Pengembangan Modul Mata... (Putu Darsana)1

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Trainer Audio... (Beni Juniarto R R)1

Pengembangan Modul Antena... (Gatra Wikan Artha)1

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PENGENALAN OSILOSKOP UNTUK SMK MA ARIF SALAM MAGELANG MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS6

PENGEMBANGAN INTERFACE TRAINER

Pengembangan Trainer ATmega 16 Menggunakan PPI (Shinta Noviana Purwanti) 1

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR MENGGUNAKAN AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID DI SMKN 2 DEPOK

Oleh: Eka Setia Budi Santosa; Pembimbing: Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Pendidikan Teknik Elektronika, FT UNY

MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER ELEKTRONIKA DASAR UNTUK MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR HALAMAN JUDUL SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

Oleh : Yogi Budi Wiguna, Universitas Negeri Yogyakarta

Lalu Harry Puja Prayu Dhitya, Pendidikan Teknik Elektronika, FT UNY ABSTRAK

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,

Kata kunci: media, pembelajaran, filter, sinyal audio

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI ETIMOLOGI MULTIMEDIA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

Oleh: Fitra Mega Kurniawan, Progam Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MODUL DASAR PENATAAN DISPLAY PADA MATA PELAJARAN PENATAAN DAN PERAGAAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 JEPARA JURNAL

Kata kunci : Media pembelajaran water level control untuk perekayasaan sistem kontrol

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRANSISTOR MENGGUNAKAN TRAINER TRANSISTOR PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DEKORASI BIRTHDAY CAKE DENGAN BUTTERCREAM MENGGUNAKAN BLOG INTERNET

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SUMBER ZAT ENERGI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 4 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISTEM KONVERSI BILANGAN DAN GERBANG LOGIKA PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR KELAS X

PENGEMBANGAN TRAINER MIKROKONTROLLER STUDI KASUS TRAFFIC LIGHT PADA MUATAN LOKAL MIKROKONTROLLER KELAS X TAV SMKN 1 PUNDONG

BAB III METODE PENELITIAN. dengan analisis data dan penyajian secara kuantitatif/statistik.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

METODOLOGI PENELITIAN

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

PENGEMBANGAN TRAINER RESISTOR DALAM RANGKAIAN ARUS SEARAH PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK MENGGUNAKAN LABVIEW

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN

Oleh: Alqodri Khusni Ghozali, Universitas Negeri Yogyakarta,

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK TRACKER PADA RANCANG BANGUN ALAT DAN MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

METODE PENELITIAN. Adapun desain yang dipilih adalah pre-experimental designs (nondesign). Desain

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN INSTALASI SOFTWARE DI SMK GAMA KEDUNGADEM BOJONEGORO

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN PLATFORM GAME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM OPERASI DI SMK MA ARIF WONOSARI UNTUK PLATFORM ANDROID

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

EVALUASI STANDAR KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK PADA PROGAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN SMK N 1 MAGELANG

PENGEMBANGAN PERMAINAN LIBERATE HOSTAGES UNTUK PEMBELAJARAN SERVIS BOLAVOLI KELAS X DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLES 5E PADA MATA PELAJARAN TEKNIK MIKROPROSESSOR DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN X O. Gambar 3.1.One-Shot Case Study Keterangan: X = Perlakuan yang diberikan O = Observasi

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

PENGEMBANGAN MODUL PENGECORAN LOGAM ALUMINIUM UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL SIMULASI DIGITAL PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL (SIMDIG) KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK N 2 DEPOK

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Modul Sistem Telekomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 2 MAGELANG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUGMENTED REALITY PENGENALAN KOMPONEN SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK

AUTO-MECHANICAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK MIKROPROSESOR KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK OTOTRONIK SMK NEGERI 1 SEYEGAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Pembuatan Trainer dan Jobsheet Audio Amplifier

BAB III METODE PENELITIAN O X O

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN AUTOCAD UNTUK MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK N 2 PENGASIH KULON PROGO

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK LISTRIK BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO KELAS X SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN

PENGEMBANGAN JOB SHEET SEBAGAI SUMBER BELAJAR PRAKTIK TEKNIK PENGUKURAN KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

Pengembangan Modul Dasar (Muhammad Firda Husain) 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

PENGEMBANGAN TRAINER LOGIC PANEL AUOTONICS S070 UNTUK PEMBELAJARAN VOKASI DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: modul multimedia interaktif, pengalamatan IP dan subnet mask, Teknik Komputer dan Jaringan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di

PENGEMBANGAN AC TRAINER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM INSTALASI TATA UDARA SISWA KELAS XI SMK N 1 MAGELANG JURNAL SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

Transkripsi:

Pengembangan Modul Mata... (Putu Darsana)1 PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN PERENCANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO UNTUK SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA DEVELOPING MODULE LESSON PLANNING AND AUDIO SYSTEM INSTALLATION FOR GRADE XII STUDENTS OF AUDIO VIDEO TECHNIQUE EXPERTISE PROGRAM AT YOGYAKARTA STATE 3 VOCATIONAL HIGH SCHOOL Oleh: Putu Darsana Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika dan Imformatika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta E mail : phutudarsana@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh realisasi dan mengetahui tingkat kelayakan modul perencanaan dan instalasi sistem audio untuk kelas XII Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengembangan media pembelajaran ini merujuk pada model yang ditawarkan Sugiyono. Tahap pengembangan media pembelajaran meliputi 1) analisis kebutuhan, 2) pengumpulan referensi, 3) desain, 4) penyusunan modul, 5) validasi, 6) revisi, 7) uji coba pemakaian, 8) revisi uji coba, 9) produksi modul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan modul perencanaan dan instalasi sistem audio sudah sesuai dengan rancangan sebagai bahan ajar perencanaan dan instalasi sistem audio Kelas XII Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Yogyakarta. Hasil kelayakan oleh ahli materi dilihat dari aspek kualitas materi, bahasa dan penyajian secara keseluruhan memperoleh persentase sebesar 93,19% dengan kategori sangat layak. Hasil kelayakan oleh ahli media ditinjau dari aspek kualitas grafika secara keseluruhan memperoleh persentase sebesar 87,50% dengan kategori sangat layak. Uji pemakaian oleh peserta didik ditinjau dari aspek kualitas penyajian, bahasa, grafika dan manfaat secara keseluruhan mendapatkan validitas sebesar 83,18% dengan kategori sangat layak. Dari ketiga perolehan tersebut, modul perencanaan dan instalasi sistem audio masuk dalam kategori sangat layak digunakan bahan ajar peserta didik Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Kata kunci: pengembangan, bahan ajar,modul, perencanaan dan instalasi sistem audio Abstract This research aims to obtain the realization and get the expediency level of audio system planning and installation module for grade XII Audio Video Technique Expertise Program at Yogyakarta State 3 Vocational High School. Development of instructional media refers to the model offered by Sugiyono. The learning media development stage includes 1) needs analysis, 2) reference collection, 3) design, 4) module preparation, 5) validation, 6) revision, 7) trial usage, 8) revision of trial, 9) module production. The results showed that the making of planning module and installation of audio system is in accordance with the design as teaching materials for planning and installation of audio system grade XII Audio Video Technique Expertise Program at Yogyakarta State 3 Vocational High School. Feasibility results by material experts viewed from the aspect of material quality, language and presentation as a whole earn a percentage of 93.19% with very decent category. Feasibility results by media experts viewed from the aspect of the quality of graphics as a whole get a percentage of 87.50% with very decent category. Test usage by learners in terms of quality of presentation, language, graphics and overall benefits get the validity of 83.18% with very decent category. Of the three acquisitions, the audio system planning and installation module included in the category is very feasible use of instructional materials of students Audio Video Technique Expertise Program at Yogyakarta State 3 Vocational High School. Keywords: development, teaching materials, modules, planning and installation of audio systems

2 Jurnal Pendidikan Teknik Elektronika Edisi... Tahun 2017 PENDAHULUAN Perkembangan zaman menuntut pembinaan sumber daya manusia yang berkualitas. Daya saing Indonesia dalam menghadapi persaingan antar negara maupun perdagangan bebas sangat ditentukan oleh outcome dari pembinaan SDM-nya. Salah satu upaya negara dalam pemenuhan SDM level menengah yang berkualitas adalah pembinaan pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Menurut penjelasan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan terdiri dari Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Kejuruan. Tujuan sekolah kejuruan dalam PP 29 tahun 1990 dirinci ke dalam keputusan Mendikbud No. 0490/U/1990 yaitu: (1) mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi; (2) meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial, budaya dan masyarakat; (3) meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan IPTEK; dan (4) mempersiapkan siswa memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Agar tujuan sekolah seperti di atas dapat tercapai maka penyelenggaraan pendidikan kejuruan minimal harus memenuhi beberapa diantara enam belas prinsip pokok penyelengaraan pedidikan kejuruan menurut Charles Prosser antara lain: (1) pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan di mana siswa dilatih merupakan replika lingkungan di mana nanti ia akan bekerja. (2) pendidikan kejuruan akan efektif hanya dapat diberikan di mana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja. Namun pada realitanya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah SMK Negeri 3 Yogyakarta khusunya Jurusan Teknik Audio Video belum memadai untuk bisa mengikuti sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, misalnya alat ukur seperti Multimeter, Osciloscope, dan peralatan praktikum lainnya yang di miliki sekolah sangat terbatas sedangkan untuk melakukan praktikum dimana idealnya peralatan yang ada sesuai dengan jumlah siswa atau dengan jumlah kelompok yang efektif diantara empat sampai lima orang dalam satu kelompok. Keterbatasan peralatan ini menyebabkan siswa harus bergantian dalam melakukan praktikum dimana akhirnya waktu digunakan akan lebih banyak sehingga target pembelajaran tidak sesuai target. Masalah lainnya juga terdapat pada bahan ajar yang tersedia dimana pada proses pembelajaran praktikum biasanya guru akan menjelaskan secara teori terlebih dahulu namun dengan minimnya bahan ajar dan guru dalam menjelaskan dengan metode terpusat pada guru walaupun sudah mengunakan media seperti laptop dan proyektor tetapi tidak semua siswa langsung mengerti dengan materi yang disampaikan guru sehingga sering sekali siswa kebingungan ditengah-tengah melakukan praktikum. Untuk itu diperlukan bahan ajar penunjang yang bisa mendukung proses dalam kasus ini adalah modul pembelajaran sehingga siswa dapat mempersiapkan diri memahami materi pelajaran secara individu sebelum melakukan praktikum yang akan memudahkan pendidik dimana guru membantu siswa memahami materi yang belum dimengerti hasil dari belajar secara individu. Dengan adanya modul pembelajaran yang disusun dengan baik dan materi pokok pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa diharapkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dan dapat menghemat waktu dalam

penyampain materi pembelajaran sebelum melakukan praktikum dikelas. Dari hasil wawancara dengan Ketua Jurusan Teknik Audio video SMK Negeri 3 Yogyakarta bapak Sari Mulyanto,S.Pd yang juga merupakan salah satu guru pengampu materi Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio, diperoleh informasi bahwa sekolah sangat membutuhkan modul pembelajaran yang bisa digunakan sebagai panduan oleh siswa dalam melakukan praktek Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio, sejauh ini praktikum belum menggunakan modul yang utuh di mana proses pembelajaran hanya menggunakan job sheet yang terpisah dan memerlukan penjelasan mendetail oleh guru sebelum melakukan praktek. Modul juga perlu diperbaharui dengan peralatan yang dimiliki sekolah yang sudah diperbaharui, bapak Sari Mulyanto,S.Pd juga menyampaikan jika modul dibuat dan dikemas dengan baik akan membantu siswa yang setelah lulus nanti ingin membuka usaha persewaan sound sistem maka modul dapat digunakan sebagai petunjuk operasional dilapangan. Dari permasalahan di atas maka penulis membuat tugas akhir skripsi dengan judul Pengembangan Modul Mata pelajaran Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio untuk Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Modul pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih mudah karena siswa bisa mempelajari sendiri sebelum praktek buku pentunjuk yang dibuat sangat jelas dalam proses instalasi sistem audio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengetahui tingkat kelayakan modul pelajaran Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio sebagai media pembelajaran untuk siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 3 Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan modul ini adalah dengan metode penelitian pengembangan atau dikenal dengan Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2015:297), Research and Development merupakan sebuah model penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Model pengembangan tersebut disajikan dalam Gambar 1. Potensi dan Masalah Validasi Desain Revisi Desain Uji coba Pemakaian Revisi Produk Pengumpulan Data Desain Produk Uji coba produk Revisi Produk Produksi Masal Gambar 1. Langkah-langkah Peneletian R&D Sugiyono (2015: 409). Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengacu pada Sugiyono (2015) dan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008) yang kemudian dimodifikasi peneliti yang disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun pengembangan modul perencanaan dan instalasi sistem audio dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

4 Jurnal Pendidikan Teknik Elektronika Edisi... Tahun 2017 Instrumen Penelitian Instrumen yang ada pada penelitian ini terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu ahli ahli materi, ahli media dan pengguna atau siswa. Instrumen untuk ahli materi meliputi kualitas materi, kualitas penyajian, dan kualitas bahasa. Instrumen untuk ahli media meliputi kualitas grafika. Sedangkan instrumen siswa meliputi kualitas penyajian, kualitas bahasa, kualitas grafika, dan kualitas manfaat. Validasi ketiga instrumen dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada para ahli sesuai bidangnya. Instrumen untuk peserta didik diuji melalui uji validitas item tiap butir menggunakan korelasi product moment dengan berpedoman, jika nilai koefesien korelasi (Rxy) > 0,30 maka dinyatakan valid. (Sugiyono, 2015:179). Perhitungan reliabilitas instrumen dicari menggunakan rumus Alpha Cronbach, dihitung menggunakan bantuan SPSS 16 dan Microsoft Ofiice Exel 2016, yang dibandingkan dengan tabel interpretasi koefesien Alpha untuk menyatakan bahwa instrumen sudah reliabel. Gambar 2. Bagan Tahap-Tahap Pengembangan Modul Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, menggunakan wawancara, observasi dan angket/kuisioner. Wawancara dan observasi digunakan untuk menganalisis potensi dan masalah pada penelitian ini. Angket digunakan untuk menilai kesesuaian modul yang dikembangkan dengan tujuan yang telah ditetapkan serta menetukan kelayakan modul perencanaan dan instalasi sistem audio diberikan kepada ahli media pembelajaran, ahli materi dan peserta didik di SMK Negeri 3 Yogyakarta Tabel 1. Interpretasi Koefesien Alpha Rentang Ukur Kategori 0,80 1,000 Sangat Tinggi 0,60 0,799 Tinggi 0,40 0,599 Sedang 0,20 0,399 Rendah 0,00 0,199 Sangat rendah (Sugiyono 2015: 184). Teknik Analisis Data Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat developmental sehingga dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu keadaan Arikunto (2009: 234). Teknis analisis data yang akan dilakukan pada tahap pertama adalah menggunakan deskriptif kualitatif yaitu memaparkan produk media hasil rancangan media pembelajaran setelah diimplementasikan dalam bentuk produk jadi dan menguji tingkat

kelayakan produk. Data kualitatif yang diperoleh kemudian diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala Likert. Sugiyono (2015: 135), Skala Likert memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat diwujudkan dalam beragam kata-kata jawaban, yang dalam penelitian ini yaitu meliputi: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kemudian dalam analisis kuantifnya maka jawaban yang ada dikonversikan dalam bentuk tingkatan bobot skor nilai yang digunakan sebagai skala pengukuran yaitu: 4, 3, 2, 1. Data instrumen penelitian yang diperoleh dan dikonversikan kedalam data kuantitatif, kemudian dengan melihat bobot tiap tanggapan yang dipilih atas tiap pernyataan, selanjutnya menghitung skor rata- rata hasil penilaian tiap komponen Modul dengan menggunakan rumus: Keterangan: X = x n X = skor rata-rata N = jumlah penilai x = skor total masing penilai Skor rata-rata yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan rumus perhitungan persentase kelayakan seperti berikut: Persentase Kelayakan Skor yang diobservasi = X 100% Skor yang maksimal Setelah persentase didapatkan maka nilai tersebut dirubah dalam pernyataan predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaaan, ukuran kualitas. Setelah penyajian dalam bentuk presentase, untuk menentukan kategori kelayakan dari media pembelajaran ini, dipakai skala pengukuran Rating Scale. Dimana dengan pengukuran Rating Scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif (Sugiyono, 2015: 141). Tabel 2. Klasifikasi Kelayakan No Skor Dalam Persentase (%) Kategori Kelayakan 1 0% - 20% Sangat Tidak Layak 2 21% - 40% Tidak Layak 3 41% - 60% Kurang Layak 4 61% - 81% Layak 5 81% - 100% Sangat Layak HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian pengembangan produk sesuai dengan tahapan pengembangan yang telah ditentukan. Kemudian dari penelitian ini dapat diketahui kelayakan modul yang telah dikembangkan, hingga modul siap digunakan. Prosedur pembuatan modul perencanaan dan instalasi sistem audio ini mengacu pada prosedur pengembangan dari Sugiyono dan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Hasil uji validasi materi berupa angket penilaian oleh guru pengampu mata pelajaran perencanaan dan instalasi sistem audio. Penilaian ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek kualitas isi/materi, aspek kualitas penyajian dan aspek kualitas bahasa. Persentase data penilaian ahli materi disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Persentase Hasil Uji Validasi Ahli Materi No. 1 2 3 4 Aspek Penilaian Materi Penyajian Bahasa Keseluruhan Rerata Skor Hasil Skor Skor Max Persentase (%) 3,72 33,5 36 93,06 3,82 42 44 95,45 3,64 25,5 28 91,07 Persentase rata-rata Ahli Materi 1 dan Ahli Materi 2 93,19 Diagram batang hasil uji validasi oleh Ahli Materi dari data Tabel 3. dapat dilihat pada Gambar 2.

Keseluruhan Kualiitas Manfaat Grafika Bahasa Penyajian No. Res 6 Jurnal Pendidikan Teknik Elektronika Edisi... Tahun 2017 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% Gambar 3. Diagram Batang Persentase Hasil Uji Validasi Ahli Materi Data penilaian kelayakan materi secara keseluruhan memperoleh kelayakan 93,19%, sehingga masuk pada kategori sangat layak. Hasil uji validasi media berupa angket penilaian dari dosen dan guru ahli media pembelajaran. Penilaian ditinjau dari kualitas grafika. Persentase data penilaian ahli media disajikan pada tabel 4. Tabel 4.Persentase Hasil Uji Validasi Ahli Media No. 1 2 Aspek Penilaian Grafika Keseluruhan Penilaian Ahli Materi 93.06% 95.45% Rerata Skor Hasil Skor Skor Max Persentase (%) 3,50 63 72 87,50 Persentase rata-rata Ahli Media 1 dan Ahli Media 2 91.07% 93.19% 87,50 Data penilaian kelayakan media secara keseluruhan memperoleh kelayakan 87,50%, sehingga masuk pada kategori sangat layak. Hasil uji validitas instrumen sebelum digunakan untuk pengambilan data penelitian pada peserta didik. Diperoleh nilai r hitung pada masing-masing butir instrumen diatas 0,632. Sehingga dapat diketahui keseluruhan butir pada angket yang diuji cobakan pada peserta didik sebanyak 27 butir dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai r hitung pada 27 butir instrumen yang dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% dan N=10 diperoleh nilai diatas 0,632. Sehingga 27 butir soal tersebut dapat digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya. Hasil analisis uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini dengan menggunakan bantuan SPPS 16 dan Microsoft Office Excel 2013. Hasil reliabilitas diukur dengan Alpha Cronbach, koefisien reliabilitas 0.974 dalam kategori sangat reliable. Hasil uji kelayakan modul pada peserta didik, ditinjau dari aspek penyajian, kualitas bahasa, kualitas grafika dan kualitas manfaat. Pengujian dilakukan pada responden sebanyak 30 peserta kelas XII program keahlian teknik audio video, didapatkan hasil seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Coba Pemakaian Ditinjau dari Setiap Aspek Diagram batang hasil uji validasi oleh Ahli Media dari data Tabel 4. dapat dilihat pada Gambar 3. Penilaian Ahli Media 100.00% 90.00% 80.00% 87.50% 87.50% Jumlah 510 492 1197 496 2695 Skor Max 600 600 1440 600 3240 70.00% 60.00% 50.00% Grafika Keseluruhan Gambar 4. Diagram Batang Persentase Hasil Uji Validasi Ahli Media Persentase (%) 85 82 83,13 82,66 83,18 Secara jelasnya, hasil uji coba lapangan pada peserta didik dari data Tabel 5, dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang seperti Gambar 5.

Hasil Uji Pemakaian Pada Siswa 100.00% 90.00% 85.00% 82.00% 83.13% 82.66% 83.18% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% validasi konstrak dan uji pemakaian. Validasi isi oleh ahli materi mendapatkan persentase kelayakan sebesar 93,19% dengan kategori sangat layak. Validasi konstruk oleh ahli media mendapatkan persentase kelayakan sebesar 87,50% dengan kategori sangat layak dan dari uji pemakaian siswa didapat persentase kelayakan sebesar 83,18% dengan kategori sangat layak. Saran Gambar 5. Diagram Persentase Hasil Uji Pemakaian Siswa Data hasil uji pemakaian oleh 30 siswa terhadap modul perencanaan dan instalasi sistem audio ditinjau dari aspek kualitas penyajian mendapatkan persentase sebesar 85,00%, aspek kualitas bahasa mendapatkan persentase sebesar 82,00%, aspek kualitas grafika mendapatkan persentase sebesar 83,13% dan aspek kemanfaatan mendapatkan persentase sebesar 82,66%. Sedangkan ditinjau secara keseluruhan didapatkan persentase kelayakan sebesar 83,18%. Berdasarkan data tersebut, apabila diinterpretasikan pada tabel kategori skor kelayakan, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan modul perencanaan dan instalasi sistem audio mendapatkan kategori Sangat Layak. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pembuatan modul pembelajaran perencanaan dan instalasi sistem audio ini melalui beberapa tahapan antara lain: menganalisis kebutuhan modul, pengumpulan referensi materi dengan menggunakan buku/artikel sumber, merancang modul, menyusun modul, memvalidasi modul oleh beberapa ahli yaitu 2 orang ahli materi dan 2 orang ahli media. Tingkat kelayakan modul perencanaan dan instalasi sistem audio sebagai bahan ajar di SMK Negeri 3 Yogyakarta, berdasarkan hasil penilaian uji validasi isi, Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi para peneliti yang akan melanjutkan penelitian, dapat dikembangan lagi modul perencanaan dan instalasi sistem audio dengan materi yang terdapat disilabus karena modul ini materinya hanya dibuat untuk satu semester jadi bisa ditambahkan materi yang belum dibuat sehingga modul modul perencanaan dan instalasi sistem audio menjadi bahan ajar yang lengkap untuk satu tahun mata pelajaran. Pada modul belum terdapat lembar kerja praktikum modul akan menjadi sangat lengkap apabila ditambahkan jobsheet untuk kegiatan praktikum setelah siswa mempelajari modul perencanaan dan instalasi sistem audio ini secara teori. 2. Bagi sekolah, agar dapat memanfaatkan modul perencanaan dan instalasi sistem audio, sebagai salah satu bahan ajar yang dapat membantu proses pembelajaran yang berguna untuk menambah pengetahuan siswa secara teori sebelum melakukan praktek perencanaan dan instalasi sistem audio. 3. Bagi para peserta didik Teknik Audio Video, agar dapat memanfaatkan media modul ini sebagai salah satu sumber belajar, untuk menambah keterampilan di bidang audio sehingga bisa berguna di lapangan setelah lulus nanti.

8 Jurnal Pendidikan Teknik Elektronika Edisi... Tahun 2017 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. (2008). Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Istanto Wahju, D. (2013). Modul Pendidikan Teknologi Kejuruan. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabet.