PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF. *Corresponding author, tel: ,

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

PENGARUH AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI PERISTIWA ALAM DAN DAMPAKNYA. (Artikel) Oleh IMRON ROSADI

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI POKOK JAMUR. (Artikel) Oleh Wulan Sari Irawati

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. *Corresponding author, telp: ,

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI HAMA PENYAKIT TUMBUHAN

PENGARUH ACTIVE LERANING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh. Emilia Yuliani

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS. (Artikel) Oleh SILFI AULIYANTI

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh WELLY MENTARI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh Wana Ginandi Putra

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS. (Artikel) Oleh PUTRI CHRIS YANTO

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

PENGARUH MEDIA POWER POINT TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA. (Artikel) Oleh WINA HALIMAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh IRA ROSITA

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS OLEH SISWA

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA. (Artikel) Oleh KARTIKA AYU WULANDARI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh MADE DEWI LESTARI

PENGARUH METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS. (Artikel) Oleh NURMALA

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP PENGUASAAN MATERI KINGDOM PLANTAE OLEH SISWA. (Artikel) Oleh FERI PERNANDO

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh NI WAYAN NILA SRI LESTARI

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI. (Artikel) Oleh RAPENDA ESANTINO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April di SMP Negeri 20 Bandar. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUSAAN KONSEP SISWA. (Artikel) Oleh MADE SETIA HARINI

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STAD TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PBL TERHADAP KREATIVITAS DAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TERTULIS SISWA

PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA. (Artikel) Oleh. Sefty Goestira

PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA. (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh RIA MUSTIKA

MODEL KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh MADE OKTAVIA SRI RAHAYU

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh EVA FEBRIYANTI R.

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh NINDY PROFITHASARI

PENGARUH INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS

PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN. (Artikel) Oleh: Dian Yustie Anggraeni

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERARGUMENTASI DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh HELEN META AFISHA

Susi Susanti 1*, Tri Jalmo 1, Berti Yolida 1 Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Lampung

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh ERVIN HIDAYAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan April tahun. pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 2 Jati Agung

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL KOOPERATIF TAI TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY DAN HASIL BELAJAR

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL PBM TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (ARTIKEL) Oleh RAISA RAMADHANI

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA. (Artikel) Oleh ERFINA TRIUTAMI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS KERJASAMA SISWA. (Artikel) Oleh SUSANTI AGUSTA

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODELS EFFECT TOWARD STUDENT S PROBLEM SOLVING SKILL

PENGARUH PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI SISWA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh YUDI SAPUTRA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP. (Artikel) Oleh DEWI OKTARIA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh RELA KRISTIYAWANTI

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH MEDIA MAKET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PERBANDINGAN MEDIA REALIA DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA. (Artikel) Oleh NOVITA SARI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah pada bulan Mei semester genap Tahun Pelajaran

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh RENITA PRAHASTIANI

PENGARUH PBL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS 01 KRETEK

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENGARUHMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR. (Artikel) Oleh SARVIA TRISNIATI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS. (Artikel) Oleh SILVIA PRANA MAHKOTA

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LUWES SISWA PADA REAKSI REDOKS.

Ema Rochmaniar Suprayitno 1, Pramudiyanti 2, Rini Rita T. Marpaung 3 HP: ABSTRAK

PENGGUNAAN POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

Kelebihan model PBL menurut Pannen, Mustafa, Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF Rika Sundari 1*, Tri Jalmo 1, Rini Rita T. Marpaung 1 Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung * Corresponding author, HP : 089675931898 Email : Rikasundari000@gmail.com Abstract: The influence of Problem Based Learnings model on Creative Thinkings skill. The purpose of this research was to know the influence of problem based learning model on creative thinking skill at SMP N 2 Jati Agung. The design of this reserach was quasi experimental with samples students VIIC and VIID that were chosen by Purposive Sampling. The research data were quantitative data which were obtained from pre test, post test and N-gain which analyzed using t-test and qualitative data which were obtained from observation students activity and questionnaire of students responses. The research result showed that experiment class average (53,33) was higher than control class (48,30) and percentage average students activity on experiment class (81,66%) was higher than control class (64,22%) and almost all students give positive responses on using PBL. Therefore, it can be concluded that PBL model influenced creative thinking skill in environmental management subject matter. Keyword: creative thinking skill, model PBL, students activity Abstrak: Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh model PBL terhadap kemampuan berpikir kreatif di SMP N 2 Jati Agung. Penelitian bersifat quasi eksperimental dengan sampel penelitian siswa kelas VIIC dan VIID yang dipilih secara purposive sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes postes dan N-gain yang dianalisis menggunakan uji-t dan data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas belajar dan angket tanggapan siswa yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen (53,33) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (48,30) dan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen (81,66%) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (64,22%) serta mendapat tanggapan positif dari siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PBL berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam materi pengelolaan lingkungan Kata kunci: aktivitas belajar, kemampuan berpikir kreatif, model PBL 48

PENDAHULUAN Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kebutuhan kompetisi masa depan (Kemendikbud, 2013: 10). Hal ini dikarenakan individu yang kreatif memiliki kepercaan diri, mandiri, tanggung jawab dan komitmen kepada tugas, tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah, kaya inisiatif, dan lebih berorientasi kepada masa kini dan masa depan daripada masa lalu (Supriadi, 2001: 61). Oleh karena itu, pendidikan hendaknya tertuju pada pengembangan kemampuan kreativitas peserta didik agar kelak dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan masyarakat negara (Munandar 2009: 12). Faktanya pendidikan di Indonesia lebih ditekankan pada hafalan dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan sehingga proses pemikiran tingkat tinggi termasuk berpikir kreatif jarang dilatih (Munandar, 2009:7). Hal ini menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kreatif individu Indonesia. Pernyataan ini juga didukung oleh peringkat kreativitas Indonesia berdasarkan Global Creativity Index tahun 2010 bahwa Indonesia menempati peringkat 81 dari 82 negara (MIP, 2011: 37). Aspek yang dinilai oleh MIP meliputi toleransi, talenta, dan teknologi pada bidang sains dan teknologi, bisnis dan managemen, kesehatan, pendidikan, budaya dan entertainment. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif ini didukung dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti saat pembelajaran IPA di kelas VII SMP N 2 Jati Agung. Hasil observasi menunjukkan rendahnya kemampuan berpikir kreatif di SMP N 2 Jati Agung terutama kemampuan berpikir lancar dan luwes. Hal ini terlihat dari kesulitan siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang bervariasi, menginterpretasikan gambar dan memberikan pemikiran yang berbeda dari temannya. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif di SMP N 2 Jati Agung ini diduga terjadi karena rendahnya aktivitas belajar siswa di SMP tersebut yang terlihat dari kepasifan siswa dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan serta ketidakmauan antar siswa untuk bertukar informasi tentang materi yang dipelajari. Kondisi tersebut dapat terjadi karena selama ini proses pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode diskusi dan ceramah. Metode ceramah yang dilakukan membuat proses pembelajaran berpusat pada guru dan siswa hanya berperan sebagai objek. Sementara itu, kegiatan diskusi yang dilakukan terlihat tidak efektif dan hanya sebuah formalitas. Hal ini diduga karena materi-materi yang didiskusikan hanya berasal dari buku paket, tanpa adanya permasalahan atau tantangan yang dapat memacu siswa untuk dapat berpikir. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif terutama berpikir lancar dan luwes. Salah satu model pembelajaran yang diduga efektif adalah model PBL. PBL dirasakan tepat karena model ini menghadapkan siswa pada permasalahan yang ada di dunia nyata dan tidak terstruktur yang memiliki perspektif majemuk yang menuntut siswa memecahkan masalah tersebut secara mandiri (Tan, 2003: 30). Melalui pem - belajaran yang memiliki perspektif majemuk dan menekankan pada ke- 49

mandirian siswa membuat siswa bebas mengemukakan gagasan-gagasan yang timbul dalam dirinya dan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif terutama berpikir lancar dan luwes. BTS BS BS METODE Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015 di SMP N 2 Jati Agung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII. Sampel dalam pene-litian ini adalah kelas VIIC sebagai kelas eksperimen dan kelas VIID sebagai kelas kontrol yang diambil dengan teknik purpose sampling. Penelitian ini merupakan eksperimental semu dengan desain pretestpostest non-ekuivalen. Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes KBK siswa yang dianalisis menggunakan uji-t dan data kualitatif diperoleh dari presentase hasil observasi aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model PBL yang dianalisis secara deskriptif. Gambar 1. Rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain siswa kelas eksperimen dan kontrol Berdasarkan Gambar 1 yang telah disajikan diatas, diketahui bahwa rata-rata nilai pretest untuk kelas eksperimen dan kontrol tidak berbeda signifikan. Sementara rata-rata nilai postes dan N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dan berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Selanjutnya melakukan analisis data untuk setiap indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kemampuan berpikir lancar dan luwes. Berikut adalah rata-rata data peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada tiap indikator kemampuan berpikir kreatif (Gambar 2). HASIL PENELITIAN Penelitian ini menghasilkan data berupa kemampuan berpikir kreatif siswa, aktivitas belajar dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran PBL. Berikut adalah data kemampuan berpikir kreatif (Gambar 1). BS BS Gambar 2. Grafik rata-rata N-gain kemampuan berpikir lancar dan luwes siswa kelas eksperimen dan kontrol 50

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa kelas eksperimen memilijki peningkatan lebih tinggi dan berbeda signifikan daripada kelas kontrol pada kedua aspek KBK yaitu kemampuan berpikir lancar dan kemampuan berpikir luwes. Data aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 4. Grafik tanggapan siswa terhadap penggunaan model PBL Gambar 3. Grafik aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen 81,66% pada kelas eksperimen dan 64,22% pada kelas kontrol yang artinya aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol Data tanggapan siswa terhadap penggunaanmodel PBL dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan Gambar 4, diketahui bahwa semua siswa merasa tertarik memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan materi peran manusia dalam pengelolaan lingkungan, tidak kesulitan dalam bertukar informasi dan merasa lebih aktif dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas dan siswa merasa masalah yang ada menimbulkan pertanyaan dalam dirinya. Selain itu, siswa merasa masalah yang ada di LKK dapat mengembangkan kemampuan menghasilkan ide, gagasan dan pendapat terhadap suatu permasalahan sehingga siswa merasa mendapat pengetahuan yang baru selama memecahkan permasalahan pada LKK dan siswa merasa tidak kesulitan untuk mengkaitkan materi dalam kehidupan seharihari. 51

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data N-gain menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif (Gambar 1). Hal ini disebabkan karena PBL mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, bertukar informasi dan presentasi (Gambar 3). Kondisi ini terlihat dari presentase aktivitas belajar kelas PBL yang berkriteria baik (Gambar 3). Peningkatan aktivitas ini terjadi karena model PBL menuntut siswa memecahkan masalah secara mandiri. Pemecahan masalah secara mandiri inilah yang membuat siswa bebas mengemukakan gagasan-gagasan yang di milikinya sehingga melalui model PBL seluruh siswa merasa aktif selama proses pembelajaran berlangsung (Gambar 3). Hal ini didukung oleh Hosnan (2014: 299) bahwa PBL mendorong peserta didik aktif mencari tahu sendiri sehingga dapat mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial siswa. Aktivitas belajar siswa seperti melakukan kegiatan presentasi berkriteria baik (Gambar 3) sehingga mampu mempengaruhi peningkatan kemampuan berpikir kreatif. Kegiatan presentasi ini mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena melalui kegiatan tersebut siswa saling memberikan saran, tanggapan, sanggahan atau pertanyaan terhadap hasil presentasi. Melalui proses tersebut siswa dapat menggali ide kreatif atau solusi alternatif tanpa batas yang dimilikinya serta mendapatkan penge-tahuan yang baru. Hal ini didukung oleh angket tanggapan siswa bahwa hampir seluruh siswa merasa mendapat pengetahuan baru selama proses pembelajaran (Gambar 4). Peningkatan KBK juga terjadi disebabkan karena model PBL berbasiskan pada masalah yang berfungsi sebagai fokus untuk penerapan pemecahan masalah atau penalaran keterampilan. Masalah yang ada ini membuat seluruh siswa tertarik memecahkan permasalahan (Gambar 4). Pemecahan masalah inilah yang membuat siswa dapat mengembangkan KBK dengan menemukan berbagai macam solusi berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya atau pengetahuan yang baru didapat untuk memecahkan permasalahan yang ada sehingga membuat siswa berkriteria baik dalam melakukan seluruh aktivitas pembelajaran. Hal ini didukung oleh Sanjaya (2011: 222) bahwa pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kreatif dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. PBL juga berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kedua indikator KBK yaitu kemampuan berpikir lancar dan kemapuan berpikir luwes. Kedua indikator KBK tersebut mengalami peningkatan yang berbeda signifikan dengan kelas diskusi. Hal ini juga didukung oleh Awang dan Ramly (2008:30) bahwa PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir lancar dan penelitian Sulaiman (2011:182) bahwa PBL meningkatkan kemampuan berpikir luwes secara signifikan. Indikator kemampuan berpikir lancar berbeda signifikan, dengan kriteria sedang pada kedua kelas, tetapi kelas PBL mengalami peningkatan lebih tinggi daripada kelas diskusi. Hal ini terjadi karena selama proses pembe- 52

lajaran, siswa pada kelas PBL lebih aktif bertukar informasi daripada kelas diskusi. Hal ini disebabkan karena pada kelas diskusi LKS yang disajikan hanya berupa gambar atau pertanyaanpertanyaan berupa teks singkat dengan alternatif jawaban berupa teks tanpa adanya suatu permasalahan yang nyata dan menarik. Sementara pada kelas PBL, LKS yang disajikan memiliki memiliki kesulitan, solusi multiplisitas, menarik, dapat dikerjakan secara cooperative. Kriteria-kriteria tersebut membuat seluruh siswa tidak merasa kesulitan untuk bertukar informasi (Gambar 4). Pertukaran informasi inilah yang membuat siswa memiliki kesempatan untuk menghasilkan sebanyak-banyaknya jawaban atau gagasan yang dimiliki. Hal ini didukung oleh Nasution (2003: 136) menyatakan bah - wa PBL adalah pembelajaran yang membiasakan siswa berkolaborasi dan bertukar informasi. untuk menemukan masalah dan memecahkan masalah. Peningkatan kemampuan berpikir lancar melalui model PBL ini juga tidak terlepas dari pembelajaran yang menghadapkan siswa pada permasalahan di kehidupan nyata, hal ini tentunya membuat sebagian besar siswa merasa tidak kesulitan mengkaitkan materi pada kehidupan sehari-hari (Gambar 4) sehingga membuat siswa memiliki kesempatan untuk dapat menemukan banyak jawaban atau gagasan pada suatu permasalahan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Indikator kemampuan berpikir lancar yang berbeda signifikan pada kedua kelas dapat dilihat dari perbedaan jawaban siswa pada LKS berikut: Gambar 5. Jawaban indikator kemampuan berpikir lancar kelas diskusi Gambar 6. Jawaban indikator kemampuan berpikir lancar kelas PBL. Berdasarkan hasil jawaban terlihat bahwa pada Gambar 5 siswa kurang mampu berpikir lancar, karena siswa hanya mampu menuliskan 2 jawaban yang cenderung seragam. Sementara pada Gambar 6 siswa mampu menuliskan lebih dari 2 jawaban, meskipun jawaban yang diberikan tidak semuanya benar seperti Spesies hewan dan tumbuhan akan punah namun bebe-rapa diantara jawaban yang ada terda-pat jawaban yang berkualitas seperti Pohon menjadi rusak, tanah tidak subur, terjadi kebakaran hutan dan kebanjiran sehingga terlihat bahwa siswa mampu berpikir lancar dengan baik. Hal ini dikarenakan kemampuan berpikir lancar menekankan pada kuantitas, dan berlaku asas quantity breeds quality yaitu dengan memberikan banyak gagasan maka ada beberapa gagasan yang baik dan berkualitas (Munandar, 2009:197). 53

Indikator selanjutnya kemampuan berpikir luwes yang berbeda signifikan dengan kriteria tinggi pada kelas PBL dan kriteria sedang pada kelas diskusi. Hal ini terjadi tidak terlepas dari adanya permasalahan yang ill-structured pada model PBL. Masalah yang tidak terstruktur ini membuat siswa sedikit kesulitan tetapi membuat siswa tertantang sehingga lebih dari sebagian siswa merasa bahwa masalah yang ada dalam PBL membuat siswa banyak mengajukan pertanyaan (Gambar 4 ). Hal ini juga terlihat dari sebagian besar siswa pada model PBL aktif mengajukan pertanyaan (Gambar 3). Aktivitas mengajukan pertanyaan inilah yang membuat siswa mencoba untuk menghasilkan banyak ide-ide asli dan baru yang mereka bisa. Selain itu, melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan dapat merang-sang siswa dalam kelas untuk berpikir dan berusaha untuk memecahkan dan mencari solusi bagi permasalahan. Hal ini tentunya membuat sebagian besar siswa siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang ada (Gambar 3) sehingga sebagian besar siswa merasa dapat mengembangkan kemampuan untuk memberikan ide, gagasan atau saran terhadap suatu masalah (Gambar 4). Hal ini didukung oileh Suprijono (2009: 69) bahwa masalah yang ada dalam PBL menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Indikator kemampuan berpikir luwes yang berbeda signifikan pada kedua kelas dapat dilihat dari perbedaan jawaban siswa pada LKS berikut: Gambar 7. Jawaban indikator kemampuan berpikir luwes kelas PBL Gambar 8. Jawaban indikator kemampuan berpikir luwes kelas diskusi Pada Gambar 7 terlihat bahwa siswa mampu berpikir luwes dengan mampu mengubah cara atau pendekatan serta dapat menghasilkan gagasan, jawaban yang beragam yaitu siswa mampu berperan sebagai pemerintah dengan menuliskan kebijakan-kebijakan yang beragam seperti Menanam pohon kembali, menerapkan kebijakan sistem tebang pilih dan menindak tegas orang yang ingin mengeksploitasi hutan secara berlebihan. Sementara pada Gambar 8 jawaban kelas diskusi terlihat siswa belum sepenuhnya mampu berpikir luwes karena siswa hanya mampu mengubah cara atau pendekatan namun gagasan atau jawaban yang dihasilkan cenderung seragam yaitu siswa hanya mampu berperan sebagai pemerintah dengan menuliskan kebijakan yang cenderung seragam seperti Melakukan penghijauan kembali dan melestarikan hutan. 54

Peningkatan kemampuan berpikir luwes pada model PBL lebih tinggi dari pada peningkatan kemampuan berpikir lancar. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan awal siswa pada aspek kemampuan berpikir lancar jauh lebih tinggi daripada kemampuan berikir luwes. Selain itu, masalah-masalah yang ada pada LKS lebih terkait dengan kehidupan sehari-hari dan lebih mengarahkan siswa untuk dapat menganalisis hubungan sebab-akibat. Masalah-masalah tersebut dituntut untuk dipecahkan dengan berbagai macam jawaban dan solusi. Selain itu, selama proses pembelajaran juga guru lebih mengarahkan siswa untuk dapat mengubah cara pendekatan sehingga membuat siswa dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda dan membuat siswa dapat menghasilkan jawaban yang beragam. SIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: Penerapan model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada meteri peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan Penerapan model pembelajaran PBL memiliki pengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dan sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model PBL. DAFTAR RUJUKAN Awang, H dan I. Ramly. 2008. Creative Thinking Skill Approach Through Problem-Based Learning: Pedagogy and Practice in the Engineering Classroom. International Journal of Social, Management, Economics and Business Engineering. 2(4), 26-31. Hosnan, M.D. 2014. Pendekatam Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Ghalia Bogor: Indonesia. Kemendikbud. 2013. Model Pengembangan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA MIP. 2011. Creativity and Prosperity: The Global Creativity Index. http: //martinprosperity.org/media/gci %20Report%20Sep%202011. Dpdf. Diakses pada 19 November 2014 pukul 19.00 wib. Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Media Grup. Jakarta: Kencana Prenada. Sulaiman, F. 2011. The Effectieness of Problem-Based-Learning (PBL) Online Students Creative and Critical Thinking In Physics At Tertiary Level In Malaysia. Thesis. (Online). http://research commons.waikato.ac.nz/bitstream /handle/10289/4963/thesis.pdf? 55

Sequence=3. Pada 16 November 2014 pukul 21.00 WIB. Supriadi, D. 2001. Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta. Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tan, O. S. 2003. Problem Based Learning Innovation: Using Problem to Power Learning in 21 st Century. Singapura: Thompson Learning. 56