BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah Dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

PENDAHULUAN. Keywords: Teachers Commitment, Principal Leadership and Teachers discipline

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disciplina yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta. Swasta yang berada di kabupaten Lampung Tengah.

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, cet II, 2000), h Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan merupakan

PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DAN PEGAWAI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 015 SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Madrasah merupakan lembaga pendidikan formal yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan mengandung sangsi terhadap pelanggarnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

UPAYA KEPALA SEKOLAH MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP

BAB I PENDAHULUAN. masing masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB V P E N U T U P. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. peranan guru, kepala madrasah dan komite madrasah dalam mengelola. satuan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak dalam mendidik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Overseas Publication Ltd, 1959), hlm 4. 1 Frederick Y. Mc. Donald, Educational psychology, (Tokyo:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. bawahan yang berbeda beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai tujuan organisasi. Kedisiplinan juga merupakan salah satu faktor dalam

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. Dimana peranan guru sangatlah besar dalam menyiapkan generasi bangsa yang unggul dan berguna bagi masyarakat bangsa dan Negara. Menurut Adam dan Dickey bahwa peran guru sesungguhnya sangat luas meliputi: guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai ilmuwan, dan guru sebagai pribadi. 1 Dan Oemar Hamalik berpendapat bahwa peranan guru yaitu sebagai penghubung, modernisator dan pembangun. 2 Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat dipahami bahwa peranan seorang guru tidak hanya sebagai pengajar akan tetapi juga sebagai pendidik para siswanya yang membimbing mereka untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan baik. Ini berarti peranan seorang guru akan sangat berpengaruh terhadap mutu atau kualitas pendidikan maupun lulusannya. Guru yang mampu melaksanakan berbagai peranannya tersebut adalah guru yang memiliki kedisiplinan yang baik. Salah satu pendapat menyatakan bahwa sebagus apapun lembaga pendidikan atau sepintar apapun pendidik, jika tanpa disiplin dalam melaksanakan tugasnya, tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 123 2 Ibid.

2 maksimal. 3 Guru yang memiliki kedisiplinan adalah yang mentaati segala peraturan yang ada dengan rasa senang hati, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap guru sendiri dan terhadap madrasah secara keseluruhan. Karena menurut Ali Imron disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati. 4 Pendapat senada mendefinisikan kedisiplinan adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tidak ada suatu pelanggaranpelanggaran baik secara langsung atau tidak langsung. 5 Penelitian Eko Susilo menggambarkan bahwa kedisiplinan merupakan salah satu yang menonjol dari madrasah. Banyak orangtua peserta didik, menyekolahkan anaknya, selain faktor kualitas, motivasi utamanya adalah kedisiplinan. 6 Untuk itu setiap unsur dalam lingkungan madrasah haruslah melaksanakan kedisiplinan dengan baik, karena merupakan cerminan keefektifan kegiatan dalam madrasah tersebut. Salah satu pendapat menyatakan bahwa sebagus apapun lembaga pendidikan atau sepintar apapun pendidik, jika tanpa disiplin dalam melaksanakan tugasnya, tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan maksimal. 7 3 Starawaji, Kedisplinan Guru, dalam http://www.starawaji.wordpress.com/, diakses tanggal 18 Januari 2017 4 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 172 5 Ibid., h. 173 6 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 205 7 Starawaji, Kedisplinan Guru, dalam http://www.starawaji.wordpress.com/, 18 Januari 2017

3 Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al-Ashr ayat 1-3 yang menjelaskan bahwa memanfaatkan waktu sangatlah penting untuk itu manusia harus selalu bersikap disiplin dalam hidupnya, salah satunya adalah disiplin waktu dengan memanfaatkannya melakukan amal shaleh: Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al- Ashr: 1-3) 8 Bagaimanapun dunia pendidikan di Indonesia memerlukan guru atau para pendidik profesional dalam usaha mencerdaskan bangsa dan sikap tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya melalui sikap disiplin yang tinggi dan untuk membantu program pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pihak madrasah harus berupaya meningkatkan disiplin kerja para dewan gurunya. Banyak faktor yang dapat membentuk dan mempengaruhi tingkat kedisiplinan guru. Salah satu faktor yang mempengaruhi dan membentuk kedisiplinan guru adalah kepemimpinan kepala madrasah. Harold Koontz menyatakan bahwa kepemimpinan h. 889 8 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 2007),

4 tidak lain adalah sebagai pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka mau berjuang bekerja secara sukarela dan penuh antusias ke arah pencapaian tujuan kelompok. 9 Siagian mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar rela, mampu dan dapat mengikuti keinginan manajemen demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan efisien, efektif dan ekonomis. 10 Dengan demikian kepemimpinan kepala madrasah adalah berbagai upaya yang dilakukan kepala madrasah untuk mempengaruhi, menggerakkan dan memotivasi para gurunya untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Mendukung pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan mengandung arti bahwa seorang pemimpin dapat mempengaruhi orang lain (bawahannya) supaya lebih bekerja keras dalam tugasnya, atau mengubah kelakuan mereka. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam Surat As- Sajadah ayat 24: Artinya: dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. (As-Sajadah: 24) 11 9 Ali Imron, Op. Cit., h. 62-63 10 Siagian, Peranan Staf dan Manajemen, (Jakarta: Gunung Agung, 2003), h. 97 11 Departemen Agama RI., Op. Cit., h. 417

5 Sebagai pemimpin, kepala madrasah harus mampu bekerjasama dengan orang lain dalam organisasi madrasah. Dengan perannya sebagai pemimpin, kepala madrasah bertugas untuk menggerakkan stafnya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan standar yang ada. 12 Dengan semikian kepala madrasah sebagai pemimpin harus selalu memantau kerja pada guru dan stafnya agar menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya. Dengan perannya tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan kedisiplinan kerja para guru, sebagaimana yang dikemukakan IG Wursanto bahwa faktor kepemimpinan kepala madrasah ini dapat mempengaruhi kedisiplinan guru. 13 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kepemimpinan kepala madrasah yang efektif apabila mampu melaksanakan tugastugas kepemimpinannya dengan baik dan optimal, sehingga tujuan kepemimpinan yang dilaksanakannya dapat mencapai tujuan dengan lebih baik. Oleh karena itu menurut E. Mulyasa, seorang kepala madrasah harus melakukan perannya sebagai pimpinan dengan menjalankan fungsi: 1. Edukator Kepala sekolah sebagai edukator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. 2. Manajer Kepala sekolah sebagai manajer harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan 12 Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Aditana, 2008), h. 37 13 IG Wursanto, Dasar-Dasar Manajemen Personalia, (Jakarta: Pustaka Dian, 2008), h. 151

6 profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. 3. Administrator Kepala sekolah sebagai administrator, khususnya dalam meningkatkan disiplin kerja dan produktivitas sekolah, dapat dianalisis berdasarkan beberapa pendekatan, baik pendekatan sifat, pendekatan perilaku, maupun pendekatan situasional. 4. Supervisor Kepala Sekolah Sebagai Supervisor merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah; agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif. 5. Leader Kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. 6. Inovator Kepala sekolah sebagai inovator harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan yang baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model pembelajaran yang inovatif. 7. Motivator Kepala sekolah sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektivitas dan penyediaan sebagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar (PSB). 14 Berdasarkan uraian di atas dipahami bahwa kepemimpinan kepala madrasah sangatlah penting, untuk itu dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator, kepala madrasah harus memiliki berbagai kompetensi sebagaimana yang dikemukakan 2007), h. 98-122 14 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

7 Mulyasa tersebut, sehingga mampu untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien, yang salah satunya adalah dapat meningkatkan disiplin kerja guru. Hasil prasurvey di MTs Negeri 1 Lampung Utara, diperoleh data tentang kepemimpinan kepala madrasah sebagaimana hasil wawancara dengan beberapa orang guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara sebagai berikut: kepala madrasah mampu menerangkan apa saja tugas yang harus dilakukan para guru dan stafnya, apabila guru mengalami suatu permasalahan kepala madrasah mau mendengarkan keluh kesah guru tersebut dan membantu mencari solusinya, apabila guru ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi kepala madrasah akan memberikan dukungan dengan memberikan berbagai kemudahan misalnya tidak memberikan jam pelajaran pada hari kuliah guru tersebut, selalu melakukan supervisi kelas, membimbing guru dalam memahami teknik-teknik dalam pembelajaran, mampu membantu guru dalam mengatasi permasalahan belajar siswa, menjadi pusat konseling bagi guru dan siswa, dan memahami ketatausahan. 15 Hasil observasi awal diperoleh data kepemimpinan kepala MTs Negeri 1 Lampung Utara, seperti: kepala madrasah selalu datang diawal waktu dan pulang diakhir waktu setelah guru-guru lainnya pulang, kepala madrasah sering melakukan 15 Guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara, Wawancara, 2 Desember 2016

8 kunjungan kelas, kepala madrasah membantu para guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, kepala madrasah memberikan sanksi berupa teguran kepada para guru yang melakukan kelalaian ataupun pelanggaran disiplin sekolah, kepala madrasah jarang sekali tidak datang ke sekolah kecuali ada tugastugas kedinasan yang mengharuskan beliau keluar kota, dan memberikan dukungan kepada setiap guru yang ingin meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. 16 Berdasarkan hasil prasurvey melalui observasi dan wawancara tersebut diperoleh data awal bahwa kepemimpinan Kepala MTs Negeri 1 Lampung Utara dikatagorikan cukup baik. Dengan kepemimpinan tersebut diharapkan mampu meningkatkan tingkat kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara. Hasil prasurvey terhadap tingkat kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara, diperoleh data awal sebagai berikut: ketika sudah masuk jam pelajarannya masih banyak guru yang masih berlama-lama duduk di kantor guru, ketika ada tugas piket masih ada guru piket yang datang terlambat, masih ada guru yang mengajar hanya memberikan tugas saja kepada siswanya, terlambat mengumpulkan nilai hasil evaluasi, tidak mengikuti rapat dewan guru, dan pulang sebelum waktunya. 17 Hasil observasi awal peneliti terhadap kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara, diperoleh data awal bahwa masih ada beberapa guru yang kurang mematuhi peraturan madrasah, seperti datang dan pulang tidak sesuai dengan waktu 16 Prasurvey Kepala Kepala MTs Negeri 1 Lampung Utara, Observasi, November Desember 2016 17 Enna Maliana, Kepala MTs Negeri 1 Lampung Utara, Wawancara, 2 Desember 2016

9 yang ditentukan, memakai pakaian atau seragam yang tidak sesuai dengan peraturan madrasah, tidak memenuhi segala administrasi yang ditentukan seperti tidak menyiapkan dan mengumpulkan perangkat pembelajaran pada awal semester pembelajaran, terlambat dalam mengumpulkan hasil evaluasi belajar siswa, lupa mengisi jurnal pembelajaran di kelas, dan sering lupa mengisi absensi harian guru. masih ada beberapa guru yang kurang rajin dalam mengajar seperti tidak langsung masuk ke kelas pada jam pelajarannya, jarang menggunakan media pembelajaran, dan tidak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, dan sering sekali terlihat guru meninggalkan kelas pada saat jam pelajarannya. 18 Berdasarkan hasil pengumpulan data awal tersebut diperoleh informasi awal bahwa walaupun kepala MTs Negeri 1 Lampung Utara telah melaksanakan tugastugas kepemimpinannya, akan tetapi masih ada guru yang tingkat kedisiplinan kerjanya masih rendah. Artinya kepemimpinan kepala MTs Negeri 1 Lampung Utara belum mampu meningkatkan kedisiplinan gurunya. Unttuk itulah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, sehingga diperoleh data yang jelas tentang peran kepemimpinan kepala madrasah dalam upayanya meningkatkan kedisiplinan guru khususnya di MTs Negeri 1 Lampung Utara. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti ingin mengadakan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah (Studi tentang Kedisiplinan Guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara). 18 Kedisiplinan Guru MTs Negeri 1 Lampung Utara, Obsrevasi, November Desember 2016

10 B. Fokus dan Subfokus Penelitian 1. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada permasalahan tentang peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan guru. 2. Subfokus penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan tersebut, maka subfokus penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Peran kepemimpinan kepala madrasah, meliputi: 1) Administrator 2) Supervisor 3) Motivator b. Kedisiplinan guru, meliputi: 1) Patuh terhadap aturan madrasah 2) Rajin dalam mengajar 3) Tepat waktu dalam mengajar 4) Tidak pernah keluar saat mengajar

11 C. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus dan subfokus penelitian tersebut, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran kepemimpinan kepala madrasah sebagai administrator dalam meningkatkan kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara? 2. Bagaimana peran kepemimpinan kepala madrasah sebagai supervisor dalam meningkatkan kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara? 3. Bagaimana peran kepemimpinan kepala madrasah sebagai motivator dalam meningkatkan kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara? D. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian 1. Tujuan Hasil Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan kepala madrasah sebagai administrator dalam meningkatkan kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara. b. Untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan kepala madrasah sebagai supervisor dalam meningkatkan kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara.

12 c. Untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan kepala madrasah sebagai motivator dalam meningkatkan kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara. 2. Kegunaan Hasil Penelitian a. Kegunaan Teoritis 1) Sebagai kontribusi pemikiran sekaligus dalam rangka memperluas wawasan bagi kajian ilmu pendidikan dalam meningkatkan pemahaman tentang manajemen pendidikan Islam. 2) Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu dalam manajemen pendidikan Islam. 3) Hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis berguna bagi pengembangan wacana ilmu ke-islaman, terutama yang berkaitan dengan pengembangan manajemen pendidikan Islam. b. Kegunaan Praktis 1) Memberikan informasi mengenai peran kepemimpinan kepala madrasah sebagai administrator, supervisor, dan motivator dalam meningkatkan kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara. 2) Memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala madrasah dalam memahami secara spesifik urgensitas peran kepemimpinan kepala madrasah sebagai administrator, supervisor, dan motivator dalam meningkatkan kedisiplinan guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara.

13 3) Penelitian ini dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam meningkatkan kedisiplinan guru melalui peran kepemimpinan kepala madrasah sebagai administrator, supervisor, dan motivator khususnya di MTs Negeri 1 Lampung Utara. 4) Dapat dijadikan sebagai media bagi para pendidik dan kepala madrasah khususnya di MTs Negeri 1 Lampung Utara untuk mengoptimalkan peran, fungsi, dan kinerja serta kemampuannya dalam meningkatkan perannya sebagai administrator, supervisor, dan motivator untuk meningkatkan kedisiplinan guru.