Kajian Etika dan Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 karya Ki Padma Sujana

dokumen-dokumen yang mirip
ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

Etika dan Estetika Tembang Campursari Album VCD Karaoke Hits Campursari Volume 2 Oleh Cak Diqin

KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nilai Etika dan Estetika Tembang Macapat Pupuh Dhandhanggula dalam Serat Nalawasa-Nalasatya dan Pembelajarannya di SMA

Nilai Etika dan Estetika dalam Serat Pranata Lampah-Lampah Kagungan Damel Mantu B.R.A Gusti Sekar Kedhaton

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA

ETIKA DAN ESTETIKA CERITA MINTARAGA GANCARAN KARYA PRIJOHOETOMO

NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT WASITADARMA

Wahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo

KAJIAN SEMIOTIK PADA POCAPAN GARA-GARA PAGELARAN WAYANG PURWA DENGAN LAKON DURYUDANA GUGUR OLEH KI TIMBUL HADI PRAYITNO

Etika Jawa dan Gaya Bahasa dalam Antologi Crita Cekak Kidung Wengi Ing Gunung Gamping karya S.T. Iesmaniasita

PERPADUAN SENI ISLAM DAN JAWA DALAM TEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Analisis Kajian Moral dalam Kumpulan Gendhing-Gendhing Lan Lagon Dolanan Karya Ki Narta Sabda

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SMP/SMPLB/MTs PROVINSI JAWA TENGAH

Analisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku manusia dengan adanya norma-norma tertentu yang harus

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho Karya KGPA Anom Amangkunagara V

KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

: SUNTINGAN TEKS BESERTA KAJIAN PRAGMATIK

Analisis Semiotik Tembang Macapat Pupuh Asmaradana dalam Serat Witaradya 2 Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita

ANALISIS DIKSI DAN KONSEP SEMANTIK MANTRA DALAM PRIMBON ADJIMANTRAWARA TERBITAN SOEMODIDJOJO MAHADEWA

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30

Ajaran Kesempurnaan Hidup dalam Teks Suluk Ulam Loh

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

KAJIAN STILISTIKA PADA KUMPULAN GEGURITAN BOJONEGORO ING GURIT HIMPUNAN SANGGAR SASTRA PAMARSUDI BASA JAWI BOJONEGORO

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diketahui kesimpulannya. Kesimpulan tersebut adalah

PEMAKNAAN PUISI DONGA BALIK Oleh Turita Indah Setyani NIM: Tugas Pengkajian Puisi Jawa Pengajar: Karsono H. Saputra, M.Hum.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN Jalan Pemuda 134 Telp. ( 024 ) Faximile ( 024 ) Semarang KATA PENGANTAR

PENDIDIKAN UNTUK ANAK DALAM SERAT BRATASUNU

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini peneliti gunakan untuk mengetahui nilai-nilai budaya dalam novel Azab dan

Nilai Moral dalam Serat NitipranaKarangan Raden Ngabehi Yasadipura

Analisis Nilai Moral dalam Serat Sana Sunu Karya Raden Ngabehi Yasadipura II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah

Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

SILABUS BAHASA JAWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMBANG MACAPAT BERFORMAT VIDEO INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA DAERAH DI SEKOLAH DASAR

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat sepanjang sejarahnya, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

SERAT SASTRA GENDHING DALAM KAJIAN STRUKTURALISME SEMIOTIK

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

ANALISIS STRUKTURAL OBJEKTIF DALAM NOVEL KENTJONO KATON WINGKO KARYA BOEDHI S.

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Nilai Moral Dalam Serat Dongeng Asmadaya (Sebuah Tinjauan Filologi Sastra)

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA SERAT SITI JENAR

Nilai Moral dalam Kumpulan Cerkak Usada Kang Pungkasan karya Sukardo Hadisukarno

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Struktur Serat Sewaka. Analisis struktural adalah tugas pendahuluan sebelum mengkaji dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Karya-karya Raden Ngabehi Ranggawarsita banyak dipengaruhi oleh kepustakaan. 1988: 40). Kebenaran bahwa SC dikarang oleh Raden

Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X

Estetika dan Etika Geguritan dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Tahun 2013

Konflik Psikis pada Tokoh-Tokoh Wanita dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karangan Suparto Brata (tinjauan psikologi sastra)

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama

Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

Pemerolehan Bahasa Jawa Pada Kelompok Bermain Islam Terpadu Di Desa Karangmaja Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

TINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA

BAB I PENDAHULUAN. namun hingga kini proses kreativitas penciptaan geguritan masih berlangsung

BAB V PENUTUP. Penelitian yang dilaksanakan merupakan research and development media

KAJIAN FILOLOGI DAN ISI KITAB PIRASATING SUJALMA MIWAH KATURANGGANING WANITA

KAJIAN FILOLOGI DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT AMBEK SANGA SKRIPSI

Kajian Nilai Moral Dalam Serat Pejahipun Patih Suwanda Seri Arjunasasrabau Jilid V karya Raden Ngabehi Sindusastra

Nilai Moral Dalam Cerita Wayang Gandamana Sayembara Karya Anom Sukatno, S.Kar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.13

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

METAPHOR IN THE LYRIC OF MACAPAT SONG ABSTRACT

Analisis Wacana Tekstual Lirik Lagu Langgam Pada Kempalan Langgam Karawitan Jawi Oleh Sri Widodo

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

ANALISIS SEMIOTIK DALAM SERAT PEPELING LAN PAMRAYOGA KARYA JAGAWIGATA. Rochimansyah, Taufik Suhardi Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

SEKILAS TENTANG TEMBANG MACAPAT. Oleh : Drs. KARTIMAN, M. Sn. WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di

lease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN

Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N.

POLA PERILAKU RELIGIUS ALIRAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT KEROKHANIAN SAPTA DARMA DI DESA BRENGKELAN KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. anak, baik lahir maupun batin. Kehidupan anak-anak Jawa dijaman dahulu tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

Transkripsi:

Kajian Etika dan Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 karya Ki Padma Sujana Oleh: Ana Sulastri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa anasulastri0411@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) nilai etika Jawa yang terdapatdalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana, (2) unsur-unsur estetika yang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana. Data penelitian berupa etika Jawa, yaitu etika keselarasan dan etika kebijaksanaan; dan unsur-unsur estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka, simak, dan catat. Instrumen penelitian yang dilakukan menggunakan human instrumant (peneliti sendiri), tabel, dan didukung buku-buku yang relevan dengan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah content analisis (analisis konten). Teknik keabsahan data menggunakan teknik validitas semantis dan meningkatkan ketekunan. Penyajian hasil analisis menggunakan teknik informal.hasil penelitian Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana banyak memuat nilai etika Jawa. Beberapa nilai etika Jawa diantaranya (a) etika keselarasan sosial meliputi 2 indikator, yaitu tidak memaksakan kehendak dan menghormati sesama manusia. (b) etika kebijaksanaan meliputi 5 indikator, yaitu nasihat, waspada, sikap batin yang tepat, bersyukur, dan tabah. Estetika yang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana purwakanthi guru-swara 53 indikator, purwakanthi guru-sastra 391 indikator, purwakanthi lumaksita 4 indikator, yogyaswara 1 indikator, tembung garba 13 indikator, dasanama 14 indikator, plutan 6 indikator, tembung kosok balen 5 indikator. Kata kunci: etika, estetika, Sangu Pati Jilid 2 Pendahuluan Naskah atau manuskrip merupakan warisan budaya yang dapat memberikan informasi untuk mengungkapkan sejarah kebudayaan di masa lampau yang diwujudkan dalam bentuk tulisan kuna atau aksara-aksara kuna.naskah-naskah kunaseperti manuskrip ini merupakan salah satu jenis hasil budaya yang cukup penting keberadaannya.naskah selain dapat dinikmati keindahan atau estetikanya, naskah juga mengandung nilai etika atau moral.etika seseorang dapat dilihat dari etika keselarasan dan etika kebijaksanaan.endraswara (2010: 56-64) menjelaskan, etika keselarasan merupakan cita-cita luhur orang Jawa untuk mencapai harmoni kehidupan lahir batin serta antara personal dan sosila melalui prima facie (harus bersikap baik kepada orang lain, adil, setia, jujur, dan lain sebagainya). Sedangkan etika kebijaksanaan merupakan cara pemikiran yang menguntungkan orang Jawa. Orang yang bijaksana tidak akan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 61

bertindak di luar etika, melainkan senantiasa penuh pertimbangan dengan pitutur luhur, pesan-pesan ajaran hidup, yang berpedoman pada pergaulan dalam masyarakat. Orang yang bisa membawa diri, menempatkan diri, dan mawas diri akan memberikan hubungan sosial yang semakin mantap. Isi dari naskah atau manuskrip meliputi berbagai bidang antara lain bidang agama, sejarah, adat-istiadat, legenda, piwulangan, pendidikkan, hukum, dan sebagainya. Salah satu naskah yang akan dikaji adalah Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana. Ki Padma Sujana adalah penulis Serat Sangu Pati Jilid 2, dan Ki Padma Sujana adalah orang yang merdeka dan berusaha mempelajari ilmu pengetahuan Jawa di Surakarta.Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana mengungkapkan tentang kehidupan manusia dari mulai dilahirkan untuk mencari sangu pati sampai meninggal dunia. Berbeda dengan Serat Sangu Pati Karya Raden Ngabei Sindu Praja abdi dalem panewu Gedhong Kiwo yang hanya membahas tentang tembang pocung yang menggambarkan siksa api neraka, adanya ilmu tasawuf, para wali, dan suhada. Estetika merupakan keindahan karya sastra Jawa khususnya tembang macapat dibentuk dengan beberapa cara dan didukung oleh persajakkan atau permainan bunyi yang disebut purwakanthi, yaitu purwakanthi guru-swara, purwakanthi guru-sastra, dan purwakanthi basa, selain itu didukung oleh pemilihan kata dan penggunaan kata atau kelompok kata, seperti tembug garba dan penggunaan lelewaning basa atau gaya bahasa. Sastra dapat dikatakan menghibur karena menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan (kematian, kesengsaraan, maupun kegembiraan), atau mengeluarkan dunia imajinasi seseorang dan menyampaikan imajinasi tersebut dalam sebuah karya sastra.banyak pesan yang dapat disampaikan melalui karya sastra yang bersifat tersirat. Kajian iniberjudul Kajian Etika dan Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujan, karena setelah melalui proses membaca dan menterjemahkan isi naskah dapat diketahui bahwa Serat tersebut berbentuk tembang macapat, menggunakan metrum Dhandhanggula, terdiri dari 34 halaman, yaitu cover, halaman cover, foto dan tanda tangan pengarang, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 62

pembukaan, dan isi serat. Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana menggunakan aksara Jawa dan masih dapat dibaca.serat ini terdiri diri dari tujuh pupuh.pupuh satu Dhandhanggula 8 pada, pupuh dua Pangkur 12 pada, pupuh tiga Sinom 10 pada, pupuh empat Kinanthi 15 pada, pupuh lima Durma 25 pada, pupuh enam Gambuh 12 pada, pupuh tujuh Dhandhanggula 28 pada. Serat Sangu Pati berisi tentang piwulangan atau ajaran yang diberikan oleh Ki Padma kepada manusia berupa bekal mati menuju di akhirat, sehinggatimbul keinginan untuk turut serta menjaga warisan budaya Jawa yang berupa naskah Jawa yang berisi wejanganwejangan seperti nilai etika. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.sumber data diperoleh secara tertulis, foto, dan statistik.sumber data berupa naskah Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana.Data yang dianalisis adalah kata-kata yang mengandung nilai-nilai etika dan unsur-usur estetika dalam naskah Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka, simak, dan catat.instrumen penelitian yang dilakukan menggunakan human instrumant (peneliti sendiri).teknik analisis data yang digunakan adalah content analisis (analisis konten).teknik keabsahan data menggunakan teknik validitas semantis dan meningkatkan ketekunan.penyajian hasil analisis menggunakan teknik informal. Hasil Penelitian 1. Etika Jawa dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana a. Etika Keselarasan Sosial Kutipan yang menunjukkan etika keselarasan sosial dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 terdapat pada tembang gambuh pupuh VI sebagai berikut. samêngko ingsun tutur, marang sakéh anak putu ningsun, bok di aling réh ning tatih nitah jawi, jawané baé tan putus, pêksa mêlik wéking nguwong. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 63

Sementarajika saya berbicara kepada semua anak cucu saya, maka dibatasi dengan tatanan hidup Jawa. Tatanan hidup Jawa saja tanpa terputus, jadi tidak memaksakan kehendak orang lain. Data di atas menjelaskan bahwa kelak jika berbicara dengan anak cucu diimbangi dengan aturan Jawa agar kejawennya tidak hilang, sehingga tertanam jiwa untuk menghargai dan menghormati diri sendiri dan orang lain. Aturan Jawa akan membimbing anak membuka diri dalam rasa (rasa), sehingga anak dalam situasi apapun dapat menunjukkan rasa hormat dan membawa diri menurut tatakrama. Masyarakat Jawa mengatur interaksi dengan sesama melalui dua prinsip, yaitu prinsip kerukunan dan prinsip hormat. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa etika keselarasan sosial yang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 memberikan ajaran bahwa sebagai orang tua yang masih memegang teguh aturan kejawen harus menanamkan aturan-aturan tersebut kepada anak cucu. Hal tersebut dapat menuntun dan mengendalikan anak dalam situasi apapun, sehingga anak dapat membawa diri menurut tatakrama untuk menghormati dan menghargai orang lain. Etika keselarasan sosial akan tercipta jika orang tua memberikan pengertian yang tepat kepada anak cucu. b. Etika Kebijaksanaan Kutipan yang menunjukkan etika kebijaksanaan yang terdapat padatembang dhandhanggula pupuh I Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana sebagai berikut. awit ana SarjaNa mumpuni, sung wasita mring pra-siswa nira, pan mangkéné wawarahé, héh para sutan ingsun, tilingêna ingsun jarwani, jatiné kanyatan, kang wus ingsun dulu, kabéh saisining jagad, bisa dadi sasi bégalani urip, mula dipun prayitna. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 64

Trjemahan: Semenjak ada guru yang pintar ilmu pengetahuan, memberi nasihat kepada para siswanya. Begini nasihatnya, para muridku sekalian dengarkan penjelasan guru: bahwa kenyataan yang kaliayan lihat,semua isi di dunia ini,bisa menjadi penghalang hidup, oleh sebab itu harus diwaspadai. Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa seorang guru yang memberi nasihat kepada para murid agar selalu waspada karena kenyataan yang terlihat semua isi dunia, yaitu dua puluh sifat yang dilambangkan dengan beberapa wujud, yaitu bumi, hawa nafsu, air, api, tanah dan lain-lain yang dapat menjadi godaan hidup manusia selama di dunia. Inti dari penjelasan serat tersebut adalah sebagai manusia hendaknya tidak memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi atau memikirkan diri sendiri (egois) karena godaan yang berwujud keduapuluh sifat tersebut dapat menuntun manusia untuk memperoleh bekal menuju akhirat kelak atau menuju kehidupan yang sesungguhnya. Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa etika kebijaksanaan yang terdapat dalam kutipan Serat Sangu Pati Jilid 2 mengajarkan kepada manusia supaya bersikap waspada, tidak memikirkan kepentingan duniawi, dan kepentingan pribadi (egois). Kenyataan yang ada di dunia hanya bersifat duniawi atau tidak abadi, jika tidak mawas diri maka isi dunia (harta, tahta, dan wanita) akan menjadi godaan atau penghalang hidup menuju akhirat. 2. Unsur-unsur Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana 1) Purwakanthi a) Purwakanthi guru-swara Padma mêdhar warana kang wêrit,. Padma menjelaskan penghalang yang gaib, Purwakanthi guru-swara yang terdapat pada SeratSangu Pati Jilid 2 tembang dhandhanggula paragraf satu ditunjukkan pada kata Padma (nama pengarang) yang terletak pada bagian depan dan warana (penghalang atau Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 65

penutup) yang terletak pada bagian tengah, yaitu suara vokal a pada ma dan na. Penyebutan ulang inilah yang disebut dengan purwakanthi guru-swara. b) Purwakanthi guru-sastra Padma mêdhar warana kang wêrit,. Padma membuka penghalang yang gaib, Purwakanthi guru-sastra yang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 pada tembang dhandhanggula paragraf 1 ditunjukkan pada kata mêdhar(membuka) terletak pada bagian tengah, warana (penghalang) terletak pada bagian tengah, dan wêrit (gaib) terletak pada bagian akhir, yaitu konsonan r. c) Purwakanthi basa utawa lumaksita Kutipan yang menunjukkan purwakanthi lumaksita dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 sebagai berikut. urun jaya gonta-gantidan nitis manitis sami, Kutipan di atas yang menunjukkan purwakanthi lumaksita terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 pada tembang sinom pupuh III paragraf tiga baris keempat dan lima sebagai berikut. Marga sipat kalih dasa, rina wêngi nambut kardi, samêndhang wus nora rênggang, urun jaya gonta-ganti, nitis-manitis sami, sa méng titah datan éwuh, marma yén kawruh Buddha, warahé para winasis kathah janma bisa nitis kaping sapta. Karena keduapuluh sifat tersebut, waktu malam bekerja walaupun hasilnya sekecil kulit padi yang suadah tidak renggang. Memberikan kemenangan berganti-ganti, berubah-ubahsama. Semua kehidupan tidak sulit.kasih sayang jika dalam Budha mengajarkan para cendekiawan banyak manusia yang bisa hidup tujuh kali. Dari data di atas kata yang menunjukkan purwakanthi lumaksita adalah kata nitis manitis.kata nitis manitis terletak pada awal baris diulang pada kata berikutnya disebut purwakanthi lumaksita karena dalam satu bait tembang di Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 66

atas terdapat kata-kata yang digunakan lebih dari satu kali sehingga kata tersebut seperti lumaksita atau berjalan. 2) Yogyaswara Mimindha kaki nini, Kutipan di atas yang menunjukkan tembung yogyaswara terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 pada tembang durma pupuh V paragraf tigabelas baris kedua sebagai berikut. Kadadéyan kumayaning ponca driya, mimindha kaki nini, sanak miwah mitra, wreda padéné mudha, tarkadhang rupa naga aji, myang wujuding kang: cahya amoncawarna. Terjadinya seperti lima panca indera, kedua kakek nenek, sanak saudara, orang tua dengan yang muda terkadang berwujud raja ular naga.menuju wujud cahaya warna-warni. 3) Tembung Garba Jajah kwaséng hyang agung, Kutipan di atas yang menunjukkan tembung garbayang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2adalah kata kwaséngberasal dari kata kuwasa+ing, karena kedua kata tersebut saling berkaitan sehingga membentuk satu rangkaian kata, yaitu kwaséng yang artinya kekuasaannya di-.rangkaian kedua kata tersebut disubut tembung garba. 4) Tembung Dasanama ywaku tungkul sira anéng donya, kabéh saisining jagad, ingkang dhingin buwana kang keksi, yékubumi banyu lawan, Kutipan dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana yang menunjukkan tembung dasanama adalah kata donya, jagad, buwana,bumi. Kata-kata tersebut memiliki arti yang sama, yaitu bumi. Pengelompokan kata yang terdapat pada data di atas disebut dengan dasanama. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 67

5) Tembung Plutan sung wasita mring pra siswanira, pra = pa- + -ra berasal dari kata para Kutipan dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujanadi atas yang menunjukkan tembung plutan adalah kata pra.kata pra berasala dari kata para, karena dipluta menjadi pra yang artinya para.pengurangan pada kata para menjadi pra disebut tembung plutan. 6) Tembung Kosok Balen Pangkur (pada 6, gatra 2 )... pakaryannyasiyang pantara ratri,...... Bekerja siang dan malam,... Simpulan Kutipan di atas yang menunjukkan tembung kosok balen adalah kata siyangdan ratri.kata siyang artinya menandakan waktu siang dan kata ratri artinya menandakan waktu malam.perbedaan dua kata tersebut yang disebut dengan tembung kosok balen, karena kata dan maknanya berlawanan. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana tersebut terdapat nilai etika dan unsur-unsur estetika.etika Jawa yang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana terdiri dari 7 tembang.dari keseluruhan terdapat a. etika keselarasan sosial meliputi, tidak memaksakan kehendak (3), dan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 68

menghormati sesama manusia (1); b. etika kebijaksanaan meliputi, nasihat, waspada, sikap batin yang tepat, bersyukur, dan tabah. Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana terdiri dari 7 tembang yang meliputi purwakanthi guru-swara (53), purwakanthi guru-sastra (391), purwakanthi lumaksita (4), yogyaswara (1), tembung garba (13), dasanama (14), plutan (3), tembung kosokbalen (5). Daftar Pustaka Baried, Siti Baroroh. 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia. Endraswara, Suwardi. 2010. Etika Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi. Magnis-Suseno, Franz. 1984. Etika Jawa. Jakarta: Gramedia. Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Estetika Sastra Budaya. Denpasar: Pustaka Belajar. S. Padmosoekotjo. 1958. Ngengrengan Kasusastran Djawa II. Yogyakarta: Hien Hoo Sing.. 1960. Ngengrengan Kasusastran Djawa I. Yogyakarta: Hien Hoo Sing. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 69