Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No.

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover

ANALISIS SIFAT HIDROFOBIK PERMUKAAN HDPE BERDASARKAN NILAI TOTAL HARMONIC DISTORTION

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane

ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai)

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN

Pengaruh Kelembaban dan Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika

Mekanisme Degradasi Permukaan dan Penentuan Tracking Index Bahan Resin Epoksi Silane Silica

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM TINGGI SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

Pengujian Karakteristik Limbah Pasir PLTP Dieng Sebagai Bahan Pengisi Isolator Resin Epoksi Silane

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: , 532

TINJAUAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI SILICONE RUBBER

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

Analisis Degradasi Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Pengisi Pasir Pantai yang Mengandung Banyak Kalsium

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

ANALISIS DISTORSI HARMONIK TOTAL ARUS BOCOR PERMUKAAN ISOLATOR RESIN EPOKSI PENGISI SILIKA KONDISI KERING DAN BASAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

STUDI AWAL PENGUKURAN ARUS BOCOR PADA BAHAN HDPE DENGAN METODE INCLINED-PLANE TRACKING

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

Pengembangan isolator tegangan tinggi yang cocok untuk daerah tropis

ANALISIS SIFAT MEKANIK UNTUK FEEDTHROUGH

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

EFEK KONTAMINAN PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI YANG MENGALAMI PERLAKUAN FILLER BERBEDA TERHADAP KINERJA SUDUT HIDROFOBIK

KEGAGALAN ALAT FLUE GAS DESULPHUR TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR DI GARDU INDUK PEMBANGKITAN TANJUNG JATI B JEPARA

Polimer saat ini telah banyak diteliti orang dengan harapan bisa didapatkannya

STUDI ARUS BOCOR DENGAN METODE PENGUKURAN INCLINED-PLANE TRACKING (IPT) PADA MATERIAL POLIMER HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

PEMODELAN ARUS BOCOR ISOLATOR CABLE SPACER BERBAHAN POLIMER PADA KONDISI KERING DAN BASAH

ARTIKEL PENELITIAN DOSEN MUDA POLA ARUS BOCOR DAN TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PASANGAN LUAR EPOXY RESIN PADA JARINGAN DISTRIBUSI MENENGAH.

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

PEMODELAN ARUS BOCOR ISOLATOR DISK BERBAHAN DASAR KACA PADA KONDISI KERING DAN BASAH

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

PENGUJIAN SUDUT KONTAK PADA BAIIAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM

PENGARUH KOMPOSISI RESIN TERHADAP SIFAT ELEKTRIK DAN MEKANIK UNTUK BAHAN ISOLATOR TEGANGAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

: Laboratorium Uji, PT Hartono Istana Teknologi : Jl. Raya Semarang Demak km. 9, Semarang, Jawa Tengah Telp. (024) Faks.

EFEK KEGAGALAN ALAT FLUE GAS DESULPHUR TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR DI GARDU INDUK PEMBANGKITAN TANJUNG JATI B JEPARA

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

1. BAB I PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK ISOLATOR POLIMER TEGANGAN TINGGI DI BAWAH PENUAAN TEKANAN IKLIM TROPIS BUATAN YANG DIPERCEPAT

ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

Presentation Title EVALUASI DAMPAK ALGA PADA ISOLATOR POLIMER TESIS TE oleh: Teguh Aryo Nugroho ( )

PEMODELAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR BAHAN ISOLATOR KERAMIK DENGAN DAN TANPA LAPISAN GLASIR PADA KONDISI KERING DAN BASAH. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

Pengukuran Indeks Polusi Pada Sistem Minahasa Berdasarkan Nilai Esdd Dan Nsdd

Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum - Plat

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, populasi dan teknologi yang pesat, mengakibatkan permintaan

KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

STUDI SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv AKIBAT PEMBEBANAN LEBIH DI PT.PLN (PERSERO) KOTA PONTIANAK

KARATERISTIK PENGUJIAN MINYAK NABATI SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI PENGGANTI MINYAK TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv

Vol: 4, No. 2, September 2015 ISSN: ANALISIS DISTRIBUSI MEDAN LISTRIK PADA ISOLATOR GANTUNG JENIS POLIMER AKIBAT PENGARUH KONTAMINAN

Transkripsi:

PENGARUH SINAR ULTRAVIOLET DAN KOMPOSISI FLY ASH PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE TERHADAP NILAI ARUS BOCOR DENGAN KONTAMINAN NH4Cl DAN AIR HUJAN Adhitya Fauzan Hidayat *), Hermawan, and Abdul Syakur Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia *) E-mail : fauzanadhitya2@gmail.com Abstrak Riset terhadap bahan isolator polimer yang lebih ringan dan dapat ditambahkan pengisi untuk memperbaiki kekuatan isolator masih menjadi sebuah riset, namun kondisi lingkungan akan mempengaruhi kinerja pada isolator polimer di luar ruangan. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran arus bocor kondisi basah terhadap permukaan bahan isolator dengan metode pengukuran Inclaned-Planed Tracking (IEC 587:1984) dengan kontaminan NH 4 Cl dan air hujan. Sampel pengukuran menggunakan bahan isolasi resin epoksi yang terbuat dari campuran DGEBA dan MPDA dengan campuran bahan pengisi silicone rubber dan fly ash. Penuaan dipercepat dilakukan dalam kotak pengukuran yang terdapat paparan radiasi ultraviolet. Parameter yang dianalisa adalah sudut kontak, arus bocor lucutan pertama dan arus puncak. Hasil pengukuran menunjukkan semakin lama radiasi ultraviolet menyebabkan penurunan hidrofobik permukaan dan meningkatnya nilai arus bocor. Penggunaan polutan dengan nilai konduktivitas tinggi menyebabkan semakin tingginya arus bocor lucutan pertama dan arus puncak pada permukaan isolator. Didapatkan penggunaan komposisi pengisi terbaik terdapat pada sampel uji RTV23 dibandingkan RTV22 dan RTV24 dengan daya tahan sudut hidrofobik paling stabil sebesar 48.56% dan rata-rata kenaikan nilai arus bocor lucutan awal sebesar 31.16% dan arus puncak 10.76% terhadap penuaan radiasi ultraviolet. Kata kunci : resin epoksi, fly ash, variasi kontaminan, penuaan dipercepat, sudut kontak, arus bocor. Abstract Research on polymer insulator material that is lighter and can be added filler to improve the strength of the insulator is still a research, but environmental conditions will affect the performance of outdoor polymer insulators. In this research, we measured leakage current in wet condition on surface of insulating material with Inclaned-Planed Tracking measurement method (IEC 587:1984) with contaminant of NH4Cl and rainwater. The measurement sample used an epoxy resin insulation material made from a mixture of DGEBA and MPDA with a mixture of silicone rubber and fly ash. Accelerated aging is done in a measurement box with exposure of ultraviolet radiation. Parameters analyzed were contact angle, first leakage current and peak current. The measurements show longer ultraviolet radiation causes decrease in surface hydrophobicity and increased value of leakage current. The use of pollutants with high conductivity values leads to higher leakage current first and peak current on the surface of the insulator. The best use of filler composition was found in RTV23 test sample compared to RTV22 and RTV24 with the most stable hydrophobic of 48.56% and an average rise in initial discharge leakage value of 31.16% and a peak current of 10.76% against aging of ultraviolet radiation. Keywords: epoxy resin, fly ash, contaminant variation, accelerated aging, contact angle, leakage current. 1. Pendahuluan Kegagalan sistem isolasi peralatan sistem tenaga listrik akan menimbulkan kerugan yang besar bagi perusahaan pembangkit karena diperlukan adanya penggantian peralatan isolasi, selain itu kerugian juga dialami konsumen [1]. Dibutuhkan isolator dengan kekuatan mekanis dan elektris yang baik agar dapat menjaga keandalan suatu jaringan. Pengaruh kondisi cuaca, suhu lingkungan dan kelembaban akan sangat mempengaruhi kamampuan suatu isolator [2]. Saat ini banyak digunakan isolator porselein dan gelas pada sistem transmisi energi listrik yang cenderung tidak menguntungkan karena rapat massa yang besar, mudah pecah menyebabkan semakin tinggi biaya konstruksi dan

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 309 pemeliharaan jaringan tenaga listrik. Salah satu alternatif untuk mengatasi kelemahan porselin dan gelas adalah dengan mengganti dengan isolator polimer. Material polimer sekarang ini banyak digunakan sebagai isolasi peralatan tegangan tinggi karena banyak keunggulan dibanding dengan material lain, antara lain yaitu memiliki sifat listrik dan sifat panas yang lebih baik, lebih ringan, dan proses pembuatannya yang lebih cepat. Berat bahan isolasi polimer khususnya resin epoksi lebih rendah dibanding porselin dan gelas. Resin epoksi memiliki sifat perekat yang sempurna, mudah dibentuk, dan memiliki daya tahan kimia yang baik [3]. Meskipun memiliki keunggulan, polimer juga memiliki beberapa kelemahan. Bahan polimer mudah mengalami degradasi karena faktor lingkungan seperti temperature, kelembaban, polusi udara, ataupun radiasi sinar ultraviolet [4]. Pengukuran arus bocor dengan penuaan dipercepat di lab menggunakan sinar ultraviolet pada isolator resin epoksi dengan abu sekam padi menunjukkan semakin lama penyinaran maka nilai arus bocor rata-rata akan semakin meningkat dimana kerusakan permukaan isolator terjadi akibat penyinaran ultraviolet secara terus menerus [5] Penggunaan silicone rubber (SiR) memiliki kemampuan untuk memperbaiki kualitas permukaan isolator agar bersifat menolak air. Sehingga digunakan silicone rubber dicampur dengan resin epoksi untuk mengurangi penggunaan resin epoksi. Penelitian terhadap kekuatan mekanis dan elektris pada silicone rubber dan fly ash, penambahan komposisi fly ash akan meningkatkan kekuatan tarik bahan dan kekuatan dielektrik. Penambahan fly ash berlebih justru menurunkan nilai sudut kontak permukaan [6]. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini akan dianalisis karakteristik arus bocor dan sudut kontak sampel bahan isolasi resin epoksi pada (Room Temperature Vulcanising) RTV dengan campuran silicone rubber dan fly ash pada variasi kontaminan dengan tegangan konstan menggunakan metode Inclaned- Plane Tracking (IPT) yang diatur dalam IEC 587:1984. 2. Metode 2.1. Prosedur Penelitian Pengujian Sudut Kontak Permukaan Mulai Persiapan Peralatan dan Bahan Pembuatan Sampel Uji Pengukuran Konduktifitas Kontaminan Pengolahan Data Sudut Kontak dan Arus Bocor hasil Pengujian Analisis Hasil Pengujian Kesimpulan Selesai Gambar 1. Prosedur penelitian 2.2. Pembuatan Sampel Uji Pengujian Arus Bocor pada Isolator Uji Dalam pengukuran ini sampel uji isolator yang digunakan adalah isolator resin epoksi dengan campuran pengisi silicone rubber / silane dan fly ash, memiliki komposisi penyusun bahan uji pada tabel 1. Tabel 1. Komposisi penyusun bahan uji Kode Sampel Persen Pengisi (%) Komposisi Pengisi (gram) DGEBA MPDA Silane Fly ash RTV22 20 40 40 10 10 RTV23 30 35 35 15 15 RTV24 40 30 30 20 20 Dimensi sampel bahan uji dibuat dengan ukuran 120 x 50 x 5 mm dapat dilhat pada gambar 2. Pada penelitian ini menggunakan 2 metode, yaitu pengukuran sudut kontak dan pengukuran arus bocor. Kedua metode tersebut memiliki tahapan penelitian seperti pada gambar 1. Gambar 2. Dimensi Sampel Uji [7]

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 310 Tabel 2. Jumlah Sampel Pada Kontaminan NH4Cl Komposisi Bahan Pengisi (%) Variasi Perlakuan Sinar UV 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam Jumlah 20 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 10 buah 30 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 10 buah 40 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 10 buah TOTAL 30 buah Tabel 3. Jumlah Sampel Pada Kontaminan Air Hujan Komposisi Bahan Pengisi (%) 0 jam Variasi Perlakuan Sinar UV 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam Jumlah 20 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 10 buah 30 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 10 buah 40 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 10 buah TOTAL 2.3. Penyinaran Sinar Ultraviolet 30 buah Pengukuran dilakukan pada gambar 3 dengan memberi lima variasi perlakuan penyinaran dari 0 jam hingga 96 jam dengan rentang perbedaan waktu 24 jam. Percepatan penuaan dilakukan di laboratorium berdasarkan Standart IEC 1109:1992. Terdiri dari kotak kayu dan lampu TL ultraviolet. Gambar 4. Rangkaian Pengukuran Sudut Kontak[8] 2.5. Pengukuran Arus Bocor Pengukuran arus bocor menggunakan metode Incline- Plane Tracking (IPT) berdasarkan standart IEC 587:1984. Rangkaian pengukuran ditunjukkan pada gambar 5. Pada pengukuran digunakan metode tegangan tetap dengan kondisi basah. Pengamatan arus bocor menggunakan bantuan osiloskop untuk merekam gelombang arusnya. Piranti pengamanan dan perlindungan osiloskop untuk membatasi tegangan yang tinggi dengan memasang rangkaian pembagi tengan yang ditunjukkan pada gambar 6. Gambar 5. Rangkaian Pengukuran Arus Bocor[3] Gambar 3. Kotak Penyinaran UV[8,9] 2.4. Pengukuran Sudut Kontak Pengukuran sudut kontak ditunjukkan pada gambar 4. Pengukuran dilakukan dengan meneteskan air polutan 50 µl pada permukaan isolator, menyalakan lampu 60 W untuk pencahayaan tidak langsung, pengambilan gambar menggunakan kamera. Pengukuran sudut kontak dilakukan dengan bantuan software Corel Draw. Nilai sudut kontak didapatkan dari nilai rata-rata sudut kanan dan kiri tetesan air dengan pengambilan tetesan pada masing-masing sampel uji, dengan rumus: (1) (2) Gambar 6. Rangkaian Pembagi Tegangan Resistif Pengukuran dilakukan dengan pembatasan terjadinya penjejakan permukaan sejauh 25 mm dari elektroda bawah atau dengan maksimal waktu pengukuran 1 jam. 3. Hasil dan Analisa 3.1. Pengukuran Sudut Kontak Besar sudut kontak permukaan bahan terhadap tetesan cairan diolah dengan bantuan Software Corel Draw X7 pada gambar 7 untuk mendapatkan sudut kontak pada sisi kanan dan sisi kiri sampel uji yang diukur. Penetesan dilakukan 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata sudutnya.

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 311 (a) Tetesan 1 (b) Tetesan 2 Gambar 8. Grafik perbandingan sudut kontak RTV22 variasi kontaminan (c) Tetesan 3 Gambar 7. Pengukuran Sudut Kontak RTV22 penyinaran UV 24 jam sampel 1 kontaminan NH4Cl Perbandingan sudut kontak RTV22 pada gambar 8, menunjukkan penggunaan variasi kontaminan tidak mempengaruhi nilai sudut kontaknya. Namun pengaruh penyinaran sinar ultraviolet akan menurunkan nilai sudut kontak yang menunjukkan adanya kerusakan permukaan pada sampel isolator Perhitungan rata-rata sudut kontak dengan rumus 1 dan 2: Tetesan 1 - Sudut kontak kiri = 64.81 - Sudut kontak kanan = 64.09 - Rata-rata sudut kontak = Tetesan 2 - Sudut kontak kiri = 63.35 - Sudut kontak kanan = 64.13 - Rata-rata sudut kontak = Tetesan 3 - Sudut kontak kiri = 60.51 - Sudut kontak kanan = 63.22 - Rata-rata sudut kontak = Rata-rata sudut kontak = Dengan cara yang sama dilakukan pengukuran pada kontaminan NH 4 Cl dan Air Hujan. Didapatkan nilai pada tabel 4. Gambar 9. Grafik perbandingan sudut kontak RTV23 variasi kontaminan Perbandingan sudut kontak RTV23 pada gambar 9, menunjukkan penggunaan variasi kontaminan tidak mempengaruhi nilai sudut kontaknya. Namun pengaruh penyinaran sinar ultraviolet akan menurunkan nilai sudut kontak yang menunjukkan adanya kerusakan permukaan pada sampel isolator Tabel 4. Hasil Pengukuran Sudut Kontak Lama UV (Jam) 0 24 48 72 96 Sudut Kontak NH4Cl Sudut Kontak Air Hujan Sampel RTV2 RTV2 RTV2 RTV2 RTV2 RTV2 2 3 4 2 3 4 θ ( ) θ ( ) θ ( ) θ ( ) θ ( ) θ ( ) 1 66 69 54 64 69 71 2 66 68 58 62 69 68 1 63 62 39 62 61 65 2 63 55 50 55 67 54 1 28 43 14 17 42 26 2 14 34 24 25 32 15 1 19 17 32 15 18 25 2 22 18 22 31 23 24 1 36 16 17 19 21 15 2 17 13 21 20 14 18 Gambar 10. Grafik perbandingan sudut kontak RTV24 variasi kontaminan Perbandingan sudut kontak RTV24 pada gambar 10, menunjukkan penggunaan variasi kontaminan tidak mempengaruhi nilai sudut kontaknya. Namun pengaruh

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 312 penyinaran sinar ultraviolet akan menurunkan nilai sudut kontak yang menunjukkan adanya kerusakan permukaan pada sampel isolator 3.1.1. Perbandingan Rata-rata Sudut Kontak terhadap Lama Penyinaran Ultraviolet Dengan asumsi bahwa kontaminan yang berbeda tidak mempengaruhi nilai sudut kontak permukaan maka dapat diambil nilai rata-rata sudut kontak tiap komposisi ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5. Rata-rata Sudut Kontak Tiap Komposisi Lama Penyinaran UV (jam) Variasi Komposisi 0 24 48 72 96 θ ( ) θ ( ) θ ( ) θ ( ) θ ( ) NH4Cl 66 63 21 20 26 RTV22 Air Hujan 63 58 21 23 20 Rata-rata 65 61 21 22 23 NH4Cl 68 58 39 18 15 RTV23 Air Hujan 69 64 37 20 18 Rata-rata 69 61 38 19 16 NH4Cl 56 44 19 27 19 RTV24 Air Hujan 70 59 21 24 16 Rata-rata 63 52 20 26 18 sama oleh R. Portillo (2012) ditunjukkan pada gambar 12. Hal ini disebabkan karena isolator akan menyerap ultraviolet sehingga ikatan karbon pada permukaan isolator akan putus sehingga terjadi perubahan sifat permukaan karena terjadi proses pemanasan dan oksidasi sehingga permukaan isolator semakin mengalami kerusakan. 3.2. Pengukuran Arus Bocor Hasil pengukuran berupa gelombang arus bocor dengan kontaminan NH 4 Cl ditunjukkan pada gambar 13. Data hasil pengukuran arus bocor dengan kontaminan NH4Cl dan air hujan ditunjukkan pada tabel 6. Gelombang arus bocor sinus hasil pengukuran menunjukkan adanya arus bocor yang mengalir pada permukaan isolator sehingga terjadinya kenaikan suhu pada permukaan yang menunjukkan partikel silika mengalami pembakaran[11]. Gambar 13. Gelombang pengukuran arus bocor Tabel 6. Hasil Pengukuran Arus Bocor Gambar 11. Grafik perbandingan sudut kontak terhadap pengaruh lama penyinaran ultraviolet Lama UV (jam) 0 24 48 72 96 Sampel Kontaminan NH4Cl Arus Lucutan (ma) Arus Puncak (ma) Kontaminan Air Hujan Arus Arus Lucutan Puncak (ma) (ma) RTV22 5.136 15.666 1.284 1.284 RTV23 4.109 15.921 1.541 3.082 RTV24 5.906 15.921 1.541 3.595 RTV22 5.649 16.178 3.338 4.109 RTV23 5.393 15.921 2.825 4.109 RTV24 6.677 16.178 4.879 7.704 RTV22 7.960 16.691 3.852 6.934 RTV23 6.420 16.178 4.109 4.879 RTV24 9.758 16.435 5.393 8.474 RTV22 12.069 17.205 4.109 4.879 RTV23 10.528 17.205 4.366 6.420 RTV24 10.528 16.435 4.366 7.447 RTV22 12.069 16.948 10.015 12.840 RTV23 10.529 16.948 4.366 5.904 RTV24 11.556 17.460 8.132 10.272 3.2.1. Pengaruh Lama Waktu Penyinaran Ultraviolet Gambar 12. Grafik rata-rata sudut kontak terhadap pengaruh lama penyinaran ultraviolet[10] Berdasarkan data pada tabel 6 dapat dibuat perbandingan lama penyinaran ultraviolet pada sampel isolator, ditunjukkan pada gambar 14 dan gambar 15. Berdasarkan gambar 11 diketahui bahwa lama penyinaran ultraviolet dapat memperkecil nilai sudut kontak permukaan pada seluruh komposisi. Hasil penelitian yang

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 313 mengalami kenaikan arus yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan RTV22 dan RTV24. Kenaikan nilai rata-rata arus bocor lucutan awal dan arus puncak yang tidak linear disebabkan akibat isolator yang digunakan tidak homogen, dimana masih terdapat gelembung udara yang jumlahnya berbeda-beda tiap sampel sehingga hasil pengukuran tiap sampel mengalami perbedaan. Hasil pengukuran serupa pada gambar 16 juga dilakukan oleh Tumiran (2012), dimana semakin lama penyinaran ultraviolet maka akan menyebabkan rata-rata arus bocornya akan semakin meningkat. Gambar 14. Grafik rata-rata arus bocor lucutan awal terhadap lama penyinaran ultraviolet Gambar 16. Grafik rata-rata arus bocor terhadap lama penyinaran ultraviolet[12] Kenaikan rata-rata arus bocor lucutan awal dan arus puncak disebabkan karena saat isolator terkena sinar ultraviolet maka akan terjadi proses penyerapan radiasi yang dapat menyebabkan pemutusan ikatan kovalen pada permukaan isolator sehingga dapat terjadi oksidasi yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia pada isolator sehingga mempengaruhi karakteristik isolator. Gambar 15. Grafik rata-rata arus puncak terhadap lama penyinaran ultraviolet Hasil penelitian menunjukkan semakin lama penyinaran ultraviolet maka akan semakin besar arus bocor lucutan awal. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 14, semakin lama penyinaran ultraviolet maka nilai arus lucutan awalnya akan semakin tinggi. Penggunaan kontaminan yang berbeda juga mempengaruhi nilai rata-rata arus bocor lucutan awal, pada kontaminan NH4Cl dengan konduktivitas lebih tinggi dari air hujan mengalami arus lucutan yang lebih tinggi. Dengan variasi komposisi yang digunakan dapat terlihat pada RTV23 nilai rata-rata arus bocor lucutan pertama mengalami kenaikan yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan RTV22 dan RTV24. Berdasarkan nilai arus puncak hasil pengukuran pada gambar 15 ditunjukkan bahwa semakin lama penyinaran ultraviolet maka nilai arus puncaknya juga semakin tinggi, penggunaan kontaminan yang berbeda juga menunjukkan kenaikan arus, pada kontaminan NH4Cl nilai arus puncaknya lebih tinggi dari hasil pengukuran kontaminan air hujan. Dengan variasi komposisi yang digunakan terlihat nilai rata-rata arus puncak pada RTV23 3.2.2. Pengaruh Kontaminan Berbeda Berdasarkan data hasil pengukuran pada tabel 6 dapat dibuat perbandingan konduktivitas terhadap arus bocor hasil pengukuran ditunjukkan pada gambar 17 dan gambar 18. Sampel yang digunakan adalah sampel dengan penyinaran 96 jam untuk setiap komposisi dengan asumsi kerusakan tertinggi pada permukaan isolator pada penelitian ini. Gambar 17. Grafik arus lucutan awal dengan variasi kontaminan

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 314 Gambar 18. Grafik arus puncak dengan variasi kontaminan Grafik menunjukkan semakin tinggi nilai konduktivitas kontaminan yang digunakan maka akan semakin tinggi pula nilai arus puncak dan arus lucutan awal. Terlihat bahwa kontaminan NH 4 Cl memiliki nillai arus puncak dan arus lucutan awal yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontaminan air hujan. Hasil penelitian yang sama juga ditunjukkan oleh Mustamin (2010), ditunjukkan pada gambar 19. Semakin tinggi nalai konduktivitas yang digunakan akan semakin tinggi pula arus bocornya. kerusakan yang semakin parah ditunjukkan dengan nilai sudut kontak permukaan isolator yang semakin berkurang. Penyinaran ultraviolet juga meyebabkan kualitas permukaan isolator semakin buruk, dimana dengan penyinaran yang semakin lama maka besar ratarata arus bocor lucutan awal dan arus puncak pada permukaan isolator akan semakin tinggi. Semakin tingginya arus pada permukaan isolator akan menyebababkan semakin tinggi suhu pada permukaan isolator saat dilakukan pengukuran sehingga semakin mudah terjadinya penjejakan. Dengan kontaminan yang berbeda digunakan kontaminan NH 4 Cl dan air hujan menunjukkan semakin tinggi konduktivitas kontaminan yang digunakan maka semakin tinggi rata-rata arus bocor lucutan awal dan arus puncak. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan bahwa komposisi pengisi fly ash yang digunakan paling optimal pada RTV23 dibandingkan dengan RTV22 dan RTV24. Pada pembuatan sampel uji perlu dicari cara untuk meminimalisir adanya gelembung udara pada isolator dan agar sampel yang diuji homogen. Penuaan dipercepat pengaruh suhu dan kelembaban sebaiknya juga distabilkan agar lebih mensimulasikan kondisi penuaan alami. Pengukuran dengan kontaminan alami seperti air hujan sebaiknya diturunkan nilai ph nya agar kandungan logam pada kontaminan tidak berkurang hingga 6 bulan. Referensi Gambar 19. Grafik arus bocor terhadap konduktivitas [13] Semakin tinggi nilai konduktivitas kontaminan yang digunakan maka semakin tinggi pula arus bocornya. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konduktivitas kontaminan maka kemampuan hantar listrik juga akan semakin besar, ketika terdapat air kontaminan yang mengalir pada permukaan dan menghubungkan antara elektroda atas dan bawah maka air menjadi jembatan untuk listrik mengalir. Semakin tinggi arus bocor maka akan terjadi pemanasan pada permukaan, terjadi penguapan air sehingga meninggalkan bekas aliran kontaminan mengering yang dapat menyebabkan terjadinya busur api. 4. Kesimpulan Pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap sampel uji bahan resin epoksi dengan campuran silicone rubber dan fly ash menggunakan kontaminan NH 4 Cl dan air hujan dengan penuaan dipercepat didalam lab. Hasil penelitian menunjukkan dengan semakin lama penyinaran ultraviolet maka permukaan isolator akan mengalami [1]. Tobing, Bonggas L. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2003. [2]. A. Arismunandar. Teknik Tegangan Tinggi, 4th ed. Jakarta: Pradnya Paramita. 1978. [3]. A. Syakur, H. Berahim. Experimental Investigation on Electrical Tracking of Epoxy Resin Compound with Silicone Rubber. High Voltage Engineering. 2011; 37(11): 2780-2785. [4]. E.A. Cherney, R.S. Gorur. RTV Silicone Rubber Coatings for Outdoor Insulators. IEEE Transactions on Power Electronics. 1999; 6(5). [5]. Tumiran, A. Jaya. Accelerated Aging Effecr on Epoxypolysiloxane-Rice Husk Ash Polymeric Insulator Material. TELKOMNIKA. 2012; 10(4): 299-611. [6]. S. Manjang, R.P. Putera. Electical and Mechanical Properties of Fly Ash Filled Silicone Rubber for High Voltage Insulator. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences. 2015; 10(7). [7]. BS 5604:1986, IEC 587:1984. Methods for Evaluating Resistance to Tracking and Erosion of Electrical Insulating Materials Used Under Severe Ambient Conditions. British Standards Institution (BSI); 1999. [8]. H. Berahim. Metodologi Untuk Mengkaji Kinerja Isolasi Polimer Resin Epoksi Silane Sebagai Material Isolator Tegangan Tinggi di Daerah Tropis. Disertasi Univ. Gadjah Mada. Yogyakarta; 2005. [9]. Hermawan, A. Syakur. The surface leakage currents analysis of epoxy resin-silane with silica sand filler insulators in the artificial ageing conditions. 22nd Power Engineering Conference (AUPEC). Bali. 2012.

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 315 [10]. R. Portillo, V.M.S. del Moral. Measuring and Analysis of the Acid Rain Effect on EPDM Insulators. International Journal of Innovative Research in Science. 2012; 1(1). [11]. F. Guastavino, A.S. Thelakkadan. Electrical Tracking in Cycloaliphatic Epoxy Based Nanostructured Composites. IEEE Conference Electrical Insulation and Dielectric Phenomena. Virginia. 2009. [12]. Tumiran, A. Jaya. Accelerated Aging Effect on Epoxypolysiloxane-Rice Husk Ash Polymeric Insulator Material. TELKOMNIKA. 2012; 10(4): 655-666. [13]. Mustamin, S. Manjang. Karakteristik Isolator Polimer Tegangan Tinggi di Bawah Penuaan Tekanan Iklim Tropis Buatan yang Dipercepat. Media Elektrik. 2010; 5(2).