Pendeteksi Cacat Pada Selongsong Peluru Berbasis Citra Menggunakan Gabor Filter

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN METODE TEMPLATE MATCHING UNTUK MENDETEKSI CACAT PADA PRODUKSI PELURU

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

Oleh: Angger Gusti Zamzany( ) Dosen Pembimbing: Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si, M.T.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 1-6 1

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING DISTANCE

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1

YOGI WARDANA NRP

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN DENGAN DETEKSI TEPI DAN KOEFISIEN KORELASI

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

IDENTIFIKASI JENIS BATU AKIK MENGGUNAKAN METODE LEARNING VEKTOR QUANTIZATION (LVQ)

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Penggunaan Metode Template Matching Untuk Mendeteksi Cacat Pada Produksi Peluru.

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform) Salahuddin 1), Tulus 2), dan Fahmi 3)

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN PADA SISTEM PRESENSI

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

KLASIFIKASI DAN PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

SISTEM PENGENALAN INDIVIDU MELALUI IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS DISKRIMINATOR SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fold Cross Validation, metode Convolutional neural network dari deep learning

IDENTIFIKASI TANAMAN OBAT MENGGUNAKAN TAPIS GABOR 2-D DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL GARIS UTAMA TELAPAK TANGAN PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN JARAK EUCLIDEAN

Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si.

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DETEKSI KECACATAN PADA PELURU DENGAN MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI

PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM IDENTIFIKASI KODE TANGAN MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN BACKPROPAGATION

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL DIGIT ANGKA METER AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOHONEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

IDENTIFIKASI CACAT AMUNISI DENGAN MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan teknologi, teknik pengenalan individu secara

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL TEODOLITA. VOL. 14 NO. 1, Juni 2013 ISSN DAFTAR ISI

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN NEURO-WAVELET

IDENTIFIKASI KEASLIAN MATA UANG RUPIAH MELALUI INVISIBLE INK BERBASIS FOURIER TRANSFORM MENGGUNAKAN NEURAL LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan

prototype perangkat lunak yang akan mengidentifikasi manusia sesuai database yang telah ada.

Analisis Kinerja Pengenalan Telapak Tangan Menggunakan Ekstraksi Ciri Principal Component Analysis (PCA) dan Overlapping Block

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEODOLITA. VOL. 15 NO. 1, Juni 2014 ISSN DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

PENGGUNAAN latar belakang dalam proses pembuatan VIDEO COMPOSITING MENGGUNAKAN POISSON BLENDING. Saiful Yahya, Mochamad Hariadi, and Ahmad Zaini,

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

Beberapa sampel tanda tangan setiap orang pada umumnya identik namun tidak

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1 Pendeteksi Cacat Pada Selongsong Peluru Berbasis Citra Menggunakan Gabor Filter M. Khairul Fahmi dan Dwi Ratna S Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: dwiratna@matematika.its.ac.id Abstrak Deteksi cacat pada suatu hasil produksi merupakan proses yang sangat penting dalam bidang quality control. PT. Pindad yang merupakan perusahaan di Indonesia yang bergerak dibidang militer dimana salah satu hasil produksinya adalah peluru. Proses seleksi visual saat ini masih dilakukan secara manual yakni menggunakan penglihatan manusia. Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan pengolahan citra digital dan menerapkan Filter Gabor sebagai metode dalam proses ekstraksi fitur citra. Ukuran Filter Gabor yang diujikan yaitu 9x9, dan 17x17 dengan sudut orientasi,, dan. Pengujian program dilakukan dengan menggunakan 36 sampel citra peluru yang terdiri dari 18 citra peluru baik dan 18 citra peluru cacat. Setiap citra uji dicocokkan terhadap citra referensi yang terdiri dari lima buah citra peluru berkategori baik. Proses pencocokan dilakukan dengan metode penghitungan Hamming Distance. Hasil pengujian terbaik menunjukkan tingkat keberhasilan mengidentifikasi cacat peluru mencapai 100% menggunakan citra dan Filter Gabor masingmasing berukuran dan 17x17 dengan nilai treshold 0.09 dan 0.10. Kata Kunci--- Gabor Filter, Peluru, Deteksi Cacat Peluru, Hamming distance. I. PENDAHULUAN Dalam penelitian sistem deteksi kecacatan peluru ini, metode yang digunakan dalam ekstraksi fitur adalah metode Gabor filter. Metode ini telah banyak digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya untuk berbagai keperluan seperti dalam sistem pengenalan wajah maupun sidik jari. Hal ini membuktikan bahwa gabor filter sangat efektif untuk mendapatkan fitur vektor dari suatu citra digital termasuk citra peluru. Sebuah citra dari peluru cacat akan memliki fitur vektor yang sangat berbeda dengan citra dari peluru baik. Bahkan antara 2 citra peluru baik juga akan memiliki perbedaan vektor fitur meskipun relatif kecil. Semakin jelas bentuk kecacatan sebuah peluru maka akan semakin besar perbedaan vektor fiturnya. Untuk mendapatkan selisih perbedaan antara dua vektor fitur dapat digunaka metode hamming distance. Penelitian mengenai deteksi kecacatan pernah dilakukan oleh dilakukan oleh Agung Widodo (2001) yakni kecacatan pada produksi botol berbahan glass. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan tingkat keberhasilan sistem mencapai 100%. Artinya sistem mampu mendeteksi dan mengklasifikasi dua jenis kecacatan yang telah ditentukan sebelumnya. II. DASAR TEORI A. Peluru dan Jenis-Jenis Kecacatannya Peluru merupakan salah satu salah satu alat perang yang sangat berperan penting dalam dunia militer. Gambar berikut ini menunjukkan bagian-bagian peluru secara umum: Gambar 1. Bagian-bagian peluru. Keterangan: 1. Peluru, yaitu bagian yang ditembakkan dengan kecepatan tinggi dan berpisah dari bagian lain. 2. Selongsong, bagian yang menjadi wadah proyektil peluru dan propelan. 3. Propelan, yaitu bahan peledak yang akan menjadi sumber energi misalnya mesiu atau cordite. 4. Rim, bagian bawah dari selongsong. 5. Primer, bagian yang akan menyulut mesiu dengan membuat percikan api guna meledakkan atau menembakkan proyektil. Dalam pembuatan peluru tidak jarang terjadi kesalahan sehingga membuat hasil produksi menjadi kurang sempurna atau terdapat kecacatan. Kecacatan tersebut dapat mempengaruhi daya tahan peluru ataupun tingkat keamanan bagi pengguna. beberapa jenis kecacatan yang biasa terjadi pada proses produksi peluru antara lain corroded (berkarat), smeared (kesalahan pengecatab), dent (lekukan), perforated (berlubang), scally (bersisik), scratch (goresan) [4]. B. Pengolahan Citra Digital Pengolahan citra digital adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan komputer, menjadi citra yang

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 2 kualitasnya lebih baik. Pengolahan citra dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin (dalam hal ini komputer). Beberapa operasi yang dilakukan pada tugas akhir ini antara lain cropping, normalisasi, dan scalling. 1. Cropping Cropping bertujuan untuk memotong citra peluru. Pemotongan tersebut dilakukan dengan cara mengambil citra green dari citra RGB. Kemudian diambil koordinat pikselpiksel yang memiliki nilai green lebih kecil dari treshold yang telah ditentukan. Dari semua koordinat-koordinat tersebut diambil koordinat minimum dan maksimum dalam arah vertikal dan horizontal. Maka didapat Piksel-piksel yang akan menjadi batas pemotongan yang diterapkan pada citra asli, sehingga didapat citra segiempat terkecil yang memuat citra peluru dan siap diproses lebih lanjut. 2. Normalisasi Proses normalisasi bertujuan untuk mengurangi kesalahan akibat ketidak seragaman pencahayaan pada saat pengambilan citra. Metode normalisasi dapat dijelaskan pada persamaan (1) dan (2) [1]: { Dengan, ( ) (1) * ( ) + (2) dengan I dan I berturut-turut menyatakan citra grayscale dan hasil normalisasi, dan menyatakan nilai mean dan variance dari citra asli, sementara dan merupakan nilai mean dan variance yang diharapkan. Semua percobaan dalam penelitian ini menggunakan = 100 dan = 500. Nilai ini didapat setelah dilakukan beberapa percobaan. 3. Scalling Scalling bertujuan untuk menyeragamkan ukuran gambar sehingga ukuran yang diperoleh selalu sama. Pada penelitian ini semua citra, baik citra acuan dan citra input, di-scalling manjadi berukuran piksel. Pada proses ini digunakan fungsi yang telah tersedia di matlab yaitu fungsi imresize. C. Ekstraksi fitur menggunakan gabor filter Bentuk umum filter Gabor 2D adalah pada Persamaan (3) [1]: ( ) * + * ( )+ (3) Dengan,, u merupakan frekuensi dari gelombang sinusoidal, merupakan sudut pengendalian terhadap orientasi dari fungsi Gabor, adalah standar deviasi dari Gausian envelop, dan (x, y) menyatakan koordinat filter. Filter Gabor ternormalisasi terhadap ukuran filter dinyatakan pada persamaan [4]:, -, -, - ( ) (4) dengan ( ) adalah ukuran filter Gabor yang pada umumnya berukuran ganjil, dan pada penelitian ini digunakan ukuran filter 9 x 9, 17 x 17. Setiap filter Gabor terdiri atas bagian real dan imajiner. Pemilihan nilai parameter dan ukuran filter akan mempengaruhi kerja dan efektifitas filter Gabor dalam menghasilkan vektor fitur. Vektor fitur merupakan sederetan kode biner yang diturunkan dari bagian real dan imajiner dengan rumus(5)- (8)[1]: = 1 jika Re(, - )>0 (5) = 0 jika Re(, - )<0 (6) = 1 jika Im(, - )>0 (7) = 0 jika Im(, - )<0 (8) Dengan dan menyatakan bagian real dan imaginer dari hasil konvolusi, I menyatakan citra peluru ternormalisasi, operator * menyatakan proses konvolusi, Re[ ] dan Im[ ] menyatakan bagian real dan imajiner dari filter. D. Pencocokan Vektor Fitur peluru Salah satu metode yang biasa digunakan dalam pencocokan atau klasifikasi dua buah fitur adalah dengan menghitung hamming distance. hamming distance antara dua vektor fitur P dan Q dapat dihitung dengan rumus (9) [1]: ( ( ) ( ) ( ) ( )) dan menyatakan bagian real dari fitur P dan Q, dan menyatakan bagian imaginer dari fitur P dan Q. Hasil operator boolean ( ) akan menghasilkan nol jika dan hanya jika bit ( )( ) ( )( ). Nilai akan berada dalam jangkauan 0 sampai 1. Proses pencocokan yang sempurna, maka skor hamming distance akan mendekati nol. Karena ketidak sempurnaan dalam akuisisi maupun praprocessing citra maka salah satu vektor fitur bisa ditranslasi beberapa piksel baik dalam arah vertikal maupun horizontal [1]. Dalam penelitian ini translasi maksimal dilakukan sebanyak 3 piksel dan skor terkecil yang akan dipilih. Setiap vektor fitur dari citra peluru uji akan dihitung hamming distance terhadap 5 vektor fitur dari citra acuan yang merupakan citra peluru yang berkategori baik sehingga akan menghasilkan 5 skor hamming distance. Dari 5 skor selisih hamming tersebut diambil skor terbesar yang merupakan skor akhir. Untuk menetukan apakah citra uji merupakan citra peluru berkategori baik atau cacat, maka digunakan suatu nilai ambang (treshold value). Apabila skor akhir dari citra uji lebih kecil atau sama dengan nilai ambang, maka dapat disimpulkan peluru berkategori baik. Dan apabila skor akhir lebih besar dari nilai ambang maka peluru dikatakan cacat. (9)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 3 III. PERANCANGAN SISTEM Sistem ini terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap praprocessing, tahap ekstraksi fitur, dan tahap pencocokan atau identifikasi. Berikut diagram alir sistem pendeteksi kecacatan peluru: sebuah fitur vektor bagian real dan sebuah fitur vektor bagian imaginer. Dari fitur vektor real dan imaginer tersebut dihitung hamming distance terhadap database yang berisi 5 buah fitur vektor real dan 5 buah fitur vektor imaginer dari 5 citra referensi sehingga didapat 5 buah skor hamming distance. dari kelima skor tersebut dipilih skor yang terbesar. Ketika skor terpilih tersebut lebih kecil dari nilai ambang yang telah ditentukan maka dapat disimpulkan peluru tergolong baik. Dan apabila sebaliknya maka peluru tergolong cacat. IV. PENGUJIAN DAN HASIL A. Pengujian Tahap Praprocessing 1. Pengujian Proses cropping dan Grayscalling Pengujian proses cropping bertujuan untuk mengetahui bahwa sistem telah menemukan batas terluar masing-masing sisi citra peluru dan melakukan cropping berdasarkan batas terluar tersebut. Citra awal Hasil cropping Hasil Grayscalling Gambar 3. Hasil cropping 2. Pengujian Proses normalisasi dan scalling Pengujian proses normalisasi bertujuan untuk mengetahui bahwa sistem telah berhasil melakukan tahap normalisasi dan scalling citra yang telah tersegmentasi. Citra grayscale Citra ternormalisasi Citra hasil scalling Gambar 2. Diagram alir sistem deteksi cacat peluru Data input berupa citra peluru berwarna. Citra uji terlebih dahulu melalui beberapa tahap praprocessing antara lain Grayscalling, cropping, normalisasi, dan scalling. Setelah itu, citra input akan melalui serangkaian tahap ekstraksi fitur. Output dari tahap konvolusi gabor yaitu berupa 4 buah citra bagian real dan 4 buah citra bagian imaginer dari hasil konvolusi gabor. Adapun pada tahap penggabungan, setiap piksel pada koordinat yang sama dari 4 buah citra bagian real akan dibandingkan dan dipilih piksel dengan nilai terbesar. Begitu pula pada bagian imaginer sehingga didapat hasil penggabungan yaitu berupa sebuah citra bagian real dan sebuah citra bagian imaginer. Setelah itu dilakukan tresholding sesuai persamaan (5)-(8) sehingga dihasilkan Gambar 4. Contoh hasil normalisasi dan scalling B. Pengujian tahap ekstraksi fitur Berikut adalah nilai dari beberapa parameter pengujian. Ukuran citra: dan piksel Ukuran filter: 9x9 dan 17x17 Sudut orientasi:,, dan sedangkan nilai dan disesuaikan dengan ukuran filter, yaitu filter 9 x 9 dengan nilai 3, = 0.002, filter 17 x 17 dengan = 6, = 0.001.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 4 Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan 36 data uji yang terdiri dari 18 citra peluru baik dan 18 citra peluru cacat (sembilan citra peluru cacat tidak terlihat dan sembilan peluru cacat terlihat). Sedangkan untuk referensi digunakan lima buah citra peluru kategori baik. Pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3 disajikan hasil dari perhitungan hamming distance masing-masing dari peluru baik peluru cacat tidak terlihat dan peluru cacat terlihat dengan di-scalling menjadi berukuran dan dengan ukuran filter gabor 9x9 dan 17x17. Sedangkan pada Tabel 4 disajikan persentase keberhasilan program dalam mengidentifikasi peluru dengan nilai trehhold yang berbadbeda. Persentase keberhasilan sistem dari tabel diatas diasajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 7. (a1) (b1) (a2) (b2) Gambar 5. Hasil Vektor fitur peluru dari bebagai macam ukuran filter gabor. (a1) dan (a2) adalah bagian real dan Imaginer dengan ukura filter 9x9. (b1) dan (b2) merupakan bagian real dan Imaginer dengan ukura filter 17x17. Tabel 1. Hasil perhitungan hamming distance peluru baik Kode Peluru B_001.JPG 0.13542 0.080676 0.20672 0.14122 B_002.JPG 0.13597 0.088329 0.22278 0.14191 B_003.JPG 0.15472 0.084024 0.21342 0.15976 B_004.JPG 0.16014 0.085140 0.22021 0.16212 B_005.JPG 0.15472 0.082908 0.22021 0.15788 B_006JPG 0.14069 0.080995 0.21013 0.14316 B_007.JPG 0.15306 0.079879 0.20730 0.14615 B_008.JPG 0.14917 0.072864 0.20093 0.14826 B_009.JPG 0.13583 0.082270 0.20942 0.13392 B_010.JPG 0.14097 0.079879 0.21397 0.13889 B_011.JPG 0.12889 0.085300 0.20308 0.12958 B_012.JPG 0.14681 0.079560 0.21989 0.14774 B_013.JPG 0.14125 0.069675 0.20851 0.14632 B_014.JPG 0.15083 0.078922 0.21706 0.15014 B_015.JPG 0.14292 0.077966 0.21088 0.13872 B_016.JPG 0.15681 0.079719 0.21325 0.15424 B_017.JPG 0.14958 0.082111 0.22301 0.15667 B_018.JPG 0.16306 0.083705 0.22851 0.16139 (a) (c) Gambar 6. hasil vektor filtur dengan filter berukuran 17x17 dengan berbagai macam sudut. (a) bagian real dengan sudut. (b) bagian real dengan sudut. (c) bagian real dengan sudut. C. Pengujian dan Hasil (b) Tabel 2. Hasil perhitungan hamming distance peluru cacat sulit terlihat Kode Peluru _001.JPG _002.JPG _003.JPG _004.JPG _005.JPG _006.JPG _007.JPG _008.JPG _009.JPG 0.17986 0.11496 0.22363 0.17917 0.15181 0.12707 0.21130 0.15434 0.15556 0.11448 0.22177 0.16208 0.16097 0.12325 0.23400 0.16184 0.20097 0.14509 0.27481 0.22288 0.15278 0.12197 0.20880 0.15722 0.17431 0.12181 0.22187 0.17486 0.15583 0.11655 0.21872 0.15931 0.17069 0.12229 0.23182 0.16701

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 5 Tabel 3. Hasil perhitungan hamming distance peluru cacat Terlihat Kode Peluru _001.JP G _002.JP G _003.JPG _004.JPG _005.JPG _006.JPG _007.JPG _008.JPG _009.JPG 0.16681 0.11974 0.24834 0.17844 0.21472 0.14700 0.26489 0.21604 0.18417 0.11639 0.24974 0.16208 0.15778 0.11814 0.22265 0.16111 0.16819 0.11480 0.22382 0.16920 0.18167 0.11272 0.23280 0.19340 0.17181 0.12101 0.22415 0.17503 0.17847 0.10443 0.24034 0.18698 0.16556 0.10204 0.22769 0.17222 Tabel 4. Persentase keberhasilan program Nilai Treshold 0,05 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 0,06 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 0,07 50,00% 52,78% 50,00% 50,00% 0,08 50,00% 72,22% 50,00% 50,00% 0,09 50,00% 100,00% 50,00% 50,00% 0,10 50,00% 100,00% 50,00% 50,00% 0,11 50,00% 94,44% 50,00% 50,00% 0,12 50,00% 72,22% 50,00% 50,00% 0,13 52,78% 55,56% 50,00% 52,78% 0,14 61,11% 55,56% 50,00% 61,11% 0,15 80,56% 50,00% 50,00% 80,56% 0,16 80,56% 50,00% 50,00% 86,11% 0,17 72,22% 50,00% 50,00% 75,00% 0,18 63,89% 50,00% 50,00% 61,11% 0,19 55,56% 50,00% 50,00% 58,33% 0,20 55,56% 50,00% 50,00% 55,56% 0,21 50,00% 50,00% 63,89% 55,56% 0,22 50,00% 50,00% 77,78% 52,78% 0,23 50,00% 50,00% 72,22% 50,00% 0,24 50,00% 50,00% 63,89% 50,00% 0,25 50,00% 50,00% 55,56% 50,00% 0,26 50,00% 50,00% 55,56% 50,00% 0,27 50,00% 50,00% 52,78% 50,00% 0,28 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 0,29 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 0,30 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% Gambar 7. Grafik Persentase keberhasilan sistem berdasarkan beberapa nilai treshold dengan citra input berukuran piksel V. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain: 1. Program telah berhasil melakukan deteksi cacat pada selongsong peluru menggunakan metode filter Gabor dengan 3 tahapan utama antara lain preprocessing, ekstraksi fitur, dan pencocokan. 2. Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dengan menggunakan 36 citra uji yang terdiri dari 18 citra peluru baik dan 18 citra peluru cacat (sembilan cacat telihat dan sembilan cacat tidak telihat) prosentase keberhasilan program mencapai 100%. Hasil ini dicapai dengan menggunakan ukan citra dan filter Gabor masing-masing dan 17x17 dengan nilai treshold 0.09 dan 0.10 DAFTAR PUSTAKA [1] Darma Putra, I Ketut Gede, Bhuana, Wira, Erdiawan.2011. Pembentukan Kode Telapak Tangan (Palm Code) Berbasis Metode Gabor 2d. Universitas Udayana, Badung.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 6 [2] Widodo, Agung. 2011. Deteksi dan klasifikasi cacat glass menggunakan segmentasi teksture berbasis Gabor filter. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [3] Department of Defense USA. 1958. Visual Inpection Standards for Small Arms Ammunition Through Caliber.50. United States of America: Department of Defence. [4] Kaur, Amanpreet, Jindal, Gagan. 2012. Texture Based Image Segmentation Using Gabor Filters. Chandigarh Engineering Collage, India. [5] Arisandi, Melly. Isnanto, R. Rizal, Zahra, Ajub Ajulian. 2011. Sistem Pengenalan Berdasarkan Ciri Garis Telapak Tangan Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Perambatan Balik. Searang: Universitas Diponegoro [6] Ahmad, Usman. 2005. Pengolahan Citra Digital Dan Tehnik Pemrogramannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.