahaya pada kala IV persalinan a. Denyut nadi cepat dan lemah b. Tekanan darah menurun c. Pernafasan cepat dan dangkal d. Suhu tubuh menurun e. Uterus terasa lembek f. Tinggi fundus diatas pusat g. Jumlah darah yang keluar pervaginam lebih dari 500 cc h. Kandung kemih penuh 4. Pendokumentasian asuhan persalinan secara menyeluruh Pendokumentasian dilakukan pada partograf dan pencatatan asuhan dengan menggunakan catatan berbentuk SOAP (Politeknik Kesehatan Medan) 2.4. Pengertian Lahan Praktek dan Bimbingan Klinik 2.4.1. Lahan Praktek Lahan praktek yaitu unit pemerintah maupun swasta yang digunakan mahasiswa dalam melakukan pembelajaran klinik untuk mencapai kemampuan yang diharapkan. Yang dimaksud dengan unit kesehatan adalah rumah sakit, rumah sakit bersalin, Puskesmas dan bidan praktek swasta. 12
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar, oleh sebab itu lingkungan harus memiliki hal-hal sebagai berikut : 1) Lingkungan tempat praktek memberikan kenyamanan bagi peserta didik. 2) Mempunyai sumber belajar supervisi yang tepat, cocok dan kualitas. 3) Pengalaman dalam praktek sudah disusun untuk memberikan kesempatan maksimal pada pencapaian tujuan belajar peserta didik. 2.4.2. Bimbingan Klinik Bimbingan klinik adalah : - Bidan lulusan Diploma III atau Diploma IV - Mempunyai pengalaman praktek minimal 2 tahun 2.5. Hubungan Lahan Praktek Dan Bimbingan Klinik Terhadap Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik II yaitu : 2.5.1. Lahan Praktek Lahan praktek yaitu tempat yang digunakan mahasiswa untuk melatih keterampilan klinik dalam angka mencapai kompetensi yang ditetapkan. Adapun kriterianya : - Adanya kasus yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai - Adanya sarana dan prasarana yang menunjang - Memberi pelayanan sesuai standar kebidanan - Memiliki pembimbing klinik 13
2.5.2. Bimbingan Klinik Untuk mencapai tingkat kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa, dilaksanakan bimbingan praktek klinik. Hal ini merupakan suatu bentuk proses belajar mengajar dilahan praktek yang sengajar disiapkan bagi mahasiswa, dengan maksud para mahasiswa mendapat kesempatan mengembangkan kemampuan sesuai dengan prilaku yang diharapkan (Depkes RI, 1996). Pada hakekatnya bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang berkesinambungan dan terarah kepada peserta praktek klinik dalam memperoleh penadaran diri sesuai dengan peran/ tugas yang akan diemban dikemudian hari yang dilakukan oleh instruktur klinik (Karmaningsih, 2001). Instruktur klinik adalah seorang yang bertanggung jawab dan berkewajiban melaksanakan pengajaran klinik untuk memberikan pengalaman nyata secara optimal dan membantu mahasiswa agar dapat mencapai kemampuan yang diharapkan. Peran dan tugas pembimbing klinik Pembimbing klinik mempunyai peran dan tugas untuk membimbing, memberikan pengalaman yang seluas-luasnya, mengarahkan dalam pencapaian kemampuan dan membina sikap mental sebagai bidan yang bertanggung jawab terhadap asuhan kebidanan yang diberikan. Peran dan tugas pembimbing klinik yaitu: 1. Sebagai pendidik yang mempunyai tanggung jawab dalam merencanakan, melaksanakan atau membimbing praktek klinik. 14
2. Sebagai Bidan pelaksana, melaksanakan pelayanan kebidanan secara langsung kepada pasien yang merupakan bagian dari keseluruhan proses pelayanan kebidanan yang dilakukan mahasiswa dilahan praktek. 3. Sebagai Bidan yang profesional yang diteladani oleh mahasiswa. Adapun kesiapan pembimbing klinik Kriteria : a. Dewasa emosional dan sosial - Kemampuan berkomunikasi - Kemampuan untuk empati, sadar dan peduli terhadap orang lain - Mengendalikan amarah - Kemandirian - Kemampuan menyesuaikan diri - Disukai - Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi - Ketekunan - Tanggung jawab - Keramahan b. Profesional dibidangnya c. Memahami asuhan dan konsep d. Menjadi tutor (pembimbing), narasumber e. Kualifikasi pendidikan tinggi 15
1. Pengajaran klinik terdiri dari tiga tahap, yakni : 1. Pre conference (pertemuan awal) Pada tahap ini pembimbing klinik mengupayakan agar mahasiswa dapat mempersiapkan pikirannya untuk mempersiapkan apa yang akan mereka lakukan dan diskusikan. Pembimbing menyampaikan secara sekilas tentang masalah pasien sehingga mahasiswa mempunyai kerangka acuan berpikir serta sistematika tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Selanjutnya pembimbing mendorong mahasiswa mengeluarkan pendapat serta pertanyaan-pertanyaan. 2. Pelaksanaan praktek klinik Dalam tahap ini pembimbing klinik dapat mengembangkan pengetahuan dan potensi yang dimiliki mahasiswa untuk diarahkan dalam penguasaan keterampilan praktek kebidanan dan menerapkan dalam hal yang nyata. Tanggung jawab pertama pembimbing klinik pada saat sesi ini adalah sebagai role model. 3. Post conference Pada saat ini mahasiswa diberi kesempatan untuk merefleksikan pengalamannya dimana pada praktek klinik mahasiswa memperoleh pengalaman dari berbagai fakta dan perasaan. Sebaiknya disediakan waktu yang cukup diskusi sehingga mahasiswa dapat menganalisa dan mengevaluasi proses interaksi dan pemecahan masalah pasien. 16
2. Metode Pelaksanaan Bimbingan 1. Metode orientasi nursing round adalah metode mengajar dengan cara membawa mahasiswa peserta didik melihat beberapa pasien serta menjelaskan segala permasalahan yang berhubungan dengan pasien. 2. Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana pembimbing/guru memperlihatkan suatu proses penanganan kasus termasuk prosedur asuhan kebidanan. 3. Metode bed side teaching adalah suatu metode belajar mengajar dengan mempelajari suatu kasus, kemudian dibahas dan dilakukan tindakan kebidanan, kemudian disajikan untuk pembahasan. 4. Metode diskusi adalah suatu metode belajar mengajar dengan cara membentuk suatu pertemuan bersama, untuk membahas dan memecahkan suatu masalah. 3. Teknik Bimbingan 1. Pembimbing lapangan Pembimbing mengikuti dan memandu pre dan post conference Pembimbing mendampingi mahasiswa selama melaksanakan keterampilan Mengevaluasi keterampilan mahasiswa dengan menggunakan performan asesmant yang ada dan menilai sikap mahasiswa selama praktek. Mengoreksi laporan mahasiswa Mengecek kehadiran mahasiswa Memberikan nilai bimbingan selama praktek 17
2. Pembimbing pendidikan Melaksanakan bimbingan dari laporan kasus dan seminar. Membimbing ke lapangan sesuai dengan bimbingannya untuk mencapai keterampilan yang ditentukan. Melaksanakan seminar kasus sesuai dengan jadwal Melaksanakan refleksi dalam pelaksanaan praktek klinik Memberikan nilai bimbingan 2.5.3 Pembelajaran Praktek Klinik II Pada pembelajaran praktek klinik II ini memberikan kemampuan untuk melaksanakan keterampilan dasar praktek kebinanan terhadap ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan bayi baru lahir. Tujuan pembelajaran praktek klinik II adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia, melakukan pencegahan infeksi, melakukan pemeriksaan fisik, menyiapkan untuk pemeriksaan diagnostik, menerapkan prosedur pemberian obat, melakukan perawatan bedah kebidanan dan melakukan asuhan pada klien yang kehilangan, menghadapi kematian dan setelah kematian (Depkes RI, 2002). 18