PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP Menimbang Mengingat : : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 88 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan untuk melakukan pembangunan kawasan perdesaan dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan dan pendayagunaan kawasan di perdesaan, perlu dibentuk ketentuan mengenai perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan dan pendayagunaan kawasan perdesaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Kawasan Perdesaan. 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Nomor 9); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 3. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 1
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); 8. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 9. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMENEP dan BUPATI SUMENEP MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP TENTANG KAWASAN PERDESAAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : a. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Sumenep; b. Kabupaten adalah Kabupaten Sumenep; c. Bupati adalah Bupati Sumenep. d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumenep. e. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Sumenep. 2
f. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurusi kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Republik Indonesia g. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. h. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. i. Kepala Desa adalah Pemimpin penyelenggara Pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa. j. Perangkat Desa adalah Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Kampung dan Unsur Pelaksana Tehnis Lapangan. k. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. l. Peraturan Desa adalah Peraturan yang dibuat oleh Kepala Desa dengan Persetujuan Badan Permusyawaratan Desa. m. Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan Sumber Daya Alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. BAB II T U J U A N Pasal 2 Penetapan Kawasan Perdesaan bertujuan untuk menata ruang di sebuah pedesaan guna tercapainya keseimbangan dan keharmonisan antara fungsi kawasan sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa publik dan sosial, serta fungsi kawasan sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pasar serta kawasan pertanian yang merupakan kegiatan utama dari masyarakat desa. Pasal 3 Dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan serta pemanfaatan dan pendayagunaan kawasan perdesaan wajib mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. 3
BAB III RUANG LINGKUP Pasal 4 Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dilakukan oleh Kabupaten dan atau pihak ketiga wajib mengikutsertakan Pemerintah Desa dan BPD sebagai bentuk partisipasi masyarakat. Pasal 5 Bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan penataan kawasan perdesaan meliputi : a. memberikan informasi tentang potensi desa serta aspirasi tentang peruntukan dan pemanfaatan ruang; b. memberikan informasi dan argumentasi keberatan-keberatan masyarakat terhadap rencana tata ruang; c. melibatkan masyarakat dalam proses penyusunan tata ruang; d. ikut memelihara keserasian dan kelestarian lingkungan kawasan perdesaan. Pasal 6 Pembangunan Penataan Kawasan Perdesaan dapat dibentuk pola tata desa dengan memperhatikan penataan ruang yang dilakukan di : a. Area baru atau lokasi baru; b. Desa-desa yang sudah ada; dan c. Di luar Desa. Pasal 7 Dalam penaqtaan ruang partisipatif, masyarakat desa berhak : a. menyusun rencana detail tata ruang desa yang diselaraskan RTRWP dan RTRWK/K; b. mengetahui isi rencana tata ruang desa dan tata ruang di luar desa; c. menikmati manfaat dari penataan ruang desa; dan d. memperoleh kompensasi atas kerugian yang dialaminya akibat dari proses penataan ruang desa. Pasal 8 Dalam penataan ruang partisipatif, masyarakat desa berkewajiban : a. memelihara kelestarian lingkungan dan konservasi Sumber Daya Alam; b. memelihara hasil pemanfaatan ruang desa; c. mencegah kerusakan lingkungan dan Sumber Daya Alam. 4
BAB IV KEWENANGAN DESA Pasal 9 (1) Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kewenangan dalam pengaturan sumber pendapatan dan potensi desa yang belum diatur oleh Pemerintah Kabupaten. (2) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Bupati. BAB V KELANCARAN PELAKSANAAN INVESTASI Pasal 10 Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan harus menunjang kelancaran pelaksanaan investasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 11 Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan harus menjaga kelestarian lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII KESERASIAN ANTAR KAWASAN DAN KEPENTINGAN UMUM Pasal 12 Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan harus menjaga keserasian antar kawasan dan kepentingan umum sesuai peraturan perundang-undangan. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 13 (1) Bupati dapat melakukan pembinaan terhadap pembangunan dan penataan kawasan perdesaan. (2) Pengawasan terhadap pembangunan dan penataan kawasan perdesaan dilakukan oleh BPD dan Camat. 5
BAB IX P E N U T U P Pasal 14 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur oleh Bupati. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumenep. Ditetapkan di : Sumenep pada tanggal : 25 September 2008 BUPATI SUMENEP ttd Diundangkan di : Sumenep pada tanggal : 30 Desember 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMENEP ttd H. FEN A. EFFENDY SAID, SE.M.Si,MM Pembina Utama Muda NIP. 510 087 567 KH. MOH. RAMDLAN SIRAJ, SE., MM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2008 NOMOR 21 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum R. TITIK SURYATI, SH, MH Pembina NIP. 19660409 199302 2 002 6
7