BAB I PENDAHULUAN. kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang

Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

Kata kunci: Penanganan Cedera, Olahraga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok oleh dua tim dengan beranggotakan masing-masing lima orang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan

Identifikas Cedera Sepakbola... (Wahyu Irsyad Kamal Faozan) 1

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada disekelilingnya. Keterampilan motorik seperti berlari, berjalan,

Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53

Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN ANAK PRA SEKOLAH TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE DI TK MINASAUPA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

PENGETAHUAN CEDERA OLAHRAGA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIMED. Nurhayati Simatupang,

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam

Oleh: Agri Fera Endah Setiani dan Bambang Priyonoadi FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

Pengantar Cedera Olahraga

TINGKAT PENGETAHUAN PEMAIN DI UKM FUTSAL UNY TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DENGAN METODE RICE

IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. menaiki tangga, berlari dan berolahraga secara umum dan lain-lain. Untuk

ANALISIS CEDERA OLAHRAGA DAN PERTOLONGAN PERTAMA PEMAIN SEPAK BOLA. Erwan Nur Arinda

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penyakit terbanyak di Indonesia (Depkes, 2014). Penduduk yang. Daerah (Riskesdas) oleh Departemen Kesehatan RI meningkat dari 23,2%

KEEFEKTIFAN KOMBINASI TERAPI MASASE DENGAN KINESIO TAPING DALAM PEMULIHAN CEDERA PERGELANGAN KAKI DERAJAT 1 PADA PEMAIN SEPAK BOLA MERAPI PUTRA SLEMAN

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR ANGKET. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan guru pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara terstruktur dengan berpedoman pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah. pengunaan energi/kalori oleh tubuh (Afriwardi, 2011).

Disusun Oleh: LABIB ALFIKRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang

PATOFISIOLOGI CEDERA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

CEDERA OLAHRAGA. By : Faidillah Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PREVALENSI PENANGANAN CEDERA PADA PEMAIN SEPAK BOLA PERSIDI. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ABSTRAK

Journal of Sport Sciences and Fitness

HUBUNGANWARMING UP TERHADAP RISIKO CIDERA ANKLE KLUB BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. Pada olahraga bulutangkis terdapat teknik yang seringkali dilakukan untuk memasukkan kok/shuttlecock ke dalam bidang lawan,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

1

BAB I PENDAHULUAN. pada anak kurang begitu diperhatikan oleh berbagai pihak baik oleh orang tua,

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE

Abstrak. Kata kunci : Cedera perenang, rehabilitasi

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GRUP SOSIAL MEDIA WHATSAPP SEBAGAI MEDIA EDUKASI PENANGANAN PERTAMA CEDERA MUSKULOSKELETAL PADA PELATIH SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya.

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

Oleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Abstrak

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

SKRIPSI. Oleh: Satriya Wicaksana

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di dunia. Daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

JURNAL MINAT SISWA PUTRA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 SRENGAT KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

MODUL PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

PENGETAHUAN TENTANG CEDERA, PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA SISWA KELAS ATAS SD N 2 BUGISAN PRAMBANAN KLATEN TAHUN 2016 SKRIPSI

Pasca Sarjana UMI Makassar 2. Pasca Sarjana UMI Makassar 3. Pasca Sarjana UMI Makassar

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

LAPORAN PENELITIAN DOSEN (Bidang Keahlian)

PENGELOLAAN CEDERA SPRAIN TINGKAT II PADA PERGELANGAN KAKI Oleh: Bambang Priyonoadi

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. dari semua kalangan maupun usia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya club dan

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

Cedera Keseleo pada Pergelangan Kaki (Ankle Sprains)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI


BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik cenderung sering dilakukan oleh setiap orang ketika kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan seseorang secara sistematis untuk mendorong, membina, dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (Irianto & Nurhayati, 2013). Menurut World Health Organization (WHO) (2016), aktivitas fisik diartikan sebagai suatu gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dengan membutuhkan pengeluaran energi pada setiap gerakannya. Olahraga sepak bola merupakan bentuk aktivitas fisik yang dimainkan oleh semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan. Orang yang aktif dalam sepak bola pada tahun 2006 adalah 270 juta orang, yang terdiri atas 265 juta pemain baik laki-laki maupun perempuan dan 5 juta perangkat pertandingan yang bertugas menjalankan penyelenggaraan pertandingan sepak bola. Angka ini naik 10% dari survei yang dilakukan tahun 2000. Distribusi 270 juta orang yang aktif di sepak bola, 85 juta orang berada di wilayah Asia, dan salah satu wilayah di Asia adalah Indonesia dengan jumlah 7 juta orang yang aktif di sepak bola (Pandjaitan, 2011). Olahraga sepak bola tidak lepas dari penggunaan kaki yang melibatkan berbagai struktur atau jaringan pada bagian tubuh, seperti sendi, otot, dan kapsuloligamenter. Jaringan tersebut sangat berperan untuk melakukan gerakan dan mobilitas. Semakin bergerak aktif suatu persendian mempunyai 1

2 konsekuensi sendi yang semakin tidak stabil. Ketidakstabilan suatu sendi, kurang elastisitas, kekuatan jaringan penompang dan penggerak sendi tidak memadai akan menyebabkan struktur sekitarnya mudah terkena cedera (Setiawan, 2011). Jenis cedera yang biasa terjadi dalam kompetisi sepak bola mulai dari luka, strain, sprain, dislokasi sampai fraktur. Menurut Junaidi (2013), dijelaskan bahwa ankle sprain merupakan jenis kasus cedera yang sering terjadi, kemudian diikuti dengan jenis cedera lainnya seperti strain, fraktur dan luka pada kulit. Angka kejadian ankle sprain pada sepak bola menurut Chan, Ding & Mroczek (2011) mencapai 29% menduduki peringkat kedua terbesar. Sprain adalah cedera akut yang terjadi pada sendi, dimana terdapat robekan (biasanya tidak komplit) dari ligament, keduanya disebabkan karena penggunaan yang berlebihan (Sumartiningsih, 2012). Anggota tubuh yang sering terjadi cedera adalah pada bagian sendi pergelangan kaki. Berdasarkan hasil penelitian dari RISKESDAS (2013), angka kejadian ankle sprain sekitar 27,5%. Menurut hasil penelitian oleh Hunt, dilaporkan terdapat 3861 kasus cedera musculoskeletal, 27% (1042) diantaranya terjadi ankle sprain (Hunt, Hurwit, Robell, Gatewood, Botser, & Matheson, 2016). Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh Bekerom, bahwa 25% dari semua cedera pada sistem musculoskeletal mengalami ankle sprain. Kejadian ankle sprain pada atlet mencapai persentase hingga 50% dari semua jenis cedera yang terjadi ketika berolahraga (Bekerom, Kerkhoffs, McCollum, Calder & Dijk, 2013). Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh Bekerom,

3 bahwa 25% dari semua cedera pada sistem musculoskeletal mengalami ankle sprain. Kejadian ankle sprain pada atlet mencapai persentase hingga 50% dari semua jenis cedera yang terjadi ketika berolahraga (Bekerom, Kerkhoffs, McCollum, Calder & Dijk, 2013). Cedera pergelangan kaki dapat terjadi karena terkilir secara tiba-tiba ke arah lateral atau medial yang berakibat robeknya serabut ligamentum pada sendi pergelangan kaki. Selain itu, dipengaruhi karena adanya tekanan gerakan, kontak fisik, dan kontak non fisik diantara pemain (Sumartiningsih, 2012). Berdasarkan hasil penelitian oleh Clifton (2016) bahwa angka kejadian penyebab cedera ankle sprain dipengaruhi oleh kontak fisik antar pemain 58,3% dan 40,2% kontak non fisik antar pemain (Clifton, Koldenhoven, Hertel, Onate, Dompier, & Kerr, 2016). Cedera ini akan berdampak pada gangguan aktivitas fisik, psikis, dan prestasi. Gangguan aktivitas fisik yang biasa terjadi adalah terkait dengan rasa sakit dan hilangnya fungsi, sehingga setiap orang terhambat dalam aktifitas bersekolah atau bekerja selama lebih dari tujuh hari. Gangguan aktifitas fisik menyebabkan seseorang harus menggunakan alat pembantu (kruk) untuk mobilisasi, sehingga timbulnya gangguan citra tubuh yang dapat mempengaruhi psikis seseorang (Bleakley et al., 2016). Cedera olahraga membuat atlet tidak bisa melakukan aktivitas latihan selama 2 sampai 3 minggu, sehingga atlet tersebut akan terhambat dalam pencapaian prestasi (Setiawan, 2011).

4 Hasil studi pendahuluan oleh peneliti pada, Senin 14 November 2016 di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepak bola UMY dengan melakukan wawancara yaitu ketua Unit Kegiatan Mahasiswa sepak bola dan 3 anggota. Hasil dari wawancara adalah satu orang mengatakan bahwa pertolongan pertama pada cedera sprain dengan melakukan pengobatan sendiri dan melakukan kompres es kemudian di pijat, orang kedua mengatakan bahwa melakukan pertolongan pertama nya, biasanya dibantu teman dengan kompres es, orang ketiga mengatakan bahwa melakukan pertolongan pertama dengan pijatan. Wawancara terakhir yaitu kepada ketua UKM sepak bola yang masih belum tahu cara pertolongan cedera sprain, dan mengatakan bahwa melakukan pertolongan pertama biasanya menggunakan salep. Kesimpulan dari hasil wawancara bahwa dua dari anggota belum tepat dalam pertolongan dan masih ada yang menggunakan salep, satu dari anggota sudah benar awal pertolongannya menggunakan es namun setelah di es masih dilakukan pemijatan, satu dari anggota masih belum mengetahui dalam melakukan pertolongan cedera sprain. Penanganan awal ketika terjadi cedera sprain yaitu dengan menggunakan metode rest, ice, compression and elevation (RICE) yang secara efektif dapat mengendalikan peradangan dan pembengkakan saat cedera (Briner & Johnson, 2013). Keefektifan penanganan tersebut juga diperkuat oleh Chan et al. (2011) bahwa 80% dari cedera sprain dapat pulih dengan manajemen konservatif yaitu rest, ice, compression, elevation (RICE).

5 Apabila terjadi cedera sprain hal penting yang harus dimiliki adalah pengetahuan tentang pertolongan cedera sprain agar dapat melakukan pertolongan dengan tepat. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (Notoatmodjo, 2012). Pandangan Islam menjelaskan dalam Al-Qur an surah Al Mujadilah (11), artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: berlapanglapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Surah Al-Mujadilah ayat 11 menjelaskan tentang keutamaan orangorang beriman dan berilmu pengetahuan. Ditegaskan dalam surah ini bahwa orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi, serta akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UKM Sepak bola Tentang Pertolongan Cedera Sprain.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena-fenomena diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan Unit Kegiatan Mahasiswa sepak bola UMY tentang pertolongan cedera sprain?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan cedera sprain dan pertolongan pertama UKM Sepak bola UMY. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan cedera sprain berdasarkan usia. b. Mengetahui tingkat pengetahuan cedera sprain berdasarkan pendidikan. c. Mengetahui tingkat pengetahuan cedera sprain berdasarkan pengalaman. D. Manfaat Penelitian 1. UKM sepak bola UMY Penelitian ini dapat bermanfaat bagi UKM sepak bola dan anggota 5sebagai tolak ukur pengetahuan dalam menangani kejadian cedera. Manfaat lainnya adalah sebagai evaluasi anggota untuk meningkatkan pengetahuan. 2. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya terkait pengetahuan saat ini dengan kesiapan,

7 kewaspadaan saat olahraga, dan ketrampilan anggota dalam menangani cedera sprain. 3. Ilmu Keperawatan Dalam lingkup pelayanan, penelitian ini juga dapat bermanfaat dalam lingkup pelayanan pre-hospital yaitu perawatan trauma cedera atau penanganan sebelum ke rumah sakit (perawatan mandiri) sesuai dengan teknik yang tepat. E. Keaslian penelitian 1. Andri Hermawan (2015) melakukan penelitian terkait cedera, yaitu dengan judul Persentase Cedera Olahraga Pada Atlet Sepak bola Usia Di Bawah Usia 12 Tahun Dalam Kompetisi Sepak bola Antar SSB Tingkat Nasional, pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui presentase cedera olahraga pada atlet sepak bola usia di bawah 12 tahun dalam kompetisi sepak bola antar SSB tingkat nasional. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet yang bertanding dalam kompetisi sepak bola antar SSB tingkat nasional. Pengambilan sampel secara non probabilitas dengan teknik purposive sampling (sesuai kriteria) dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Penelitian ini menggunakan analisis data yaitu analisis statistik deskriptif persentase. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan cedera olahraga pada atlet sepak bola usia di bawah 12 tahun paling banyak adalah cedera pergelangan kaki yaitu 19,4%. Cedera olahraga atlet sepak bola dilihat dari umur diketahui

8 paling banyak adalah cedera pergelangan kaki yang terjadi pada atlet usia 11 tahun yaitu sebanyak 9,3%. Perbedaan dengan penelitian yang berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UKM Sepak bola UMY tentang Pertolongan Cedera Sprain, yaitu pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey analitik dengan total sampling. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada masiswa UKM Sepak bola tentang pertolongan cedera sprain. 2. Penelitian yang lain yaitu Erwan Nur Arinda (2014) dengan judul penelitian Analisis Cedera Olahraga Dan Pertolongan Pertama Pemain Sepak bola (Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014), tujuan dari penelitian ini mengetahui bagaimana cedera olahraga serta pertolongan pertama pemain sepak bola pada liga springhill putaran II Pengcab PSSI Surabaya. Penelitian ini mengguanakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitan ini berjumlah 44 pemain. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket tertutup. Perbedaan dengan penelitian yang berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UKM Sepak bola UMY tentang Pertolongan Cedera Sprain yaitu menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survey analitik dengan menggunakan total sampling. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

9 pengetahuan pada masiswa UKM Sepak bola tentang pertolongan cedera sprain. 3. Baskoro Pandu Aji (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis cedera yang terjadi saat proses pembelajaran pendidikan jasmani di Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga dan tingkat pengetahuan guru penjasorkes tentang penanganan cedera khususnya pertolongan pertama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode survei dengan instrumen angket. Metode pengambilan sampel adalah dengan sampel populasi yang meliputi 40 orang responden dari 33 sekolah dasar yang berada di Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis adalah dengan statistik deskriptif dengan persentase. Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa jenis cedera yang sering terjadi saat proses pembelajaran penjas di Kecamatan Mrebet adalah cedera ringan sebanyak 60,58%, 21,17% untuk cedera sedang, dan 18,24% untuk cedera berat. Hasil dari analisis pengetahuan guru tentang penanganan cedera termasuk dalam kategori baik sekali yaitu sebanyak 4 orang responden (10%) yang memiliki kategori baik sebanyak 20 orang responden (50%), 15 orang (37,50%) masuk dalam kategori cukup, dan 1 orang (2,50%) berada dalam kategori kurang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan guru penjas di Kecamatan Mrebet tentang prosedur penanganan cedera adalah baik.

10 Perbedaan dengan penelitian yang berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UKM Sepak bola UMY tentang Pertolongan Cedera Sprain yaitu pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey analitik dengan menggunakan total sampling. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada masiswa UKM Sepak bola tentang pertolongan cedera sprain.