Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Stroke Yang di Rawat di Ruang ICU Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Smeltzer C. Suzanne, 2002).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

HUBUNGAN MEKANISME KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN STROKE DI RUANG RAWAT INAP DEWASA RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Iksirul Anwar 1, Listyana Natalia R. 2, Dian Wardanah 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J,

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN DI IGD RS. PANTI WALUYO SURAKARTA. Abstrak

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN HALUSINASI DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN HALUSINASI DI RSJD SURAKARTA ABSTRAK

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BUDI HARTOYO NIM G2B Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

Transkripsi:

Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Stroke Yang di Rawat di Ruang ICU Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta Joko Raharjo 1, Wahyu Rima Agustin 2), Ika Subekti Wulandari 2) ABSTRACT Anxuiety is a response to particular situations that threaten. It is a normal thing that accompanies development, alteration, new or unprecedented experience. Families of hospitalized stroke patients at ICU room will experience the anxiety. The objective of this research is to investigate the anxiety level of the families of hospitalized stroke patients at the ICU room of Panti Waluyo hospital of Surakarta. This research used the descriptive analytical method. Its population was all of the families of hospitalized stroke patients as many as 30 families at the ICU room of Panti Waluyo hospital of Surakarta. The samples of research consisted of 30 families and were taken by using the purposive sampling technique. The data of research were collected through questionnaire. This resarch used the Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) as anxiety measuring tool, consisting of 14 groups of symtomps. The research variable was family s anxiety level. The result of research shows that the family anxiety level of hospitalized stroke patients at the ICU room of Panti Waluyo hospital was very high ( 73.3%). Therefore, the nurses employed at the ICU room can provide mental supports to the family of hospitalized stroke patients in ICU room. Keywords : Anxiety level, family of stroke patients, ICU. References: 34 (2004-2011) Abstak Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah terjadi. Keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang ICU tentu akan mengalami kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang ICU RS. Panti Waluyo surakarta. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode diskritif analitik. Populasi yang digunakan adalah seluruh keluarga pasien stroke yang dirawat di 1 Mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta 2 Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta

ruang ruang ICU RS. Panti Waluyo Surakarta dengan sampel penelitian 30 keluarga pasien stroke yang di rawat di ruang ICU, penentuan sampel dengan menggunakan porpusive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa kueisioner. Alat pengukur kecemasan yang digunakan adalah Hamilton Rating Scale for Axiety (HRS-A), terdiri dari 14 kelompok gejala. Variabel yang diteliti adalah tingkat kecemasan keluarga. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang ICU RS. Panti Waluyo mengalami tingkat kecemasan berat dengan hasil 73.3%. Diharapkan bagi perawat di ruang ICU dapat memberikan dukungan mental bagi keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang ICU. Kata kunci : Tingkat kecemasan, keluarga pasien stroke, ICU. Pendahuluan Stroke merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi otak dikarenakan suplai darah ke otak mengalami masalah yang terjadi secara tiba-tiba (cepat), dan berlangsung selama 24 jam sehingga terjadi reaksi biokimia yang menyebabkan sel dalam otak menjadi mati (Wiwit, 2010). Menurut definisi World Health Organisation (WHO), stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Harsono,2005) Berdasarkan jenisnya stroke dibagi menjadi 2, yaitu stroke iskemik atau non Hemoragik dan Stroke Hemoragik. Stroke non Hemoragik terjadi karena aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat pembuluh darah. Stroke Hemoragik terjadi karena pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes kesuatu daerah di otak dan merusaknya. (Fatimah Dety N, 2009). Stroke termasuk penyakit neurologi yang serius, Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian ke tiga di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Di Amerika Serikat setiap tahunnya 500.000 orang terserang

Stroke. 400.000 orang terkena Stroke Iskemik dan 100.000 orang terserang Stroke Hemoragik (termasuk perdarahan intraserebral dan subaraknoid) dengan 175.000 di antaranya mengalami kematian (Bustami, et al., 2007). Bahkan, menurut survey tahun 2004, stroke merupakan pembunuh nomer satu di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan angka kejadian stroke yang relatif tinggi yang merupakan pembunuh utama di Instalasi Gawat Darurat di rumah sakit. Penderita stroke yang di rawat di Ruang ICU (Intensive Care Unit) RS Panti Waluyo tahun 2013 sebanyak 152 pasien, bulan Januarioktober 2014 sebanyak 160 pasien (Rekam Medik RS Panti Waluyo). Kondisi sakit tidak dapat dipisahkan dari peristiwa kehidupan. Klien dan keluarganya harus menghadapi berbagai perubahan yang terjadi akibat kondisi sakit dan pengobatan yang dilaksanakan. Keluarga umumnya akan mengalami perubahan perilaku dan emosional, orang mempunyai reaksi yang berbedabeda terhadap kondisi yang dialami. Penyakit yang berat, terutama yang dapat mengancam kehidupan, dapat menimbulkan perubahan perilaku yang lebih luas, ansietas, syok, penolakan, marah. Hal tersebut merupakan respon umum yang disebabkan oleh stres (Hawari, 2008). ICU (Intensive Care Unit) adalah salah satu unit di Rumah Sakit yang berfungsi untuk perawatan pasien kritis. Unit ini berbeda dengan unit lainnya karena semua pasien yang dirawat di ruang ini dirawat oleh petugas atau tim medis yang terlatih, serta kegiatan dilakukan selama 24 jam, serta menggunakan alat-alat canggih yang asing untuk keluarga atau pasien. Fenomena kecemasan yang terjadi pada keluarga pasien stroke yang dirawat di Ruang ICU (Intensive Care Unit) RS Panti Waluyo. Ditunjukan dengan perilaku keluarga yang selalu bertanya tentang kondisi anggota keluarganya yang dirawat, bertanya dengan pertanyaan yang di ulang-ulang, berkunjung diluar jam kunjung, keluarga takut kehilangan (meninggal dunia) keluarga mengatakan susah tidur, takut anggota keluarga sembuh tapi mengalami kecacatan, takut tidak bisa membayar biaya perawatan di ICU (Intensive Care Unit) takut akan kondisi pasien yang lain, takut melihat alat-alat yang terpasang di tubuh pasien. Menurut Kelter (1995) dalam Sibuea (2010), Cemas merupakan perasaan internal yang sumbernya sering kali tidak spesifik dan mengancam keamanan seseorang dan kelompok. Berdasarkan fenomena yang terjadi di

Rumah Sakit Panti Waluyo peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang di rawat di Ruang ICU Panti waluyo. Apabila kecemasan tidak diatasi akan menjadi maladaptive dimana individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga bisa mengalami gangguan fisik, perilaku maupun gangguan kognitif dan apabila kecemasan teratasi artinya individu bisa beradaptasi dengan cemas yang muncul. Metodologi Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel sesuai yang dikehendaki peneliti (Sugiyono,2006). Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study dimana data yang menyangkut variabel independen dan dependen di observasi pada waktu yang bersamaan. Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Pengambilan sampel untuk keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang ICU RS Panti Waluyo Surakarta pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil responden yang ada dan bersedia sebagai responden di tempat penilitian kurang lebih selama penelitian dilakukan. Pada penelitian ini di dapatkan 30 sampel. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta di Ruang ICU. Waktu penelitian dilakukan bulan Februari-April 2015. Alat penelitian dan pengumpulan data. Peneliti menyusun instrumen untuk mengumpulkan data berupa kuisioner, Alat pengukur kecemasan yang digunakan adalah Hamilton Rating Scale for Axiety (HRS-A), terdiri dari 14 kelompok gejala yaitu ; perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi atau murung, gejala somatik fisik (otot), gejala somatik fisik (sensori), gejala kardiovaskuler, gejala respiratori, gejala gastrointestinal, gejala urogenetal, gejala autonom, tingkah laku sikap. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4, dengan penilaian sebagai berikut: Nilai 0 = Tidak ada gejala(keluhan) Nilai 1 = Gejala ringan. Nilai 2 = Gejala sedang. Nilai 3 = Gejala berat.

Nilai 4 = Gejala berat sekali/panik Masing-masing nilai dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui tingkat kecemasan yaitu kurang dari 14 = tidak ada kecemasan, 14-20 = kecemasan ringan, 21-27 = Hasil penelitian kecemasan sedang, 28-41= kecemasan berat, 42-56= kecemasan berat sekali/panik Analisa data. Analisa Univariat dilakukan secara diskriptif yaitu menampilkan tabel frekwensi tentang tingkat kecemasan sebagai variabel dependen. Tabel 1 Responden tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang di rawat di Ruang ICU RS Panti Waluyo tahun 2015. Tingkat kecemasan Frekuensi Presentase Tidak ada kecemasan 4 13,3% Kecemasan ringan 2 6,7% Kecemasan sedang 2 6,7% Kecemasan berat 22 73,3% Kecemasan berat sekali/ panik 0 0 Total 30 100% Tabel 2. Responden tingkat kecemasan berdasarkan kelompok Umur. Tingkat kecemasan 20-30 31-40 41-50 51-60 Tidak ada kecemasan 20% 22,2% 20% 50% Kecemasan ringan 20% 11,1% 10% _ Kecemasan sedang 20% 33,3% _ 16,7% Kecemasan berat 40% 33,3% 70% 33,3%

Kecemasan berat sekali Total 100% 100% 100% 100% Tabel 3. Responden tingkat kecemasan berdasarkan kelompok jenis kelamin Tingkat kecemasan Laki Laki Perempuan Tidak ada kecemasan 41,7% 16,7% Kecemasan ringan - 16,7% Kecemasan sedang 16,7% 16,7% Kecemasan berat 41,7% 50% Kecemasan berat sekali - - Total 100% 100% Tabel 4. Responden tingkat kecemasan berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat kecemasan SD SMP SMA SI Tidak ada kecemasan 50% 33,3% 33,3% 10% Kecemasan ringan 50% 33,3% 6,7% - Kecemasan sedang - - 20% 20% Kecemasan berat - 33,3% 40% 70% Kecemasan berat sekali - - - - Total 100% 100% 100% 100%

Pembahasan Dari hasil penelitian di Ruang ICU RS Panti Waluyo dari bulan Februari April 2015 didapatkan 30 responden keluarga pasien stroke yang di rawat di ruang ICU. Untuk tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang di rawat di Ruang ICU tidak ada kecemasan 4 responden (13,3%), kecemasan ringan 2 responden (6,7%), kecemasan sedang 2 responden (6,7%), kecemasan berat 22 responden ( 73,3%). Gejala kecemasan yang muncul bervariasi. Gejala kecemasan berat muncul pada kelompok perasaan depresi dan kelompok gangguan tidur. Kelompok perasaan depresi meliputi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih, bangun dini hari, perasaan berubah- ubah tiap hari. Sedangkan kelompok gangguan tidur meliputi : sukar untuk tidur, terbangun malam hari, tidur tidak nyenyak, mimpi buruk, mimpi menakutkan. Analisa lebih lanjut menunjukan bahwa gejala yang paling sering muncul pada respon kecemasan adalah munculnya perasaan depresi yang diiringi dengan gangguan tidur dan ketegangan. Semua gejala tersebut merupakan respon psikologis dan fisiologis dari kecemasan yang timbul akibat adanya stresor dan ancaman integritas biologis dan konsep diri (Ann Isac, 1996 : Nurkholis 2008). Faktor faktor yang mempengarui tingkat kecemasan : jenis kelamin, umur, lingkungan dan situasi, tipe kepribadian, keadaan fisik, pendidikan dan status ekonomi (stuart 2006). Pada tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang di rawat di Ruang ICU dengan hasil data menunjukkan tingkat kecemasan berat (73,3%). Hal ini dipengarui beberapa faktor antara lain : responden rata rata bersataus sebagai anak, responden berstatus sebagai istri, kondisi saat pasien masuk Ruang ICU dalam kondisi tidak sadar, semua pasien stroke yang diteliti mengalami perdarahan otak, pasien belum pernah mengalami penyakit stroke, saat berkunjung keluarga lebih banyak menangis di depan pasien. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan judul Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Stroke yang di Rawat di Ruang ICU RS Panti Waluyo Suarakarta. maka dapat di simpulkan :

1. Umur 41-50 tahun sebanyak 10 responden (33,3%) dengan kecemasan berat 7 responden (70%). 2. Perempuan 18 responden (60%) dengan kecemasan berat 9 responden (50%). 3 Pendidikan SMA 15 responden (50%) dengan kecemasan berat 6 responden (40%). 4. Gambaran tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang dirawat di Ruang ICU RS Panti Waluyo kecemasan berat 22 responden ( 73,3%) Saran. 1. Rumah Sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang dirawat di Ruang ICU RS Panti Waluyo termasuk kecemasan berat. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan dimana tidak hanya berfokus pada masalah fisik saja melainkan mencakup masalah psikososial pasien dan keluarga, sehingga pastoral care dapat dilibatkan dalam memberikan konseling pada keluarga pasien yang mengalami kecemasan 2. Instusi Pendidikan Diharapkan dapat menjadi pengembanga Ilmu Pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga pasien yang mengalami kecemasan dan pengembangan ilmu keperawatan keluarga. 3. Bagi peneliti lain Daftar Pustaka Peneliti lanjut tentang kecemasan perlu dilakukan dengan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga pasien. Wiwit. (2010). Stroke dan Penangananya.Yogyakarta: Kata Hati. Harsono, (2005). Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Fatimah, Detty N. (2009). Mencegah dan Mengatasi Stroke. Yogyakarta : Kujang Press Hawari, Dadang. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FK Universitas Indonesia Bustami, M., Ahmad, A., Mayza, A., Mulyatsih, E., Rasyid, A., et

al. (2007). Manajemen Komprehensif Stroke. Yogyakarta : Pustaka Cedekia Press Sibuea, W. Heidin. (2005). Ilmu Penyakit Dalam. Rineka Cipta: Jakarta Sugiyono, (2006). Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh. Bandung : CV Alfabeta Setiadi. (2013). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Nurcholis. (2008). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kecemasan Pasien Kardiovaskuler Gangguan Yang Pertama Kali Dirawat Di Intensive Coronary Care Unit RSU Tugurejo Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Stuart, W.G & Sundeen, J.S. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Pocket Guideto Psychiatric Jakarta : EGC Nursing).