BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Organisasi di PT. Telkom Indonesia Witel Solo

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian 1. Budaya Organisasi Secara Umum. Diagram 1

STUDI DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WILAYAH TELEKOMUNIKASI SOLO SKRIPSI. Disusunoleh: GALUH SANTIKA SEKAR UTAMI

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

komputer program program Statistical Packages for Social Sciences

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha untuk menarik konsumen untuk menggunakan atau mengkonsumsi barang

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. mengetahui hubungan antara employee engagement dengan burnout

BAB I PENDAHULUAN. negara, di mana melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian PT. Djarum Kudus berpusat di Jalan A.Yani No.28 Kudus.

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan orang lain dalam

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu mengetahui tempat

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. melakukan pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini dilakukan di

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. terletak di Jalan Sultan Agung No. 133 Semarang. Subjek penelitian

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KUALITAS HUBUNGAN ATASAN-BAWAHAN (Q-LMX) DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN PRODUKSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

PT.TELKOM INDONESIA REGIONAL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. perlunya memahami kancah atau tempat penelitian dan persiapan segala

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya.

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. tempat penelitian di SMK PL Tarcisius I Semarang, dikarenakan SMK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. utama dalam penelitian dan menentukan fungsinya masing-masing

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. adalah Rumah Sakit Keluarga Sehat Pati. Subjek dari penelitian ini

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. SLB Widya Bhakti dengan usia 13 tahun sampai 18 tahun dan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. ataupun signifikansi perbedaan kelompok (Azwar, Metode Penelitian, 1. Variabel tergantung : Perilaku seksual

BAB I PENDAHULUAN. dan banyak tantangan yang akan dihadapi oleh semua pelaku usaha. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kinerja Karyawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN. yang sistematik (Suriaumantri dalam Kriyantono, 2010, h. 48). digeneralisasikan (Kriyantono, 2010, h. 55).

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya termasuk sumber daya manusia itu sendiri. untuk pencapaian tujuan-tujuan dari organisasi Handoko (2012).

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN ORANGTUA DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

Expansi Bisnis Telekomunikasi Pada Area Non-Telecommunication. I. Pendahuluan. II. Study Case

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. menggunakan metode penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Telkom Indonesia Witel Solo bertempat di jalan Mayor Kusmanto No. 1 Solo, Merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berdiri sejak tahun 1884. PT. Telkom Indonesia Witel Solo bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum. Jasa yang diberikan oleh PT. Telkom Indonesia Witel Solo itu sendiri dengan layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan, interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. Selain itu, PT. Telkom Indonesia Witel Solo juga menyediakan berbagai laynan dibidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed service, layanan e-payment dan IT enabler, e-commerce dan layanan portal lainnya. Berikut Data Demografi Karyawan PT. Telkom Indonesia Witel Solo: 48

49 Tabel 3 Data Demografi Karyawan PT. Telkom Indonesia Witel Solo Jenis Kelamin Jumlah karyawan Prosentase Laki-laki 65 orang 74 % Perempuan 23 orang 26 % Total 88 orang 100 % Usia Jumlah karyawan Prosentase 20-27 tahun 11 orang 13 % 28-35 tahun 3 orang 3 % 36-44 tahun 5 orang 6 % 45-52 tahun 42 orang 48 % 53-60 tahun 27 orang 30 % Total 88 orang 100 % Pendidikan Akhir Jumlah karyawan Prosentase SMA/SMK 28 orang 32 % D1-D3 31 orang 35% S1-S2 29 orang 33 % Total 88 orang 100 % Masa kerja Jumlah karyawan Prosentase 1-5 tahun 12 orang 14 % 6-10 tahun 8 tahun 9 % 11-15 tahun 11 orang 13 % 16-20 tahun 20 orang 23 % >20 tahun 37 orang 41 % Total 88 orang 100 %

Bagan 2 Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia Witel Solo 50

51 Pada bagan struktur organisasi di atas dapat dijelaskan bahwa jabantan yang tertinggi pada PT. Telkom Indonesia Witel Solo adalah General Manager lalu dibawahnya terdapat jabatan Manager yang terdiri dari divisi walroom, customer service, general support, finance, billing dan human recourse. Kemudian untuk jabatan yang setara dengan manager terdapat jabatan Kakandatel atau yang disebut dengan kepala kantor daerah telekomunikasi dan untuk jabatan junior manager ISC atau yang disebut dengan manager muda untuk divisi internet service center. Selanjutnya dibawah jabatan manager, kakandatel dan junior manager terdapat jabatan Assman atau asisten manager. Dibawah jabatan asisten manager terdapat jabatan OFF 1 atau yang disebut dengan staff band 4, OFF 2 yang disebut dengan staff band 5 dan OFF 3 yang disebut dengan staff band 6. PT. Telkom Indonesia Witel Solo juga melakukan hubungan kerja sama dengan PEMKOT Jawa Tengah sebagai penyedia sarana telekomunikasi, penyedia program aplikasi dan sebagai IT solution. Selain itu, PT. Telkom Indonesia Witel Solo juga bekerja sama dengan instansi-instansi terkait diantaranya beberapa Universitas di Indonesia untuk penyediaan jaringan internet dan fiber optik bagi dunia pendidikan Indonesia, UKM dalam sebuah layanan yang akan memudahkan para UKM dimana pun untuk dapat menikmati akses internet dan masih banyak lagi kerja sama dengan instansi lain. Berdirinya suatu perusahaan baik kecil maupun besar mempunyai tujuan untuk mendukung berjalannya kegiatan

52 perusahaan tersebut. Tujuan ini bersifat ke dalam maupun keluar. Adapun tujuan dari PT. Telkom Indonesia Witel Solo itu sendiri adalah : 1. Be the king of digital in the region, yaitu Telkom sedang bertransformasi untuk menjadi raja dari digital. Menjadi raja di udara dengan layanan telepon selular dari Telkomsel, menjadi raja di darat melalui fiber to the home (FTTH), yang dikenal dengan nama IndiHome dan menjadi raja di laut melalui Fiber Optic Broadband Highway dari Aceh sampai Papua serta ekspansi ke regional. 2. Lead Indonesia digital innovation and globalization, yaitu perusahaan pelat merah yang memiliki misi ini optimis untuk menjadi bagian dari Negara-negara G-10 di tahun 2020 dan G-8 ditahun 2030 dengan Socio Digi Leader. 3. Top 10 market capitalization telco in Asia-Pasific by 2020, yaitu Telkom sedang bertransformasi untuk menjadi perusahaan pemasaran 10 terbaik se Asia-Pasific pada tahun 2020. Perkembangan PT. Telkom Indonesia Witel Solo saat ini sangat baik, terbukti dengan meningkatnya jumlah pengguna layanan telekomunikasi kususnya di Indonesia. Seiring berjalannya waktu PT. Telkom melakukan banyak inovasi sesuai dengan kebutuhan customer mengingat kemajuan teknologi yang begitu pesat. PT. Telkom melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak

53 bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. PT. Telkom juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-payment dan IT enabler, e- commerce dan layanan portal lainnya. Inovasi dari produk-produk yang dimiliki PT. Telkom, bertujuan mempengaruhi customer untuk membeli dan memiliki produk tersebut. Hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh PT. Telkom di setiap tahunnya. semakin banyak customer yang menggunakan produk PT. Telkom semakin besar peningkatan saham yang akan didapat PT. Telkom. Hasil yang diperoleh dari peningkatan saham PT. Telkom, mendapat perhatian oleh beberapa pihak atau instansi nasional maupun internasional berupa pemberian apresiasi penghargaan keberhasilan yang diraih PT. Telkom. PT. Telkom dapat menjadi perusahaan besar sampai sekarang. Perusahaan layanan jasa telekomunikasi ini dapat menyesuaikan kebutuhan para pelanggannya baik masyarakat menengah kebawah maupun masyarakat menengah keatas. Selain itu, PT. Telkom Indonesia Witel Solo menganggap perusahaan telekomunikasi lain sebagai kompetitor yang baik. Kemampuan PT. Telkom Indonesia Witel Solo untuk dapat terus bertahan selama tahun di tengah persaingan ketatnya perusahaan jasa penyedia

54 layanan telekomunikasi di Indonesia ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian budaya organisasi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan menunjukkan sedikit banyak gambaran budaya organisasi PT. Telkom Indonesia Witel Solo, namun hal tersebut belum tergambarkan dengan jelas. Pertimbangan lain yang mendasari peneliti untuk memilih PT.Telkom Indonsia Witel Solo sebagai tempat penelitian, antara lain : 1. PT. Telkom Indonesia Witel Solo sudah pernah dijadikan tempat penelitian Budaya Organisasi, namun sudah cukap lama penelitian tersebut dilakukan. 2. PT. Telkom Indonesia Witel Solo bersedia dijadikan tempat penelitian B. Persiapan Penelitian 1. Persiapan Perijinan Sebelum pengambilan data penelitian, peneliti meminta surat pengantar dari Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata Semarang untuk melakukan survey awal terkait dengan permasalahan yang akan diteliti dan perijinan penelitian. Berbekal surat dengan nomor 3726/B.7.3/FP/VI/2016,peneliti menyerahkan surat tersebut ke kantor PT. Telkom Indonesia Witel Solo. Satu hari kemudian, pihak PT. Telkom memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan survey serta wawancara awal.

55 Saat survei awal, peneliti menemui Kepala HRD PT. Telkom Indonesia Witel Solo yaitu Bapak Bambang Rahmadi, dan menyampaikan maksud kedatangan peneliti berkaitan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Kepala HRD dari pihak PT. Telkom Indonesia Witel Solo mengatakan bahwa pihak PT. Telkom tidak keberatan apabila dilakukan penelitian disana, dan pihak PT. Telkom akan membantu semaksimal mungkin. Beliau juga mendukung riset penelitian dan bersedia memberikan informasi serta data-data yang dibutuhkan peneliti. 2. Penyusunan Alat Ukur a. Angket Identitas Angket Adalah suatu alat pengumpulan data berisi daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada subjek/responden penelitian. Pertanyaan-pertanyaan pada angket, bisa berbentuk tertutup (berstruktur), dan bisa juga berbentuk terbuka (tak berstruktur) (Faisal, 2005, h.122). Angket atau kuesioner merupakan suatu bentuk instrument pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relief mudah digunakan. Data yang diperoleh lewat penggunaan kuesioner adalah data yang kita kategorikan sebagai data faktual (Azwar,2012, h,101). Angket kuesioner yang digunakan pada penelitian ini berisi pernyataan-pernyataan tentang identitas diri. Identitas diri ini terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama kerja di PT. Telkom Indonesia Witel Solo.

56 b. Skala Budaya Organisasi Peneliti ini menggunakan satu buah skala, yaitu skala budaya organisasi. Skala budaya organisasi ini disusun berdasarkan tujuh dimensi dari Robbins, yaitu innovation and risk taking, attention to detail, outcome orientation, people orientation, team orientation, aggressiveness, stability. Item skala budaya organisasi pada karyawan PT. Telkom Indonesia Witel Solo terdiri dari 84 item dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai) pada skala ini pernyataan yang peneliti gunakan hanya mencakup satu bagian dari masing-masing dimensi budaya organisasi dari Robbins, yaitu pernyataan innovation and risk taking, attention to detail, outcome orientation, people orientation, team orientation, aggressiveness, stability. Berikut blue print skala budaya organisasi pada karyawan PT. Telkom Indonesia Witel Solo :

57 Tabel 4 Sebaran Nomor Item Skala Budaya Organisasi Dimensi Budaya Organisasi Innovation and risk 12 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 taking Attention to detail 13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24 12 Outcome orientation 25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36 12 People orientation 37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48 12 Team orientation 49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60 12 Aggressiveness 61,62,63,64,65,66,67,68,69,70,71,72 12 Stability 73,74,75,76,77,78,7980,81,82,83,84 12 84 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 27 Juni 11 Juli 2016 di PT. Telkom Indonesia Witel Solo. Peneliti menyerahkan angket skala penelitian ini kepada bapak Bambang selaku kepala HRD di PT. Telkom Indonesia Witel Solo. Peneliti menyampaikan maksud penelitian yang akan dilakukan serta melampirkan surat ijin penelitian yang akan peneliti lakukan serta melampirkan surat ijin penelitian dari Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang dan surat Ijin Penelitian dari PT.

58 Telkom Indonesia Witel Solo. Peneliti juga menanyakan kapan peneliti dapat mengambil angket dan kuesioner tersebut kepada bagian HRD. Bagian HRD mengatakan karena minggu sebelum lebaran juga banyak yang sudah cuti, rata-rata karyawan sedang mengerjakan laporan akhir bulan dan ditambah masih ada libur lebaran selama 1 minggu. Melihat kondisi tersebut maka peneliti memutuskan untuk mengambil semua kuesioner pada tanggal 11 Juli 2016. Peneliti menggunakan studi populasi dimana seluruh karyawan organik PT. Telkom Indonesia Witel Solo peneliti gunakan sebagai subjek penelitian. Peneliti menyebar angket dari skala sejumlah 88 buah dan sebanyak 81 buah yang kembali. Berikut adalah rekapitulasi subjek penelitian yang datanya berhasil diambil oleh peneliti : Tabel 5 Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki 62 Perempuan 19 Total 81

59 Tabel 6 Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia Jumlah 20-27 tahun 10 28-35 tahun 1 36-44 tahun 4 45-52 tahun 42 53-60 tahun 24 Total 81 Tabel 7 Subjek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah SMA/SMK 28 D1-D3 27 S1- S2 26 Total 81 Table 8 Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja

60 Massa Kerja Jumlah 1-5 tahun 11 6-10 tahun 6 11-15 tahun 11 16-20 tahun 19 >20 tahun 34 Total 81 3. Uji Coba Alat Ukur Uji coba atau try out dalam penelitian kali ini menggunakan try out terpakai. Teknik ini diberikansatu kali saja, dengan kata lain data hasil uji coba atau try out tersebut juga sekaligus akan digunakan sebagai data penelitian, dimana item kuesioner yang dinyatakan gugur tidak digunakan dalam penelitian. Dengan demikian item yang valid saja yang dimasukkan dalam penghitungan analisis. Bila item yang tidak valid diikutsertakan maka akan mempengaruhi hasil penelitian. 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan pencatatan hasil dan membuat tabulasi data dari hasil penelitian untuk selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas menggunakan alat bantu computer dengan program Statistical Packages for

61 Social Science (SPSS) Release 16.0. hasil validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang telah dibuat adalah sebagai berikut : a. Uji Validitas Alat Ukur Uji validitas skala budaya organisasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment Karl Pearson. Berdasarkan hasil perhitungan validitas pada 84 item diperoleh 73 item valid dan 11 item gugur dengan koefisien antara 0,199 0,636. Sebaran item valid dan gugur pada skala Budaya Organisasi dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 9 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Budaya Organisasi Dimensi Innovation and risk taking Attention to detail Outcome orientation People orientation Team orientation Aggressiveness Stability Sebaran Item Budaya Organisasi Jumlah Gugur Jumlah Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 0 12 13,14,15,16,17,18,19,20,2 1,22,23,24 25,26,27,28,29,30,31,32,3 3,34,35,36 37,38,39,40,41,42,43,44,4 5,46,47,48 49,50,51,52,53,54,55*,56 *,57*,58*,59*,60* 61,62,63,64,65,66,67,68,6 9,70,71,72 73,74,75,76,77,78,79*,80, 81*,82*,83*,84* 0 12 0 12 0 12 6 6 0 12 5 7 Total 11 73

62 (*) item gugur b. Uji Reliabilitas Alat Ukur Setelah mendapat item-item yang valid dilakukan uji reliabilitas dengan rumus Cronbach Alpha. Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,941. Hal ini berarti skala budaya organisasi yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan sebagai alat ukur penelitian. 5. Uji Standard T- Score Standar t-score adalah angka skala yang menggunakan mean sebesar 50 (M=50) dan standar deviasi sebesar 10 (SD=10). T- score dapat dihitung dengan cara memasukan angka kasar ke dalam sistem komputer dengan program Statistical Packages for Social Science (SPSS) Release 16.0 untuk mencari angka z-score terlebih dahulu. Setelah mendapat angka z-score peneliti memindahkan angka-angka z score ke dalam program Excel dan melanjutkan dengan menghitung t-score dengan rumus: T = 50 + 10 ( X X S )= Setelah mendapatkan angka T-score kemudian dimasukan kembali dalam program Statistical Packages for Social Science (SPSS) Release 16.0 dan digunakan pilihan menu data Descriptive untuk mendapatkan hasil standard score. T- score dicari dengan dengan maksud untuk mentiadakan tanda minus yang terdepan di depan nilai z score, sehingga penghitungan ini merupakan cara mengubah

63 atau mengkoversikan skor-skor mentah hasil penelitian menjadi skor standar relatif. Pada penelitian ini perlu dilakukan t- score dikarenakan t- score digunakan untuk menstandarkan jumlah item dimensi dengan dimensi lain agar sama. Karena pada penelitian ini item perdimensi jika menggunakan skor mentah tidak sama secaara bobot per item akan berbeda. Sehingga perlu dilakukan penghitungan t- score agar sama bobot setiap dimensinya.