I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK CIRATA UNTUK PERIKANAN DAN WISATA TIRTA DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT RUDIANSYAH AKSOMO

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berupa produk jasa lingkungan yang manfaatnya secara langsung bisa di rasakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. udara bersih dan pemandangan alam yang indah. Memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan seperti hutan lindung sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sebagian besar perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN. Loka Yogyakarta, total willingness to pay 110 responden untuk

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi kemajuan ekonomi suatu negara. Terlebih kekayaan alam dan budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

ANALISIS PERMINTAAN DAN NILAI EKONOMI WISATA PULAU SITU GINTUNG-3 DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN TRI FIRANDARI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Objek pariwisata dapat berupa

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. dengan tahun 2004 mencapai 763 juta orang dan menghasilkan pengeluaran

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Contingent Valuation Method (CVM) merupakan metode valuasi sumber daya

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Oleh : Slamet Heri Winarno

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

1 BAB I PENDAHULUAN. Upaya Pemerintah Kabupaten Malang meningkatkan kunjungan wisata

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

I. PENDAHULUAN. perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. yang ada. Sebagai contoh laporan World Wild Fund (WWF) pada tahun 2005

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu. pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti potensi alam, keindahan alam, flora dan fauna memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Daya tarik ini mendorong pemerintah untuk mengembangkan industri pariwisata. Para pakar ekonomi memperkirakan sektor pariwisata akan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting pada abad ke-21 (Pendit, 2006). Peran sektor pariwisata akan melebihi sektor migas (minyak bumi dan gas alam) serta industri lainnya bila dikembangkan secara terpadu. Dengan demikian, sektor pariwisata akan berfungsi sebagai katalisator pembangunan sekaligus akan mempercepat proses pembangunan khususnya peranan dalam meningkatkan perolehan devisa negara, memperluas dan mempercepat proses kesempatan berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004). Pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup berperan dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 1960-an sampai dengan 1970-an pariwisata mulai berperan sebagai salah satu sumber penerimaan devisa. Pada tahun 1980-an sampai dengan 1990-an pariwisata mulai menjadi perhatian karena dampak positifnya dalam perekonomian baik langsung maupun tidak langsung terhadap pemerintah, pendapatan nasional, dan tenaga kerja 1. Gambar 1 menunjukkan penerimaan devisa pariwisata tahun 2005-2009. 1 http://haisstis.com/data/buletin/03213.pdf. 2004. Peranan Pariwisata dalam Neraca Pembayaran. 28 Februari 2011.

2 Juta US$ 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 4.521,9 4.447,98 5.345,98 7.347,6 6.297,99 0 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik (2009) Gambar 1. Penerimaan Devisa Pariwisata Tahun 2005-2009 Gambar 1 menunjukkan bahwa penerimaan devisa negara yang berasal dari industri pariwisata berfluktuatif. Pada tahun 2009, penerimaan dari wisatawan mancanegara mencapai US$ 6.297,99 juta atau mengalami penurunan 14,29% dibanding tahun sebelumnya. Meskipun jumlah wisatawan mancanegara yang datang pada tahun 2009 lebih tinggi, namun rata-rata pengeluaran mereka jauh lebih rendah dibanding tahun 2008. Hal tersebut mengakibatkan penerimaan dari wisatawan mancanegara mengalami penurunan pada tahun 2009 (Badan Pusat Statistik, 2009). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Cianjur termasuk salah satu andalan Kawasan Bopunjur (Bogor-Puncak-Cianjur) dengan pertanian dan pariwisata sebagai sektor unggulan. Karakteristik kawasan wisata Kabupaten Cianjur yang memiliki daya tarik alam seperti perkebunan, pegunungan, cagar alam, flora fauna, pemandangan alam danau/waduk, dan tanaman padi merupakan suatu potensi wisata yang memerlukan perhatian dari pemerintah dalam

3 pembangunan, pengembangan, maupun pengelolaannya sehingga tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Salah satu potensi kawasan wisata di Kabupaten Cianjur adalah obyek wisata Tirta Jangari yang terletak di Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Menurut Darmardjati (2001), wisata tirta adalah wisata air, pemanfaatan dari segi pariwisata atas kawasan air sehingga pengembangannya secara lengkap dan profesional dapat menjadikannya sebagai obyek dan tujuan wisata yang menarik. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di obyek wisata Tirta Jangari antara lain melihat pemandangan genangan air waduk (sight seeing), berperahu melayari waduk, dan memancing. Sebagai obyek wisata alam, obyek wisata Tirta Jangari belum terkelola dengan baik. Pengelolaan yang kurang baik menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Kondisi waduk yang dipenuhi oleh keramba jaring apung menyebabkan perairan waduk sebagai daya tarik utama tertutup peralatan dan bangunan budidaya ikan yang kurang ditata dengan baik, disamping kualitas air yang tidak jernih (kecokelatan) akibat endapan sisa-sisa makanan ikan, endapan kotoran ikan, dan sisa-sisa buangan aktivitas manusia. Selain itu, belum optimalnya kinerja petugas kebersihan untuk menjaga kebersihan lingkungan serta kurangnya kesadaran masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung dalam menjaga kebersihan berdampak negatif pada kelestarian obyek wisata Tirta Jangari. Dengan demikian, pemahaman tentang kesediaan membayar (Willingness to Pay/WTP) dalam rangka pelestarian lingkungan oleh masyarakat sekitar obyek wisata maupun pengunjung obyek wisata perlu dikaji. Diharapkan dengan

4 diketahuinya kesediaan membayar tersebut maka dapat diambil langkah-langkah dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari. 1.2. Perumusan Masalah Pada awalnya, tujuan pembangunan Waduk Cirata adalah sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), namun untuk mengurangi biaya sosial (social cost), maka sebagian genangan waduk (1%) dimanfaatkan/difungsikan sebagai media budidaya ikan pada jaring apung (Machbub, 2010). Kondisi alam tersebut akhirnya dimanfaatkan masyarakat sebagai daya tarik wisata berbasis air atau wisata tirta. Kecenderungan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan obyek wisata Tirta Jangari mengindikasikan bahwa wilayah ini berpotensi menjadi tempat wisata yang bernilai lebih. Saat ini pengelola telah memiliki rencana pengembangan obyek wisata Tirta Jangari, namun pengembangannya masih terhambat oleh beberapa kendala. Tabel 1 menunjukkan jumlah kunjungan ke obyek wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Tabel 1. Jumlah Kunjungan ke Obyek Wisata Tirta Jangari Tahun 2005-2010 Tahun Jumlah (orang) 2005 12.460 2006 15.550 2007 14.012 2008 14.787 2009 20.802 2010 16.412 Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur (2010) Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan ke obyek wisata Tirta Jangari dari tahun 2005 hingga tahun 2010 cukup berfluktuatif. Adapun angka kunjungan terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu sebanyak 20.802 pengunjung.

5 Menurut Aksomo (2007), jumlah kunjungan wisata ke obyek wisata Tirta Jangari tiap tahunnya berfluktuatif dikarenakan banyaknya obyek wisata lain di Kabupaten Cianjur yang lebih menarik pengunjung seperti Kebun Raya Cibodas, Istana Kepresidenan Cipanas, serta Puncak. Obyek wisata Tirta Jangari merupakan salah satu bentuk barang publik. Berdasarkan ciri-cirinya, barang publik memiliki dua sifat dominan antara lain non rivalry (tidak ada ketersaingan) dan non-excludable (tidak ada larangan) (Fauzi, 2006). Sifat non rivalry dan non-excludable dalam pemanfaatan sumberdaya menjadikan setiap orang dapat memanfaatkannya tanpa batasan apapun, sehingga dapat menjadi ancaman tersendiri bagi kondisi serta keadaan alam dan lingkungan obyek wisata Tirta Jangari, seperti berkurangnya luas waduk dan pengotoran air waduk. Dalam rangka mempertahankan fungsi konservasi serta menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan berwawasan lingkungan dalam pengelolaan dan pengembangan obyek wisata Tirta Jangari maka diperlukan suatu koordinasi dan kerjasama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah serta partisipasi aktif dari masyarakat dan pengunjung obyek wisata. Pelaksanaan upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 07 Tahun 2010 tentang retribusi tempat rekreasi dan olahraga, harga retribusi tiket masuk obyek wisata Tirta Jangari adalah sebesar Rp 2.000/orang dengan besaran yang bervariasi untuk kendaraan. Harga retribusi tiket masuk tersebut dirasa belum cukup untuk dapat membiayai upaya pelestarian lingkungan disamping belum adanya penarikan retribusi kebersihan bagi

6 masyarakat yang melakukan aktivitas usaha wisata di sekitar obyek wisata. Partisipasi dari seluruh pihak terutama masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung sangat diharapkan. Oleh karenanya, kesediaan membayar masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung yang memanfaatkan barang dan jasa lingkungan yang sama perlu diketahui sehingga pengelolaan obyek wisata Tirta Jangari tetap mempertahankan fungsi ekologi dari Waduk Cirata. Berdasarkan uraian diatas, beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi serta persepsi masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung terhadap kondisi lingkungan obyek wisata Tirta Jangari? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kesediaan masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari? 3. Berapa nilai WTP masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari? 4. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi nilai WTP masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi serta persepsi masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung terhadap kondisi lingkungan obyek wisata Tirta Jangari.

7 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari. 3. Mengestimasi besarnya nilai WTP yang diberikan oleh masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari. 4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari. 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi pihak institusi pendidikan bermanfaat sebagai bahan referensi untuk kajian penelitian yang berhubungan dengan kesediaan membayar dan besarnya nilai WTP dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari. 2. Bagi pihak terkait seperti Badan Pengelola Waduk Cirata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, pengusaha pariwisata, serta masyarakat setempat berguna sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan dan pengembangan obyek wisata Tirta Jangari yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Wilayah penelitian ini adalah kawasan obyek wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Responden dalam

8 penelitian ini terdiri dari responden masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung. Penelitian ini difokuskan pada analisis kesediaan membayar masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung obyek wisata dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan untuk menganalisis kesediaan membayar adalah Contingent Valuation Method (CVM). Contingent Valuation Method (CVM) adalah metode teknik survei untuk menanyakan kepada seseorang tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki nilai pasar seperti barang lingkungan. Kesediaan membayar (Willingness to Pay/WTP) merupakan sejumlah uang yang ingin diberikan seseorang untuk memperoleh peningkatan kondisi lingkungan sehingga terciptanya kelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari.