RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B A B I PENDAHULUAN. bank menurut konsep Freire, pihak pendidik secara searah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda penting pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN. 02Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Asal mula kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: wirausaha

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Guru Mata pelajaran (Kompetensi Dasar)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENTINGNYA ASPEK SOFT SKILLS

PEGANTAR MK KEWARGANEGARAAN

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

Kisi kisi UAS 2013/2014 Page 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh

Kewirausahaan (1) Erizal, S.Si,M.Kom PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP

PENDALAMAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN MELALUI PRAKTEK INDUSTRI BOGA

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA. Menteri Pendidikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

KEWIRAUSAHAAN I Konsepsi Dasar Kewirausahaan

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

Oleh Herminarto Sofyan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat persaingan yang

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IRRA MAYASARI F

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen penunjang suksesnya program. negeri yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

A. Identitas Program Studi

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN I.1

Konsepsi Dasar Kewirausahaan

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

Transkripsi:

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

Keunggulan suatu bangsa terkait dengan kemampuan daya saingnya dengan bangsa-bangsa lain. Daya saing mengacu pada kemampuan bersaing seseorang, kelompok, masyarakat atau bangsa terhadap individu, kelompok, masyarakat, atau bangsa lain yang berkaitan dengan nilai berkompetisi terhadap pesaingnya. Untuk dapat berkompetisi tentu diperlukan keunggulan-keunggulan, baik keunggulan kompetitif (kemampuan SDM) dan komparatif (terkait dengan sumber daya alam yang tersedia).

Growth Competitiveness Index Rankings 2005, daya saing kita berada pada urutan 74 dari 117 negara yang disurvei (Wasino, 2008). Human Development Index (dengan kriteria harapan hidup, ketercapaian pendidikan, dan pendapatan) Indonesia ada pada posisi 108 (Vietnam 109) dari 177 negara. Human Poverty Index (18,5) ada pada posisi 41 dari 102 negara berkembang. Bank Dunia (Desember 2006) 49% (108,78 juta jiwa) dari total penduduk Indonesia dalam kondisi miskin dan rentan menjadi miskin. Menurut BPS (2007), satu di antara 10 angkatan kerja kini berstatus penganggur. Padahal menurut penelitian setiap pertumbuhan ekonomi 1 persen hanya mampu menciptakan sebanyak sekitar 265.000 lapangan kerja baru. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkisar antara 6 persen, maka hanya tersedia sebanyak sekitar 1.590.000 lapangan kerja baru.

UU No: 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan PP No: 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah memberikan banyak ruang bagi lembaga pendidikan untuk membuat dan mengelola kurikulumnya sesuai dengan potensi dan kompentensi wilayah / lingkungan yang dimilikinya. Kesempatan ini hendaknya dapat dimanfaatkan oleh setiap sekolah atau pihak pemerintah setempat untuk menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang lebih terarah, cakap dan terampil. Hal ini berkaitan erat dengan kurikulum yang disusun di sekolah guna menjawab masalah peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui kurikulum berbasis wirausaha.

Secara teknis filosofis orientasi pendidikan yang berbasis kecakapan hidup adalah kewirausahaan atau upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan sumber daya (Prawirokusumo dalam Budi, 1997). Paradigma bersekolah untuk bekerja (school to work) hendaknya mendasari semua kegiatan pendidikan (zulfikri, 2007). Dalam mengantisipasi persaingan global, perlu disiapkan lulusan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas serta sikap teladan, dalam rangka ikut berpartisipasi dalam persaingan dunia kerja. Memasuki milenium ke tiga dan persiapan global yang lebih beretika sangat mendesak dunia pendidikan membuat program yang berorientasi semangat kewirausahaan (Kao, 2004).

Proses pembelajaran penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan pemeliharaan perilaku dan sikap.

sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (Suryana, 2000). (Entrepreneurship) : the backbone of economy, syaraf pusat perekonomian/ pengendali konomi suatu bangsa (Soeharto Wirakusumo, 1997:1). Epistimologi : suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda. Penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi sehari-hari. (Thomas W Zimmerer) Gabungan dari kreativitas, keinovasian dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Machfoedz dan Machfoedz (2004) berpendapat wirausahawan adalah orang yang bertanggungjawab dalam menyusun, mengelola dan mengukur resiko suatu usaha bisnis.

Keberhasilan seseorang bukan ditentukan oleh kepandaian yang dipunyai, akan tetapi oleh faktor lainnya yang sangat penting. Tingkat kecerdasan kira-kira hanya menyumbang 20-30 persen keberhasilan, selebihnya ditentukan oleh soft skills. Penelitian NACE (National Association of Colleges and Employers) pada tahun 2005 menunjukkan pengguna tenaga kerja membutuhkan keahlian kerja berupa 82 persen soft skills dan 18 persen hard skills (misal indeks prestasi yang tinggi).

Tercermin dalam perilaku : memiliki kepribadian, sikap & perilaku yang dapat diterima dalam kehidupan bermasyarakat Selaras dengan kemampuan soft skills : peserta didik perlu dibekali pendidikan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship) yang handal + segi praktik. Lulusan mempunyai kemauan dan kemampuan yang memadai, sehingga tidak merasa kebingungan ketika harus memasuki pasaran kerja. MASALAH : mengubah mindset Lama : relevansi proses pendidikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, Baru : mengenai kemampuan sekolah menghasilkan lulusan pencipta kerja.

Kurikulum yang dibuat harus mengacu kepada kebutuhan daya saing bangsa, serta visi dan misi sekolah dalam menghasilkan lulusan. Perubahan visi dan misi diperlukan dalam rangka menghasilkan lulusan yang mampu meningkatkan daya saing bangsa, yaitu lulusan-lulusan yang bukan sekedar mencari kerja tetapi lulusan yang juga mampu menciptakan peluang kerja. Memang tidak semua bidang ilmu saat ini dapat diaplikasikan di dunia nyata apalagi dunia usaha, maka tantangannya ini adalah mendesain kurikulum yang berbasis wirausaha. Kurikulum berbasis kewirausahaan diharapkan dapat menjadi kurikulum kunci yang akan menjadi ukuran keberhasilan sekolah menciptakan lulusan yang berdaya saing tinggi di pasar kerja.

1 2 3 4 Memasukkan mata pelajaran kewirausahaan Memasukkan ruh-entepreneurship pada setiap mata pelajaran. Guru pengampu memilah dan memilih materi (teori) yang paling relevan dengan tujuan setiap mata pelajaran dan semaksimal mungkin memberikan bobot aplikasi dengan praktek dari kasus-kasu riil yang ada di lokasi sekitar (local context). Metode pengajaran, juga harus diubah dari pembelajaran kelas (class room) yang monoton menjadi pembelajaran yang aktraktif dan di lapangan (field study). Melalui kegiatan esktrakulikuler / pengembangan diri.

1 Mapel/diklat Kewirausahaan Bertujuan agar peserta didik dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri.

meliputi aspek : 1. Sikap dan perilaku wirausaha 2. Kepemimpinan dan perilaku prestatif 3. Solusi masalah 4. Pembuatan keputusan.

Standar Kompetensi Mengaktualisasika n sikap dan perilaku wirausaha Menerapkan jiwa kepemimpinan Kompetensi Dasar 1. 1 Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausahawan 1. 2 Menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif 1. 3 Merumuskan solusi masalah 1. 4 Mengembangkan semangat wirausaha 1. 5 Membangun komitmen bagi dirinya dan orang lain 1. 6 Mengambil resiko usaha 1. 7 Membuat keputusan 2. 1 Menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet 2. 2 Mengelola konflik 2. 3 Membangun visi dan misi usaha

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Merencanakan usaha kecil/mikro Mengelola usaha kecil/mikro 3. 1 Menganalisis peluang usaha 3. 2 Menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha 3. 3 Menyusun proposal usaha 4. 1 Mempersiapkan pendirian usaha 4. 2 Menghitung resiko menjalankan usaha 4. 3 Menjalankan usaha kecil 4. 4 Mengevaluasi hasil usaha

4 Ekstrakulikuler/ Pengmb diri Siswa diberi pilihan alternatif dalam kegiatan ekstra kurikuler yaitu kewirausahaan. Dalam ekstra kurikuler kewirausahaan ini siswa akan mendapatkan beberapa materi diantaranya : 1) Manajemen Usaha, 2) Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan/ Pengevaluasian Usaha, dan 3) Pembinaan Kemampuan dan Pelatihan Wirausaha.

Kurikulum baru atau revisi kurikulum yang lama harus melibatkan berbagai pihak, sehingga memperlancar proses verifikasi dan evaluasi dari stakeholders, pemerintah, sekolah dan dunia praktisi usaha. Melalui kurikulum sekolah berbasis wirausaha ini diharapkan lulusan mampu secara mandiri menciptakan lapangan kerja.