PENGARUH PELATIHAN PEDULI LINGKUNGAN TERHADAP EFIKASI DIRI SISWA DAERAH RAWAN ABRASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

dokumen-dokumen yang mirip
KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI

PENGARUH PELATIHAN PEDULI LINGKUNGAN TERHADAP EFIKASI DIRI SISWA DAERAH RAWAN ABRASI

Maksud dari pembuatan Tugas Akhir Perencanaan Pengamanan Pantai Dari Bahaya Abrasi Di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak adalah sebagai berikut :

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Sofiatun Nisa, 2016 Respon Masyarakat Terhadap Abrasi di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Alam atau sains (termasuk biologi di dalamnya) adalah upaya

I. PENDAHULUAN. Desain Komunikasi Visual 1

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Pematang Pasir menjadi desa definitif relatif masih baru yaitu pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Perluasan Lapangan Kerja

Suatu bangsa akan dinyatakan maju tergantung pada mutu pendidikan dan. para generasi penerusnya, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya. Perkembangan

PRESTASI REMAJA DI DAERAH ABRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (SDM) yang berkualitas. Manusia harus dapat menyesuaikan dengan

DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS KEMISKINAN DI WILAYAH BENCANA BANJIR ROB DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK. Nanang Ahmad Fauzi

Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan pada Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan Indonesia, telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.


BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. apabila individu dihadapkan pada suatu masalah. Individu akan menghadapi masalah yang lebih

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 26 Oktober 2010 : Ribuan rumah warga Kecamatan Medan Belawan,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Abstrak Halaman Persembahan Motto

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Proses pencarian jati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu melakukan tugas rumah tangga. Kepala keluarga

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. datangnya era global dan pasar bebas yang penuh dengan persaingan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bangsa, maju tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

TINGKAT PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA MANGROVE PADA MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU

A. Gambaran Umum Lokasi KKN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang

BAB II GAMBARAN UMUM. Ibukotanya adalah Demak. Tanggal 28 Maret 1503 ditetapkan sebagai hari jadi

BUKU MONOGRAFI KECAMATAN BUKIT INTAN TAHUN 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

PERUMUSAN ZONASI RISIKO BENCANA BANJIR ROB DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR ARIFIN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN PEDULI LINGKUNGAN TERHADAP EFIKASI DIRI SISWA DAERAH RAWAN ABRASI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : NURMAYADI SETIAWAN F 100050180 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki, serta besar dalam lingkungan yang mendukung secara kondusif merupakan harapan terciptanya generasi-generasi penerus yang berkualitas. Namun pada kenyataannya, tidak semua remaja dapat memiliki lingkungan yang memberikan keleluasaan dukungan untuk berkembang optimal. Sebagaimana yang terjadi pada remaja kecamatan Sayung, Kabupaten Demak yang hidup dan besar di lingkungan rawan bencana abrasi, limpasan air laut yang setiap saat dapat menggenangi rumah penduduk. Bencana alam yang terjadi, kerusakan alam merupakan bentuk ketidakseimbangan alam sebagai salah satu akibat eksploitasi alam yang berlebihan dan ketidaktepatan kebijakan dalam pengelolaan tata ruang maupun lingkungan. Kepala Divisi Lingkungan Hidup Lembaga Bantuan Hukum Semarang menyatakan bahwa dari 95.000 hektar hutan bakau di Jawa Tengah, 61.000 hektar diantaranya rusak berat. Faktor penyebab kerusakan tersebut adalah alih fungsi lahan yang tidak tepat, eksploitasi sumber daya alam pesisir seperti penambangan pasir dan reklamasi pantai karena pemerintah tidak konsisten dalam penanganan tata ruang. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah, angka abrasi tertinggi terjadi di Kabupaten Demak, mencapai 640 hektar hingga tahun 2006 (Uti, Kompas 6 Desember 2008). 1

2 Penelitian ini dilakukan bekerjasama dengan Pimpinan Pusat Himpunan Psikologi Indonesia dan Pimpinan Wilayah Himpunan Psikologi Indonesia Jawa Tengah yang diserahkan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai tim pelaksana yang dikoordinatori oleh Ibu Moordiningsih S. Psi, M. Si. Penelitian ini dilakukan sebagai kegiatan pengabdian masyarakat terhadap anak-anak sebagai bentuk kecintaan kepada alam dan lingkungan sekitar. Lokasi yang dipilih adalah Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Kecamatan Sayung terletak di perbatasan antara Semarang, ibukota propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Demak. Sebelah utara desa ini berbatasan langsung dengan laut Jawa dan berdekatan dengan Teluk Semarang yang mengalami reklamasi pantai. Salah satu contoh, di kecamatan ini terdapat desa Bedono. Desa ini merupakan tipologi desa pantai atau pesisir. Abrasi menenggelamkan sebagian lahan di desa tersebut. Tahun 1995, luas di desa Bedono sekitar 750 hektar, namun kini hanya tinggal 300 hektar yang sebagian besar berupa tambak. Semula di memiliki 325 hektar tambak, kini hanya tersisa 20 hektar (Uti, Kompas 6 Desember 2008). Berdasarkan data monografi tahun 2007, desa Bedono memiliki jumlah penduduk sebanyak 4815 orang, terdiri dari 2310 penduduk laki-laki dan 2505 penduduk perempuan serta dihuni sebanyak 1283 kepala keluarga (KK). Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bekerja sebagai buruh/wiraswasta (1127 orang), buruh tani (781 orang), nelayan atau mengurus tambak (596 orang) dan sisanya bekerja sebagai petani, pedagang maupun menjadi pegawai negeri (Asrori, Carik Desa Bedono). Sebagian besar penduduk di kecamatan Sayung memiliki latar belakang agama Islam dan memiliki pendidikan terakhir di sekolah dasar ( tamat SD, 1927

3 orang), tamat SMP 485 orang dan lulus SMA sebanyak 701 orang. Adapun penduduk yang pernah sekolah di SD namun tidak menamatkannya sebanyak 176 orang dan hanya sebagian kecil penduduk yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir pendidikan tinggi (Diploma 21 orang, Sarjana 16 orang dan pasca sarjana 2 orang). Sebagian besar penduduk lebih memilih mengenyam pendidikan informal di pondokpondok pesantren selepas mereka lulus dari sekolah dasar. Hal ini disertai beberapa alasan yaitu keinginan untuk lebih memperdalam ilmu agama dan kekurangan dana pendidikan untuk bersekolah di sekolah formal. Pilihan bersekolah di pondok pesantren ini semakin menguat ketika abrasi semakin memperparah kondisi tambaktambak ikan bandeng yang dimiliki, yang berarti memperburuk kondisi perekonomian warga (Asrori, Carik Desa Bedono). Realitas kondisi ini telah terbiasa dihadapi oleh remaja. Hidup dikelilingi oleh limpasan air laut dan rob yang sewaktu-waktu menggenangi rumah mereka serta dapat mengancam keselamatan jiwa mereka. Seiring berjalannya waktu, remaja tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan alam yang dihadapinya, namun bukan berarti kemudian tidak ada dampak negatif yang pelan-pelan akan mempengaruhi kondisi psikologis remaja tersebut. Terjadinya bencana alam dan kerusakan alam yang semakin parah secara psikologis akan menyebabkan beberapa dampak negatif seperti kecemasan, stress, depresi dan ketidakberdayaan secara subjektif. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Meraka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak-anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase mencari jati diri atau fase topan dan badai. Namun, yang perlu ditekankan disini adalah bahwa fase remaja

4 merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik (Asrori, 2008). Kemampuan diri atau efikasi diri merupakan suatu keyakinan individu bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu dengan berhasil. Hal ini akan mengakibatkan bagaimana individu merasa, berpikir dan bertingkah laku (keputusan-keputusan yang dipilih, usaha-usaha dan keteguhannya pada saat menghadapi hambatan), memiliki rasa bahwa individu mampu untuk mengendalikan lingkungan sosialnya. Keyakinan akan kemampuan diri seseorang mempengaruhi cara berpikir, perasaan, bagaimana memotivasi diri dan bagaimana harus bertindak (Bandura, 1997). Namun demikian perlu diingat bahwa efikasi diri bersifat spesifik dalam tugas dan situasi yang dihadapi. Seseorang dapat memiliki keyakinan yang tinggi pada suatu tugas atau situasi tertentu, namun pada situasi dan tugas yang lain tidak. Efikasi diri juga bersifat kontekstual, artinya tergantung pada konteks yang dihadapi. Umumnya efikasi diri akan memprediksi dengan baik suatu tampilan yang berkaitan erat dengan keyakinan tersebut (Bandura, 1997). Seperti diungkapkan Bandura (dalam Kreitner dan Kinichi, 2003) bahwa efikasi diri mempengaruhi aspek kognitif melalui dampaknya terhadap motivasi seseorang. Orang yang mempunyai efikasi diri yang tinggi akan mepunyai motivasi yang lebih tinggi didalam menjalankan suatu tugas tertentu dibandingkan dengan orang yang memiliki efikasi diri yang rendah. Seseorang yang mempunyai efikasi diri tinggi akan membayangkan kesuksesan dalam tugas yang sedang mereka kerjakan.

5 Bayangan kesuksesan tersebut akan memberi dorongan yang positif bagi seseorang dalam melaksanakan tugasnya dan lebih memotivasi dirinya untuk mencapai tujuan. Semakin tinggi tingkat efikasi diri seseorang maka tingkat motivasinya akan semakin tinggi pula. Hal ini dicerminkan dengan besarnya usaha yang dilakukan serta ketekunannya dalam mengatasi rintangan-rintangan yang ada. Orang-orang yang memiliki efikasi diri yang tingi akan berusaha lebih keras didalam mengatasi rintangan-rintangan yang ada (Bandura, 1997). Efikasi diri pada dasarnya merupakan hasil dari proses kognitif yang berbentuk keputusan, keyakinan, atau pengharapan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau melakukan suatu tindakan. Bila individu mengalami kesulitan maka dia akan mengarahkan usahanya lebih besar dari yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Siswa yang mengalami kesulitan belajar dilingkungan yang mengalami abrasi perlu memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu untuk mengubah lingkungan sekitarnya agar menjadi lingkungan yang bersih dan indah sehingga kegiatan belajar dan mengajar menjadi kondusif. Cara untuk meningkatkan kepedulian lingkungan ini salah satunya adalah dengan melakukan pelatihan, yaitu suatu usaha untuk mengajarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan tugas tertentu. Adapun tujuan dari pelatihan menurut Trulove (1995) adalah untuk meningkatkan kinerja secara langsung.

6 Pelatihan merupakan metode pembelajaran yang didasarkan pada konsep belajar dari pengalaman (experiental learning). Menurut Wills (dalam Retno, 2007) pelatihan adalah pemindahan pengetahuan dan keterampilan yang terukur dan yang telah ditentukan sebelumnya, oleh karena itu pelatihan harus memiliki tujuan dan metode yang jelas untuk menguji apakah pengetahuan dan keterampilan yang diberikan sudah dapat dikuasai. Kepedulian terhadap lingkungan adalah keadaan psikologis seseorang berupa perhatian, kesadaran dan tanggungjawab terhadap kondisi pengelolaan lingkungan, baik lingkungan fisik, lingkungan biologis, maupun lingkungan sosial (Burhanudin, 2000). Hakekat pengelolaan lingkungan bukan hanya mengatur lingkungannya, tetapi termasuk mengatur dan mengendalikan berbagai kegiatan manusia agar berlangsung dan berdampak dalam batas kemampuan dan keterbatasan lingkungan untuk mendukungnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah Apakah ada pengaruh pelatihan peduli lingkungan terhadap efikasi diri pada siswa daerah rawan abrasi?. Dengan rumusan masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dengan mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Pelatihan Peduli Lingkungan Terhadap Efikasi Diri Siswa Daerah Rawan Abrasi. B. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan peduli lingkungan terhadap efikasi diri siswa daerah rawan abrasi.

7 2. Untuk mengetahui perbedaan efikasi diri siswa daerah rawan abrasi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. C. MANFAAT PENELITIAN a. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan di bidang pendidikan mengenai pengaruh pelatihan peduli lingkungan terhadap efikasi diri siswa daerah rawan abrasi. b. Manfaat Praktis a. Bagi pendidik di SMP N 1 Sayung Kabupaten Demak Jika berpengaruh maka penelitian ini bisa di manfaatkan sebagai acuan untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan. b. Bagi masyarakat di Kecamatan Sayung Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang usaha peningkatan kepedulian lingkungan bagi warga Kecamatan Sayung dengan metode pelatihan. c. Ilmuwan psikologi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmuwan psikologi khususnya psikologi pendidikan dalam kajian eksperimen yang nantinya penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi peneliti peneliti yang lain yang ingin meneliti jenis bidang yang sama.