BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK SIMPANAN ARISAN BERKAH DI KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG GABUS

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 38

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

University Press, 2009), hlm Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahim Abdurahim, Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

BAB I PENDAHULUAN. mikro ini tampil dalam bentuk Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Lembaga ini secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan secara cermat, karena upaya peningkatan kualitas jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

IMPLEMENTASI AKAD WADI AH DAN RISIKO OPERASIONAL PADA PRODUK TABUNGAN SIMPANAN SUKARELA LANCAR (SIRELA) DI KJKS BMT AL-HIKMAH MIJEN

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. hlm Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

PENDAHULUAN. di dalamnya mengintrodusir sistem pengelolaan bank berdasarkan konsep

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan masyarakat muslim Indonesia dapat menjalankan kegiatan

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. h M. Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi,Cet. I, Jakarta: Gema Insani Press, 2000,

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

1 Heri Sudarsono, Bank& Lembaga Keuangan Syariah,Yogyakarta:Ekonisi, 2003, 2, h.30.

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. h Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, cet. 4, 2006, h. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.3

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB III GAMBARAN UMUM BMT HARAPAN UMAT PATI. semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat kepada lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

PENERAPAN AKAD WADI AH YAD DHAMANAH PADA PRODUK SIMPANAN MASA DEPAN (SIMAPAN) DI BMT MARHAMAH CABANG KERTEK WONOSOBO

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Ekonomi, 2005, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Cet. III, 2 Ibid. h. 96.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan dimunculkannya sistem perbankan syari ah pada

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menurut ketentuan umum Pasal 1 menyebutkan pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi yang kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip koperasi dan juga sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan pada asas kekeluargaan. Koperasi Jasa Keuangan Syariah disebut dengan KJKS adalah Koperasi yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan dengan konsep bagi hasil. Dalam Pasal 9 juga menjelaskan tentang Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau Unit Jasa Keuangan Syariah yang awalnya melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan sudah mendapat izin perubahan kegiatan usaha menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah,1 dilarang untuk mengubah kegiatan usaha syariahnya menjadi konvensional lagi. 1 Berkaitan dengan penjelasan diatas, salah satu lembaga keuangan syariah yang operasionalnya seperti Koperasi yaitu BMT yang merupakan lembaga keuangan mikro syariah. BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih berfokus pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang 1 Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010, h. 456-463 1

2 non-profit, seperti: zakat, infaq, dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung aktivitas ekonomi masyarakat menengah dengan prinsip syariah. BMT memiliki peran umum yang harus dilakukan yaitu pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan prinsip syariah. Peran tersebut menegaskan mengenai pentingnya prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan perekonomian masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan secara langsung dengan kehidupan masyarakat kecil atau menengah, BMT memiliki tugas penting dalam menjalankan misi keislaman dalam kehidupan masyarakat. 2 Salah satu contoh dari BMT tersebut yaitu KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus yang merupakan lembaga keuangan mikro syari ah yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus) dan menyalurkannya (lending) kepada masyarakat yang membutuhkan berdasarkan prinsip syari ah. KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus memiliki beberapa produk pengimpunan dana dan produk penyaluran atau pembiayaan dana.salah satu produk penghimpunan dana yang terbilang banyak peminatnya adalah produk simpanan Arisan Berkah. Produk simpanan Arisan Berkah di KSPPS BMT 2 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, edisi 4, Yogyakarta: Ekonisia, 2013, h. 107

3 HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus diterapkan dengan menggunakan prinsip Wadi ah, yaitu nasabah sebagai pihak yang memiliki dana (penitip) dan BMT sebagai pihak yang diberi kepercayaan (dititipi) untuk menjaga atau memelihara dana tersebut. BMT bisa memberikan bonus atau hadiah kepada nasabah, akan tetapi bonus tersebut tidak boleh dijanjikan. Berdasarkan hasil penelitian penulis, realita pengaplikasian akad Wadi ah pada produk simpanan Arisan Berkah belum sesuai dengan teori yang ada. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti produk Arisan Berkah dengan mengangkat judul PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK SIMPANAN ARISAN BERKAH DI KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG GABUS. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mekanisme produk simpanan Arisan Berkah di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus? 2. Bagaimana penerapan akad Wadi ah pada produk simpanan Arisan Berkah di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus? 3. Bagaimana analisis SWOT pada produk simpanan Arisan Berkah di KSPPS BMT Harapan Umat Pati Cabang Gabus?

4 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang sangat berguna untuk mencapai target penelitian. Karena suatu penelitian tanpa adanya target tujuan akan menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan, yaitu: 1. Untuk mengetahui mekanisme produk simpanan Arisan Berkah di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus 2. Untuk mengetahui penerapan akad wadi ah pada produk simpanan Arisan Berkah di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis a. Mendapat ilmu pengetahuan secara langsung melalui praktek di lapangan. b. Mendapat berbagai manfaat dari penulisan Tugas Akhir. 2. Bagi Mahasiswa a. Dapat mengetahui berbagai produk simpanan dan pembiayaan KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus. b. Mengetahui sistem operasional dari KSPPS BMTHARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus.

5 3. Bagi Universitas a. Mendapat informasi baru mengenai produk dan sistem operasional yang ada di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus. b. Mempererat hubungan kerjasama antara Univeritas Islam Negeri Walisongo Semarang dengan KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus. 4. Bagi KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus a. Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meninjau kembali produk simpanan dan pembiayaan agar dijalankan sesuai prinsip syari ah. b. Dapat menjalin silaturahmi antara mahasiswa dengan semua karyawan yang ada di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus. E. Tinjauan Pustaka Dalam kegiatan penelitian pada umumnya berpacu pada ilmu pengetahuan yang sudah ada. Menurut pengetahuan penulis ada penelitian yang berkaitan dengan produk simpanan Arisan Berkah yaitu: Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Wildan Nurlaela Hidayah (112311060), Fakultas Syari ah UIN Walisongo Semarang yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Sistem Gugur Berhadiah (Studi Kasus di BMT Al-Hikmah Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara). Produk simpanan Arisan

6 Berkah lebih diminati oleh nasabah KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus karena ada beberapa alasan dari nasabah, yaitu; nasabah mengakui dana yang dititipkan kembali dengan utuh, ada doorprize untuk nasabah dan sebagai dana tabugan saja. Penelitian Tugas Akhir oleh Wiwin Tri Sularni (1405015020), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang yang berjudul Penerapan Akad Wadi ah Pada Produk Simpanan Arisan Berkah di KSPPS BMT Harapan Umat Pati Cabang Gabus. Prosedur Arisan Berkah sangat sederhana. Nasabah tidak perlu melakukan pembukaan rekening tabungan, melainkan hanya menyerahkan fotocopy KTP dan langsung melakukan pembayaran sebesar Rp. 50.000. Produk simpanan Arisan Berkah menggunakan akad Wadi ah, bonus diberitahukan di awal akad. F. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas tentang cara-cara melakukan penelitian berdasarkan faktafakta atau gejala-gejala secara ilmiah. 3 1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. 2. Sumber data 3 Usman Rianse, Abdi, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 1

7 Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung di lapangan tanpa melalui perantara. sumber data pada penelitian ini adalah buku dan hasil wawancara langsung kepada karyawan di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah semua data yang berasal bukan dari data primer yang dapat memberikan informasi terkait dengan objek yang diteliti seperti buku, jurnal, karya tulis dan lain sebagainya. 4 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan berbagai data yang diteliti, maka digunakan beberapa metode diantaranya: a. Observasi Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan penelitian secara teliti, serta mencatat secara sistematis. Metode ini dilakukan dengan meneliti atau mengamati baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi sendiri memiliki keahlian yaitu dapat membantu kita untuk memahami serta berpartisipasi. Kelebihan dari observasi yaitu observer mencatat secara langsung fenomena yang ada. Disamping itu mengamati 4 Etta Mamang Sangadji, Sopiah,. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian, Yogyakarta: ANDI, 2010, h. 171-172

8 secara langsung kondisi kerjadan sistem operasional di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus. b. Wawancara Wawancara adalah suatu percakapan yg diarahkan pada permasalahan tertentu. Hal tersebut merupakan proses tanya jawab secara lisan, dimana antara dua pihak atau lebih saling berhadapan secara fisik. Proses wawancara dilakukan dengan tanya jawab kepada beberapa karyawan yang ahli dalam bidang yang diteliti di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah jenis pengumpulan data melalui gambar, rekaman, brosur dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 5 4. Analisis Data Penulis menggunakan metode deskriptif analisis dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau hal-hal yang khusus dalam masyarakat 6. Metode analisis data ini dengan menggunakan metode analisis yang penulis gunakan untuk mendeskripsikan serta menjelaskan tentang Penerapan Akad Wadi ah Pada Produk Simpanan Arisan Berkah di KSPPS BMT 5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik, edisi 1, cet. 1, Jakarta : PT Bumi Aksara, h.141-175 6 Usman Rianse, Abdi, Metodologi Penelitian..., h. 26

9 HARAPAN UMAT PATI Cabang Gabus. Semua data yang diperoleh penulis analisis dengan menggunakan teori dan konsep yang sudah ada. G. Sistematika Penulisa Pembahasan dalam penelitian ini meliputi empat bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Pada bab ini berisi pendahuluan guna mengantarkan tugas akhir secara menyeluruh. Bab pertama mengenai pendahuluan ini didasarkan pada pembahasan yang secara umum. Bab pendahuluan ini terdiri dari latarbelakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori Bab ini berisi mengenai pembahasan umum tentang topik seperti pengertian Wadi ah, dasar hukum wadi ah, rukun dan syarat, fatwa MUI tentang tabungan wadi ah, jenis-jenis wadi ah, dan penjelasan mengenai arisan. BAB III : Gambaran Umum KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG GABUS Menjelaskan tentang sejarah berdirinya KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cab. Gabus, struktur organisasi dan produk-produk di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cab. Gabus.

10 BAB IV : Pembahasan Membahas tentang mekanisme dan penerapan akad Wadi ah pada produk simpanan Arisan Berkah di KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI Cab. Gabus. BAB V : Penutup Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran.