PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE CERITA GAMBAR SERI (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B TK Bhayangkari Tahun Pelajaran 2011/ 2012) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: BONY ELI SAPUTRO A520080017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE CERITA GAMBAR SERI DI TK BHAYANGKARI TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Bony Eli Saputro, A520080017, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 90 halaman Tujuan penelitian ini secara umum dan secara khusus meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui metode bercerita, untuk mengetahuii peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui metode cerita gambar seri pada anak didik kelompok B di TK Bhayangkari Kartasura semester II tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini mengambil lokasi di TK Bhayangkari kartasura. Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok B dengan jumlah peserta didik 15 anak. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Data yang telah terkumpul dianalisis secara kritis dengan membandingkan hasil tindakan dalam tiap siklus dengan indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan. Hasil analisis mencakup kegiatan mengungkapkan kelebihan dan kekurangan kerja peneliti dan anak didik dalam proses belajar-mengajar. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: (1) penerapan metode bercerita gambar seri dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak, Hal ini ditandai dengan prosentase pada indikator menunjukkan beberapa gambar seri yang diminta pada pra siklus diperoleh 57,5%, siklus I 59,16%, siklus II 86,66%, (2) sedangkan pada indikator menghubungkan gambar dengan kata pada pra siklus diperoleh prosentase 38,33%, siklus I 59,16 %, siklus II 88,33%. (3) pada indikator mengurutkan gambar seri dan menceritakan kembali isi cerita pada pra siklus 30,83%, siklus I 65,83%, siklus II 89,16%. (4) membaca beberapa kata sederhana pada pra siklus 39,16%, siklus I 57,5%, siklus II 86,66%. Kata Kunci: membaca, permulaan, cerita, gambar seri. Pendahuluan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Batasan di atas sejalan dengan pengertian NAEYC (National Association for the Education Young Children). Menurut NAEYC, Anak usia dini atau early childhood adalah anak yang berada pada usia nol hingga delapan tahun. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan
pada peletakan dasar ke beberapa arah, yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan dan sosioemosional. Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan mudah dilaksanakan, maka permasalahan perlu dibatasi sebagai berikut: Penelitian tentang membaca dengan metode cerita gambar seri terbatas pada anak didik kelompok B di TK Bhayangkari. Tujuan umum untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui metode bercerita gambar seri. Tujuan khusus: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui metode cerita gambar seri pada anak didik kelompok B di TK Bhayangkari Kartasura semester II tahun pelajaran 2011/ 2012. Manfaat (1) Secara Teoritis dapat dimanfaatkan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pembelajaran khususnya kemampuan membaca permulaan melalui metode bercerita dengan gambar seri. Manfaat (2) Secara Praktis: (a) dapat mengembangkan kemampuan membaca. (b) dapat memberikan kesempatan pada anak untuk bisa belajar membaca sambil bermain. Landasan Teori Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan berusaha dengan diri sendiri (Depdiknas, 2001: 707). Membaca merupakan ketrampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai ketrampilan. Jadi kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegioatan yang terpadu yang mencakup bebrapa kegiatan seperti mengenal huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Menurut Hary (1970) membaca merupakan interpretasi yang bermakna dari simbol verbal yang tertulis/ tercetak. Membaca adalah tindakan menyesuaikan arti kata dengan simbol-simbol verbal yang tertulis. Kridalaksana (1993) mengemukakan bahwa membaca adalah ketrampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengajaran keraskeras. Kegiatan membaca dapat bersuara, dapat pula tidak bersuara Jadi membaca pada hakekatnya adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dan tulisan. Menurut Anthony metode adalah seluruh rencana materi pelajaran yang dipresentasikan secara rapi berdasarkan pada pendekatan yang dipilih (dalam Pujiastuti, 1986:1). Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya, pada kertas dan sebagainya. Sadiman (2002: 5) mengungkapkan bahwa gambar adalah alat yang penting bagi pengajaran dan pendidikan. Berdasarkan pendapat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gambar sebagai media pendidikan dapat membuat anak untuk melatih dan mempertajam imajinasi anak, maka akan semakin berkembang sudut
pandang anak dalam membahasakan gambar. Gambar seri adalah gambar yang urutanya secara seri yang bisa disesuaikan atau diurutkan sesuai dengan urutan jalan ceritanya. Kerangka Penelitian Membaca adalah suatu proses yang melakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Perkembangan kemampuan membaca didominasi oleh banyaknya latihan untuk membaca. Bercerita adalah kemampuan untuk mengungkapkan atau menuturkan kembali ide, gagasan, pengalaman, dan segala sesuatu yang pernah ditangkap atau diperoleh anak. menikmatinya. Bercerita dengan gambar seri merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat tujuan pembelajaran tercapai dengan keaktifan anak untuk mengeluarkan pendapatnya sehingga anak bisa membaca gambar yang ada tulisannya. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: jika penggunaan metode cerita gambar seri dilakukan guru dengan tepat dan benar maka dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia dini.
5 Metode Penelitian Menurut Kemmis (Suyanto, 1996: 16) penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan observasi dan refleksi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan/ kelemahan tindakan-tindakan tersebut. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data yang tepat. Pengambilan data dilakukan dengan (1) Observasi, Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 147) metode observasi adalah cara menentukan data dengan mengamati menata kejadian gerak, atau suatu proses secara keseluruhan. Sedangkan observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, dan pengecap, (2) dokumentasi, Menurut suharsimi Arikunto (2002:135) metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, agenda, dan sebagainya (3) wawancara, Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan. Adapun tujuan dilakukan wawancara untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, dan lain sebagainya. Wawancara juga merupakan suatu cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seorang informan atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah (Syamsudin, 2006: 94). Instrumen Penelitian Intrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrument yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah lembar observasi peningkatan kemampuan membaca permulaan (a) Menentukan indikator peningkatan kemampuan membaca permulaan (b) Menjabarkan indikator ke dalam butir-butir amatan yang menunjukkan pencapaian indikator yang dapat dilakukan anak ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca. Butir- butir pengamatan dari penjabaran indikator. Indikator Pencapaian Penelitian ini dianggap berhasil jika memenuhi indikator yang ditetapkan. Adapun indikator pencapaian setiap siklus adalah Menunjukkan beberapa gambar yang diminta 80%, Menghubungkan gambar dengan kata 80%, Mengurutkan gambar seri dan menceritakan isi gambar seri 80%, Mengurutkan gambar seri dan menceritakan isi gambar seri 80%.
6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data ini dilakukan sejak proses penelitian berlangsung sampai proses penyusunan laporan. Analisis data merupakan proses pengorganisasian data dari data yang dikumpulkan seperti catatan laporan, hasil observasi. Adapun langkah-langkah untuk mendapatkan data hasil observasi anak adalah (1) memberi nilai pada setiap diskriptor, dengan ketentuan, (2) membuat tabulasi nilai observasi kemampuan membaca, (3) Menghitung prosentase pencapaian kemampuan membaca permulaan, (4) Membandingkan hasil prosentase pencapaian pada setiap anak dengan skor maksimum pada setiap siklus yang telah ditentukan. Hasil Penelitian Untuk menyelesaikan kondisi awal kemampuan anak dalam membaca, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi. Anak merasa kurang bersemangat dengan metode dan media pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru, sehingga anak membutuhkan media yang lebih menarik. Maka peneliti menggunakan metode bercerita dengan gambar seri untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan yang masih rendah. Rata- rata prosentasenya 38,74%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca anak di TK Bhayangkari Kartasura masih rendah. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang monoton tanpa ada inovasi metode dan alat peraga. Pada pelaksanaan siklus I kemampuan membaca anak sudah ada peningkat dibandingkan pada sebelum ada tindakan/ pra siklus. Setiap indikator-indikator kinerja yang telah ditetapkan. Anak dapat menunjukkan beberapa gambar yang diminta nilainya 71 dengan prosentase 59,16%. Menghubungkan gambar dengan kata sederhana nilainya 71 dengan prosentase 59,16% Mengurutkan gambar seri dan menceritakan kembali isi cerita nilainya 79 dengan prosentase 65,83%. Membaca bebarapa kata berdasarkan gambar, tulisan nilainya 69 dengan prosentase 57,5%. Rata- rata 60,83%. Berdasarkan hasil observasi diperoleh beberapa catatan bahwa penggunaan metode bercerita gambar seri menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru diperoleh hasil sebagai berikut: (1) anak mampu mengurutkan gambar seri sesuai dengan cerita yang telah disampaikan guru nilainya 107 dengan prosentase 89,16% (2) anak mampu menunjukkan gambar sesuai perintah guru dengan benar nilainya 104 dengan prosentase 86,66%, (3) anak mampu menarik garis gambar dengan kata nilainya 106 dengan prosentase 88,33% (4) anak mampu membaca beberapa kata sederhana berdasarkan gambar, tulisan dan benda yang dikenal nilainya 104 dengan prosentase 86,66%. Rata- rata prosentasenya 87,91%. Peningkatan kemampuan membaca permulaan anak melalui metode bercerita gambar seri, ini
7 dilihat dari peningkatan persentasi pada tiap indikator. Aktivitas peneliti dalam memotivasi anak semakin baik. Hasil penelitian menjelaskan adanya peningkatan dengan hipotesis yang berbunyi Jika penggunaan metode cerita gambar seri dilakukan guru dengan tepat dan benar maka dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia dini. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus, pada siklus I dilakukan 3 kali pertemuan sedangkan siklus II dilakukan 2 kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan melalui 4 tahap pada setiap siklusnya yang meliputi: (1) Tahap Perencanaan, (2) Tahap Pelaksanaan, (3) Tahap Observasi, (4) Tahap Refleksi. Data kemampuan membaca anak pada prasiklus/ pra tindakan dapat terlihat pada setiap indikatornya yaitu: dapat menunjukkan beberapa gambar yang diminta 57,5%, menghubungkan gambar dengan kata 38,33%, mengurutkan gambar seri dan menceritakan kembali isi cerita 30,83%, membaca beberapa kata sederhana 39,16%. Indikator dapat menunjukkan beberapa gambar yang diminta pada siklus I 59,16%, sedangkan pada siklus ke II 86,66%, indikator menghubungkan gambar dengan kata pada siklus I 59,16% siklus II 88,33%, indikator mengurutkan gambar seri dan menceritakan kembali isi cerita pada siklus I 65,83%, untuk siklus II 89,16%, sedangkan untuk indikator membaca beberapa kata sederhana pada siklus I 57,2%,untuk siklus II 86,66%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas maka penelitian ini telah mendukung adanya penelitian yang dilakukan oleh Dwipari (2008) Hasil penelitian Dwipari adalah diketahui bahwa Media gambar seri lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca anak dibanding tanpa menggunakan media. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa adanya peningkatan kemampuan membaca permulaan menggunakan metode cerita gambar seri. Kesimpulan Pemaparan cerita dengan metode gambar seri dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak di TK Bhayangkari. Sesuai dengan teknik analisis yang digunakan, setelah dilaksanakan observasi dapat dilihat adanya peningkatan dalam membaca permulaan. Dalam kegiatan sebelum pra siklus media dan metode yang digunakan guru kurang menarik sehingga anak kurang tertarik dalam kegitan membaca. Pemaparan cerita dengan metode gambar seri mempunyai segi keunggulan baik dari pihak guru maupun dari anak. Dengan adanya metode cerita dengan gambar seri, akan memudahkan guru dalam penyampaian cerita kepada
8 anak sekaligus dapat meningkatkan kemampuan membaca anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah menggunakan metode bercerita dengan gambar seri ada peningkatan kemampuan membaca anak. Adapun prosentase peningkatan kemampuan membaca dapat terlihat pada tercapainya indikator-indikator sebagi berikut: (1) Anak mampu menunjukkan gambar sesuai perintah guru dengan benar dengan prosentase 86,66% (2) Anak mampu menghubungkan garis gambar dengan kata dengan prosentase 88,33% (3) Anak mampu mengurutkan gambar seri sesuai dengan cerita yang telah disampaikan guru dengan prosentase 89,16% (4) Anak mampu membaca beberapa kata sederhana berdasarkan gambar, tulisan dan benda yang dikenal dengan prosentase 86,66% Dari hasil diatas dapat diperoleh bahwa motivasi anak pada pembelajaran membaca melalui metode cerita gambar seri mengalami peningkatan. Anak lebih tertarik pada media metode cerita gambar seri yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca. Anak terlihat lebih antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran membaca yang disampaikan oleh guru. Implikasi Hasil Penelitian Keberhasilan penggunaan metode bercerita gambar seri terbukti dapat meningkatkan kemampuan membaca anak. Hal tersebut memberikan beberapa implikasi seperti berikut: (1) Pentingnya metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak dan situasi yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran. Pemilihan metode mengajar sangat penting dilakukan oleh guru. Tidak hanya berpatok pada satu metode saja, tetapi gunakan metode dengan bervariasi (2) Pembelajaran bercerita dengan metode gambar seri dapat digunakan untuk merangsang kemampuan membaca anak (3) Ketersediaan sarana yang lengkap akan memperlancar perencanaan pembelajaran yang bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Saran Berdasarkan simpulan dari peneliti ini, maka saran yang dapat dikemukakan (1) saran bagi guru (a) Melihat dari keberhasilan penggunaan metode bercerita gambar seri pada saat penyampaian cerita tidak terlepas dari kemampuan guru dalam membawakannya. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran perlu ada persiapan yang memadai agar menunjang keberhasilan penyampaian cerita (b) Melihat dari penggunaan metode bercerita dalam peningkatan membaca anak kurang memuaskan, untuk itu perlu adanya penciptaan metode bercerita gambar seri dalam berbagai bentuk, guru bisa menyampaikan dengan berbagai kreativitas yang dimiliki guru sehingga lebih menarik. Selain itu, cerita yang ditampilkan perlu bervariasi agar anak tidak merasa bosan. (2) Saran bagi Taman Kanakkanak dengan melihat keberhasilan penggunaan metode bercerita dengan gambar seri dapat meningkatkan kemampuan membaca anak, sekolah sebagai lembaga penyampaian berbagai ilmu yang dibutuhkan oleh anak sebaiknya dapat
menggunakan metode yang beraneka ragam dalam penyampaian cerita. (3) saran bagi peneliti berikutnya peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian yang serupa dengan penelitian ini, tetapi dalam materi dan pendekatan yang berbeda. Hal ini perlu dilakukan demi kelancaran proses pembelajaran, sehingga kualitas pendidikan semakin meningkat. 9
10 DAFTAR PUSTAKA Arifiyah, Ulfa. 2005. Gambar Berseri Sebagai Metode Untuk Menyusun Cerita Secara Beruntut Bagi Siswa Kelas IV MI Islamiah Madiun. Solo: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Aziz, Abdul. 2005. Mendidik Anak Lewat Cerita. Jakarta: Mustaqiim. Bachri, Bachtiar. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanakkanak, Teknik dan Prosesnya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Bunanta, Murti. 2004. Buku Mendongeng dan minat membaca. Jakarta: Elex Media Komputindo Dhinie, Nurbiana. 2005. Metode pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Diknas. 2007. Pedoman Persiapan Membaca dan Menulis Permulaan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Diknas. 2007. Pedoman Persiapan Membaca dan Menulis Permulaan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dwipari. 2000. Efektivitas penggunaan Gambar Berseri Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Siswa Kelas V SDN Tukangan Yogyakarta. Yogyakarta Hasan, Maimunah. 2009. PAUD. Jogjakarta: Diva Press. Hibana, S. Rahman. 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGRI Pres Irawati, Dwi. 2007. Pembelajaran Kemampuan Menyimak dengan Metode Cerita di Taman Kanak-Kanak Jatipuro II Kecamatan Jatipura. Solo: Universitas Sebelas Maret Kusnaini, Nanik. 2005. Teknik Bercerita. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Liliatun, dkk.1981. Pedoman Guru Bahasa di TK. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional. Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
11 Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional. Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil dan Mengasah kecerdasan. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional. Rahayuningsih. 2002. Pengajaran Bahasa Indonesia di TK Indriyana 1 Dengan metode Bercerita. Sekripsi Wahyuni. 2004. Efektifitas Penggunaan Metode Bercerita dengan alat peraga Boneka Di TK Teladan Perak, Kota Baru, Kabupaten Klaten. Sekripsi. Klaten