BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

DAUN PAUD ISLAM. persyaratan. Disusun Oleh: A

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan itulah cermin bangsa nantinya. Generasi muda tidak

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya pengajaran dan pelatihan. Secara umum pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" Setiap manusia memiliki. mengembangkan secara sistematis. Langkah pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLAY DOUGH DI TK MTA MUNGGUR MOJOGEDANG KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Titi Sumiati, 2014 Meningkatkan kemampuan imajinasi menggambar melalui permainan reseotif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Ni Made Susanti 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didk untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbedabeda pula. Pendidikan bertujuan untuk memandu (mengidentifikasi dan membina) serta memupuk (mengembangkan dan meningkatkan) bakat tersebut, termasuk dari mereka yang berbakat istimewa atau memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Penerimaan seseorang peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak 1

2 membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi dengan tetap menindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan. Pasal 13 butir (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat memperkaya dan melengkapi. Pasal 14 menyatakan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pasal 26 butir (3) menyatakan bahwa pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Di Indonesia perkembangan pendidikan bagi anak sudah mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 butir (1) yang menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Salah satu usaha untuk menumbuh kembangkan potensi anak, adalah melalui Pendidikan Anak Usia Dini sebagai wadahnya. Hal ni sesuai dengan Undang-Undang sisdiknas 2003 (UU RI No. 20 Th.2003) Bab I pasal 14 tentang PAUD. PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan pada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui perubahan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Salah satu bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini adalah melalui Taman Kanak-kanak, yaitu bentuk pendidikan prasekolah yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun agar anak lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Standar PAUD merupakan

3 bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri atas delapan kelompok, yaitu: (1) Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2) Standar isi; (3) Standar proses; (4) Standar penilaian; (5) Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (6) Standar sarana dan prasarana; (7) Standar pengelolaan; dan (8) Standar pembiayaan. Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik. Standar pendidik (guru, guru pendamping, dan pengasuh) dan tenaga kependidikan memuat kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan. Standar isi, proses, dan penilaian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program yang dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu sesuai dengan kebutuhan anak. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan mengatur persyaratan fasilitas, manajemen, dan pembiayaan agar dapat menyelenggarakan PAUD dengan baik Taman Kanak-Kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga ke pendidikan sekolah. Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yaitu pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Tujuan TK adalah membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.kegiatan di Taman Kanak-Kanak tentunya sangat berbeda dengan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar. Kegiatan di TK

4 dilaksanakan dengan cara bermain sesuai dengan prinsip TK yaitu bermain sambil belajar, dan belajar sambil bermain, hal ini merupakan cara yang paling efektif, karena dengan bermain, anak dapat mengembangkan berbagai kreativitasnya, termasuk perkembangan motorik halus anak, meningkatkan penalaran dan memahami keberadaan lingkungan, terbentuk imajinasi, mengikuti imajinasi, mengikuti peraturan, tata tertib dan disiplin. Dengan bermain anak dapat menemukan lingkungan orang lain, dan menemukan dirinya sendiri, sehingga anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan tersebut, anak dapat menghargai orang lain, tenggang rasa terhadap orang lain, tolong menolong sesama teman dan yang lebih utama anak dapat menemukan pengalaman baru dalam kegiatan tersebut. Bermain dapat memotivasi anak untuk mengetahui segala sesuatu secara lebih mendalam, dan secara spontan anak dapat mengembangkan bahasanya, dengan bermain anak dapat bereksperimen.berkenaan dengan hal tersebut, maka fungsi sekolah sebagai wahana menumbuh kembangkan kreativitas jiwa harus dioptimalkan. Guru harus piawai dalam menyusun skenario pembelajaran. Skenario atau desain pembelajaran yang lebih baik adalah yang memungkinkan siswa dapat mengekspresikan kreativitasnya. Dalam kehidupan ini kretivitas perlu dikembangkan sejak usia dini, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Treffinger (dalam Hawadi dkk, 2001:13) mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kreativitas. Beberapa nilai penting kreativitas dalam kehidupan secara nyata yaitu adanya kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru yang berupa pikiran maupun karya nyata dalam mengerjakan persoalan hidup bagi orang kreatif. Dengan kreatifnya seseorang dapat melakukan pendekatan secara bervariasi dan memiliki bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu persoalan. Dari potensi kreatifnya, seseorang dapat menunjukkan hasil perbuatan, kinerja/karya, baik dalam bentuk barang maupun gagasan secara bermakna dan berkualitas, tingkat kualitas dari kinerja, karya, gagasan, dan perbuatan manusia dapat diantisipasi dari sejauh mana seseorang memiliki

5 tingkat kreativitas tertentu, suatu karya kreatif sebagai hasil kreativitas seseorang dapat menimbulkan kepuasan pribadi yang tak terhingga nilainya. Kreativitas diperlukan untuk mengembangkan semua bakat dan kemampuan individu dalam pengembangan prestasi hidupnya, dengan kreativitas tinggi yang dimiliki seseorang maka seseorang tersebut akan mempunyai pengembangan diri secara optimal. Mereka dapat mempergunakan ide-idenya untuk menciptakan kreasi baru demi kelangsungan hidup, peningkatan Sumber Daya Manusia dalam era globalisasi dan era feformasi, hal ini merupakan tantangan kepedulian serius bagi pihak terkait dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, terutama dikalangan pendidikan. Kreativitas sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar, terutama bagi guru.guru memerlukan kemampuan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan kondusif agar anak terangsang untuk ingin lebih mengetahui materi, senang menanyakan, dan berani mengajukan pendapat, serta melakukan percobaan yang menuntun pengalaman baru. Hal ini penting bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan harapan agar anak mendapat kesempatan untuk mengukir prestasi secara optimal. Setiap anak berpotensi menjadi kreatif. Tak ada seorang pun yang tidak memiliki kreativitas, karena jika demikian sama seperti tidak memiliki kepintaran sama sekali. Kretivitas dapat ditumbuhkan dan dibentuk sehingga setiap anak memiliki peluang menjadi kretif. Kreativitas tidak hanya terbatas pada satu bidang saja, tapi merupakan sikap (attitude) yang tak hanya melibatkan pola berpikir anaktapi juga kemampuan anak menyelesaikan masalah. Dalam sikap kreatif, tidak hanya memiliki dan menjalankan ide, namun juga mampu mencari keunggulan dari kreativitas tersebut. Anak harus belajar menemukan solusi sendiri dengan memprtimbangkan beberapa kemungkinan dan berani mengambil resiko atas pilihannya. Anak juga harus menunjukkan bahwa dirinya mampu berteman dengan masalah serta mampu melihat peluang, memiliki ide yang orsinil dan independen. Untuk itu perlu mengajarkan anak untuk menjadikan masalah layaknya sebuah bisnis, seni,

6 atau ilmu pengetahuan, sehingga sikap kreatif bisa menjadi sebuah kebiasaan. Kreativitas sangat penting untuk ditingkatkan dalam diri anak khususnya bagi anak usia Taman Kanak-kanak. Dengan kreativitas anak mampu mengekspresikan ide dan gagasan dalam dirinya, sehingga mereka terlatih untuk menyelesaikan suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak ide dan gagasan. Masa usia dini paling efektif dalam pengembangan kreativitas. Potensi anak seusia mereka berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya. Untuk mendukung kreativitas mereka, perlu tercipta suasana yang menjaminterpeliharanya kebebasan psikologis yang dapat diciptakan dan dipelihara dengan membangun suasana bermain yang dapat melatih dan memberikan kesempatan pada anak untuk menampilkan ide dan gagasan baru secara lancar dan orisinil. Untuk mendukung semua itu dibutuhkan media dan alat peraga yang lengkap, baik dari pabrik, buatan guru atau lingkungan. Perkembangan kreativitas anak usia dini bukanlah didapat dari sumbangan genetik orang tua atau keluarganya. Namun, budaya pola pengasuhan anak serta lingkungan yang memelihara keterampilan kita bisa diturunkan pada anak. Sayangnya, sering kali lingkungan menghalangi kreativitas anak, dan berulang terus. Salah satu pembelajaran yang dilakukan di Taman Kanak-kanak adalah pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas anak, dalam hal ini, guru dapat memberikan kegiatan yang dapat meningkatkan kreativitas anak. Daya ingat anak pada usia dini sangat tinggi, mereka dengan mudah mengingat hal-hal yang ada pada kehidupan di sekitar mereka, maka diperlukan suatu tempat untuk mencurahkan segala bentuk karya, imajinasi dan kreasi anak agar kemampuan anak terus berkembang dan bisa menjadi pribadi yang kreatif.namun demikian, fakta di lapangan menunjukkan masih banyak keterbatasan dalam mewujudkan anak yang kreatif dalam kehidupan. Dari 23 guru di PAUD Islam Makarima Kartasura, 13 guru masih dikatakan monoton dalam memberikan kegiatan untuk anak. Guru memberikan metode pembelajaran yang monoton, selalu menuntut anak mencontoh guru, melihat papan tulis dan selalu menyuruh anak melakukan

7 hal yang diinginkan guru. Kondisi tersebut membuat anak bersikap pasif dalam suatu penciptaan kreasi baru, merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri dan bahkan tidak mau berkreasi sama sekali, guru dan orang tua hanya mengedepankan intelegensi anak saja, padahal anak yang mempunyai IQ tertinggi sekalipun belum tentu merupakan anak yang kreatif karena tes IQ selama ini hanya mengukur pemikiran konvergen, yaitu anak berpikir hanya pada satu jawaban yang benar saja. Dengan kegiatan kolase diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas anak. Kolase sendiri ialah karya seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja ke dalam satu komposisi yang serasi, sehingga menjadi satu kesatuan karya. Dalam kehidupan, manusia senantiasa membutuhkan dan mencari nilai keindahan. Aktivitas seni termasuk menghias adalah salah satu cara manusia memenuhi kebutuhan akan keindahan atau nilai estetis yang diharapkan tersebut. Dan disini kolase dengan daun nangka diatas papan triplek diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas anak. Daun nangka yang biasaya hanya dipakai untuk makanan ternak atau bahkan hanya dibuang begitu saja, disini daun nangka dapat diolah atau dibuat menjadi sebuah karya seni yang mempunyai nilai keindahan. Daun nangka dipilih karena daunnya yang kaku, tidak berduri dan tidak membahayakan untuk anak, serta mudah didapat dilingkungan sekitar dan tidak merusak tanaman itu sendiri menjadikan alasan peneliti untuk menggunakan bahan daun nangka. Anak-anak kelompok B di PAUD Islam Makarima Kartasura mempunyai kreativitas yang rendah hal itu dapat diketahui pada waktu guru memberikan kegiatan, masih banyak anak yang merasa tidak mampu, selalu berkata tidak bisa sebelum mengerjakan, selain itu kreativitas anak rendah karena peralatan yang minim sehingga dirasa tidak mencukupi kebutuhan anak, faktor lain yaitu guru sangat jarang memberikan kegiatan untuk meningkatkan kreativitas anak, setiap ada kegiatan berkreasi anak selalu diberi contoh oleh guru, sehingga anak tidak bisa berkreasi sesuai dengan imajinasinya, anak hanya dituntut untuk patuh dengan semua keinginan guru

8 sehingga daya cipta kreatif anak menjadi kurang, selain itu faktor dari orang tua yang beranggapan bahwa bermain tidak penting bagi anak, orang tua selalu menuntut anak hanya bisa membaca, menulis dan berhitung tanpa melihat kemampuan anak. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KOLASE DENGAN DAUN NANGKA PADA ANAK KELOMPOK B PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah Kolase dengan daun nangka dapat meningkatkan Kreativitas anak kelompok B Paud Islam Makarima Kartasura Tahun 2014/2015? C. Pembatasan Masalah Pembahasan dalam suatu penelitian diperlukan pembatasan masalah, dengan adanya pembatsan masalah pembahasan tidak akan meluas. Adapun pembatasan masalah dengan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini akan meneliti tentang kreativitas anak dalam kegiatan belajar anak di Paud Islam Makarima Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Dalam penelitian ini kolase dengan daun nangka dibatasi pada pembahasan dimana anak mampu menciptakan sebuah produk atau hasil karya kolase dengan daun nangka di Paud Islam Makarima Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalahtersebut,penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kreativitas anak kelompok B di Paud Islam Makarima Kartasura.

9 2. Tujuan Khusus Untuk meningkatkan kreativitas melalui kolase daun nangka pada anak kelompok B di Paud Islam Makarima Kartasura. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada 2 manfaat dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan pengetahuan dan menambah khasanah keilmuan yang berkaitan dengan peningkatan kreativitas anak melalui kolase dengan daun nangka dan memberikan inovasi atau pembaharuan untuk dunia pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan dalam memberikan pengetahuan untuk meningkatkan kreativitas anak sejak dini. b. Bagi anak, penelitian ini bermanfaat untuk melatih ketrampilan, menumbuhkan kreativitas sekaligus menggali bakat yang ada pada anak. c. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk menghasilkan anakanak yang trampil, kreatif dan percaya diri sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan selanjutnya. d. Bagi peneliti lain, penelitian ini bermanfaat sebagai referensi bagi perkembangan anak khususnya kreativitas melalui kolase dengan daun nangka.