PERILAKU PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK STADIUM V DALAM MEMPERTAHANKAN KADAR NORMAL BUN DAN KREATININ 1).Laras Setio Anggraini, 2). Anita Istiningtyas 3). Meri Oktariani Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta 2015 Abstrak Gagal ginjal kronik yang juga disebut penyakit ginjal kronik ditandai oleh adanya penurunan fungsi ginjal yang cukup besar, biasanya lebih dari enam bulan. Faktor faktor yang mempengaruhi pola hidup pada pasien gagal ginjal kronik adalah aktivitas, nutrisi dan latihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penderita gagal ginjal kronik stadium v dalam mempertahankan kadar normal BUN dan kreatinin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologis, sampel dalam penelitian ini adalah delapan informan, tehnik sampling yang digunakan purposive sampling, data dianalisa dengan menggunakan metode Colaizzi, kemudian data dianalisa dan didapatkan kata kunci, makna dan tema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas dan nutrisi pada pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa satu minggu sekali dan satu minggu dua kali. Kesimpulan dari penelitian ini adalah didapatkan perbedaan aktivitas interaksi sosial, rekreasi, keluhan dan alat bantu, perbedaan juga didapatkan pada nutrisi yaitu karbohidrat, pada latihan tidak terdapat perbedaan. Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi motivasi bagi informan dan penderita gagal ginjak kronik stadium v dalam mempertahankan kadar normal BUN dan kreatinin. Kata kunci : Gagal Ginjal Kronik, Pola Hidup, Aktivitas, Nutrisi, Latihan Daftar Pustaka : 6 (2002-2013)
PENDAHULUAN Penyakit ginjal mencakup berbagai penyakit dan gangguan yang mempengaruhi ginjal. Sebagian besar penyakit ginjal menyerang unit penyaringan ginjal, nefron, dan merusak kemampuan untuk menghilangkan limbah dan kelebihan cairan (Corrigan, 2011). Indonesia termasuk negara dengan tingkat pasien gagal ginjal yang cukup tinggi, menurut data dari Penetri diperkirakan ada 70.000 pasien gagal ginjal di Indonesia. Pasien gagal ginjal kronis tahap terminal dari mereka yang menjalani hemodialisa hanya sekitar 4.500 orang. Berdasarkan data dari IRR pada tahun 2008 jumlah pasien hemodialisa 2.260 orang dari 2.148 orang pada tahun 2007 (Rachmat, 2009). Kasus gagal ginjal di Jawa Tengah yang tertinggi adalah kota Surakarta sebanyak 1.497 kasus dan yang kedua adalah kabupaten Sukoharjo yaitu 742 kasus. Jumlah pasien gagal tahunnya meningkat. Hal itu terlihat dari data rekam medik pasien yang melakukan hemodialisa di rumah sakit tersebut. Tercatat pada bulan Januari sampai dengan bulan November 2014 sebanyak 873 pasien yang menjalani rawat inap dan 14.240 yang menjalani rawat jalan, sedangkan pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2013 yang menjalani rawat inap sebanyak 831 pasien dan 128 yang menjalani rawat jalan, pada bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2012 sebanyak 3.380 pasien, sedangkan pada bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2011 sebanyak 2.771 pasien, pada bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2010 sebanyak 2.016 pasien, angka pasien penyakit ginjal terus naik setiap tahunnya. Pasien yang tercatat di rumah sakit ini berasal dari karisidenan Surakarta dan Jawa Timur bagian Barat, seperti Ponorogo, Madiun dan Ngawi (Khalik, 2013). ginjal di RSUD Dr. Moewardi tiap
Menurut studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada hari Selasa tanggal 9 Desember 2014 yang bersumber dari kepala unit hemodialisa RSUD Dr. Moewardi tercatat ada lima pasien yang menjalani hemodialisa satu minggu sekali dan 32 pasien yang menjalani hemodialisa satu minggu dua kali, dengan kadar BUN dan kreatinin normal tetapi hasil LFG nya masih kurang dari 15. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang perilaku pasien gagal ginjal kronik stadium V dalam mempertahankan kadar normal BUN dan kreatinin di unit hemodialisa RSUD Dr. Moewardi. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku pasien gagal ginjal kronik stadium V dalam mempertahankan kadar normal BUN dan kreatinin yang melakukan hemodialisa satu minggu sekali dan satu minggu dua kali. Manfaat dari penelitian ini bagi pasien gagal ginjal kronik yang lain adalah diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pasien gagal ginjal kronik stadium V dalam mempertahankan kadar normal BUN dan kreatinin. METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuaitatif dengan rancangan penelitian deskriptif studi fenomenologi. Populasi dan sampel populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita gagal ginjal kronik stadium V yang melakukan hemodialisa di unit hemodialisa RSUD Dr. Moewardi.. Besar sampel dalam penelitian ini adalah tergantung dari kejenuhan data yang didapat dan diambil dari kriteria pasien yaitu empat pasien yang menjalani hemodialisa seminggu satu kali dan empat pasien yang menjalani hemodialisa seminggu dua kali. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan
bersifat alami (naturalistik), yakni dengan wawancara mendalam (in dept interview). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode colaizzi., HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapatkan, maka simpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : Pola Aktivitas Pola aktivitas pada pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa adalah interaksi sosial dan rekreasi, dimana pasien berinteraksi dengan lingkungan sekitar rumah dan diluar lingkungan rumah, selain berinteraksi dan berekreasi pasien juga masih bisa melakukan ibadah dirumah maupun di masjid. Pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah masih bisa dilakukan pasien gagal ginjal kronik. Jenis pekerjaan pasien gagal ginjal kronik bermacam-macam ada yang bekerja sebagai wiraswasta, buruh pabrik dan pegawai negeri, namun ada beberapa pasien yang sudah tidak bekerja karena keluhan yang dirasakan seperti kelelahan fisik dan keterbatasan ekstremitas (Brunner & Suddarth, 2002). Pasien yang masih memiliki pekerjaan menyatakan kepuasaan dalam bekerja karena dapat menghidupi keluarga, ada beberapa pasien yang menggunakan alat bantu dalam beraktivitas karena keterbatasan ekstremitas. Beberapa aktivitas tersebut terdapat perbedaan, perbedaan yang didapatkan antara lain pada aktivitas interaksi sosial, rekreasi, keluhan dan alat bantu. Perbedaan yang terjadi karena keterbatasan fisik pada informan A lebih besar dari keterbatasan fisik informan B. Pola Nutrisi Pola nutrisi pada pasien yang melakukan hemodialisa adalah sayuran, beberapa pasien masih mengkonsumsi sayuran hijau dan sayuran berkuah, selain sayuran pasien juga
mengkonsumsi protein dan karbohidrat. Pasien yang mengkonsumsi protein dan karbohidrat ada yang membatasi dan ada yang tidak membatasi. Pasien yang membatasi karbohidrat adalah pasien yang melakukan hemodialisa dua kali seminggu karena pasien memiliki komplikasi diabetes militus. Frekuensi makan pasien gagal ginjal rata-rata tiga sampai empat kali sehari. Pasien gagal ginjal dilarang mengkonsumsi buahbuahan yang mengandung kalium dan yang mengandung banyak cairan, apabila pasien mengkonsumsi maka akan menimbulkan efek seperti sesak dan edema (Almatsier, 2006). Jenis cairan yang dikonsumsi pasien ginjal juga bermacam-macam seperti air putih, air jeruk dan teh manis, pasien yang mengkonsumsi teh manis adalah pasien yang kadar gula darahnya masih kurang. Porsi dalam mengkonsumsi cairan juga dibatasi karena pada pasien gagal ginjal tidak boleh mengkonsumsi cairan yang berlebihan. Akibat mengkonsumsi larangan diit pasien akan edema dan sesak. Perbedaan yang didapatkan pada pola nutrisi adalah karbohidrat karena pada informan B cenderung membatasi karbohidrat dengan alasan memiliki riwayat diabetes militus dan resiko obesitas, sedangkan pada informan A tidak membatasi karbohidrat. Pola Latihan Pola latihan pada pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa adalah jenis latihan dimana jenis latihan yang dilakukan adalah berjemur dan berjalan kaki, lama latihan yang dilakukan pasien gagal ginjal biasanya 30 menit sampai dengan satu jam, waktu yang digunakan untuk latihan biasanya pagi hari (Djoko Pekik, 2004). Pasien menyatakan efek dari latihan yang dirasakan segar dan nyaman dibadan. Tidak terdapat perbedaan pada pola latihan pasien hemodialisa satu kali seminggu dan dua kali seminggu. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara pasien yang melakukan hemodialisa satu kali seminggu dan dua kali seminggu dalam pola aktivitas dan pola nutrisi. SARAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi informan untuk memperbaiki pola hidup yang salah dalam mempertahankan kadar normal BUN dan kreatinin. Bagi penderita gagal ginjal kronik diharapkan penelitian ini dapat membantu memberikan informasi mengenai pola hidup yang benar dalam hal aktivitas, nutrisi dan latihan sehingga perilaku yang dijalani menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam praktik layanan keperawatan khususnya kepada penderita gagal ginjal kronik stadium V dalam mempertahankan kadar normal BUN dan kreatinin. Bagi perawat unit hemodialisa hendaknya memberikan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga agar pasien dan keluarga dapat mengetahui bagaimana pola hidup yang benar dalam mempertahankan kadar normal BUN dan kreatinin. Dapat dijadikan acuan dalam mata kuliah gawat darurat untuk mengetahui perilaku penderita gagal ginjal kronik stadium V dalam mempertahankan kadar normal BUN dan kreatinin. Bagi peneliti selanjutnya bisa dilakukan penelitian pola hidup penderita gagal ginjal kronik stadium V dalam pembatasan asupan nutrisi dan cairan, peneliti selanjutnya juga bisa dilakukan dengan metode penelitian kuantiatif. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan ilmu pengetahuan tentang kegawatdaruratan gagal ginjal kronik stadium V dalam
mempertahankan kadar normal BUN dan kreatinin. DAFTAR PUSTAKA Almatsier Sunita. (2006). Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietesien Indonesia, Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta. Corrigan, RM. (2011). The Experience Of The Older Adult With End-Stage Renal Disease On Hemodialysis, Thesis. Queen s University, Canada. Djoko Pekik Irianto. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan pada Pasien Hemodialisa. Yogyakarta : C.V. Andi Offset. Khalik, Achmad. (2013). Jumlah Pasien Gagal Ginjal Kian Meningkat, dibuat 14 Maret. Portal Informasi Solo. Diakses 28 November 2014, dari www.timlo.net/baca/jumlah pasien gagal ginjal kian meningkat. Rachmat, S. (2009). Jumlah Pasien Gagal Ginjal di Indonesia. Universitas Sumatera Utara. Skripsi.