COMPTON SUPRESI UNTUK mentifikasi RADIONUKLmA DALAM SAMPEL LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN VALIDASI METODE SPEKTROMETRI GAMMA SUPRESI COMPTON DENGAN STANDAR SRM LINGKUNGAN

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SRM LINGKUNGAN PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. H. M u ryono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

dn dt dengan N II> (E,t) 0"

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO

ISSN PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS GAMMA, BETA DAN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA DALAM SEDIMEN DAN AIR SUNGAI

EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR

PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

216 ISSN IDENTIFIKASI KALSIUM BATU GINJAL YANG TERLARUT OLEB EKSTRAK BENALU PETE DENGAN METODA ANALISA PENGAKTIFAN NEUTRON (APN) :

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

EVALUASI RADIOAKTIVITAS GROSS BETA DAN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA DALAM BUAH-BUAHAN IMPOR DAN LOKAL

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

ISSN PERHITUNGAN HARGA BUILD UP FAKTOR BETON NORMAL, BETON BARIT, BETON TERAK TANUR TINGGI SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR Y

PENGARUH JUMLAH KANAL MCA PADA DETERMINASI SUMBER ALPHA ( 242 PU DAN

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

Peak to Total Ratio Pada Analisis Aktivasi Neutron dengan Metode ko

ANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF)

KEBERADAAN LOGAM-LOGAM BERAT Ph, Cd, Fe, DAN Co DALAM CUPLIKAN RAMBUT KEP ALA PEGA W AI POM BENSIN DI DAERAH ISTIMEW A YOGY AKART A

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROSKOPI XRF DENGAN DETEKTOR SEMIKODUKTOR Cd Te

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN Syarip ABSTRAK ABSTRACT

PENGUKURAN DAN ffientifikasi RADIOAKTIVITAS a, fj, y DALAM CUPLIKAN AIR LAUT, SEDIMEN, KERANG HIJAU, IKAN YANG BERASAL DARI PANTAI KENJERAN SURABA Y A

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN ISSN Suratman dad Agus Sulistyono Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta.

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

PENENTUAN KADAR N, P, K DALAM KOMPOS KACANG- KACANGAN DENGAN METODE AKTIV ASI NEUTRON CEPAT 14 MeV

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS TANAH DENGAN SPEKTROMETER GAMMA IN-SITU TERKOLIMASI

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS

ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA

Penentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium

PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO

Penentuan karakteristik cacahan pada counter dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 60 Co dan 137 Cs

KAJIAN KADAR UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE AAN

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

PRIMA Volume 3, Nomor 6, November 2006 ISSN

Perbandingan Mode Live Time Clock (LTC) dan Zero Dead Time (ZDT) pada Pengukuran Radioaktivitas Umur Paruh Pendek

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU

PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE ANALISIS PENGAKTIFAN NEUTRON

FISIKA ATOM & RADIASI

ADD ON CARD MULTICHANNEL ANALYZER MENGGUNAKAN ADC CANBERRA ND 581 ABSRACT ABSTRAK PENDAHULUAN DASAR TEORI. 1. Slot ekspansi. Setyadi WS, dkk.

PENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN METODA PENGUKURAN DUAL LABEL ABSTRACT

BAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli

APLIKASI I PENGAKTIF NEUTRON CEPAT UNTUK PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR N, P DAN K DI DALAM SLUDGE!

RANCANG BANGUN PENGANALISIS KANAL TUNGGAL. Herry Mugirahardjo dan Eddy Santoso

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

KAJIAN METODA EFISIENSI PREP ARASI SAMPEL UNTUK PENGUKURAN GROS-ALFA DALAM AIR

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34

VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA

EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT Fe, CD, Cr, Ph, DAN Zn DALAM KERANG, UDANG, DAN IKAN DENGAN SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

PENAFSIRAN NILAI KETIDAKPASTIAN ANALISIS Fe, Ca, Zr, Ba, La, Ti DAN Ce DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN METODA XRF

BAB II RADIASI PENGION

EFISIENSI DETEKTOR HPGe UNTUK SAMPEL AIR DALAM VARIASI VOLUME MARINELLI

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

Validasi ETNA (Efficiency Transfer for Nuclide Activity measurement) untuk Analisis Sampel Radioaktivitas Lingkungan dengan Spektrometri Gamma

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

KONTROL KINERJA SPEKTROMETER GAMMA MENGGUNAKAN METODE QUALITY CONTROL CHART

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA KULIAH SPEKTOSKOPI 1. ANALISA UJI XRF (X-ray fluorescence spectrometry) PADA SAMPEL BAHAN AIR METAL (59)

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PEMBUATAN SUMBER EKSITASI Am-241 UNTUK PEM8EF~DAYAAN INSTRUMENT X-RAY FLUORESCENT. Teddy Sumantry

UJI INTEGRITAS KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN METODE UJI CICIP PANAS

220 ISSN RANCANGBANGUN SISTEM OTOMATISASI PENCACAH SAMPEL RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN.

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

MET ODE APN UNTUK PENENTUAN LOGAM BERAT DI DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI SEMARANG

RADIOAKTIVITAS 13 I 'Y DAN KANDUNGAN Ca, Fe, Mn, Mg SERTA Na PADA MATA AIR DI DAERAH BERKAPUR KABUP A TEN PONOROGO JA W A TIMUR

KALIBRASI EFISIENSI FOTOLISTRIK UNTUK MA TRIKS CUPLIKAN LINGKUNGAN

PENENTUAN AKTIVITAS 60 CO DAN 137 CS PADA SAMPEL UNKNOWN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR HPGe

Transkripsi:

~1/ 202 ISSN 0216-3128 M. Yazid, dkk. OPTIMASI SPEKTROMETER GAMMA -. DENGAN SISTEM COMPTON SUPRESI UNTUK mentifikasi RADIONUKLmA DALAM SAMPEL LINGKUNGAN M. Yazid, Sudarti S., Aris Bastianudin dad E. Supriyatni Puslitbang Teknologi Maju Batan, Yogyakarta. ABSTRAK, 5i1b OPTIMASI SPEKTROMETER GAMMA DENGAN SISTEM COMPTON SUPRES'I UNTUK IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA DALAM SAMPEL L/NGKUNGAN. Optimasi peralatan ini dilakukan dengan tujuan menentukan kondisi yang paling optimum pencacahan sampellingkungan sehingga pemakaian peralatan ini menjadi lebih efektif don efisien. Dalam sistem spektrometri gamma ini digunakan HPGe sebagai detektor utama don NaIrrl) sebagai detektor "guard" yang berfungsi sebagai perisai aktif Kedua detektor terse but dirangkai secara antikainsidensi elektronik untuk dapat menekan cacah latar yang berasal dari hamburan compton maupun radiasi kosmis menjadi serendah mungkin. Telah dipelajari metode pengukuran don perhitungan efisiensi puncak energi maksimum sebagai fungsi tenaga. Efisiensi don ralat pengukuran yang diperoleh digunakan untuk menentukan kondisi optimum dari ketebalan sampel. lama waktu pencacahan don jarak cuplikan dari detektor. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa kandisi optimum ketebalan sam pel 3 cm, lama waktu pencacahan 70 jam don jarak cuplikan 5,5 cm dari detektor NaIrrl). Pemakaian spektrometer gamma dengan mode supresi don normal secara bersama-samakan memberikan hasil yang lebih sempurna ABSTRACT THE OPTlMATION OF THE GAMMA SPECTROMETER WITH COMPTON SUPPRFliION SY~EM FOR RADIONUCLIDE.IDENTIFICATION IN THE ENVIRONMENTAL SAMPLE. The objectives of this instrument optimation is to determine the most optimum condition of the environmental sample counting, so the used of the instrument become more effective and efficient. In this gamma spectrometer system, the HPGe was used for the main detector and the Nalrrl) for the guard detector as an active shield function. Both detector were connected by electronic anticoincidence system to suppress the background count that come from the co~rlpton scattering and cosmic radiation to be as low as possible. The measurement method and the maximum energy peak calculation efficiency as like the efficiency function has been learned. The efficiency and measurement error were used for determination of the optimum condition of the sample thickness. counting time and the sample distance to the detector. From the experiment it can be concluded that the optimum condition of the sample thickness is 3 cm, the counting time is 48 hours and the distance of the sample is 5.5 cm from the Nalrrl) detector. The application of the gamma spectrometer on the suppression mode and normal mode simultaniously will give complete data result. PENDAHULUAN P emantauan radioaktivitas lingkungan sangat penting artinya baik bagi masyarakat maupun penguasa instalasi nuklir itu sendiri, karena kegiatan ini dimaksudkan untuk mengurangi kekhawatiran akan terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh beroperasinya suatu instalasi nuklir serta penggunaan tenaga nuklir dalam berbagai bidang. Radioaktivitas sampel lingkungan pada umumnya memiliki aktivitas yang sangat rendah dan hampir tidak berbeda dengan radioaktivitas alamiah, maka besar kemungkinannya akan dijumpai kesulitan di dalam interpretasi data yang diperoleh. Oleh karena itu, dalam pengukuran sampellingkungan tersebut diperlukan teknik yang spesiflk baik dalam preparasi cuplikan, alat cacah yang digunakan serta metode pencacahannya maupun faktor-faktor koreksi pengukuran yang diperlukan.(i) Peralatan spektrometri gamma dengan sistem supresi compton dirancang khusus untuk pengukuran radioaktivitas yang sangat rendah dengan men~aii cacah latar serendah mungkin, agar cacah sampel tidak tenggelam di dalam cacah latar tersebut. Dengan menggunakan sistem ini diharapkan dapat menekan bagian compton sehingga puncak-puncak fotolistrik dari cuplikan dapat muncul dad akhimya kemampuan deteksi peralatan tersebut dapat meningkat(2) Spektrometri gamma ini menggunakan HPGe sebagai detektor utama serta NaI(TI) yang dapat melingkupi detektor tersebut. Kedua detektor Prosldlng Perte,muan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7.8 Agustus 2001

M. Yazid, dkk. ISSN 0216-3128 203 tersebut disusun secara antikoinsidensi elektronik diharapkan bagian compton dapat ditekan, begitu pula radiasi yang berasal dari sinar kosmis dapat dihilangkan dengan adanya perisai aktif detektor NaI(TI) tersebuto (I) Skema peralatan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 10 Gambar 1. Skema spektrometer gamma dengan sistem supresi compton Optimasi peralatan ini bertujuan untuk mencari kondisi yang paling optimum dalam pencacahan sampel lingkungan sehingga diharapkan pekerjaan ini dapat menjadi lebih berdayaguna dan berhasilguqa serta sesuai dengan kinerja yang diharapkan. Mekanisme fisis yang terjadi pada pencacahan menggunakan peralatan ini sebagai berikut : apabila cuplikan ditempatkan diantara 2 detektor maka akan memancarkan radiasi gamma ke segala arah (4 1t) yang akan berinteraksi dengan detektor HPGe maupun NaT(TI). Interaksi radiasi gamma dengan detektor HPGe akan terjadi efek fotolistrik sehingga dihasilkan keluaran pulsa yang akan tercatat langsung di MCA. Pada efek fotolistrik ini seluruh energi radiasi gamma akan terserap semuanya oleh materi detektor HPGe. Sedangkan radiasi gamma yang mengenai detektor NaI(TI) juga menyebabkan terjadinya efek fotolistrik, namun keluaran pulsa dari detektor tersebut tidak akan tercatat oleh MCA. Hal ini disebabkan karena pulsa tersebut akan melalui gerbang anti-koinsiden yang hanya dapat meneruskan pulsa-pulsa yang datang secara tidak bersamaan(j) TATA KERJA Bahan dad Peralatan yang digunakan I. Cuplikan Standard SRM-IAEA-326 2. Gas nitrogen 3. Nitrogen cair 4. Wadah cuplikan dari polietilen 5. Timbangan analitik -. 6. Spektrometri gamma dengan sistem supresi compton Metode Kerja I. Persiapan peralatan spektrometri gamma dengan sistem supresi compton diatur pada kondisi operasi awal. 2. Oilakukan kalibrasi energi dengan menggunakan sumber standard Eu-132 3. Oilakukan pencacahan cuplikan standar SRM- IAEA-326 dengan variasi waktu, jarak dari detektor dan ketebalan cuplikan. HASIL DAN PEMBAHASAr.c Hasil pencacahan cuplikan SRM-IAEA-326 dengan variasi waktu disajikan pada Tabel 1. Jika dilihat basil perhitungan efisiensi -sebagai fungsi tenaga pada variasi waktu pencacaban, maka pencacahan 7,5 jam menghasilkan efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain, tetapi temyata ralat efisiensinya juga relatif besar. Sedangkan kecenderungan ralat yang besar dalam pencacahan akan menyebabkan data kurang akurat. Adapun ralat relatif efisiensi tergantung dari ralat relatif area atau cacah bersih. Jika dilihat dari data pengukuran untuk waktu pencacahan yang bervariasi, temyata semakin lama waktu pencacahan maka ralat area semakin kecil, sehingga ketelitian pengukuran akan semakin besar dengan bertambahnya waktu pencacahan. Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa untuk variasi jarak temyata dihasilkan harga efisiensi yang hampir sarna, namun untuk menambah puncak-puncak fotolistrik yang sangat berguna di dalam analisa kulalitatif maka detektor HPGe clan cuplikan lingkungannya sebaiknya ditempatkan pacta kedalarnan yang maksimal, karena berdasarkan teori hamburan compton, sudut hamburan sinar gamma berkisar antara 0-1800, maka untuk mengantisipasi agar gamma terhambur dari detektor HPGe dapat berinteraksi dengan detektor Nal(TI), maka detektor HPGe ditempatkan pacta kedalaman tersebut, sehingga didapatkan hasil pengukuran yang optimum. Proslding Pert.emuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM.BATAN Yogyakarta. 7-8 Agustus 2001

1 Io-;T638~ 0,1638: 0,1 204 ISSN 0216-3128 M. Yazid,dkk. Tabell. Has;!pencacahandenganvar;as;waktupencacahan RADIO NUKLmA TENAGA Pb-211 (KeV) 238,62 EFISIENSI(%) I 24JAM 7,5JAM JAM 36 JAM 48 JAM 0,0408:1:14,3 0,0127 % 10,0 0,0085 % 8,8 0,00064 % 7,5 0,0916:1:27,4 0,0290 % 18,2 0,0193 % 13,2 0,0145 % 13,9 0,0590 % 21,2 0,0394% 17,3 0,0290 % 13,5I I 295,22 338,70 351,97 0,0489:i: 16,8 0,0153 % 10,4 0,0101 % 8,8 0,0076 % 8,0 510,72 0,0786:i: 23,7 0,0243 % 15,4 0,0163 % 13,7 0,0010 % 10,4, 583,14 0,0206:i:20,8 609,30 0,0402:i:39,1 0,0063 % 15,9 i 0,0043:r. 12,5 i 0,0032% 11,6, 0,0088 % 21,7 i 0,0~67 % 13,3, 0,0129%27,9 Cs-137 661,62 1 ;1546* 11,5 0,0207:i:6,2 0,0065 % 5,6 i 0,0032 0,0043 % 5,5 % 5,4 Bi-212 727,17 795,00 860,00 911,20 964,40 1120,40 Ri-214 1378,00 K-40 1460,75 1488,30 Bi-212 1620,00 0,1847 % 34,4 Bi.214 1764,00 ~ O,1652:!: 41,8 I 0,1263 % 21,9 0,0848 % 29,5 0,0561 % 17,3 0,0421 % 16,4-0,0228 % 58,0 O,0248:i:10,6 0,0166:1:9,0 0,0125 % 8,0 O,0414:i:13,8 0,0274:1:10,5 0,0206 %9,1 O,0397:i:24,1 0,0284* 0,0689 %43,9 0,0799: 17,0 18,7 1.2422:!:14.2 7,5 0,0513 %5,9 0,0342:1:5,7 0,0256 % 5,6 0,1065 % 21,2 O,141~,7 O,2489~,4 0,0206 % 24,1 0,0589 % 33,5 KETERANGAN : Tanda(-) tidakmunculpuncakf~ Tabel2..'fasil pencacahandenganvariasijarak dari detektornai(tl) RADIO TENAGA NUKLmA (KeY) 5,5 Cm 8,5 Clil Pb-212 238,62 0,0408:!:14,3 295,22 0,0916:!:27,4 0,0404% 14,1 I 0,0938 % 32,4 338,70 0,1898 %38,3 351,97 510,72 0,480:i: 16,8 0,0786 :i: 23,7 0,0482 % 15,6 Tl-208 583,14 0,0206 :i: 20,8 0,0203 % 17,8 0,0407:i: 39,1 0,0207 :i: 6,2 0,0416 % 15,6 0,0782 %20,4 609,30 Cs-137 661,62 Bi-212 727,12 911,20 964,40 0,1301 %31,3 1120,40 0,1208 %37,6 K-40 0,0207 %6,2 0,2675 %30,3 O,0799:i: 17,0 I 1460,75 7,5 KETERANGAN : Tanda(-) tidak munculpuncakfotolistrik 0,0804 % 13,5 0,1637 %6,6 Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogy.ikarta, 7-8 Agustus 2001,

M. Yazid, dkk. ISSN 0216-3128 205 Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa area atau cacah bersih dati masing-masing tenaga semakin meningkat sesuai dengan tebal cuplikan, sehingga akan mempermudah dalam melakukan identifikasi radionuklidanya. Tetapi kalau dilihat harga efisiensi untuk masing-masing tenaga, untuk ketebalan I cm meiniliki harga efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan lainnya, hal ini disebabkan karena adanya faktor absorbsi diri (self absorb/ion) dati cuplikan tersebut. Namun dati basil perhitungan temyata untuk ketebalan 3 cm akan memberikan basil pengukuran yang lebih baik dalam arti mempunyai area lebih besar dad ralat Terata yang lebih kccil. Perbandingan spektrum pencacahan sampel menggunakan spektrornetri gamma dengan sistem supresi compton (mode supresi) dad tanpa sistem itu (mode normal) disajikan pada Gambar 2, sedangkan data basil pencacahannya disajikan pada Tabel 4 dan 5. Gambar 2. Perbandingan spektrum pencacahan dengan supresi compton don normal Dari pengamatan clan analisa data pengukuran radioaktivitas menggunakan spektrometer gamma tersebut, dijumpai fenomena '. menarik dimana pada tingkat energi gamma sebesar 511 Ke V _untuk mode normal (non supresi) diperoleh luas puncak kanal yang cukup besar, tetapi pada mode supresi puncak energi 511 KeV tersebut tidak muncul atau muncul pada sebagian kecil sampel saja dengan luas puncak yang relatif kecll, hal ini kemungkman disebabkan karena pada tenaga E > 1,022 MeV kemungkinan terjadi efek produksi pasangan sehingga terjadi proses anihilasi yaitu bergabungnya positron hasil produksi pasangan dengan elektron yang ada di sekitarnya. Massa positron dan elektron akan berubah menjadi 2 foton y dengan energi sebesar 511 KeV yang dipancarkan dengan arah yang berlawanan. (4) Dilihat dari jarak detektor HPGe dengan sampel yang sangat dekat, kemungkinan kedua foton y anihilasi terserap semua clan berinteraksi dengan detektor. Kemungkinan lain yaitu karena adanya radionuklida pemancar gamma dengan energi sebesar 511 KeV seperti Rn-222, Ti-208, Pa-234, Na-22, Ru-l06, Cu-64, Zn-65,..Co-58, Zr- 89 dan lain-lain. Selain itu, spektrum yang terbentuk pada model normal dengan puncak 511 KeV muncul pada --s-einua sampel dengan luas puncak yang besar, sedangkan pacta mode supresi puncak dengan tenaga tersebut hilang atau tidak terdeteksi. Hal ini memperkuat dugaan bahwa puncak energi tersebut berasal dari proses anihilasi yang akhimya tersupresi sehingga tidak muncul. Dari perbandingan energi dan luas puncak spektrum model normal dan supresi diketahui bahwa pada jangkauan energi < 1200 KeV sistem compton supresi ini akan menekan foton y yang Prosidlng PertEtmUan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7-8 Agustus 2001

206 ISSN 0216-3128 AI: Yazid, dkk. berinteraksi dengan materi detektor sehingga akan mengurangi puncak yang muncul. Tetapi pacta energi> 1200 KeV sistem ini akan menambah luas puncak yang acta dan memunculkan puncakpuncak energi baru yang tidak dijumpai pacta model normal. Tabel 5. Pencacahan dengan menggunakan model supresi compton Prosldlng Pertelmuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7.8 Agustus 2001

M. Yazid, dkk. ISSN 0216-3128 207 Berdasarkan beberapa hal tersebut maka dapat diketahui beberapa kelebihan sistem supresi comptom ini yaitu mampu mendeteksi radiasi gamma pada daerah energi yang lebih besar serta dapat menseleksi foton y yang berasal dari radionuklida clan proses produksi pasangan, selain itu pada daerah energi di atas 1200 KeV mampu memunculkan puncak spektrum yang berintensitas lemah. Adapun beberapa kekurangan dari sistem ini antara lain pada jangkauan energi < 1200 KeV dimana sebagian energi y terdeteksi justru akan menekan pemunculan puncak spektrum yang dihasilkan, sehingga akan mengurangi luas puncak yang muncul. Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas, maka pemakaian spektrometer y dengan model normal clan model supresi secara bersama-sama dalam analisa radioaktivitas lingkungan akan diperoleh hasil yang lebih baik. Adanya pemunculan puncak-puncak energi baru pada model supresi akan membantu untuk analisa kualitatatif atau identiflkasi radionuklida Sedangkan untuk analisa kuantitatif penambahan luas puncak clan pemunculan puncak baru akan sangat ueiguna ~ dalam penentuan tingkat radioaktivitas sampet. KESIMPULAN 1. Hasi! pencacahan dengan ketebalan cuplikan 3 cm diperoleh harga ralat yang lebih kecil dibandingkan dengan lainnya yaitu sebesar 0,0130 ::t: 8,8 %., sedangkan untuk 1 cm sebesar 0,0365 ::t: 11,8 % dad 2 cm sebesar 0,0187::t:ll,I%. 2. Efisiensi pengukuran akan cenderung meningkat mulai dari tenaga 661,62 KeY ke atas, untuk mendapatkan basil pengukuran yang uptimal tidak hanya didasarkan atas efisiensi, tetapi tergantung pula ralatnya. Untuk tenaga 661,62 KeY Cs-137 dengan waktu pencacahan 70 jam didapatkan ralat sebesar 5,4 %, sedangkan untuk 1 jam sebesar II, 5 %..Selain itu, akan menambah puncak fotolistrik sehingga makin ban yak radionuklida yang dapat diidentifikasi. 3. Posisi sampel dan detektor HPGe yang paling optimum dalam sistem ini yaitu pada kedalaman yang maksimum dengan jarak 5,5 cm dari detektor Nal(TI). 4. Pemakaian spektrometri gamma dengan model supresi dan normal secara bersama-sama akan memberikan basil yang lebih sempuma, karena model supresi lebih cocok untuk analisa kualitatif sedangkan model normal untuk analisa kuantitatif. DAFTAR PUSTAKA I. KNOLL,G., Radiation Detection and Measurement, University of Michigan, USA (1989) 2. KUSTIONO, A.S., "Metode Pengukuran Aktivitas Sangat Rendah", Prosiding Lokakarya Kimia dan teknologi Pemurnian Bahan Nuklir, Yogyakarta 24-27 Maret (1982) 3. HOTZL,H and WINKLER,L., " The GSF Anticoincidence Shield Ge(Li) GaJnmma Ray Spektrometer and Its application to the analysis of Environmental Sample", IAEA-SM 252/59 4. ROSBACH..M et al., The Use of Compton Suppression Spektrometers for the Trace Element Studies in the Biological Material, KFA Julich, Germany (1990) TANYAJAWAB Derry Poernomo -Optimasi yang dilakukan pada variabel bebas (waktu, jarak dan tebal) sebaiknya menggunakan metode Qptimasi yang benar, misal optimasi secara Golden Section atau Hoske Jeeves. -Mengapa pemilihan variabel bebas, jarak minimal 5,5 cm dan tebal maksimum 3 cm. M. Yazid.. -Terma kasih alas sarannya dan~kami akan mempelajari metode yang anda tawarkan serta menjajagi kemungkinan dapat digunakannya untuk keperluan ini. -Karenajarak minimal dan ketebalan maksimum tersebut yang hanya dapat dilakukan mengingat posisi detektor utama harus memasuki lubang dari detektor guard. Hadirahman -Oalam pengambilan sampel lingkungan agar dapat dicantumkan sampel apa yang diambil. Apa itu berupa udara, air, tanah dll. -Ketebalan cuplikan 3 cm itu berupa apa? Proslding Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM.BATAN Yogyakarta, 7.8 Agustus 2001

208 ISSN 0216-3128 M. Yazld, dkk. Elizabeth S. -Secara rutin sampe/ingkungan yang diambi/ : air, tanah, tanaman don jatuhan. Semua sampe/ tersebut dibentuk menjadi padatan. -Keteba/an bermacam-macam, tergantung hasi/ preparasi. Isman MT. -Mohon dijelaskan prinsip kerja dati compton supresi dalam pengukuran identiflkasi radionuklida. Elizabeth S. -Radiasi gamma yang berasal dari sampel dicacah oleh detektor HpGe don ditampilkan dalam spektrum energi. Sedangkan detektor NaI(TI) meskipun juga mencacah karena dilewatkan gerbang antikonsidens sehingga hanya yang mempunyai energi yang berbeda dengan yang ditangkap oleh detektor HpGe yang ditampilkan. Kemudian keduanya saling dikurangkan. sehingga diharapkan keluaran dari keduanya hanya dari energi radiasi yang terkait. -Prosldlng Pertemuan dan Presentasillmiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7-8 Agustus 2001