BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri adalah salah satu unsur penting untuk meningkatkan perekonomian suatu negara yang akan meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup negara tersebut dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Selain memiliki dampak positif dalam meningkatkan lapangan kerja dan menghasilkan barang atau jasa, kegiatan industri juga memiliki dampak negatif yang salah satunya dalam setiap kegiatan produksinya menghasilkan suatu limbah (Supraptini, 2002; Agustiningsih, 2012). Pencemaran yang diakibatkan limbah dari kegiatan suatu industri dapat disebabkan oleh limbah padat, cair maupun gas. Jika limbah tersebut tidak ditanggulangi maka berdampak pada kerusakan lingkungan seperti menurunkan kualitas sumber daya alam, gangguan kesehatan, pencemaran air, dan bencana alam yang akan membahayakan kehidupan di sekitarnya seperti merusak atau membunuh kehidupan disekitarnya (Podita, 2001; Suparjo, 2009). Dalam kegiatan suatu industri, industri wajib untuk mengolah limbahnya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan sebelum dikembalikan ke lingkungan. Selain itu, dalam perdagangan internasional dibeberapa negara mempertimbangkan aspek lingkungan terhadap produk yang akan dibeli sehingga diperlukannya serifikasi ekolabel dalam suatu produk. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas lingkungan dengan mengurangi 1
2 limbah yang dikeluarkan dan meningkatkan produktivitas dengan efisiensi pada penggunaan energi, bahan mentah, dan air (Indah, 2013). Sehingga dalam penanggulangannya selain dilepas ke lingkungan setelah diolah, limbah hasil kegiatan industri dapat dimanfaatkan kembali sehingga tidak akan menimbulkan masalah. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar industri maupun industri lainnya seperti limbah dari pabrik penyedap masakan dan limbah industri minuman teh yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik (Indah, 2013; Supraptini, 2002). PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) unit Bali merupakan salah satu pabrik minuman di Bali yang memproduksi minuman-minuman dengan merk yang sudah mendunia. Sebagian besar limbah yang dihasilkan oleh PT. CCBI unit Bali berupa cairan yang di lepaskan kembali ke sungai yang terdapat di belakang pabrik. Salah satu limbah yang dihasilkan dari proses produksi produk minuman ini berupa limbah teh yang merupakan campuran dari teh hijau dan teh hitam. PT. CCBI unit Bali memproduksi minuman teh jumlahnya sesuai dengan permintaan pasar dan setiap produksinya rata-rata pabrik mengeluarkan limbah teh sekitar 120 kg. Karena limbah teh tersebut belum dapat diolah sebelum di lepas lingkungan, limbah tersebut hanya didiamkan di tempat penyimpanan limbah sementara dan dimanfaatkan masyarakat maupun industri kecil yang terdapat di sekitar pabrik untuk dijadikan pupuk tanaman. Hal tersebut dikarenakan IPAL dari pabrik belum dapat mengolah hasil limbah dari produksi teh yang masih mengandung logam berat seperti Mangan (Mn), Besi (Fe), Zinc (Zn), Tembaga (Cu), Boron (B), dan Cobalt (Co) (Mursilah, wawancara, 13 Januari 2015; Sucofindo, 2010).
3 Jika limbah tersebut dilepas ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu maka akan mengakibatkan pencemaran lingkungan seperti menurunkan kualitas air dalam sungai hingga menyebabkan kematian biota yang terdapat di dalam sungai. Selain menyebabkan pencemaran lingkungan, limbah tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan akibat dari logam berat yang dikeluarkan seperti iritasi kulit, gangguan pencernaan, kanker (Supraptini, 2002). Hingga saat ini, limbah teh tersebut hanya dimanfaatkan oleh salah satu industri pupuk yang terdapat di sekitar pabrik yaitu Sumber Sari Nadi dan limbah teh tersebut dimanfaatkan sebagai 20% bahan baku pembuatan pupuk (Sekep, wawancara, 13 Januari 2015). Untuk itu perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk pemanfaatan limbah teh secara maksimal sebagai pupuk organik yang mudah diolah oleh perusahaan, industri kecil, maupun masyarakat sekitar sehingga dapat mengurangi risiko pencemaran lingkungan. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata tinggi tanaman, intensitas kerusakan daun dan jumlah produksi buah pada tanaman kacang panjang, mentimun, dan tomat yang menggunakan pupuk dari limbah teh murni yang telah dikeringkan, pupuk organik dari limbah teh yang telah diolah, dan dengan yang tidak menggunakan pupuk organik. 1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah bila limbah teh dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman kacang panjang, mentimun, dan tomat?
4 1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi pemanfaatan limbah teh dari PT. CCBI unit Bali dengan menjadikan limbah tersebut menjadi pupuk agar dapat mengurangi potensi hazard lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar industri dari limbah tersebut. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui perbandingan tinggi tanaman kacang panjang, mentimun, dan tomat yang menggunakan pupuk dari limbah teh murni yang telah dikeringkan, pupuk dari limbah teh yang telah diolah, dan dengan yang tidak menggunakan pupuk. 2. Untuk mengetahui perbandingan intensitas kerusakan daun tanaman kacang panjang, mentimun, dan tomat yang menggunakan pupuk dari limbah teh murni yang telah dikeringkan, pupuk dari limbah teh yang telah diolah, dan dengan yang tidak menggunakan pupuk. 3. Untuk mengetahui perbandingan jumlah produksi buah tanaman kacang panjang, mentimun, dan tomat yang menggunakan pupuk dari limbah teh murni yang telah dikeringkan, pupuk dari limbah teh yang telah diolah, dan dengan yang tidak menggunakan pupuk.
5 1.5 Manfaat 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfatkan untuk menambah teori dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya mengenai pengolahan limbah industri. 1.5.2 Praktis 1. Bagi Pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan mengenai potensi limbah industri khususnya limbah teh untuk dijadikan pupuk. 2. Bagi PT. CCBI unit Bali, hasil penelitian ini diharapkan dapat dipertimbangkan untuk digunakan oleh PT. CCBI unit Bali agar dapat mengurangi limbah yang dikeluarkan dan mencegah hazard yang ditimbulkan yang dapat mengancam lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. 3. Bagi masyarakat disekitar pabrik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat dalam pengolahan limbah teh menjadi pupuk, sehingga masyarakat dapat membuat pupuk organik dari limbah teh secara mandiri. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian 1. Studi ini menggunakan limbah industri berupa limbah teh dari kegiatan produksi industry minuman PT. CCBI unit Bali dengan merk minuman Frestea. Limbah teh tersebut merupakan campuran dari teh hijau dan teh hitam. 2. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Himalaya, Denpasar.
6 3. Pengambilan data primer pada penelitian dilakukan dengan mengukur langsung kerusakan daun, tinggi tanaman, dan jumlah produksi buah. Sedangkan data sekunder dengan pengambilan data komposisi limbah teh dari PT. CCBI unit Bali dan pupuk yang mengandung limbah teh PT. CCBI unit Bali oleh pabrik pembuatan pupuk Sumber Sari Nadi. 4. Penelitian ini untuk mengetahui mengetahui perbandingan pertumbuhan dan jumlah produksi buah tanaman kacang panjang, mentimun, dan tomat yang menggunakan pupuk terutama yang berasal limbah teh murni yang telah dikeringkan yang akan dibandingkan dengan pupuk dari limbah teh yang telah diolah, dan dengan yang tidak menggunakan pupuk.