S e p t e m b e r

dokumen-dokumen yang mirip
S e p t e m b e r

S e p t e m b e r

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.


Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. Departemen Statistik Bank Indonesia. Jakarta DEFINISI DATA

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2017

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2017

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2016

BAB 3 Neraca Pembayaran Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

Realisasi Triwulan III 2017

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

Realisasi Triwulan I-2015

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2018

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2016

2 statistik, terutama statistik Neraca Pembayaran, Posisi Investasi Internasional, statistik Utang Luar Negeri Indonesia, dan Indikator Keuangan Perus

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 9/34/DSM Jakarta, 18 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016

Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA. Perihal : Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

No. 15/17 /DInt Jakarta, 29 April 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 22 /PBI/2011 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 15 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA LEMBAGA BUKAN BANK

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

MATRIKS PENYEMPURNAAN STATISTIK EKONOMI DAN KEUANGAN INDONESIA (SEKI) - Bab V

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

No.4/5/DSM Jakarta, 28 Maret 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

1. Tinjauan Umum

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PETUNJUK PENGISIAN PELAPORAN PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK

No. 2/ 20 /DLN Jakarta, 9 Oktober 2000 SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Statistik Utang Sektor Publik (SUSPI)

NERACA PEMBAYARAN. Oleh : Bambang Haryadi - FE UKP

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H.

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

No.17/18/DKEM Jakarta, 30 Juni 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 21 /PBI/2012 TENTANG PELAPORAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

SURVEILLANCE GRUP KORPORASI Seminar Sehari dan Executive Round Table Konglomerasi Jasa Keuangan di Indonesia. JAKARTA, 13 Januari 2016

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

No. 17/ 3 /DSta Jakarta, 6 Maret 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H.

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

Rin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

Rin cian , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara:

No. 17/26/DSta Jakarta, 15 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA BUKAN BANK DI INDONESIA

SURVEI KREDIT PERBANKAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/10/PBI/2016 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN NASABAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2007

No.5/24/DSM Jakarta, 3 Oktober 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

SURVEI KREDIT PERBANKAN

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21/PBI/2014 UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DAN SURAT EDARAN NO.16/24/DKEM

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

Triwulan II. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Transkripsi:

September 2014 1

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : +62 21 29816688 Faksimili : +62 21 3501935 E-mail : BNP@bi.go.id Website : www.bi.go.id

September 2017 LAPORAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA Triwulan II 2017 3

DAFTAR ISI 1. RINGKASAN 2. PERKEMBANGAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL (PII) INDONESIA TRIWULAN II 2017 1 3 I. Gambaran Umum 3 II. Perkembangan PII Indonesia menurut Komponen 4 II. 1. Investasi Langsung 4 II. 2. Investasi Portofolio II. 3. Derivatif Finansial II. 4. Investasi Lainnya II. 5. Cadangan Devisa 6 7 7 8 III. Perkembangan PII Indonesia menurut Sektor Institusi 8 IV. Komposisi PII Indonesia menurut Instrumen 9 V. Komposisi PII Indonesia menurut Jangka Waktu Asal 10 Boks: Perubahan Angka Statistik PII Indonesia Dibandingkan Publikasi Triwulan I 2017 13 3. LAMPIRAN 15

DAFTAR TABEL Hal Hal Tabel 1 Perbandingan Publikasi PII Indonesia 13 DAFTAR GRAFIK Hal Hal Grafik 1 Perkembangan PII Indonesia 3 Grafik 12 Perkembangan Posisi Investasi Lainnya 7 Grafik 2 Perkembangan Posisi AFLN Indonesia 3 Grafik 13 Perkembangan Posisi Aset Investasi Lainnya 7 Grafik 3 Perkembangan Posisi KFLN Indonesia 4 Grafik 14 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Lainnya 8 Grafik 4 PII Indonesia menurut Komponen 4 Grafik 15 Perkembangan Cadangan Devisa 8 Grafik 5 Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw. II-2017 menurut Komponen 4 Grafik 16 PII Indonesia menurut Sektor Institusi 9 Grafik 6 Perkembangan Posisi Investasi Langsung 5 Grafik 17 Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw.II-2017 menurut Sektor Institusi 9 Grafik 7 Perkembangan Posisi Aset Investasi Langsung 5 Grafik 18 Komposisi Net KFLN Tw.II-2017 menurut Instrumen 10 Grafik 8 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Langsung 5 Grafik 19 Komposisi AFLN Tw.II-2017 menurut Instrumen 10 Grafik 9 Perkembangan Posisi Investasi Portofolio 6 Grafik 20 Komposisi KFLN Tw.II-2017 menurut Instrumen 10 Grafik 10 Perkembangan Posisi Aset Investasi Portofolio 6 Grafik 21 Perkembangan PII Indonesia menurut Jangka Waktu Asal Grafik 11 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Portofolio 7 11 5

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

1 RINGKASAN Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat net kewajiban sebesar USD350,2 miliar (35,7% terhadap PDB) pada akhir triwulan II 2017, naik USD15,6 miliar dari posisi net kewajiban pada akhir triwulan I 2017 yang sebesar USD334,6 miliar (34,9% terhadap PDB). Peningkatan net kewajiban PII Indonesia tersebut disebabkan oleh peningkatan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang melampaui peningkatan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN). Perkembangan tersebut sejalan dengan surplus transaksi modal dan finansial pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 2017 yang didukung oleh kuatnya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia seiring pencapaian investment grade. Posisi AFLN Indonesia pada akhir triwulan II 2017 naik 2,7% (qtq) atau sebesar USD8,4 miliar menjadi USD317,4 miliar. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya posisi aset investasi lainnya, sebagian besar berupa penempatan simpanan di luar negeri terkait antisipasi perbankan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas valas yang bersifat temporer dalam menghadapi libur panjang Lebaran. Selain itu, kenaikan posisi AFLN juga didukung oleh peningkatan posisi cadangan devisa serta aset investasi langsung dan investasi portofolio. Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan II 2017 naik 3,7% (qtq) atau sebesar USD24,1 miliar menjadi USD667,6 miliar. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh besarnya aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung maupun investasi portofolio yang didukung oleh terjaganya pertumbuhan ekonomi domestik dan positifnya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia seiring kenaikan (upgrade) peringkat kredit Indonesia oleh lembaga pemeringkat S&P. Selain itu, peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh kenaikan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah sejalan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 1

2 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

2 PERKEMBANGAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA TRIWULAN II 2017 I. Gambaran Umum Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir triwulan II 2017 mencatat net kewajiban sebesar USD350,2 miliar (35,7% terhadap PDB), naik sebesar USD15,6 miliar dari posisi akhir triwulan I 2017 yang sebesar USD334,6 miliar (34,9% terhadap PDB). Kenaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang melampaui peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) (Grafik 1). Grafik 1 Perkembangan PII Indonesia Grafik 2 Perkembangan Posisi AFLN Indonesia Posisi AFLN pada akhir triwulan II 2017 tercatat sebesar USD317,4 miliar, naik USD8,4 miliar (2,7% qtq) dibandingkan dengan posisi akhir triwulan I 2017 sebesar USD309,0 miliar. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya posisi aset investasi lainnya, sebagian besar berupa simpanan di luar negeri terkait antisipasi perbankan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas valasnya yang bersifat temporer dalam menghadapi libur panjang Lebaran pada Juni 2017. Selain itu, kenaikan AFLN didukung pula oleh peningkatan posisi cadangan devisa serta aset investasi langsung dan investasi portofolio (Grafik 2). Posisi KFLN juga mencatat kenaikan, yaitu sebesar USD24,1 miliar (3,7% qtq), menjadi USD667,6 miliar pada akhir triwulan II 2017 dari posisi akhir triwulan sebelumnya sebesar USD643,5 miliar. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan posisi kewajiban investasi portofolio dan investasi langsung seiring besarnya arus masuk modal asing dan naiknya nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah sebagaimana tercermin pada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 3

Grafik 3 Perkembangan Posisi KFLN Indonesia II. Perkembangan PII Indonesia menurut Komponen Posisi net kewajiban terjadi pada semua komponen PII, kecuali cadangan devisa, dengan net kewajiban tertinggi dialami oleh komponen investasi portofolio diikuti oleh komponen investasi langsung, investasi lainnya, dan derivatif finansial (Grafik 4). Di sisi aset kenaikan PII Indonesia pada triwulan II 2017 sebagian besar didorong oleh peningkatan investasi lainnya, sementara di sisi kewajiban kenaikan PII terutama didorong oleh peningkatan kewajiban investasi portofolio dan investasi langsung. Secara neto, peningkatan net kewajiban PII Indonesia pada triwulan II 2017 sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan neto kewajiban investasi portofolio (Grafik 5). Grafik 4 PII Indonesia menurut Komponen Grafik 5 Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw.II-2017 menurut Komponen II.1. Investasi Langsung Posisi investasi langsung pada triwulan II 2017 mencatat net kewajiban sebesar USD192,2 miliar, naik USD8,8 miliar (4,8%) dari triwulan sebelumnya sebesar USD183,4 miliar. Peningkatan net kewajiban investasi langsung tersebut dipengaruhi oleh peningkatan posisi kewajiban investasi langsung (3,8% qtq) yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan posisi aset investasi langsung (1,2% qtq) (Grafik 6). 4

Grafik 6 Perkembangan Posisi Investasi Langsung Grafik 7 Perkembangan Posisi Aset Investasi Langsung Posisi aset investasi langsung pada akhir triwulan II 2017 tercatat sebesar USD72,8 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan sebelumnya yang sebesar USD72,0 miliar. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh transaksi penyertaan modal ekuitas oleh penduduk Indonesia pada perusahaan di luar negeri selama triwulan II 2017 serta dipengaruhi pula oleh kenaikan nilai aset investasi langsung sejalan dengan peningkatan harga aset di beberapa negara tujuan investasi dan pelemahan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang dunia (Grafik 7). Sementara itu, posisi kewajiban investasi langsung meningkat dari USD255,4 miliar pada akhir triwulan I 2017 menjadi USD265,0 miliar (27,0% terhadap PDB) pada akhir triwulan II 2017, antara lain dipengaruhi oleh transaksi akuisisi perusahaan domestik di sektor nonmigas oleh investor asing dan didukung pula oleh aksi penerbitan obligasi global oleh beberapa perusahaan melalui special purpose vehicles (SPV) di luar negeri. Selain itu, peningkatan posisi kewajiban investasi langsung tersebut juga dipengaruhi oleh kenaikan nilai aset finansial domestik sejalan dengan kenaikan IHSG pada triwulan laporan (Grafik 8). Grafik 8 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Langsung 5

II.2. Investasi Portofolio Posisi investasi portofolio mencatat neto kewajiban sebesar USD240,6 miliar pada akhir triwulan II 2017, naik USD14,1 miliar (6,2% qtq) dari USD226,5 miliar pada akhir triwulan sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan kewajiban investasi portofolio sebesar USD14,5 miliar (6,0% qtq) yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan aset investasi portofolio sebesar USD0,4 miliar (2,7% qtq) (Grafik 9). Grafik 9 Perkembangan Posisi Investasi Portofolio Grafik 10 Perkembangan Posisi Aset Investasi Portofolio Posisi aset investasi portofolio pada akhir triwulan II 2017 tercatat sebesar USD14,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi akhir triwulan sebelumnya sebesar USD14,3 miliar terutama dipengaruhi oleh transaksi pembelian surat berharga asing oleh sektor swasta domestik (Grafik 10). Sementara itu, kewajiban investasi portofolio meningkat dari USD240,8 miliar pada akhir triwulan I 2017 menjadi USD255,2 miliar pada akhir triwulan laporan terutama didorong oleh derasnya aliran masuk modal asing pada instrumen surat berharga domestik yang mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia seiring kenaikan peringkat kredit Indonesia menjadi layak investasi oleh lembaga pemeringkat S&P. Minat asing untuk berinvestasi di Indonesia tersebut didukung pula oleh adanya tambahan instrumen surat berharga dari penerbitan beberapa seri obligasi global korporasi dan penerbitan samurai bond pemerintah pada Mei 2017. Selain itu, peningkatan posisi kewajiban investasi portofolio juga dipengaruhi oleh faktor kenaikan nilai instrumen portofolio berdenominasi rupiah sejalan dengan peningkatan IHSG (Grafik 11). 6

Grafik 11 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Portofolio II.3. Derivatif Finansial Posisi derivatif finansial pada akhir triwulan II 2017 mencatat neto kewajiban sebesar USD29 juta, berbalik arah dibandingkan dengan neto aset pada triwulan I 2017 sebesar USD4 juta. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh peningkatan kewajiban derivatif finansial yang lebih besar dari peningkatan aset derivatif finansial. Kewajiban derivatif finansial naik 46,1% (qtq) sehingga menjadi sebesar USD129 juta, sedangkan aset derivatif finansial naik 7,8% (qtq) sehingga menjadi USD100 juta pada akhir triwulan II 2017. II.4. Investasi Lainnya Posisi investasi lainnya pada akhir triwulan II 2017 mencatat neto kewajiban sebesar USD40,5 miliar, turun USD6,0 miliar dibandingkan dengan posisi neto kewajiban pada akhir triwulan sebelumnya sebesar USD46,5 miliar. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh peningkatan aset investasi lainnya sebesar USD5,9 miliar (qtq) dan penurunan kewajiban investasi lainnya sebesar USD59 juta (qtq), sehingga posisinya pada akhir triwulan II 2017 masing-masing tercatat sebesar USD106,7 miliar dan USD147,2 miliar (Grafik 12). Grafik 12 Perkembangan Posisi Investasi Lainnya Grafik 13 Perkembangan Posisi Aset Investasi Lainnya 7

Peningkatan posisi aset investasi lainnya pada akhir triwulan II 2017 terutama disebabkan oleh meningkatnya penempatan simpanan sektor swasta domestik di luar negeri terkait antisipasi perbankan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas valasnya yang bersifat temporer dalam menghadapi libur panjang Lebaran (Grafik 13). Di sisi lain, penurunan posisi kewajiban investasi lainnya terutama disebabkan oleh transaksi neto pembayaran pinjaman luar negeri pemerintah sesuai dengan jadwalnya. Penurunan lebih lanjut tertahan oleh naiknya posisi utang dagang dan pinjaman luar negeri sektor swasta, serta simpanan nonresiden pada perbankan domestik (Grafik 14). Grafik 14 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Lainnya Grafik 15 Perkembangan Cadangan Devisa II.5. Cadangan Devisa Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2017 tercatat sebesar USD123,1 miliar, naik USD1,3 miliar (1,1% qtq) dibandingkan dengan posisi akhir triwulan I 2017 sebesar USD121,8 miliar. Peningkatan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah dan penerbitan obligasi global, yang melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) dalam valas yang jatuh tempo (Grafik 15). III. Perkembangan PII Indonesia menurut Sektor Institusi Seluruh sektor institusi mencatat neto kewajiban PII pada akhir triwulan II 2017. Neto kewajiban PII sektor publik naik 6,0% (qtq) dan sektor lainnya naik 5,3% (qtq), sementara neto kewajiban sektor bank relatif tetap (Grafik 16). Neto kewajiban PII sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) pada akhir triwulan II 2017 meningkat sebesar USD2,6 miliar dari posisi akhir triwulan sebelumnya dipengaruhi oleh kenaikan kewajiban sebesar USD3,8 miliar (2,3% qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan aset sebesar USD1,3 miliar (1,0% 8

qtq). Kenaikan aset sektor publik pada triwulan laporan terutama didorong oleh kenaikan posisi cadangan devisa, sementara peningkatan kewajiban sektor publik terutama dipengaruhi oleh meningkatnya kepemilikan asing atas surat utang pemerintah. Neto kewajiban PII sektor bank relatif stabil karena peningkatan kewajiban, terutama kewajiban ekuitas, diimbangi dengan peningkatan aset dalam jumlah yang sama, sebagian besar berupa simpanan. Neto kewajiban PII sektor lainnya meningkat sebesar USD13,0 miliar (5,3% qtq) disebabkan oleh peningkatan kewajiban sebesar USD15,9 miliar yang jauh lebih besar dibandingkan dengan peningkatan aset sebesar USD2,8 miliar. Peningkatan kewajiban sektor lainnya tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan kewajiban ekuitas dan surat utang. Grafik 16 PII Indonesia menurut Sektor Institusi Grafik 17 Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw.II-2017 menurut Sektor Institusi Secara keseluruhan, peningkatan posisi AFLN pada akhir triwulan II 2017 terjadi pada seluruh sektor, dengan kenaikan tertinggi secara nominal tercatat pada sektor bank sebesar USD4,4 miliar, diikuti sektor lainnya sebesar USD2,8 miliar, dan sektor publik sebesar USD1,3 miliar. Sejalan dengan hal tersebut, kenaikan posisi KFLN juga terjadi pada seluruh sektor, dengan kenaikan terbesar tercatat pada sektor lainnya sebesar USD15,9 miliar, diikuti sektor bank sebesar USD4,4 miliar, dan sektor publik sebesar USD3,8 miliar (Grafik 17). IV. Komposisi PII Indonesia menurut Instrumen Berdasarkan instrumennya, neto kewajiban PII Indonesia pada akhir triwulan II 2017 didominasi oleh instrumen ekuitas dengan pangsa 80,5%, sementara sisanya dalam bentuk instrumen utang (Grafik 18). 9

Grafik 18 Komposisi Net KFLN Tw.II-2017 menurut Instrumen Pada sisi aset, komposisi AFLN Indonesia pada akhir triwulan II 2017 didominasi oleh instrumen utang (pangsa 84,1%), sisanya dalam bentuk instrumen ekuitas (15,9%). Sebagian besar instrumen utang di sisi AFLN tergabung dalam kelompok cadangan devisa (38,4% dari total AFLN) dan simpanan (21,5% dari total AFLN) (Grafik 19). Grafik 19 Komposisi AFLN Tw.II-2017 menurut Instrumen Grafik 20 Komposisi KFLN Tw.II-2017 menurut Instrumen Di sisi kewajiban, PII Indonesia pada akhir triwulan II 2017 didominasi oleh KFLN dalam bentuk instrumen utang (50,2%), sisanya dalam bentuk ekuitas (49,8%). KFLN dalam bentuk instrumen utang sebagian besar berupa surat utang dan pinjaman (Grafik 20). Posisi total utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2017 tercatat sebesar USD335,3 miliar. V. Komposisi PII Indonesia menurut Jangka Waktu Asal Berdasarkan jangka waktu asal (original maturity), komposisi neto PII Indonesia pada akhir triwulan II 2017 didominasi oleh instrumen berjangka panjang yang mencatat neto kewajiban sebesar USD544,5 miliar. Sementara itu, instrumen berjangka pendek mencatat neto aset sebesar USD194,3 miliar. 10

Di sisi aset, komposisi AFLN Indonesia berdasarkan jangka waktu asal pada akhir triwulan II 2017 didominasi oleh instrumen berjangka pendek sebesar USD227,5 miliar (71,7%), terutama dalam bentuk cadangan devisa 1. Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, instrumen jangka pendek tersebut naik sebesar USD6,3 miliar (2,8% qtq) seiring dengan meningkatnya cadangan devisa dan simpanan sektor swasta di luar negeri. Di sisi kewajiban, posisi KFLN didominasi oleh instrumen berjangka panjang sebesar USD634,4 miliar (95,0%), terutama dalam bentuk investasi langsung dan surat utang. KFLN berjangka panjang tersebut naik 3,9% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 21). Grafik 21 Perkembangan PII Indonesia menurut Jangka Waktu Asal 1 Cadev memiliki pula komponen berjangka panjang seperti obligasi, namun secara keseluruhan cadangan devisa digolongkan sebagai instrumen jangka pendek karena sifatnya yang likuid. 11

12 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Boks: Perubahan Angka Statistik PII Indonesia Dibandingkan Publikasi Triwulan I 2017 Dalam publikasi PII Indonesia triwulan II 2017 ini terdapat beberapa perubahan terhadap data yang telah dirilis sebelumnya pada publikasi triwulan I 2017. Perubahan tersebut disebabkan oleh pengkinian data, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1 Perbandingan Publikasi PII Indonesia Komponen Juta (USD) 2015 2016* 2017 TOTAL Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV TOTAL Tw.I* Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru A. Aset 212,436 212,436 214,924 214,965 220,995 220,985 319,727 319,716 298,763 298,883 298,763 298,883 308,639 308,953 1. Investasi langsung 40,990 40,990 41,174 41,174 41,174 41,123 84,762 84,712 70,124 70,074 70,124 70,074 72,008 71,989 2. Investasi portofolio 13,336 13,336 13,497 13,497 13,025 13,025 13,373 13,373 13,215 13,215 13,215 13,215 14,282 14,294 3. Derivatif finansial 182 182 175 175 161 161 117 117 114 114 114 114 93 93 4. Investasi lainnya 51,997 51,997 52,536 52,578 56,847 56,887 105,804 105,843 98,948 99,119 98,948 99,119 100,451 100,772 5. Cadangan devisa 105,931 105,931 107,543 107,543 109,789 109,789 115,671 115,671 116,362 116,362 116,362 116,362 121,806 121,806 B. Kewajiban 589,270 589,270 615,214 653,383 633,880 673,680 663,635 690,454 617,033 633,382 617,033 633,382 643,860 643,534 1. Investasi langsung 234,049 234,049 245,492 283,585 251,608 291,264 271,089 297,756 245,178 261,216 245,178 261,216 256,553 255,408 2. Investasi portofolio 201,250 201,250 215,677 215,719 226,976 227,046 240,710 240,799 226,912 226,970 226,912 226,970 240,769 240,786 3. Derivatif finansial 91 91 101 101 110 110 103 103 134 134 134 134 88 88 4. Investasi lainnya 153,881 153,881 153,944 153,977 155,186 155,261 151,733 151,796 144,809 145,062 144,809 145,062 146,449 147,252 Posisi Investasi Internasional, bersih -376,834-376,834-400,290-438,417-412,885-452,696-343,907-370,738-318,270-334,499-318,270-334,499-335,221-334,581 *) angka sementara Investasi Langsung perubahan data aset investasi langsung karena pengkinian data laporan Lalu Lintas Devisa (LLD). Sementara itu, perubahan data kewajiban investasi langsung dipengaruhi pengkinian data utang luar negeri (ULN). Investasi Portofolio perubahan data aset investasi portofolio karena pengkinian data LLD. Sementara itu, perubahan data kewajiban investasi portofolio karena pengkinian data utang luar negeri (ULN). Investasi Lainnya - perubahan data aset investasi lainnya karena pengkinian data LLD. Sementara itu, perubahan data kewajiban investasi langsung karena pengkinian data ULN. 13

14 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

3 LAMPIRAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA Komponen 2012 2013 2014 2015 2016* Juta USD 2017 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II** A. Aset 187,265 190,290 201,907 212,436 214,965 220,985 319,716 298,883 298,883 308,953 317,400 1. Investasi langsung 27,985 39,738 37,512 40,990 41,174 41,123 84,712 70,074 70,074 71,989 72,817 1.1. Modal ekuitas 15,335 26,464 25,003 27,699 27,987 28,429 57,498 43,142 43,142 44,868 45,736 1.2. Instrumen utang 12,650 13,274 12,509 13,291 13,187 12,694 27,214 26,932 26,932 27,120 27,081 2. Investasi portofolio 13,486 14,759 12,172 13,336 13,497 13,025 13,373 13,215 13,215 14,294 14,682 2.1. Modal ekuitas 1,724 2,434 3,187 3,847 3,919 3,998 3,773 4,005 4,005 4,441 4,653 2.2. Surat utang 11,762 12,325 8,985 9,488 9,577 9,027 9,600 9,210 9,210 9,853 10,030 3. Derivatif finansial 57 168 152 182 175 161 117 114 114 93 100 4. Investasi lainnya 32,955 36,238 40,209 51,997 52,578 56,887 105,843 99,119 99,119 100,772 106,708 4.1. Piutang dagang & uang muka 10,317 10,961 11,876 14,108 13,991 14,713 21,082 21,276 21,276 21,513 21,570 4.2. Pinjaman 1,032 253 205 1,236 911 1,629 3,669 3,414 3,414 4,254 5,501 4.3. Uang kertas asing (UKA) dan simpanan 18,776 21,555 23,788 31,200 32,571 34,828 71,802 65,079 65,079 65,472 68,279 4.4. Aset lainnya 2,829 3,469 4,340 5,453 5,105 5,716 9,290 9,350 9,350 9,533 11,357 5. Cadangan devisa 112,781 99,387 111,862 105,931 107,543 109,789 115,671 116,362 116,362 121,806 123,094 5.1. Emas moneter 3,935 3,023 3,027 2,661 3,103 3,317 3,309 2,876 2,876 3,135 3,169 5.2. Special Drawing Rights (SDR) 2,715 2,712 2,551 2,442 1,574 1,561 1,564 1,499 1,499 1,521 1,542 5.3. Reserves Position in The Fund (RPF) 224 224 211 202 1,108 1,100 1,102 1,056 1,056 1,071 1,086 5.4. Cadangan devisa lainnya 105,907 93,427 106,073 100,626 101,758 103,811 109,696 110,931 110,931 116,079 117,297 B. Kewajiban 548,489 561,723 585,880 589,270 653,383 673,680 690,454 633,382 633,382 643,534 667,587 1. Investasi langsung 227,219 251,187 229,603 234,049 283,585 291,264 297,756 261,216 261,216 255,408 265,017 1.1. Modal ekuitas 196,405 216,196 190,288 193,640 242,915 251,026 255,811 220,103 220,103 214,104 223,254 1.2. Instrumen utang 30,814 34,990 39,314 40,409 40,670 40,237 41,946 41,114 41,114 41,303 41,763 2. Investasi portofolio 178,393 161,975 204,793 201,250 215,719 227,046 240,799 226,970 226,970 240,786 255,248 2.1. Modal ekuitas 100,911 77,692 102,142 84,809 92,797 96,551 107,100 95,364 95,364 101,741 108,915 2.2. Surat utang 77,483 84,283 102,651 116,441 122,922 130,495 133,698 131,606 131,606 139,045 146,333 3. Derivatif finansial 95 136 122 91 101 110 103 134 134 88 129 4. Investasi lainnya 142,782 148,425 151,362 153,881 153,977 155,261 151,796 145,062 145,062 147,252 147,193 4.1. Utang dagang & uang muka 2,126 2,037 1,735 2,111 2,261 2,835 3,113 3,095 3,095 3,361 3,727 4.2. Pinjaman 121,363 126,585 130,085 132,144 132,995 132,658 130,546 124,874 124,874 125,912 125,554 4.3. Uang kertas asing (UKA) dan simpanan 8,240 9,694 12,075 12,821 12,001 13,058 13,022 12,351 12,351 12,214 12,297 4.4. Kewajiban lainnya 11,053 10,109 7,467 6,804 6,719 6,711 5,114 4,743 4,743 5,765 5,615 Net Investasi Langsung -199,234-211,449-192,090-193,059-242,411-250,140-213,045-191,142-191,142-183,419-192,200 Net Investasi Portofolio -164,907-147,216-192,621-187,914-202,223-214,021-227,426-213,755-213,755-226,492-240,566 Net Derivatif Finansial -37 32 30 91 73 51 13-20 -20 4-29 Net Investasi Lainnya -109,827-112,187-111,153-101,883-101,399-98,374-45,953-45,944-45,944-46,481-40,486 Cadangan Devisa 112,781 99,387 111,862 105,931 107,543 109,789 115,671 116,362 116,362 121,806 123,094 Posisi Investasi Internasional, bersih -361,224-371,433-383,973-376,834-438,417-452,696-370,738-334,499-334,499-334,581-350,187 Memorandum : Investasi langsung berdasarkan arah investasi -173,255-168,519-192,090-193,059-242,411-250,140-213,045-191,142-191,142-183,419-192,200 A. Ke Luar Negeri 12,997 20,218 25,396 29,351 29,450 29,011 71,449 58,931 58,931 60,748 58,267 1. Modal Ekuitas 12,702 19,943 24,721 27,322 27,553 27,913 56,966 42,619 42,619 44,348 41,602 2. Instrumen Utang 295 275 676 2,029 1,897 1,097 14,483 16,312 16,312 16,400 16,665 B. Di Indonesia (PMA) 186,252 188,737 217,487 222,410 271,861 279,151 284,494 250,073 250,073 244,167 250,467 1. Modal Ekuitas 167,172 165,979 190,005 193,263 242,480 250,511 255,279 219,580 219,580 213,584 219,120 2. Instrumen Utang 19,080 22,758 27,481 29,147 29,380 28,640 29,215 30,493 30,493 30,583 31,348 *) angka sementara **) angka sangat sementara 15