LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

UMMF (Urea Molasses MultinullrienL Olock) Fakan Ternak Tambahan Eerqizi Tinqqi

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

MATERI DAN METODE. Metode

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipelihara dengan tujuan menghasilkan susu. Ciri-ciri sapi FH yang baik antara

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

METODE. Materi. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Fries Holland (Holstein Friesian) Pemberian Pakan Sapi Perah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

MATERI DAN METODE. Materi

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan peternak (Anggraeni, 2012). Produksi susu sapi perah di Indonesia

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TMB TEH MINERAL BLOCK TEKNOLOGI SUPLEMENTASI AMPAS TEH GUNA MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI PERAH BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN Oleh : Tenti Rahmawati D24100001 (2010) Kanipah D24100024 (2010) Cindy Septia Dora D24100032 (2010) Zurrahmi Fitria D24100040 (2010) Siti Adah D24110019 (2011) INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Abstrak Peternakan merupakan bagian internal dari pembangunan pertanian yang memiliki peranan penting dalam ekonomi Indonesia. Saat ini peternakan sapi perah di negara kita tergolong rendah karena banyaknya masalah, diantaranya adalah masalah pakan. Pakan yang disediakan kurang memadai sehingga perlu diberikan pakan tambahan untuk memperbaiki produktivitasnya. Teh merupakan pakan berbasis limbah agroindustri yang kurang termanfaatkan dan diduga memingkatkan produktivitas susu sapi. Teh ini nantinya akan dibentuk pakan blok sebagai pakan tambahan. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan lima ulangan, serta satuan ternak yang digunakan adalah satu ekor sapi perah. Penelitian ini dilakukan di kandang Eco-Farm Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan laboratorim susu selama 4 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan kualitas susu. Pada pengamatan kualitas susu, lemak dan protein merupakan hal utama yang harus diamati. Berdasarkan hasil pengamatan, produksi susu pada ternak yang diberi suplementasi mengalami penurunan produksi, sedangkan ternak tanpa suplementasi memperlihatkan adanya peningkatan produksi. Kandungan lemak susu pada ternak yang diberi suplementasi terdapat peningkatan kualitas pada minggu pertama hingga minggu ketiga, sedangkan untuk kandungan proteinnya meningkat dari minggu pertama hingga minggu kedua. Kualitas susu sapi yang diberi suplementasi secara keseluruhan lebih baik dari pada ternak yang tidak diberi suplementasi. Produksi susu dan kualitas susu mempunyai korelasi yang negatif. Semakin tinggi porduksi susu maka kualitas susu akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Kata kunci : sapi perah, teh, pakan blok, susu

KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia- Nya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul TMB Teh Mineral Block, Teknologi Suplementasi Ampas Teh Guna Meningkatkan Produksi Dan Kualitas Susu Sapi Perah. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Bogor, 19 Juli 2013

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada periode tahun 2007 jumlah produksi susu segar nasional adalah 574.683 ton/tahun. Padahal tingkat konsumsi susu per kapita pada tahunyang sama adalah 3,13 kg per tahun (Ditjennak, 2009). Dengan perhitungan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2007 adalah 224.196 juta, maka permintaan susu pada tahun tersebut adalah 1.511.228 ton/tahun. Sudono (1999) mengatakan bahwa produksi susu sapi perah di Indonesia umumnya masih rendah, yaitu hasil susu rata-rata per ekor per hari adalah 10 liter dengan bangsa sapi Fries Holland. Produksi tersebut tentunya sangat sedikit dan tidak bisa memenuhi kebutuhan nasional. Rendahnya produksi susu disebabkan banyak hal, diantaranya tidak terpenuhinya kebutuhan nutrien, ketersediaan pakan yang tidak menentu, dan penyakit. Salah satu faktor yang menentukan berhasilnya peternakan sapi perah yaitu pemberian pakan yang berkualitas dan murah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi suplementasi pakan yang dapat menambah memperbaiki kualitas pakan dan kecernaan pakan dalam tubuh yang dapat menambah kecukupan nutrien misalnya energi, protein dan mineral. Ampas teh merupakan limbah pabrik teh yang sangat melimpah. Keberadaannya sendiri belum mendapat perhatian khusus sehingga seringkali menyebabkan masalah lingkungan. Ampas teh mengandung beberapa nutrisi dan antinutrisi yang baik untuk sapi perah. 2. Rumusan Masalah Pakan merupakan komponen utama yang menetukan kualitas dan kuantitas produksi. Selama ini, yang sering diperhatikan dalam penyusunan ransum hanyalah kebutuhan nutrien makro saja. Walaupun mineral mikro hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun tidak boleh sampai kekurangan. Teh mineral blok merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. 3. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk Membuat pakan tepat guna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu dengan suplementasi ampas teh. 4. Luaran Luaran yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah menghasilkan produk suplemen Teh Mineral Blok dari limbah ampas teh dan mineral untuk ternak sapi perah yang berguna untuk meningkatan kualitas dan kuantitas produksi susu. 5. Kegunaan Secara ekonomi, peternak sapi perah diharapkan dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. Secara ipteks, penelitian ini dapat menyumbangkan teknologi tepat guna yang sederhana, sangat diperlukan oleh peternak sapi perah dan mudah diaplikasikan di masyarakat. B. Tinjauan pustaka Sapi perah Sapi perah dipelihara untuk menghasilkan air susu, ini berarti produktivitas sapi perah ditentukan oleh jumlah air susu yang dihasilkan. Produksi puncak tergantung pada kondisi tubuh induk pada saat melahirkan, keturunan, terbebasnya induk dari pengaruh

metabolik dan infeksi penyakit serta pakan setelah melahirkan (Schmidt et al, 1988). Menurut Sudono et al., (2003) kemampuan sapi perah dalam memproduksi susu dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu : bangsa atau rumpun sapi, lama bunting, masa laktasi, besar sapi, estrus atau birahi, umur sapi, selang beranak, masa kering kandang, frekuensi pemerahan, tata laksana pemberian pakan. Selanjutnya dijelaskan untuk memenuhi kebutuhan seekor sapi laktasi dengan bobot badan 450 kg dengan produksi susu rata-rata 13 kg/hari dan lemak susu 3,5% dibutuhkan konsentrat 6,05 kg, rumput alam 20,75 kg dan rumput gajah 7,60 kg (Sudono, 1999). Ampas Teh Banyaknya perkebunan teh yang tersebar di Indonesia tentu saja akan menghasilkan limbah teh sisa dari hasil pengolahannya. Limbah hasil pengolahan teh biasanya hanya dibuang karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah teh mempunyai potensi besar sebagai sumber pakan ternak. Menurut hasil analisa proksimat laboratorium Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Brawijaya diketahui kandungan zat makanan limbah teh adalah sebagai berikut : bahan kering (BK) 90,08 %, protein kasar (PK) 27,20 %, serat kasar (SK) 27,08 %, lemak kasar (LK) 3,54 %, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 37,10 % dan abu 5,02 %. Limbah teh dapat digunakan sebagai pakan tambahan di setiap jenis pakan ternak tanpa merubah sistem pemakanan yang digunakan pada suatu peternakan, baik peternakan tradisional maupun industri peternakan besar (Ulfah, 2002). Tanin Tanin tergolong senyawa polifenol dengan karakteristiknya yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan makromolekul lainnya. Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin yang mudah terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin yang mudah terhidrolisis merupakan polimer gallic atau ellagic acid yang berikatan ester dengan sebuah molekul gula, sedangkan tanin terkondensasi merupakan polimer senyawa flavonoid dengan ikatan karbon-karbon (Waghorn & McNabb, 2003; Westendarp,2006). Tanin memberikan rasa pahit pada pakan apabila komposisinya berlebihan. Keberadaan tanin di sisi lain berdampak positif jika ditambahkan pada pakan yang tinggi akan protein baik secara kuantitas maupun kualitas. Karena protein akan diikat oleh tanin sehingga tidak terdegradasi oleh mikroba rumen. Mineral block Tanuwiria, dkk. (2005) menyatakan bahwa kekurangan mineral makro dapat menyebabkan terjadinya penurunan produksi dan kualitas susu yang dihasilkan. Defisiensi mineral dapat menimbulkan turunnya ph akibat produksi asam lemak terbang. Kondisi asam menyebabkan terhambatnya perkembangan mikroba, yang pada gilirannya asam lemak terbang juga menurun. Menurunnya asam lemak terbang dapat menurunkan produksi. Jumlah ammonia yang dapat digunakan dalam mikroba tergantung dari jumlah mikroba dan laju pertumbuhan. Kekurangan mineral juga dapat menyebabkan turunnya produksi susu baik kuantitatif maupun kualitatif. Sehingga harus dibuat suplemen penambah mineral baik makro ataupun mikro sebagai bahan pakan. Prinsip dan konsep yang mendasari penelitian ialah bahwa ada dua sistem yang harus diperhatikan dalam nutrisi ruminansia, yaitu: 1. Mikroba yang hidup dan berkembang di dalam lambung (rumen). Mikroba ini berperan dalam proses fermentasi dalam mencerna bahan-bahan makanan basal (pencernaan fermentatif)

2. Hewannya sendiri yang memanfaatkan produk pencernaan fermentatif dan zat-zat makanan yang dapat langsung diserap tanpa melalui fermentasi. Sumber energi dan sumber protein tersebut dapat diperoleh dari bahan-bahan limbah industri pertanian yang merupakan komposisi dari Urea Molases Block. Suplementasi UMB dapat meningkatkan keuntungan peternak dengan jalan peningkatan produksi susu dan perbaikan kualitas susu (Widasari, 2002) C. METODE 1. Pembuatan Teh Mineral Block Bahan yang digunakan dalam pembuatan TMB ini antara lain molasses 30%, dedak padi 10%, pollard 15%, onggook 10%, ampas the 18%, urea 4%, kapur 10%, dan garam 3%. Berat TMB yang dibuat adalah 2.5 kg. Bahanbahan molases, dedak halus, pollard, onggok, garam, urea, dan ampas teh dicampur merata. Sedangkan kapur ditumbuk terlebih dahulu sampai halus kemudian dipanaskan dengan api kecil selama 15 menit. Setelah itu kapur dicampurkan ke dalam adonan yang telah dibuat kemudian diaduk hingga merata sambil ditambahkan sedikit air. Setelah bahan-bahan tercampur merata dimasukkan ke dalam alat press blok dengan takaran 2,5 kg. Kemudian alat press diputar hingga menekan bahan pakan untuk dicetak sebagai blok lalu dibiarkan beberapa menit. Setelah itu alat press diputar sampai ke atas untuk mengeluarkan blok yang telah jadi. 2. Pengujian pada sapi perah Pengujian pada sapi perah dilakukan selama 1 bulan di Kawasan Usaha Ternak (KUNAK). Sapi perah yang digunakan sebanyak 6 ekor dengan 3 ekor perlakuan kontrol dan 3 ekor dengan perlakuan pemberian TMB. TMB dipasang dengan cara digantung menggunakan tali tambang. Pengambilan sampel susu pada sapi perah dilakukan satu kali seminggu. Pengecekan produksi susu yang dilakukan tiap minggunya sedangkan kualitas susu dilakukan keesokkan harinya di Laboratorium Susu Bagian Teknologi Hasil Ternak Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. 3. Analisis laboratorium Analisis kualitas susu dilakukan dengan menggunakan alat milkotester. Dari analisis kualitas susu ini diketahui komposisi seperti protein, lemak, laktosa, air, dan lain sebagainya. 4. Penafsiran dan penyimpulan data Penafsiran data dilakukan setelah semua nilai atau data didapat. Data dari produksi susu dan kualitas susu yang telah dilakukan selama 1 bulan pada sapi perah yang diberi TMB dibandingkan dengan sapi perah dengan perlakuan kontrol. D. PELAKSANAAN PROGRAM 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan dari Maret hingga Mei di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) daerah Cibungbulang dan Laboratorium Susu Bagian Teknologi hasil Ternak Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. 2. Tahapan Pelaksanaan/ Jadwal Faktual Pelaksanaan Bulan ke- No Kegiatan I (Maret) II (April) III (Mei) IV (Juni)

1 Persiapan 2 Perizinan tempat 3 Persiapan alat dan bahan 4 Pembuatan Teh Molases Block 5 Pengujian pada sapi perah 6 Analisis laboratorium 7 Pengolahan dan analisis data 8 Pembuatan laporan 3. Instrumen Pelaksanaan Dalam penelitian yang akan dilakukan ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat Teh Mineral Block yang satunya berbobot 2,5 kg. Alat- alat yang dibutuhkan diantaranya adalah tali tambang, milkotester, gunting, plastic, kompor, pengaduk, pisau, wajan, timbangan, sapi. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain molasses, dedak padi, pollard, onggook, ampas teh, ampas tahu, rumput, urea, kapur, dan garam, dan air. 4. Rekapitulasi Rancangan dan Realisasi Biaya Rincian biaya yang telah digunakan adalah : No Keterangan kegiatan Biaya 1 Pengumpulan bahan baku pembuatan TMB - Transportasi Rp 400.000 - Pembelian bahan baku i. Molases 7 kg ii. Pollard 15 kg iii. Dedak halus 15 kg iv. Kapur 3 kg v. Garam 3 kg vi. Onggok 15 kg vii. Ampas teh 15 kg viii. Urea 2 kg 2 Pembelian peralatan pembuatan TMB - Wajan - Pengaduk - Timbangan - Pisau - Gunting - Kompor+gas Rp 45.000 Rp 675.000 Rp 60.000 Rp 15.000 Rp 14.000 Rp 45.000 Rp 100.000 Rp 10.500 Rp 75.000 Rp 30.000 Rp 100.000 Rp 15.000 Rp 20.000 Rp 200.000 - Baskom Rp 60.000 - Alat press blok Rp 400.000 3 Pengujian pada sapi perah - Sewa sapi - Rumput - Ampas tahu - Tali tambang 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Rp 3.000.000 Rp 900.000 Rp 875.000 Rp 72.000

kadar lemak (%) produksi susu (liter) - Transportasi - Es batu - Cool box - Garam 2 kg 4 Analisis Laboratorium Rp 400.000 Rp 15.000 Rp 175.000 Rp 6.000 - Uji milkotester Rp 350.000 5 Dokumentasi dan ATK Pembuatan proposal, logbook, dan laporan Rp 500.000 Rp 548.000 Total Rp 8.500.000 E. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian yang telah dicapai adalah sebagai berikut : Grafik 1. Grafik produksi susu sapi 6 5 4 3 2 1 0 Produksi Susu y = -0.016x + 5.078 R² = 0.0129 y = -0.269x + 4.314 R² = 0.519 0 1 2 3 4 5 minggu ke- R0 R1 Linear (R0) Linear (R1) Grafik 2. Grafik kandungan lemak susu sapi 6 5 4 3 2 1 0 y = 0.2393x + 3.8993 y = -0.031x R² = 0.6987 + 4.2113 R² = 0.1071 0 1 2 3 4 5 Minggu kelemak R0 R1 Linear (R0) Linear (R1) Grafik 3. Grafik kandungan protein susu sapi

kadar protein susu (%) 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 protein y = 0.0827x + 3.6987 y = -0.0677x R² = 0.4035 + 3.7147 R² = 0.1664 0 1 2 3 4 5 Minggu ke R0 R1 Linear (R0) Linear (R1) Keterangan : R0 = control R1 = suplementasi TMB 2. Pembahasan Penelitian tentang teh mineral blok ini diujikan pada 6 sapi perah dengan dua perlakuan. Setiap perlakuan terdapat 3 ekor sapi sebagai ulangannya. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian TMB dan tanpa pemberian TMB. Parameter yang diamati adalah produksi susu sapi dan kualitasnya. Dalam pengamatan kualitas susu, lemak dan protein merupakan hal utama yang harus diamati. Perlakuan R0 merupakan perlakuan tanpa diberikan suplementasi, sedangkan R1 meupakan perlakuan yang diberi suplementasi teh mineral blok. Berdasarkan hasil pengamatan, produksi susu pada ternak yang diberi suplementasi mengalami penurunan produksi, sedangkan ternak tanpa suplementasi memperlihatkan adanya peningkatan produksi. Kandungan lemak susu pada ternak yang diberi suplementasi terdapat peningkatan kualitas pada minggu pertama hingga minggu ketiga, sedangkan untuk kandungan proteinnya meningkat dari minggu pertama hingga minggu kedua. Kualitas susu sapi yang diberi suplementasi secara keseluruhan lebih baik dari pada ternak yang tidak diberi suplementasi. Hasil menunjukan semakin tinggi porduksi susu maka kualitas susu akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya, hasil ini sesuai dengan literature. Ternak yang diberi suplementasi kualitas susunya lebih baik dari pada susu yang tidak diberi suplementasi, namun secara kuantitas produksinya lebih rendah. Hal ini dikarenakan nutrisi yang digunakan untuk sintesisi susu digunakan untuk meningkatkan kualitas susu. Produksi susus dipengaruhi oleh sintesis propionate di dalam rumen, sedangkan lemak susu dipengaruhi oleh asetat. Saat diberi suplementasi, kandungan propionate turun dan asetat naik sehingga lemak susu akan disintesis lebih banyak. Hasil tersebut kurang sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa dengan adanya suplementasi teh dapat memproteksi nutrisi yang ada di dalam rumen sehingga tidak terdegradasi oleh bakteri rumen dan dihasilkan

produksi susu dan kualitas yang baik. Kualitas susu sapi meningkat dengan adanya suplementasi namun produksinya turun. F. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Suplementasi TMB yang diberikan pada sapi perah meningkatkan kualitas susu sapi perah, namun produksinya menurun. Hal ini menunjukan bahwa sifat genetik pada sapi perah tidak dapat dirubah yang menyatakan bahwa produksi susu berbanding terbalik dengan kualitas susu. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait level optimum penggunaan limbah teh dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Peternakan. 2009. Statistik Peternakan 2008. Direktorat jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta. Schmidt, G. H., L. D. Van Vleck dan M. F. Hutjens. 1988. Principles of Diary Science. (2 nd ed.). Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor., R. F. Rosdiana dan B. S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Agromedia Pustaka, Depok. Tanuwiria, U. H., B. Ayuningsih, Mansyur. 2005. Fermentabilitas dan kecernaan ransum lengkap sapi perah berbasis jerami padi dan pucuk tebu teramoniasi (in Vitro). Jurnal Ilmu Ternak. 5 (2) : 64-69 Ulfah, M., 2002. Minyak Esensial Pengganti Antibiotika. http://ppigoettingen.de/mimbar/kliping/minyak.html. Diakses 22 september 2012 Waghorn, G.C. & W.C. McNabb. 2003.Consequences of plant phenolic compounds for productivity and health of ruminants.proc. Nutr. Soc. 62 : 383-392. Westendarp, H. 2006. Effects of tannins in animal nutrition. Dtsch. Tierarztl. Wochenschr. 113:264-268 Widasari, T.T. 2002. Respon Pemberian Urea Molases Blok (UMB) dan Urea cassava Blok (UCB) pada produksi dan Kualitas Sapi friesien holstein. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. LAMPIRAN a. Dokumentasi Ampas teh dedak padi

Proses pembuatan TMB Pengepressan TMB TMB yang berhasil b. Rincian pengeluaran Proses pemasangan TMB No. Tanggal pelaksanaan Isi catatan Jumlah dana yang terpakai 1 1 maret 2013 Perizinan sapi (Kunak) di KPS Bogor 67000 2 8 maret 2013 Perizinan sapi (Kunak), mengantar surat 67000 dari Dept. INTP 3 11 maret 2013 Perizinan sapi (Kunak) 67000 4 12 maret 2013 Perizinan sapi (Kunak) 67000 5 15 maret 2013 Diskusi pembuatan TMB 0 6 22 maret 2013 Survey mesin dan alat pembuatan TMB 67000 7 1 april 2013 Pembuatan TMB 1067750 8 6 april 2013 Diskusi pembuatan TMB 0 9 10 april 2013 Pembuatan ulang TMB 1067250 10 12 april 2013 Pengacakan perlakuan dan pemasangan 67000 TMB 11 21 april 2013 Pengambilan sampel susu 4914000 12 22 april 2013 Uji milkotester control dan setelah 120000 perlakuan 13 28 april 2013 Pengambilan sampel susu 67000 14 29 april 2013 Uji milkotester 60000 15 5 mei 2013 Pengambilan sampel susu 67000 16 6 mei 2013 Uji milkotester 60000 17 12 mei 2013 Pengambilan sampel susu 67000 18 12 mei 2013 Uji milkotester 60000 19 20 mei 2013 Konsultasi dan diskusi terkait data hasil milkotester 0

c. kwitansi