MEDIA SENI MENCETAK MODIFIKADI TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

dokumen-dokumen yang mirip
Strategi Pembelajaran Model Pelatihan Menempel Kain Perca Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGARUH KEGIATAN SENI FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH TEKNIK KOLASE DENGAN BAHAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TARI TAKTETAH MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH SERI MENGGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGAMBAR PERMULAAN ANAK. Nosha Putri Sekar Arum Nurhenti Dorlina Simatupang

PENGARUH MEDIA KAWAT BLUDRU TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A

PENGARUH MODEL PELATIHAN DASAR MENGGAMBAR TIRUAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH DONGENG TERHADAP KEMAMPUAN EMPATI ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

PENGARUH MEDIA WAYANG ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH KEGIATAN MENJAHIT TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK A DI TK PEJAJARAN

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBILANG ANAK

PENGARUH BERMAIN TANAH LIAT TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL GEOMETRIANAK

PENERAPAN METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN NATURALIST INTELLIGENCE ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Gambar Seri Terhadap Kemampuan Menyimak Anak Kelompok A

PENGARUH KEGIATAN MOZAIK TERHADAP KEMAMPUAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 3 SURABAYA

PENGARUH PERMAINAN BOWLLING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

Pengaruh Metode Bercakap-cakap Berbasis Media Pop Up Book Terhadap Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KERETA BERNOMOR TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA PERSATUAN KEBOMAS GRESIK

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

PENGARUH METODE RESITASI BERMEDIA KOKORU TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BENTUK GEOMETRI ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE EKSPERIMEN BERBAHAN ALAM TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH KEGIATAN MENGGUNTING POLA TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK ISLAM QOSHRUL UBUDIYAH

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B RA MUSLIMAT NU 079 TARBIYATUS SHIBYAN PETUNG PANCENG GRESIK

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

ADANYA PENGARUH MENEMPEL GAMBAR DENGAN TEKNIK MOZAIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen, yaitu untuk

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK MOZAIK DAUN KERING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B TK QOSHRUL UBUDIYAH SURABAYA. Devita Dwi Prastiana

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

Abstract. Kata kunci : kemampuan motorik halus, mencetak menggunakan media bahan alam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

PENGARUH PERMAINAN PIPA BOCOR TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL DALAM BEKERJASAMA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN. Amilia Anom Sari Dewi Komalasari

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

EFFECT OF ACTIVITIES PAPER FOLDING (ORIGAMI) FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN AGES 4-5 YEARS IN AL-HISA TK IN DISTRICT RAYA TENAYAN PEKANBARU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

PENGARUH BERMAIN PASIR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP GEOMETRI KELOMPOK A

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KORAN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERCERITA ANAK KELOMPOK B

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK Al-Fithroh

PENGARUH PENGGUNAAN PERMAINAN BERJALAN HALANG RINTANG TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK

PENGARUH MELUKIS TERHADAP KREATIVITAS SENI ANAK USIA DINI DI TK 02 BURAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Retno Ayu Wulandari Rachma Hasibuan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PEMECAHAN MASALAH SAINS ANAK KELOMPOK B

Wahyu Surya Kusumawati. Dra. Hj. Mas udah M., M.Pd

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 KEMIRI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PERMAINAN KESEIMBANGAN TUBUH BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK TK KELOMPOK A

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENGARUH PERMAINAN KALENG PINTAR terhadap KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A di TK PUTERA HARAPAN

PENGARUH MEDIA PAPAN FLANEL TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL POLA AB-AB BERBENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

Elisabeth Christiana PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,

Pengaruh Permainan Engklek Modifikasi Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

PENGARUH PERMAINAN LEGO ADU CEPAT TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 3 SURABAYA

PENGARUH PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A. HAIRANISA AL AMANAH DEWI KOMALASARI

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

Pengaruh Media Papan Titian Terhadap Keseimbangan Gerak Motorik Kasar Anak Kelompok A di RA Al- Hidayah

PENGARUH PENCAMPURAN WARNA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH FILM ANIMASI TERHADAP PERKEMBANGAN BERBICARA ANAK

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

PENGARUH MEDIA NUMBER SENSE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DUPLEKS KOMUNIKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B. Priska Anindita Titisari Putriningtyas Sri Setyowati

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGKLASIFIKASIKAN BENDA

PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK 02 NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Anak Usia Dini.

Transkripsi:

1 MEDIA SENI MENCETAK MODIFIKADI TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B Galuh Dwi Bramastiningrum Sri Joeda Andajani PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No. 4 Surabaya (60136). Email: (coolkidgirlmode@gmail.com) (Sri.Joeda@gmail.com) Abstract: This study quantitative research aims to determine the effect of modification of print media arts to fine motor skills B group of children in kindergarten Sakti Merisi Surabaya. The samples this study s a group of kindergarten children Sakti Merisi Surabaya totaling 23 children. This research data collection method using a method of observation and test performance. This research data analysis technique that is using wilcoxon matched pairs test. The result showed that T hitung =0 smaller T tabel with significance level of 5%=0.73 so that Ha accepted and Ho rejected. Thus it can be concluded that media art prints modification affects the fine motor skills the children in the kindergarten group B Sakti Merisi Surabaya is accepted. Keyword: Media, Art prints modification, Fine motor Abstrak: Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media seni mencetak modifikasi terhadap TK Sakti Merisi Surabaya. Sampel pada penelitian ini yaitu anak kelompok B TK Sakti Merisi Surabaya yang berjumlah 23 anak. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode observasi dan tes performance. Teknik analisis data penelitian ini yaitu menggunakan tes uji wilcoxon matched pairs. Hasil analisis data menunjukkan bahwa T hitung = 0 lebih kecil dari T tabel dengan taraf signifikan 5% = 0,73 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media seni mencetak modifikasi berpengaruh terhadap keterampilan motorik halus anak kelompok B di TK Sakti Merisi Surabaya. Kata Kunci: Media, Seni mencetak modifikasi, Motorik halus Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi Pendidikan Anak usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. pada Bab I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2004 : 4). Dalam Pendidikan Anak Usia Dini terdapat lima aspek yang akan dikembangkan pada diri anak, diantaranya yaitu aspek nilai agama dan moral, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek motorik dan aspek sosioemosional. Kelima aspek tersebut 1 berkembang dan saling berkaitan. Aspek perkembangan motorik merupakan aspek yang penting di dalam perkembangan anak usia dini. Aspek perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar anak meliputi kemampuannya dalam menggerakkan otot otot besarnya seperti dalam berjalan, berlari, melompat, meloncat, dll. Sedangkan motorik halus meliputi kemampuan anak dalam menggerakkan otot otot halus (otot kecil) dan koordinasi mata dan tangan pada beberapa aktifitas bermain dan belajarnya seperti menggunting, menempel, menulis, meremas, menggambar, dll. Motorik halus merupakan kemampuan dasar yang harus di asah terus menerus pada anak usia dini. Kemampuan ini tidak bisa diabaikan karena sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari anak usia dini, misalnya pada saat belajar menulis. Pada saat anak memegang pensil dibutuhkan koordinasi mata

2 dan tangan, pergelangan tangan dan telapak tangan juga posisi jari jari tangan yang tepat. Saat perkembangan motorik halus anak tidak berkembang maksimal pada saat usia dini maka hal tersebut akan mempengaruhi perkembangannya ketika sudah dewasa nanti. Masa usia taman kanak-kanak (TK) merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif. Anak mempunyai dorongan alamiah untuk bermain menggunakan seluruh panca indranya dan kemampuannya. Masa usia dini juga merupakan usia paling efektif untuk mengembangkan berbagai macam potensi yang dimiliki anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui kegiatan seni mencetak untuk meningkatkan keterampilan motorik halusnya. Untuk memperhalus keterampilanketerampilan motorik, anak-anak terus melakukan kegiatan fisik yang terkadang bersifat formal dalam bentuk permainan. Gerakan halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan kegiatan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otototot kecil. Disamping itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan lain seperti senam, berenang dan lain lain. Untuk memperhalus keterampilanketerampilan motorik, anak-anak terus melakukan kegiatan fisik yang terkadang bersifat formal dalam bentuk permainan. Gerakan halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan kegiatan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otototot kecil. Disamping itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan lain seperti senam, berenang dan lain lain. Sebab hakekat pendidikan untuk anak usia dini adalah bermain sambil belajar. Yang dimana dalam bermain tersebut terdapat peristiwa imajinatif, merasakan, berfikir dan mencipta. Agar kegiatan bermain anak memiliki makna dalam hubungannya dengan seni rupa dalam hal ini mencetak, maka disarankan untuk memilih kegiatan dan media dalam mencetak. Hal ini sejalan dengan pendapat Riyanto dan Handoko (2004 :01) menjelaskan bahwa sejak usia dini anak-anak perlu dilatih motorik halusnya karena keterampilan tangan anak merupakan jendela pengetahuan bagi anak untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Oleh Karena itu mencetak sebagai sarana pendidikan seni yang memberikan kebebasan dalam pelaksanaan berproses kreatif, imajinatif maupun ekspresi yang dipunyai anak melalui bermain. Mencetak adalah salah satu kegiatan dalam seni rupa untuk membuat gambar dengan dengan alat cetak / acuan / klise dengan cara menggores atau mencukil pada sekeping papan, gips, logam, atau bahan lainnya (Pamadhi dan Sukardi, 2011: 4.4). Sedangkan menurut Nina (2009: 12) mencetak atau seni grafis atau grafika adalah seni rupa yang cetakannya dikerjakan dengan tangan. Mencetak merupakan suatu cara membuat gambar dengan alat cetak atau acuan yang disebut klise. Proses mencetak diawali dengan pembuatan klise atau acuan cetak. Klise atau acuan cetak dapat terbuat dari bahan kayu atau papan karet, logam, atau bahan lainnya. Klise diolesi dengan tinta cetak, lalu diletakkan pada selembar kertas ditekan-tekan hingga rata, tinta dari klise melekat pada kertas dan jadilah hasil karya cetak atau seni grafis. Seni mencetak modifikasi adalah salah satu kegiatan untuk anak usia dini guna membuat gambar dengan alat cetak yang terdapat di lingkungan sekitar anak. Seperti pelepah daun pisang, buah-buahan, sayur-sayuran dan kaos kaki dengan cara menggores atau mencukil untuk membuat pola atau motifnya. Hasil observasi pada Oktober 2014 di TK Sakti Merisi Surabaya, rata-rata kemampaun pada anak kelompok B untuk keterampilan motorik halusnya masih kurang. Penyebab kurang mampunya anak di TK tersebut yaitu karena sebagian anak kelompok B di TK Sakti Merisi Surabaya sebelum masuk TK tidak mengikuti pendidikan ditingkat play group serta kurang adanya inovasi dari guru mengenai pentingnya mengembangkan keterampilan motorik halus anak. Guru perlu menerapkan cara yang tepat dalam mengembangkan keterampilan motorik halus pada semua anak kelompok B. Melihat kenyataan di TK tersebut maka perlu upaya untuk mengembangkan keterampilan motorik halus. Berdasarkan

3 wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas kelompok B di TK Sakti Merisi Surabaya yaitu Sri Redjeki, di TK tersebut pernah beberapa kali menggunakan kegiatan mencetak sebagai pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak usia dini namun material atau media yang dipakai berupa alat cetak konvensional seperti cetakan stempel dengan bentuk bintang, bulan sabit, lingkaran dan segi empat. Sedangkan menggunakan media yang terdapat disekitar anak seperti sayur-sayuran, buah-buahan, pelepah daun pisang dan kaos kaki masih belum pernah diberikan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh media seni mencetak modifikasi terhadap TK Sakti Merisi Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media seni mencetak modifikasi terhadap keterampilan motorik halus anak. Manfaat hasil penelitian ini mampu menjadi pemicu untuk memperbanyak mediamedia yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak, mampu menjadi rujukan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak termasuk dalam keterampilan mencetak anak TK, dan memberikan pembelajaran yang menarik untuk anak dengan menggunakan media seni mencetak modifikasi. METODE Penelitian dengan judul pengaruh media seni mencetak modifikasi terhadap TK Sakti Merisi Surabaya adalah pendekatan penelitian kuantitatif karena data yang digunakan berupa angka-angka dan analisis datanya menggunakan statistik. Sedangkan, penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, karena penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan media seni mencetak modifikasi dapat mempengaruhi keterampilan motorik halus anak TK kelompok B. Penelitian metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2013 : 107). Bentuk desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ekserimen one-group pretest-postest design, karena penilitian yang dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Lokasi pelaksanaan penelitian ini dilakukan di TK Sakti Merisi Jalan Bendul Merisi Besar Timur Nomor 37 Kecamatan Wonocolo Surabaya. Peneliti memilih lokasi tersebut karena sesuai permasalahan yang ada, menunjukkan bahwa keterampilan motorik halus pada anak kelompok B masih kurang diterapkan dan kegiatan yang diberikan kurang menarik. Dapat dillihat pada saat pembelajaran, guru hanya memberikan media yang konvensional buatan pabrik dengan alas an dapat digunakan berulang-ulang. Sehingga dalam mengembangkan keterampilan motorik halusnya masih kurang diperhatikan. Sedangkan, teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik sampling jenuh, karena jumlah anak kurang dari 30 yang keterampilan motorik halusnya masih perlu dikembangkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes performance. Menurut Hadi (dalam Sugiyono 2013:203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun proses biologis dan psikologis. Sedangkan menurut Arikunto (2006 : 223) menyatakan bahwa tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, atau ada tidaknya serta besarnya kemampuan objektif yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang berupa observasi yaitu menggunakan pengembangan intrumen dengan lembar observasi. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan tes performance yaitu kegiatan yang berhubungan dengan keterampilan motorik halus anak yaitu mencetak dengan berbagai media (pelepah daun pisang, wortel, buah belimbing dan kaos kaki). Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data kuantitatif yang berupa statistik non parametris, karena data yang digunakan untuk menganalisis berupa data nominal dan ordinal. Uji statistik non parametris dalam penelitian ini menggunakan

4 rumus wilcoxon match pairs, sedangkan test dalam pelaksanaanya menggunakan tabel penolong. Penelitian menggunakan rumus Wilcoxon match pairs, karena untuk mencari perbedaan keterampilan motorik halus pada anak kelompok B di TK Sakti Merisi Surabaya sebelum dan sesudah diberi perlakuan media seni mencetak modifikasi. Dalam uji Wilcoxon match pairs, besar selisih angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan karena penelitian ini menggunakan sampel kurang dari 30 maka tes uji Wilcoxon match pairs menggunakan tabel penolong. HASIL Berdasarkan permasalahan di TK tersebut, pada tanggal 24-31 Maret 2015 peneliti menerapkan media seni mencetak modifikasi sebagai alat yang dapat mengembangakan keterampilan motorik halus anak. Dengan pemberian perlakuan (treatment) menggunakan media tersebut anak kelompok B TK Sakti Merisi terlihat lebih antusias untuk mengembangkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan seni mencetak modifikasi dengan berbagai media. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada anak kelompok B dalam kegiatan seni mencetak modifikasi dengan berbagai media terdapat 2 anak yang masih mengalami kesulitan dalam kegiatan seni mencetak modifikasi dengan berbagai media. Hasil analisis data yang diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi, peneliti menyusun menjadi tabulasi data. Dari data tersebut disimpulkan bahwa kegiatan seni mencetak modifikasi dengan berbagai media merupakan kegiatan yang yang dapat mengembangkan keterampilan motorik halus. Berikut ini data hasil analisis dalam tabel penolong wilcoxon match pairs test pada keterampilan motorik halus. Tabel 1 Data Hasil Pre-Test dan Post-Test No X A1 X B1 Beda Tanda Jenjang X B1 -X A1 Jenjang + - 1. 5 9 4 10,5 +10,5-2. 6 8 2 2,5 +2,5-3. 6 8 2 2,5 +2,5-4. 8 10 2 2,5 +2,5-5. 5 10 5 18 +10,5-6. 6 10 4 10,5 +6-7. 8 11 3 6 +6-8. 8 11 3 6 +6-9. 3 3 0 0 +0-10. 9 12 3 6 +6-11. 8 10 2 2,5 +2,5-12. 6 10 4 10,5 +10,5-13. 6 9 3 6 +6-14. 3 3 0 0 +0-15. 6 8 2 2,5 +2,5-16. 9 11 2 2,5 +2,5-17. 7 10 3 6 +6-18. 10 12 2 2,5 +2,5-19. 7 9 2 2,5 +2,5-20. 7 9 2 2,5 +2,5-21. 5 7 2 2,5 +2,5-22. 23. 6 7 9 9 3 2 6 2,5 +6 +2,5 Jumlah T+ = 113 T- = 0 (Sumber: Hasil penelitian Pre-test dan Post-test) - -

5 Berdasarkan tabel hasil perhitungan dengan menggunakan rumus penolong wilcoxon, diketahui bahwa nilai T hitung yang diperoleh yaitu 0, karena jumlah tanda jenjang terkecil (positif atau negatif) dinyatakan sebagai nilai T hitung. T hitung. diperoleh dari hasil perbandingan dari beda hasil kegiatan pre-test dan kegiatan post-test. Kemudian hasil tersebut dihitung pada tanda jenjang dengan hasil beda yang terkecil sampai yang terbesar. Lalu diberi peringkat dimulai dari angka paling kecil diberi peringkat satu dan seterusnya hingga yang paling besar. Setelah memperoleh nilai dari T hitung, kemudian T hitung dibandingkan dengan T tabel. T tabel merupakan nilai dari tabel kritis dalam uji jenjang Wilcoxon. Kemudian untuk memperoleh hasil yang besar atau signifikan dan mendapatkan kesalahan yang kecil, maka dalam penelitian ini memilih taraf signifikan 5%. PEMBAHASAN Keterampilan motorik halus anak kelompok B di TK Sakti Merisi Surabaya yang berjumlah 23 anak pada awalnya masih rendah. Perlu adanya pemberian pembelajaran yang tepat sehingga keterampilan motorik halus anak dapat berkembang dengan maksimal. Rendahnya keterampilan motorik halus anak kelompok B dalam hal mencetak dapat dilihat dari hasil pre-test yang berupa kegiatan mencetak gambar matahari dengan media wortel yang diberikan oleh guru dan peneliti pada anak. Penggunaan media seni mencetak modifikasi diberikan dalam 2 kali treatment yang dilaksanakan pada 2 kali pertemuan. Pemberian treatment dilakukan secara berulang-ulang dikarenakan hal tersebut sesuai dengan salah satu hukum belajar Thorndike yaitu law of exercise, yang mengungkapkan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:46). Setelah diterapkan kegiatan seni mencetak modifikasi dengan berbagai media, TK Sakti Merisi Surabaya mengalami perubahan yang positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Wena (2009:119) yang menyatakan bahwa melalui praktik atau latihan yang berulang-ulang dalam bentuk pemberian strategi pembelajaran model pelatihan akan terbentuk kebiasaan gerakan dan juga akan menghasilkan keterampilan kerja yang lebih baik. Perubahan yang positif tersebut dapat dilihat dari hasil post-test yang mengalami peningkatan skor yang diperoleh masingmasing anak. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil data yang diperoleh melalui kegiatan seni mencetak modifikasi berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dari harga T hitung = 0 lebih kecil dari T tabel dengan taraf signifikan 5% = 0,73. Dengan demikian hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak. Berdasarkan analisis data tersebut dapat dinyatakan bahwa media seni mencetak modifikasi berpengaruh terhadap TK Sakti Merisi Surabaya. Dalam pelaksanaan kegiatan seni mencetak modifikasi ketelitian anak sangat dibutuhkan, pada saat mencetak yaitu mengambil warna sedikit demi sedikit, mencetak pada LKA hingga membentuk pola dari medianya dan tidak sampai keluar garis inilah keterampilan motorik halus anak diasah, yaitu keterampilan dalam mengkoordinasikan mata dan tangannya. Hal ini sejalan dengan pemikiran Sumantri (2005:143) yang mengungkapkan bahwa keterampilan motorik halus merupakan pengorganisasian penggunaan sekelompok otototot kecil, seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Sependapat dengan pernyataan di atas, Yamin dan Sanan (2013:101) mengungkapkan bahwa motorik halus mengembangkan kemampuan anak dalam menggerakkan jari-jarinya, khususnya ibu jari dan jari telunjuk. Pemberian kegiatan mencetak dengan berbagai media ini memberikan pengalaman yang nyata bagi anak dalam keterampilan motorik halusnya sehingga keterampilan

6 motorik halus anak mengalami peningkatan setelahnya. Sumantri (2005:146) menyatakan bahwa tujuan pengembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jarijemari, dan mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat diketahui bahwa keterampilan motorik halus anak kelompok B di TK Sakti Merisi Surabaya meningkat setelah diberikan treatment berupa kegiatan seni mencetak modifikasi dengan berbagai media. Hasil analisis data menunjukkan bahwa T hitung = 0 lebih kecil dari T tabel dengan taraf signifikan 5% = 0,73, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa media seni mencetak modifikasi berpengaruh terhadap keterampilan motorik halus anak kelompok B TK Sakti Merisi Surabaya diterima. Saran Setelah melakukan penelitian maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1) Guru diharapkan dapat menggunakan media seni mencetak modifikasi sebagai salah satu kegiatan yang menarik untuk mengembangkan keterampilan motorik halus usia dini, 2) Peneliti lain hendaknya melakukan penelitian mengenai berbagai media seni mencetak modifikasi lain yang dapat mengembangkan keterampilan motorik halus anak usia dini. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2004. Acuan Menu Pembelajaran Pada Kelompok Bermain. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Nina. 2009. Seni Budaya Untuk SMA/MA Kelas XII Semester 2. Surakarta: CV Pratama Mitra Aksara. Pamadhi, Hajar dan Sukardi, Evan. S. 2011. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumantri. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti. Yamin, Martinis dan Sanan, Jamilah Sabri. 2013. Panduan PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini. Jambi: Referensi.