Lex et Societatis, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

dokumen-dokumen yang mirip
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha

Peranan Komisi Pengawas Persaiangan Usaha (KPPU) Dalam Menegakan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Imam Baehaqi, dkk, 1990, Menggugat Hak: Panduan. Konsumen bila dirugikan, YLKI Jakarta

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bagian pembahasan, maka dapat

TUGAS-TUGAS BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL

Lex Privatum, Vol.II/No. 2/April/2014

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA LAYANAN JASA SPEEDY PADA PT TELKOM, Tbk CABANG PADANG SKRIPSI

TESIS. (Kajian Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 Tentang Ketenagalistrikan)

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR. Oleh. Putu Bagus Satya Nugraha

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ONLINE

Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI

BAB III TINJAUAN UMUM. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNGJAWAB PRODUK TERHADAP UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut maka setiap manusia mengkonsumsi atau menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen. 1

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMAKAI LAYANAN OPERATOR SELULAR TELKOMSEL CABANG PADANG. Oleh : FADLI ZAINI DALIMUNTHE BP :

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN OBAT-OBATAN MELALUI INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016. Kata kunci: Tanggungjawab pelaku usaha, konsumen yang dirugikan, keracunan makanan.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku usaha dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen memiliki

I. PENDAHULUAN. kemajuan pembangunan ekonomi. Kemajuan pembangunan ekonomi dibuktikan

Lex Privatum, Vol. IV/No. 5/Juni/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PEMBALUT PRODUK CHARM YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERACUNAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. pemberantasan atau penindakan terjadinya pelanggaran hukum. pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun

Lex et Societatis, Vol. V/No. 3/Mei/2017

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen atau biasa disingkat dengan UUPK dan mulai diberlakukan pada tanggal 20 April UUP

BAB I PENDAHULUAN. memang harus diperhatikan agar tidak mengalami kerugian. berkaitan satu dengan yang lain dengan demikian tujuan mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. modern di satu pihak membawa dampak positif, di antaranya tersedianya

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK YANG TIDAK MENDAPATKAN KARTU JAMINAN ATAU GARANSI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern

BAB I PENDAHULUAN. dan kepercayaan terhadap merek tersebut. untuk memperoleh/meraih pasar yang lebih besar. Berdasarkan hal tersebut,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB DAN PERJANJIAN JUAL BELI. konsumen. Kebanyakan dari kasus-kasus yang ada saat ini, konsumen merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas dan. beragam,baikitukebutuhanprimer,kebutuhansekunder maupunkebutuhan tersier.

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah menaruh kepedulian akan hal tersebut dengan upaya. dilihat dengan keluarnya Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Perlindungan konsumen terhadap tindakan wanprestasi pelaku usaha

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb).

BAB III PENUTUP. miras masih sangat lemah, ini disebabkan oleh pelaku usaha yang masih menjual

(Studi Di Dinas Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan Kota Batu dan Lembaga Perlindungan Konsumen) PENULISAN HUKUM OLEH: INA ZAKHINA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN (PELAKU USAHA) DALAM UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN

TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

DAFTAR PUSTAKA. AZ Nasution, Konsumen dan Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995.

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam seiring dengan

PENTINGNYA PENCANTUMAN HARGA MAKANAN UNTUK PERLINDUNGAN DAN KEPASTIAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN 1 Oleh: Migiel M. Tampanguma 2

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERKAIT DENGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN SERVICE CHARGE DI RESTORAN

Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian perlindungan konsumen, konsumen dan pelaku usaha. menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

I. PENDAHULUAN. kegiatan usaha yang banyak bermunculan. Kegiatan usaha terbagi menjadi

JURNAL SKRIPSI. Diajukan oleh: LIVIA BENITA. NPM : Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Ekonomi dan Bisnis

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Pengecer yang melanggar ketentuan Pasal 4 UUPK dan Pasal 8 wajib

Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016. Kata kunci: Peran dan fungsi, lembaga pengawasan, pelaku usaha, perlindungan konsumen.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA LAUNDRY DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT CACAT TERSEMBUNYI PADA PRODUK MINUMAN BOTOL

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin

BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WISATAWAN BERKAITAN DENGAN USAHA JASA RESTORAN DI DESA PADANG BAI KARANGASEM

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Zainudin, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. Arifin, Syamsul, 1992, Falsafah Hukum, UNIBA PRESS, Medan.

BAB IV ANALISIS HAK KEAMANAN PENGGUNA JALAN TOL DARI KABUT ASAP KEBAKARAN LAHAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PP NO 15 TAHUN

Lex Administratum, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA GAS ELPIJI

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN. A. Sejarah Singkat Perlindungan Konsumen Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sengketa yang terjadi diantara para pihak yang terlibat pun tidak dapat dihindari.

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pemamparan penulis yang dituliskan dalam Bab sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. dirugikan. Begitu banyak dapat dibaca berita-berita yang mengungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM PELAYANAN AIR BERSIH PT AIR MANADO DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengawasan agar produk pangan yang dihasilkan sesuai

ANALISIS YURIDIS JUAL BELI BARANG MELALUI TOKO ONLINE (E-COMMERCE)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

DAFTAR PUSTAKA. Commerce, Jurnal Hukum Bisnis, Jakarta, Indonesia,PT. Refika Aditama, Bandung, 2004.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanggung jawab dalam bahasa Inggris diterjemahkan dari kata responsibility

BAB III PENUTUP. belum maksimal, karena meskipun pihak PT Pertamina Persero sudah

BAB III TINJAUAN UMUM. A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen. antar anggota masyarakat yang satu dengan yang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 1 /PBI/2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/5/PBI/2006 TENTANG MEDIASI PERBANKAN

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS INFORMASI SUATU PRODUK MELALUI IKLAN YANG MENGELABUI KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT 1 Oleh : Adhoni Bawangun 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen dari praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dan bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi praktek sehat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan dapat disimpulkan: 1. Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat adalah sebagai upaya untuk melindungi kepentingan konsumen dan individu atas kedudukannya sebagai konsumen/manusia yang mempunyai hak untuk menikmati martabatnya, denga memberikan kewenangan padanya untuk bertindak dalam rangka kepentingan tersebut. mempunyai banyak dimensi yaitu : Bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh suatu peraturan; Bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh pemerintah dan; Tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen dari praktek sehat. 2. Salah satu cara peran pemerintah dalam mengatasih praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat adalah dengan membentuk suatu badan/atau lembaga yang disebut: Badan Perlindungan Konsumen Nasional; Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat; Badan Penyelesaian Sengketa Nasional. Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Konsumen, Praktek Monopoli, Persaingan Usaha Tidak Sehat PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah suatu proses yang berkelanjutan yang harus senantiasa 1 Artikel Tesis. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Wulanmas A. P. G Frederik, SH, MH; Dr. Mercy M. M. Setlight, SH, MH 2 Mahasiswa pada Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, NIM. 14202108018 tanggap terhadap berbagai dinamika yang terjadi di masyarakat. Dalam kegiatan ekonomi atau bisnis adanya sutau persaingan usaha antara pelaku yang satu dengan lainnya merupakan hal yang bisa terjadi. Pesaingan usaha yang sehat akan berakibat positif bagi para pengusaha yang saling besaing atau berkompotisi karena dapat menimbulkan upaya-upaya peningkatan efisiensi, produktivitas, dan kualitas produk yang di hasilkan. Konsumnen juga mendapatkan manfaat dari ada persaingan yang sehat karena dapat menimbulkan penurunan harga dan kualitas produk tetap terjamin. Sebaliknya, apabilah pesaingan yang terjadi tidak sehat, akan dapat merusak perekonomian negara yang merugikan masyarakat. Hukum persaingan usaha merupakan prasyarat ekonomi pasar bebas yang memberikan empat keuntungan dalam pembangunan ekonomi Indonesia, yaitu terciptanya I. harga yang kompetitif II. peningkatan kualitas hidup oleh karena inovasi yang terus menerus III. mendorong dan meningkatkan mobilitas masyarakat serta adanya IV. efisiensi baik efisiensi produktif maupun alokatif, namun demikian, keuntungankeuntungan tersebut dapat kita nikmatihanya jika terdapat faktor-faktor penentu yaitu: 1. stabilitas dan 2. prediktabilitas hukum, 3. keadilan, 4. pendidikan, dan 5. kemampuan aparat penegak hukum. 3 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen dari praktek sehat? 2. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat? C. Tujuan Penelitian 3 Abdul R. Salim,Hukum bisnis untuk perusahaan teori dan contoh kasusu, jakarta, Cetakan ke 7 kencan prenadamedia gruop, 2014 21

Adapun yang menjadi tujuan penulisan Tesis ini sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pemahaman tetang bagaimana perlindungan terhadap konsumen praktek monopoli dan pesainga usaha tidak sehat. 2. Untuk menganalisis pemahaman tentang peran pemerintah dalam mengatasih praktek monopoli dan persainagan usaha tidak sehat. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sumbangan pemikiran yang bersifat teoritis dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan hukum di masa yang akan datang yang khususnya berkaitan dengan perkembangan di bidang hukum bisnis yang keberadaanya sangat dibutuhkan dalam menopang aktifitas dunia bisnis dewasa ini b. Manfaat praktis Secara praktis hasil penelitian ini ndiharapkan dapat memberikan kontribusi diseluruh kalangan. Bermanfaat bagi praktisi hukum maupun penegak hukum, serta bermanfaat terutama bagi para pelaku bisnis agar dapat menemukan solusi serta pemecahan masalah yang disebabkan oleh adanya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dari Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Dengan pemahaman bahwa perlindungan konsumen mempersoalkan perlindungan Hukum yang diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memperoleh barang dan jasa dari kemungkinan timbulnya kerugian karena penggunaannya, maka hukum perlindungan konsumen dapat dikatakan sebagai hukum yang mengatur tentang pemberian perlindunga hukum kepada konsumen dalam rangka pemenuhan kebutuhannya sebagai konsumen. mempunyai banyak dimensi salah satunya yaitu: 1. Bentuk Perlindungan Hukum Yang Diberikan Melalui Suatu Peraturan Bentuk perlindungan hukum yang dimaksud di sini adalah perlindungan hukum yang diberikan oleh peraturan perundangundangan agar hak-hak yang dimiliki konsumen tidak dirugikan atau untuk melindungi pihak konsumen dari tindakan curang pelaku usaha atau tindakan praktik sehat oleh pelaku usaha terhadap konsumen. Adapun peraturan yang mengatur tentang perlindungan konsumen secara umum yaitu undang-undang Nomor 8 Tahun 1991 tentang Perlindungan Konsumen. Dalam Undang-Undang ini diatur mengenai hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha yang terdapat dalam pasal 4 sampai dengan pasal 7 dengan tujuan agar konsumen dan pelaku usaha dapat mengetahui apa saja yang menjadi hak dan kewajibannya. 4 2. Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Pemerintah Perlindungan Hukum yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk perlindungan hukum yang bersifat preventif menurut penulis belum seutuhnya dilaksanakan, preventif yang berarti kesempatan untuk konsumen memberikan keberatannya diharapkan lebih biasa diterapkan oleh pemerintah. Selain perlindungan hukum yang bersifat preventif, pemerintah juga melakukan perlindungan hukum yang bersifat represif dalam bentuk pengegakan hukum bagi setiap orang yang dinyatakan bersalah. Apabilah konsumen merasa dirinya dirugikan oleh pelaku usaha dalam praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat yang dilakukannya maka konsumen dapat mengadukannya ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen sesuai dengan pasal 49 Undang-Undang Nomor 8 Tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen, dimana lembaga ini merupakan 4 Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Perikatan yang lahir dari Undang-Undang, jakarta, Raja Garfindo Persada, 2003, hlm 81 22

lembaga penyelesaian sengketa dikluar pengadilan, sehingga penyelesaian sengketa non litigasi ini merupakan salah satu bentuk perlindungan hukum represif dari pemerintah. 1. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Konsumen Dari Praktik Monopoli Dan Persaingan Usha Tidak Sehat Di dalam hukum perlindungan konsumen konsep tanggung jawab merupakan bagian dari konsep kewajiban hukum yang sangat penting. Dari beberapa sumber hukum formal, seperti peraturan perundang-undangan dalam praktek sehat sering memberikan pembatasan-pembatasan tanggung jawab yang dipikul oleh si pelanggar hak konsumen. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentng Perlindungan Konsumen, mengenai tanggung jawab pelaku usaha diatur dalam pasal 19 yang bunyinya: 1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atau kerusakan pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat mengkomsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan oleh pelaku usaha di pasaran; 2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengambalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; 3) Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tanggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi; 4) Pemberian ganti rugi sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapus kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasrkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan 5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabilah pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalhan tersebut merupakan kesalhan konsumen. 5 B. Peran Pemerintah Dalam Mengatasih Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat peran pemerintah atau pihak-pihak yang terkait untuk melindungi seluruh konsumen dari produk-produk yang tidak berkualitas atau dari pelaku usaha yang beritikad buruk sangat penting. Dari aspek hukum publik, termasuk di dalamnya hukum administrasi negara mempunyai sumbangan yang terbesar pada hukum publik di sini adalah kemampuan untuk mengawasi, membina dan mencabut izin sesuai dengan ketentuan apabilah terbukti: 6 1. Melanggar ketentuan Undang-undang 2. Merugikan Kepentingan Konsumen Adapun salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membentuk suatu badan/atau lembaga yang disebut: 1. Badan Perlindungan Konsumen Nasional Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memperkenalkan satu lembaga khusus yang mengurus perlindungan konsumen yang diberi nama Badan Perlindungan Konsumen Nasional, disingkat BPKN. Badan ini dimaksud untuk mengembangkan upaya perlindungan kepada konsumen melalui pengkajian dan penelusuran terhadap masalah-masalah perlindungan konsumen dalam upaya mencari atau alternatif-alternatif usaha untuk mempertinggi perlindngan hukum terhadap konsumen sebagai badan yang bertaraf nasional. 2. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat Kehadiran Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat bersama Badan Perlindungan Konsumen Nasional, dengan bermacam-macam tugas yang dimaksudkan untuk membantu konsumen tersebut, maka apabila kedua lembaga tersebut berjalan dengan baik, berarti konsumen akan semakin terlindungi. 5 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, hukum perlindungan Konsumen, jakarta, PT. Raja Grafindo persada, 2008. Hlm 5 6 Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 90 23

Begitu pula dengan tersedianya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen di tiap Kabupaten sebagaiman diuraikan dalam Bab berikut, akan lebih memudah konsumen untuk menegakkan hakhaknya. 7 3. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memungkinkan Penyelesaian Sengketa Konsumen di luar pengadilan (lihat kembali pasal 45 ayat (1) jo, pasal 23 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen). Penyelesaian sengketa diluar pengadilan dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian dan/atau mengenai tindak tertentu untuk menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidak akan terulang tertentu kembali kerugian yang diderita oleh konsumen (pasal 47 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen). Dengan cara ini dimaksudkan supaya persoalan antara konsumen dan produsen dapat segera ditemukan jalan penyelesaian. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum terhadap konsumen dalam praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat adalah sebagai upaya untuk melindungi kepentingan konsumen dan individu atas kedudukannya sebagai konsumen/manusia yang mempunyai hak untuk menikmati martabatnya, denga memberikan kewenangan padanya untuk bertindak dalam rangka kepentingan tersebut. Oleh karena itu mempunyai banyak dimensi yaitu : a. Bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh suatu peraturan b. Bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh pemerintah dan; 7 Tantri D. dan Sulastri, Gerakan Organisasi Konsumen, Seri panduan Konsumen, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, jakarta 2009, hlm 9 c. Tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen dari praktek sehat 2. Adapun salah satu cara peran pemerintah dalam mengatasih praktek sehat adalah dengan membentuk suatu badan/atau lembaga yang disebut: a. Badan Perlindungan Konsumen Nasional b. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat c. Badan Penyelesaian Sengketa Nasional B. Saran 1. Perlindungan hukum terhadap konsumen dari praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat tidak bisa memberikan efek jerah terhadap pelaku usaha, padahal kita lihat sendiri bahwa sudah banyak aturan/atau landasan hukum yang bisa melindungi hak dan kepentingan konsumen tapi pada kenyataannya konsumen selalu dirugikan karena disini pemerintah belum efektik dalam menjalankan aturan yang ada. 2. Oleh karena itu Peran pemerintah di sini sangat dibutuhkan secara efektik dalam menjalankan suatu aturan yang ada agar tidak ada yang dirugikan dari sisi konsumen maupun pelaku usaha/atau produsen dalam menjalankan usaha oleh pelaku usaha dan konsumen sebagai pemakai/atau pengomsumsi barang dan/atau jasa yang di pasarkan oleh pelaku usaha. DAFTAR PUSTAKA Abdul R. Salim. 2014. Hukum bisnis untuk perusahaan teori dan contoh kasusu. Jakarta. Cetakan ke 7 kencan prenadamedia gruop Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo. 2008. hukum perlindungan Konsumen, jakarta. PT. Raja Grafindo persada Celina Tri Siwi Kristiyanti. 2009. Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Sinar Grafika. 24

Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi. 2003. Perikatan yang lahir dari Undang-Undang, jakarta, Raja Garfindo Persada. Tantri D. dan Sulastri. 2009. Gerakan Organisasi Konsumen, Seri panduan Konsumen. Jakarta. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. 25