HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN KINERJA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN SIKAP KERJA NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD RINGIN PUTIH KARANGDOWO II NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI. Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KESEJAHTERAAN DENGAN SEMANGAT KERJA PADA PT.HAMUDHA PRIMA MEDIA

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA DIVISI ENGINEERING PT.BRIDGESTONE KARAWANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI KARYAWAN DENGAN LOYALITAS KERJA CV. SINAR ABADI

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMBERIAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAN KEDISIPLINAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Hal ini sangat mendesak dalam

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Susu Aneka Rasa Mommy Cow Tulungagung

BAB II TINJUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATION DENGAN KEPUASAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa awal berdirinya PT. Pos Indonesia (Persero) adalah perusahaan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR

BAB I. Era globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia, dimana

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN LUWES GADING

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 JUWIRING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENGHARGAAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN CV. SARI ALAM SUKOHARJO S K R I P S I

PENGARUH UPAH DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. TRI MANUNGGAL TEKSTILE SALATIGA

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. ORGANIK AGRO SYSTEM (OASIS) BANDAR LAMPUNG. Oleh Rina Milyati Yuniastuti.

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era global yang semakin kompetitif sekarang ini, sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan maupun untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. SAMKYUNG JAYA GARMENT DI KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT BUSANA MULYA TEKSTIL

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KOMPENSASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA TENAGA KEPEGAWAIAN SEKOLAH

JURNAL PENELITIAN PENGARUH SIKAP MANDIRI DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN PT. NOHHI INDONESIA GROGOL SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN KOMPESANSI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. SEMI BARU SAMARINDA. Oleh : HERIYANTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN MORAL KERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN. Naskah Publikasi

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI CV. MULIA PLASINDO SURAKARTA

ANALISIS KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI WATER BASE PT.CAT TUNGGAL DJAJA INDAH

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI YAYASAN LEMBAGA PERS DAN PENDAPAT UMUM PANTAGON SUARA RAKYAT MEDAN

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat S-1 Program Studi Psikologi. Disusun oleh : MALIYYASSILMI AINURRAKHMA

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA PERUSAHAAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN PRODUKSI CV. CAHYO NUGROHO JATI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan atau dunia bisnis menunjukkan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS DIARE DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA

BAB II LANDASAN TEORI. dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka,

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang terkait dengan kinerja. Kinerja merupakan fungsi hasil hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perindustrian tentunya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang)

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

BAB II KAJIAN TEORITIK

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Wijaya Mukti Sri Untari F 100 080 146 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : Wijaya Mukti Sri Untari F 100 080 146 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 ii

EI]BI]NGAN AITTARA PERSEPST TIEREADAP IITSENTM' DEFGAN KIIIURJA KARYAWAN Yang dipersirykan dan disusun oleh : Telah Wiiava Mukti Sri, Unteri F t00060146 didepandeuranpcnguji Pada Rtrr 12 ftmi 2013 dan dinyatakan telah meme,nuhi syarat Pengujiuama Drs. Dlohemnrd Amii. NI,Sfi Penguji pendamping I Drl. T,rhrntnl r]vrrn- IW-Si P ngqii pendmping tr fu/6 E T I)re- Rini f,cstrri. lltr-si /*" Surakrta, 04 Juli 2013 (Susatyo Ynwono, S.Psi, D[,SD iv

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN KINERJA KARYAWAN Wijaya Mukti Sri Untari Mohammad Amir Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Kinerja tinggi dari setiap pegawai merupakan hal yang sangat diinginkan oleh semua perusahaan. Semakin banyak pegawai yang memiliki kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan semakin meningkat dan organisasi dapat bertahan dalam persaingan bisnisnya. Kinerja tinggi akan tercapai apabila perusahaan memperhatikan kebutuhan yang diperlukan oleh karyawan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut diantaranya yaitu insentif. Insentif sebagai bagian dari sistem imbalan yang komprehensif dan tidak terbatas pada gaji atau upah saja diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan antara persepsi terhadap insentif dengan kinerja pada karyawan. Adapun hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara persepsi terhadap insentif dengan kinerja karyawan. Subjek penelitian adalah karyawan produksi CV. Pustaka Bengawan Sukoharjo sebanyak 80 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive non random sampling. Alat pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhadap insentif dan dokumentasi kinerja karyawan. Metode analisis data menggunakan teknik korelasi product moment. Berdasarkan hasil product moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,504; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap insentif dengan kinerja. Sumbangan efektif persepsi terhadap insentif terhadap kinerja sebesar 25,4%. Persepsi terhadap insentif mempunyai rerata empirik sebesar 84,650,dan rerata hipotetik sebesar 85 yang berarti persepsi terhadap insentif pada subjek penelitian tergolong sedang. Variabel kinerja diketahui rerata empirik sebesar 77,350 berdasarkan norma kategori kinerja skor tersebut masuk dalam kategori baik. Kesimpulan penelitian menyatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap insentif dengan kinerja, namun generalisasi hasil-hasil penelitian terbatas pada subjek dan lokasi penelitian dilakukan yaitu karyawan bagian produksi CV. Pustaka Bengawan. Kata kunci: persepsi terhadap insentif, kinerja v

PENDAHULUAN Kinerja tinggi dari setiap pegawai merupakan hal yang sangat diinginkan oleh semua perusahaan. Semakin banyak pegawai yang memiliki kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan semakin meningkat dan organisasi dapat bertahan dalam persaingan bisnisnya. Kinerja pegawai merupakan istilah yang berasal dari kata job Performance atau actual perfomance (prestasi karya atau kinerja sesungguhnya yang dicapai seseorang). Menurut Mangkunegara (2004) bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pada kenyataannya kondisi produktivitas kerja sumber daya manusia Indonesia masih belum memadai atau dapat dikatakan masih rendah, dilihat dari Survey Insititute for Management of Development, Swiss, World Competitiveness Book 2011 (dalam kompascybermedia.com, 2012) memaparkan peringkat produktivitas kerja Indonesia berada pada posisi 44 dari 139 negara yang disurvei. Selanjutnya negaranegara Asia lainnya berada di atas Indonesia seperti Swiss (peringkat 1), Singapura (3), Malaysia (26), Thailand (38). Hal ini diduga kuat karena kualitas sumber daya manusia Indonesia rendah dan tidak mampu bersaing dengan negara lain. Gambaran kondisi kinerja yang menurun juga terjadi pada CV. Pustaka Bengawan. Berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu personalia pada Februari 2013, ditemukan indikasi menurunnya kinerja karyawan, yaitu tidak mampu mencapai target dan terjadi kesalahan perhitungan dalam proses pemasaran atau pendistribusian produk buku atau LKS pada beberapa daerah tertentu. Misalnya verifikasi awal karyawan diprediksi diiharapkan mampu mencetak sebanyak 10.000 eksemplar, namun pada proses finishing hanya menghasilkan 7.500 eksmplar. Akibatnya terjadi kekurangan produk sebanyak 2.500 eksemplar yang tidak dapat terpenuhi. Penelitian Armansyah (2002) menyatakan salah satu cara pemaksimalan kinerja adalah memberikan kesempatan mendapatkan insentif pada seluruh tingkat organisasi agar sepadan dengan tingkat tanggung jawab atau kontribusinya terhadap perusahaan. Kontribusi kinerja karyawan diharapkan dapat ditingkatkan melalui insentif. Pemberian insentif terhadap 1

karyawan pada suatu perusahaan merupakan salah satu sasaran penting bagi karyawan untuk memenuhi kebutuhannya, yang diharapkan oleh perusahaan dapat mendorong karyawan mencapai atau bahkan melampaui target yang ditetapkan. Karyawan yang mempersepsi secara positif insentif merasa jasanya dihargai sehingga akan merasa tenang dalam bekerja, bersemangat dan memiliki kepuasan pada pekerjaannya, karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan yang dilakukan diharapkan akan bekerja lebih tekun dan bermotivasi tinggi sehingga diharapkan pula dapat meningkatkan kinerjanya. Namun pada kenyataannya pada masa sekarang masih banyak permasalahan yang dialami antara karyawan dengan perusahaan contohnya karyawan menuntut perusahaan memberikan insentif yang sesuai harapan karyawan, namun disisi lain perusahaan kerap tidak memenuhi tuntutan karyawan dengan berdalih perusahaan merugi ataupun untuk efisiensi. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dibuat adalah: Apakah ada hubungan antara persepsi insentif dengan kinerja karyawan? Mengacu dari rumusan masalah tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji secara empirik dan mengadakan penelitian berjudul: Hubungan antara persepsi terhadap insentif dengan kinerja karyawan. Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Siagian, 2004). Mangkunegara (2004) mengemukakan kinerja merupakan ukuran keberhasilan atau kesuksesan seseorang melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam memainkan peran yang dilakukan dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan hasil dan tindakan yang diinginkan. Aspek-aspek pengukuran kinerja yang digunakan oleh pihak perusahaan yaitu: a. Aspek pengetahuan, meliputi (1) kemauan belajar untuk memenuhi tuntutan kerja (2) kemampuan mendeteksi dan mengenali permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan (3) kemampuan mencari alternatif pemecahan masalah dalam pekerjaannya; (4) pemahaman tentang 2

peranan, fungsi, tugas dan tanggung jawab jabatan; (5) pengetahuan dan pemahaman sistem kerja dan organisasi di bagiannya. b. Aspek kecakapan dan keterampilan, meliput; (6) kemampuan melaksanakan tugas dan pekerjaannya; (7) kualitas hasil dan penyelesaian tugas; (8) kecepatan dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan; (9) kemampuan berkomunikasi dengan atasan dan rekan kerja; (10) kecepatan dan ketepatan memecahkan masalah dan mengambil keputusan. c. Aspek sikap dan perilaku meliputi; (11) tingkat kreativitas dan inisiatif dalam bekerja; (12) kerjasama tim dalam bagian yang sama; (13) sikap dan perilaku (kejujuran & etika) dalam mengemban tanggung jawab jabatan, tugas dan pekerjaan (14) sikap menjunjung tinggi profesioalisme dalam bekerja; (15) kedisiplinan dan kepatuhan terhadap peraturan perusahaan; (16) kemampuan beradaptasi dengan orang lain / baru; (17) menunjukkan kepemimpinan diri dan terhadap orang lain; (18) menjaga penampilan dan memiliki rasa percaya diri; d. Aspek motivasi meliputi antara lain ; (19) kemauan dan kesungguhan dalam bekerja (20) keuletan dalam bekerja. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kinerja yang digunakan terdiri dari empat aspek yaitu aspek pengetahuan, kecakapan dan keterampilan, sikap dan perilaku serta aspek motivasi. Pada konteks perusahaan, pemberian insentif merupakan penghargaan yang dirancang untuk memberi semangat dan ganti rugi atas usaha karyawan untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai atau melebihi standar, dijelaskan Rachmawati (2002) bahwa insentif adalah perangsang atau objek eksternal yang cenderung membangkitkan motivasi, dorongan dan tingkah laku untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Menurut pendapat Plowman dan Peterson (Manullang, 2000) bentuk-bentuk insentif dapat dibagi menjadi tiga: a. Financial incentive (financial insentif), yaitu dorongan yang bersifat keuangan yang pokok dan termasuk didalamnya mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan selain gaji pokok, seperti bonus, profit sharing atau pembagian keuntungan dan lain sebagainya. b. Non financial incentive (non financial insentif); misalnya lingkungan kerja yang nyaman, jam kerja, istirahat, peralatan dan fasilitas kerja, seragam, sarana olahraga, 3

sistem cuti, lembur, tunjangan pendidikan, dan sebagainya c. Social incentive (sosial insentif), pemberian insentif ini misalnya sikap pimpinan terhadap aspirasi atau keinginan karyawan, kerjasama, hubungan karyawan dengan pimpinan, hubungan karyawan dengan rekan kerja dan sebagainya. Berdasarkan beberapa pendapat dan ualasan yang telah dikemukakan para ahli sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Ada hubungan positif antara persepsi terhadap insentif dengan kinerja. Semakin tinggi (positif) persepsi insentif maka akan semakin tinggi kinerja karyawan, begitu pula sebaliknya semakin rendah (negatif) persepsi terhadap insentif maka akan semakin rendah kinerja karyawan. METODE Subjek penelitian adalah karyawan produksi CV. Pustaka Bengawan Sukoharjo sebanyak 80 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive non random sampling. Alat pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhadap insentif dan dokumentasi kinerja karyawan. Metode analisis data menggunakan teknik korelasi product moment. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,504; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap insentif dengan kinerja. Semakin tinggi atau positif persepsi terhadap insentif maka semakin tinggi kinerja, begitu sebaliknya semakin rendah atau negatif persepsi terhadap insentif maka semakin rendah kinerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi: Ada hubungan positif antara persepsi terhadap insentif dengan kinerja pada karyawan dapat diterima. Dari hasil analisis diketahui koefisien determinan (r 2 ) = 0,254. Hal ini berarti sumbangan efektif persepsi terhadap insentif terhadap kinerja sebesar 25,4%, artinya masih terdapat 74,6% faktorfaktor lain yang mempengaruhi kinerja selain variabel persepsi terhadap insentif misalnya kondisi fisik, kemampuan dan keterampilan, etos kerja, motivasi kerja, lingkungan kerja. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel persepsi terhadap insentif mempunyai rerata empirik sebesar 84,650 dan rerata hipotetik sebesar 85 yang berarti persepsi 4

terhadap insentif pada subjek penelitian tergolong sedang. Variabel kinerja diketahui rerata empirik sebesar 77,350 berdasarkan norma kategori kinerja skor tersebut masuk dalam kategori baik. Hasil lengkap frekuensi dan kategori persepsi terhadap insentif dan kinerja dapat dilihat pada tabel berikut : Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel persepsi terhadap insentif mempunyai rerata empirik sebesar 84,650 dan rerata hipotetik sebesar 85 yang berarti persepsi terhadap insentif pada subjek penelitian tergolong sedang. Variabel kinerja diketahui rerata empirik sebesar 77,350 berdasarkan norma kategori kinerja skor tersebut masuk dalam kategori baik. Timbulnya persepsi positif atau negatif karyawan terhadap pemberian insentif terkait dengan upaya yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan Jika perusahaan memberikan insentif sesuai dengan peraturan pemerintah ataupun kesepakatan antara pihak manajemen perusahaan dengan karyawan dalam hal misalnya pemberian berupa bonus, promosi, pujian, dan fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan, bimbingan dan pengarahan dari pimpinan, maka akan timbul kesadaran dalam diri karyawan bahwa dirinya merasa dihargai, dibutuhkan dan selalu diikut sertakan dalam kegiatan yang bertujuan untuk kemajuan perusahaan. Insentif sebagai stimulus yang dimaksudkan untuk memotivasi karyawan, guna meningkatkan usaha yang semaksimal mungkin dalam pekerjaan mereka, maka insentif berfungsi sebagai motivasi utama seseorang untuk menjadi karyawan serta pendorong semangat dan kegairahan kerja karyawan. Jewell dan Siegall (1998) yang menyatakan bahwa sikap dan perilaku karyawan ditentukan oleh imbalan (insentif). Imbalan yang diterima dari perusahaan, dapat berupa materi maupun non materi termasuk di dalamnya adalah masalah kompensasi. Besarnya kompensasi biasanya ditentukan oleh kasil kerja karyawan dalam usahanya mencapai tujuan yang ungin dicapai oleh suatu perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Armstrong (2001) tentang salah satu tujuan penilaian prestasi kerja adalah membantu dalam memastikan kenaikan gaji yang seimbang antara tingkat prestasi dengan tingkat gaji, sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah adanya insentif. Hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang bekerja pasti ada sesuatu yang ingin didapat atau dicapai. 5

Menurut Robbins (2006) insentif merupakan daya tarik yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu karena bisa mendapat imbalan yang memuaskan kebutuhannya. Hal ini tentu bisa mengakibatkan gairah kerja individu menurun dan lama kelamaan dapat memudarkan komitmen karyawan terhadap perusahaan atau organisasinya. Ranupandojo dan Husnan (2000) menyatakan apabila perusahaan telah memberikan fasilitas fasilitas memadai dan diterima oleh karyawannya, maka kesetiaan karyawan terhadap perusahaan semakin besar, maka timbul dorongan yang menyebabkan karyawan melakukan pekerjaan menjadi lebih giat lagi. Fasilitas fasilitas yang diterima oleh karyawan sehingga karyawan mau bekerja sebaik mungkin dan tetap loyal pada perusahaan, hendaknya perusahaan memberikan imbalan yang sesuai kepada karyawannya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,504; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap insentif dengan kinerja. Semakin tinggi persepsi terhadap insentif maka semakin tinggi kinerja, begitu sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap insentif maka semakin rendah kinerja karyawan. 2. Koefisien determinan (r 2 ) = 0,254. Menunjukkan sumbangan efektif persepsi terhadap insentif terhadap kinerja sebesar 25,4%, artinya masih terdapat 74,6% faktorfaktor lain yang mempengaruhi kinerja selain variabel persepsi terhadap insentif misalnya kondisi fisik, kemampuan dan keterampilan, etos kerja, motivasi kerja, lingkungan kerja. 3. Persepsi terhadap insentif mempunyai rerata empirik sebesar 84,650 dan rerata hipotetik sebesar 85 yang berarti persepsi terhadap insentif pada subjek penelitian tergolong sedang. Variabel kinerja diketahui rerata empirik sebesar 77,350 berdasarkan norma kategori kinerja skor tersebut masuk dalam kategori baik. Saran Pimpinan perusahaan CV. Pustaka Bengawan Sukoharjo diharapkan lebih memperhatikan pemberian insentif yang layak pada karyawan, sehingga karyawan dapat melaksanakan kegiatan bekerja dan menghasilkan kinerja secara optimal sesuai harapan perusahaan dan karyawan itu sendiri. 6

Karyawan CV. Pustaka Bengawan Sukoharjo diharapkan dapat menghargai semua insentif yang diberikan perusahaan dan selalu berusaha melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab kerja secara optimal. Peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian yang sama diharapkan menyertakan variabel atau faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja, misalnya usia, masa kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja. Selain itu agar penelitian lebih mendalam peneliti selanjutnya dapat melengkapi alat ukur penelitian dengan interview atau wawancara langsung kepada karyawan, personalia maupun kepada pimpinan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA (Terjemahan: Pudjaatmaka). Jakarta: Arcan. Mangkunegara. A.A.P. 2004. Psikologi Perusahaan. Bandung : PT. Tirtaganda Karya. Manullang, M. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi. Rachmawati, E.N. 2002. Paradigma Baru MSDM. Merit Pay: Meningkatkan atau Menghalangi Kinerja. Yogyakarta: Amara Books. Ranupandojo, H. dan Husnan, S. 2000. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE UGM Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi, Versi Bahasa Indonesia: Konsep, Kontroversi Dan Aplikasi. Edisi Kedelapan, Jakarta: PT. Prenhallindo. Siagian, S. 2004. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Bina Aksara. Amstrong, M. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Elex Media Komputindo. Armansyah, 2002. Komitmen Organisasi Dan Imbalan Finansial. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Vol. 02 No. 02. Hal 33-45 Oktober 2002. website Kompascybermedia.com. 2012. Analisis Berita : Buruh Ketenagakerjaan. Kompascybermedia.com. w/bb_024p2.asp./2008/05/09.html. Akses 14 Februari 2013. Jewell & Siegall, 1998. Psikologi Industri/Organisasi Modern. Edisi 2. 7