BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pemeliharaan ( Maintenance Defenisi Pemeliharaan

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

CORRECTIVE MAINTENANCE

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMELIHARAAN BOILER FEED WATER PUMP ( PLTU ) UNIT 3 & 4 GRESIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian

Kebijakan Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL PENGISI KETEL DI PT. INDAH KIAT SERANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Banyak macam pompa air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan berbagai jenis barang dan jasa seperti komunikasi untuk kebutuhan

BAB III LANDASAN TEORI

Trainer Agri Group Tier-2

3. BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR KAMPUNG DAMAI BALIKPAPAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LU N 1.1 PE P N E G N E G R E TI T AN

BAB II LANDASAN TEORI

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh:

BAB II LANDASAN TEORI

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik

BAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III. 3.1 Pemeliharan dan perawatan propeller

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang memboroskan biaya, sedang bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN

ANALISA POMPA AIR PENDINGIN (COOLING WATER PUMP) KAPASITAS 166M 3 /H, HEAD 25M DI PLTA RENUN LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

POMPA TORAK. Oleh : Sidiq Adhi Darmawan. 1. Positif Displacement Pump ( Pompa Perpindahan Positif ) Gambar 1. Pompa Torak ( Reciprocating Pump )

ANALISIS PENURUNAN KAPASITAS POMPA NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM

PEMELIHARAAN BOLER FEED WATER PUMP ( PLTU ) UNIT 3 & 4 GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

PREVENTIVE MAINTENANCE

MENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL DENGAN JET-PUMP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemeliharaan 2.1.1 Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno yang artinya management, merupakan seni melaksanakan dan mengatur (Wikipedia, 2009). Menurut Robbins (2007) manajemen merupakan sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan sementara efesien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan jadual. Perkembangan industri yang semakin pesat, menuntut dunia industri untuk lebih kreatif dalam persaingan yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan konsumen. Untuk berhasil dalam persaingan yang begitu ketat, perusahaan selalu berupaya untuk melakukan perbaikan terus menerus demi meningkatkan efesiensi dan kinerja perusahaan tercapai. 2.1.1.1 Definisi Manajemen Manajemen berasal dari kata kerja To Manage berarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan mengendalikan, menangani atau mengelolah. 8

Selanjutnya kata benda manajemen atau management dapat mempunyai berbagai arti (Herujito, 2001). Manajemen belum memiliki define yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai arti menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dalam Encylopedia of The Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses pelaksanaan pencapaian dengan tujuan tertentu yang diselenggarakan dengan pengawasan. Manajemen menurut Pamela Lewis (2004) dalam bukunya Management Challenges For Tommorow s Leaders yaitu : Management is the process of administering and coordinating resources effectiveluy and efficiently in an effort to achieve the goals of organitation. Manajemen merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengatur sumber daya sumber daya yang dimilikinya agar dikelola secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. 2.1.1.2 Teori Manajemen Menurut Herujito (2001), menguraikan gambaran dan 3 (tiga) teori manajemen yaitu : a. Teori Klasik Teori yang berusaha meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui peningkatan efesiensi tenaga kerja. b. Aliran Perilaku Teori ini muncul akibat ketidakmampuan teori klasik menjelaskan bagaimana efesiensi produksi dan keserasian kerja dapat tercapai dalam suatu perusahaan atau organisasi. 9

c. Ilmu Manajemen Teori ini mencoba mendekatkan masalah manajemen dan organisasi untuk perusahaan secara umum dengan membentuk matematik yang merupan simulasi dari masalah yang terjadi. 2.1.1.3 Fungsi Manajemen Teori manajemen menyatakan bahwa manajemen memiliki beberapa fungsi. Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan administrative (Herujito, 2001). Untuk mencapai tujuannya organisasi memerlukan dukungan manajemen dengan fungsinya sesuai kebutuhan.kegiatan fungsi fungsi manajemen diperjelas secara ringkas, yaitu (Amsyah, 2005) : a. Perencanaan (planning) adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan penyusunan tujuan dan menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut. b. Pengorganisasian (organizing) adalah yang berkaitan dengan pengelompokan personel dan tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya. c. Pengaturan personel (staffing) adalah yang berkaitan dengan bimbingan dan pengaturan kerja personel. Unit masing masing manajemen sampai pada kegiatan, seperti seleksi, penempatan, pelatihan, pengembangan dan kompensasi sebagai bagian dari bantuan unit personalia organisasi dalam pengembangan sumber daya manusia. 10

d. Pengarahan (directing) merupakan yang berkaitan dengan kegiatan melakukan pengarahan pengarahan, tugas tugas dan konstruksi. e. Pengawasan (controlling) kegiatan yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan apakah pelaksanaanya sudah bekerja sesuai dengan perencanaan, sudah sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai dan perencanaan yang belum mencapai kemajuan serta melakukan koreksi bagi pelaksanaan yang belum terselesaikan. 2.1.2 Pemeliharaan (maintenance) 2.1.2.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsu dalam suatu perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi fungsi lain. Setiap perusahaan menginginkan agar dapat menggunakan peralatan dan fasilitas operasinya secara berkelanjutan, karena dengan adanya pemeliharaan yang baik perusahaan dapat mengurangi kerusakan pada fasilitas fasilitas operasi sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil yang optimal karena proses operasional berjalan lancar. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang digunakan dalam proses operasional. Selain kegiatan pemeliharaan juga meliputi penggantian komponen yang terdapat pada mesin dan fasilitas operasional serta melaksanakan kegiatan yang rutin dan berkesinambungan. Kata pemeliharaan diambil dari bahasa Yunani terein artinya merawat, menjaga dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima (Anthony, 1992). Sedangkan menurut 11

Sofjan Assauri (2004, hal 45) pemeliharaan merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan perusahaan dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasional yang memuaskan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dan menurut Jay and Barry Render (2001) dalam bukunya Operations Managemenr pemeliharaan merupakan segala aktivitas yang didalamnya adalah untuk menjaga sebuah sistem peralatan agar pekerjaan dapat sesuai dengan pesanan. Employee Involvement Information Sharing Skill Training Reward System Power Sharing Maintenance and Reability Procedure Clean and Lubricate Monitor and Adjust Minor Repair Comuterize Record Results Reduced Inventory Improved Quality Improved Capacity Reputation for Quality Gambar 2.1 Konsep Strategi Pemeliharaan dan Reliability yang baik membutuhkan karyawan dan prosedur yang baik (Sumber: Heizer, Jay and Render, Barry, (2001), Operation Management, Practice Hall, Sixth Edition) Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan perawatan dilaksanakan untuk merawat dan atau memperbaiki setiap sarana fasilitas (sarfas) perusahaan agar tercipta suatu kondisi proses operasional yang memuaskan yaitu proses yang efektif dan efesien sesuai dengan yang telah direncanakan. 12

2.1.2.2 Tujuan Pemeliharaan Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas atau peralatan perusahaan dapat dipergunakan untuk kegiatan produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mngalami kerusakan selama fasilitas/peralatan perusahaan tersebut dipergunakan selama proses produksi. Oleh karena itu, suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian lainnya bagi suatu perusahaan adalah pemeliharaan (maintenance) murah sedangkan perbaikan (repair) mahal. (Setiawan, 2008). Menurut Asyari (2007), dalam bukunya Manajemen Pemeliharaan Mesin, tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut: a. Untuk memperpanjang kegunaan asset. b. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin. c. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu. d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Menurut Sofyan (2004), tujuan pemeliharaan yaitu: a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut. 13

d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien. e. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. f. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah. Sedangkan menurut Keith (2002), dalam bukunya An Introduction To Predictive Maintenance menjelaskan adapun tujuan dari di lakukannya pemeliharaan antara lain adalah sebagai berikut: a. Menjamin tersedianya peralatan atau mesin dalam kondisi yang mampu memberikan keuntungan. b. Menjamin kesiapan peralatan cadangan dalam situasi darurat, misalnya sistem pemadam kebakaran, pembangkit listrik dan sebagainya c. Menjamin keselamatan manusia yang menggunakan peralatan. d. Memperpanjang masa pakai peralatan atau paling tidak menjaga agar masa pakai peralatan tersebut tidak kurang dari masa pakai yang telah di jamin oleh pembuat peralatan tersebut. 2.1.2.3 Fungsi pemeliharaan Menurut pendapat Agus (2002), fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta 14

mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi. Keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin, adalah sebagai berikut (Agus, 2002) : a. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang. b. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar. c. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan. d. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula. e. Dapat dihindarkannya keusakan kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan. f. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal. g. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik. 15

2.1.2.4 Kegiatan Kegiatan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut Manahan (2004), meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut: a. Inspeksi (inspection) Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan, maka segera diadakan perbaikan perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi, dan berusaha untuk mencegah penyebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi. b. Kegiatan teknik (Engineering) Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan kegiatan kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan perubahan dan perbaikan perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak di dapatkan atau diperoleh komponen yang sama dengan yang dibutuhkan. 16

c. Kegiatan produksi (Production) Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan service dan perminyakan (lubrication). Kegiatan produksi ini dimaksudkan untuk itu diperlukan usaha usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan. d. Kegiatan administrasi (Clerical Work) Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan pekerjaan pemeliharaan dan biaya biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spareparts) yang di butuhkan, laporan kemajuan (progress report) tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, komponen (spareparts) yag tersedia di bagian pemiliharaan. Jadi, dalam pencatatan ini termasuk penyusunan planning dan scheduling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek atau diperiksa, pelumasan atau di-service dan diresparasi. e. Pemeliharaan Bangunan (housekeeping) Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. 17

2.1.3 Struktur Organisasi Pemeliharaan (Maintenance Organization structure) Praktek terbaik untuk struktur organisasi pemeliharaan secara langsung tergantung pada unsur unsur seperti rencana operasi pekerjaan, jenis pekerjaan pemeliharaan dan sejenisnya. (Keith, 2002). 2.1.3.1 Rencana Operasi Pekerjaan (Operation Business Plan) Organisasi pemeliharaan harus di tetapkan untuk memenuhi tuntutan dari fungsi operasi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan akan dioperasikan 24 jam per hari, 7 hari per minggu memerlukan struktur organisasi pemeliharaan yang dapat mendukung modus atau cara operasi. Tenaga kerja pemeliharaan harus di distribusikan untuk mendukung operasi terus menerus dan mempunyai penjadwalan dan perencanaan yang efektif dapat mengambil keuntungan dari jendela peluang, misalnya, periode ketika permintaan izin produksi mempertahankan aktifitas pemeliharaan. Di sisi lain, ketika siklus produksi 24 jam per hari, 5 hari per minggu, organisasi pemeliharaan harus di wujudkan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari jendela 2 hari, misalnya, akhir pekan untuk melakukan mempertahankan pemeliharaan. 2.1.3.2 Jenis Pekerjaan Pemeliharaan (Maintenance Work Types) Sebuah keefektikfan organisasi pemeliharaan harus di susun untuk menyediakan tingkat batas dari pemeliharaan yang berbeda dengan jenis pekerjaan. Minimal, organisasi pemeliharaan harus di wujudkan untuk menyediakan tindakan efektif, dukungan kualitas untuk 3 jenis atau klasifikasi pekerjaan utama, yaitu, pemeliharaan darurat (emergency maintenance), 18

preventive maintenance dan membangun kembali dan pemeriksaan berkala darurat (periodic rebuild and overhauls). a. Darurat (emergency), semua organisasi pemeliharaan harus memberikan respon yang tepat waktu kepada permintaan darurat bekerja tanpa dapat mempengaruhi kemampuan untuk secara efektif. Memanfaatkan tenaga kerja atau berdampak negative terhadap biaya perawatan total. Dalam kebanyakan kasus, ini membutuhkan struktur organisasi yang mendedikasikan sebagian kecil tenaga kerja, serta perencanaan dan dukungan pengawasan untuk bekerja tanggap darurat. b. Preventive Maintenance, pemeliharaan pencegahan merupakan syarat mutlak kehandalan asset dan manajemen asset yang efektif biaya siklus hidup. Sebuah organisasi perawatan yang efektif harus mendedikasikan sebagai tenaga kerja tersebut, serta merencanakan dan dukungan pengawasan untuk konsisten, tepat waktu pelaksanaan kegiatan pemeliharaan prefentif (preventive maintenance). c. Membangun kembali dan pemeriksaan berkala (periodic rebuild and overhauls), tanpa kecuali asset produksi membutuhkan overhauls berkala atau membangun kembali untuk menggantikan bagian di pakai, komponen hingga-hidup dan untuk menjamin bahwa tingkat keandalan di terima secara konsisten dipelihara. Karena kewajiban atau resiko, serta tingkat keahlian yang lebih tinggi terkait dengan membangun kembali atau overhauls aktiva modal, struktur organisasi harus memastikan bahwa kualitas terbaik dimanfaatkan untuk jenis pekerjaan. 19

d. Pertimbangan lain, yang harus di perhatikan antara lain adalah : Eksekusi kerja. Perencanaan dan penjadwalan. Pusat dan daerah tugas yang seimbang untuk tingkat kesehatan ekonomi. Ketika salah satu komponen dari setiap memaksimalkan organisasi, organisasi bagian pengoptimisasian. Perencanaan dan penjadwalan adalah kuncinya. Penerapan pengetahuan teknis. Pertimbangkan sifat dari pekerjaan perawatan dan pengendaliannya. Pertimbangkan dampak kemajuan teknis pada sifat pemeliharaan dan tugas produksi. Organisasi dimasa depan. Meliputi pemenuhan pekerjaan. Merasionalisasi pergeseran jadwal pemeliharaan. Jadwal off shift. Shift utama pemeliharaan. Split shift diperlukan. Apapun yang digunakan organisasi harus selalu ada diagram organisasi mutakhir dan lengkap penjelasannya yang mendefenisikan semua departemen dan pelaporan pemeliharaan hubungan pengendalian dan setiap hubungan untuk 20

departemen lain. Organisasi harus secara jelas menunjukkan tanggung jawab untuk tiga tanggapan dasar perawatan: rutin, darurat dan backlog. 2.1.4 Masalah Efisiensi Pada Pemeliharaan Menurut Manahan (2004) dan Sofyan (2004) dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan terdapat 2 (dua) persoalan yang dihadapi oleh suatu perusahaan yaitu persoalan teknis dan persoalan ekonomis. 1. Persoalan teknis Dalam kegiatan pemeliharaan suatu perusahaan merupakan persoalan yang menyangkut usaha usaha untuk menghilangkan kemungkinan kemungkinan yang menimbulkan kemacetan yang disebabkan karena kondisi fasilitas produksi yang tidak baik. Tujuan untuk mengatasi persoalan teknis ini adalah untuk dapat menjaga atau menjamin agar produksi perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Maka dalam persoalan teknis perlu diperhatikan hal hal berikut : a. Tindakan apa yang harus dilakukan untuk memelihara atau merawat peralatan yang ada, dan untuk memperbaiki atau meresparasi mesin mesin atau peralatan yang rusak. b. Alat alat atau komponen komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan tindakan pada bagian pertama diatas dapat dilakukan. Jadi, dalam persoalan teknis ini adalah bagaimana cara perusahaan agar dapat mencegah ataupun mengatasi kerusakan mesin yang mungkin saja dapat terjadi, sehingga dapat mengganggu kelancaran proses produksi. 2. Persoalan ekonomis 21

Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan disamping persoalaan teknis, ditemui pula persoalan ekonomis. Persoalan ini menyangkut bagaimana usaha yang harus dilakukan agar kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat dilakukan secara efisien. Jadi yang ditekankan pada persoalan ekonomis adalah bagaimana melakukan kegiatan pemeliharaan agar efisien, dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi dan tentunya alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang menguntungkan perusahaan. Adapun biaya biaya yang terdapat dalam kegiatan pemeliharaan adalah biaya biaya pengecekan, biaya penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian dan biaya perbaikan atau resparasi. Perbandingan biaya yang perlu dilakukan antara lain untuk menentukan : a. Apakah sebaiknya dilakukan pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) ataukah pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) saja. Dalam hal ini biaya biaya yang perlu diperbandingkan adalah : Jumlah biaya biaya perbaikan yang diperlukan akibat kerusakan yang terjadi karena tidak adanya pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance), dengan jumlah biaya biaya pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan akibat kerusakan yang terjadi walaupun telah diadakan pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance), dalam jangka waktu tertentu. Jumlah biaya biaya pemeliharaan dan perbaikan yang akan dilakukan terhadap suatu peralatan dengan harga peralatan tersebut. 22

Jumlah biaya biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dibutuhkan oleh suatu peralatan dengan jumlah kerugian yang akan di hadapi apabila peralatan tersebut rusak dalam operasi produksi. b. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki dalam perusahaan atau di luar perusahaan. Dalam hal ini biaya biaya yang perlu diperbandingkan adalah jumlah biaya yang akan dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan tersebut di bengkel perusahan sendiri dengan jumlah biaya perbaikan tersebut di bengkel perusahaan lain. Disamping perbandingan kualitas dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaannya. c. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti. Dalam hal ini biaya biaya perlu diperbandingkan adalah : Jumlah biaya perbaikan dengan harga pasar atau nilai dari peralatan tersebut. Jumlah biaya perbaikan dengan harga peralatan yang sama di pasar. Dari keterangan diatas, dapat diketahui bahwa walaupun secara teknis pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) penting dan perlu dilakukan untuk menjamin bekerjanya suatu mesin atau peralatan. Akan tetapi secara ekonomis belum tentu selamanya pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yang terbaik dan perlu diadakan untuk setiap mesin atau peralatan. Hal ini karena dalam menentukan mana yang terbaik secara ekonomis. Apakah pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) ataukah pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) saja. Harus dilihat faktor faktor dan jumlah biaya yang akan terjadi. Disamping itu harus pula dilihat, apakah mesin atau peralatan itu merupakan strategic point atau critical unit dalam proses produksi 23

ataukah tidak, jika mesin atau peralatan tersebut merupakan strategic point atau critical unit, maka sebaiknya di adakan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) untuk mesin atau peralatan itu. Hal ini dikarenakan apabila terjadi kerusakan yang tidak dapat diperkirakan, maka akan mengganggu seluruh rencana produksi. 2.1.5 Jenis Dan Klasifikasi Pemeliharaan 2.1.5.1 Jenis Jenis Pemeliharaan Menurut Asyari (2007), dalam bukunya Manajemen pemeliharaan mesin membagi pemeliharaan menjadi: a. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) Pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan. Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan. b. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas atau peralatan sehingga mencapai standar yang dapat di terima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik. 24

c. Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance) Pemeliharaan ini dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Pemeliharan berjalan diterapkan pada peralatan peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi. d. Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance) Pemeliharaan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya pemeliharaan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat alat monitor yang canggih. e. Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance) Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, alat alat dan tenaga kerjanya. f. Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance) Pemeliharan ini adalah pekerjaan pemeliharaan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. g. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance) Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi. h. Pemeliharaan rutin (routine maintenance) Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin atau terus menerus. 25

i. Design Out Maintenance Merancang ulang peralatan untuk menghilangkan sumber penyebab kegagalan dan menghasilkan model kegagalan yang tidak lagi atau lebih sedikit membutuhkan maintenance. 2.1.5.2 Klasifikasi Pemeliharaan Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam 2 (dua) cara, yaitu (Anthony, 1992): 1. Pemeliharaan terencana (planned maintenance) Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorginir untuk mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. (Anthony, 1992). Menurut Anthony (1992), pemeliharaan terencana dibagi menjadi 2 (dua) aktivitas utama yaitu: a. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan produksi berhenti atau berkurangnya fungsi mesin dikombinasikan dengan pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi tersebut dan mengembalikan mesin ke kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan cacat atau kerugian. (Setiawan, 2008). Menurut Jay dan Barry Render, (2001) dalam bukunya Operations Management, preventive maintenance adalah: 26

A plan that involves routine inspections, servicing, and keeping facilities in good repair to prevent failure Sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin, pemeliharaan dan menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik sehingga tidak terjadi kerusakan di masa yang akan datang. Pekerjaan dasar pada perawatan preventive adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga pemeliharaan, serta penyimpanan suku cadang. sehingga peralatan atau mesin mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan dapat terpenuhi pengunaannya. (Daryus, 2007). Menurut Dhillon (2006), dalam bukunya maintainability, maintenance, and reliability for engineers ada 7 (tujuh) elemen dari pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yaitu: Inspeksi, memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai dengan membandingkan fisiknya, mesin, listrik dan karakteristik lain untuk standar yang pasti. Kalibrasi, mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau parameter perbandingan untuk standar yang pasti. Pengujian, pengujian secara berkala (periodic) untuk dapat menentukan pemakaian dan mendeteksi kerusakan mesin dan listrik. Penyesuaian, membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk mencapai kinerja yang optimal. Servicing, pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan dan seterusnya, bahan atau barang untuk mencegah terjadinya dari kegagalan yang baru. 27

Instalasi, mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian atau memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan. Alignment, membuat perubahan salah satu barang yang ditentukan elemen variabel untuk mencapai kinerja yang optimal. b. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) Pemeliharaan secara korektif (corrective maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. (Anthony, 1992). Pemeliharaan ini meliputi reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara pemeriksaan juga overhaul terencana. Menurut Jay dan Barry Render, 2001 pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) adalah : Remedial maintenance that occurs when equipment fails and must be repaired on an emergency or priority basis Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan yang rusak dan harus segera diperbaiki karena keadaan darurat atau karena merupakan sebuah prioritas utama. Menurut Dhillon (2006), pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) adalah pemeliharaan yang tidak direncanakan, tindakan yang memerlukan perhatian lebih yang harus ditambahkan, terintegrasi atau menggantikan pekerjaan telah dijadwalkan sebelumnya. 28

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pemeliharaan antara terencana yang harus diperhatikan adalah jadwal operasi perusahaan, perencanaan pemeliharaan, sasaran perencanaan pemeliharaan, faktor faktor yang diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk perencanaan yang efektif dan estimasi pekerjaan. (Asyari, 2007). Jadi, Pemeliharaan terencana merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu nganggur mesin. Adapun keuntungan lainnya yaitu: Pengurangan pemeliharaan darurat. Pengurangan waktu nganggur. Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi. Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan dan produksi. Memperpanjang waktu antara overhaul. Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan. Meningkatkan efisiensi mesin. Memberikan pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan. Memberikan informasi untuk pertimbangan penggantian mesin. 2. Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance) Pemeliharaan tak terencana adalah yaitu pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan atau untuk keselamatan kerja (Anthony, 1992). Pada umumnya sistem pemeliharaan merupakan metode tak terencana, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga 29

akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan. Secara skematik dapat dilihat sesuai diagram alir proses suatu perusahaan untuk sistem pemeliharaan dibawah ini. MAINTENANCE SCHEDULED MAINTENANCE UNSCHEDULED MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE Gambar 2.2 Relasi Konsep Pemeliharaan 2.1.6 Hubungan Kegiatan Pemeliharaan Dengan Biaya Tujuan utama manajemen produksi adalah mengelola penggunaan sumber daya berupa faktor faktor produksi yang tersedia baik berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin dan fasilitas produksi agar proses produksi berjalan dengan efektif dan efisien. pada saat ini perusahaan perusahaan yang melakukan kegiatan pemeliharaan harus mengeluarkan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit. Menurut Mulyadi (1999), dalam bukunya akuntansi biaya, biaya dari barang yang diproduksi terdiri dari: Direct Material Used (biaya bahan baku langsung yang digunakan). Direct manufacturing Labor (biaya tenaga kerja langsung). Manufacturing Overhead (biaya overhead perusahaan). Permasalahan yang sering dihadapi seorang manajer produksi adalah bagaimana menentukan untuk melakukan kebijakan pemeliharaan baik untuk 30

pencegahan maupun setelah terjadinya kerusakan, dari kebijakan itulah nantinya akan mempengaruhi terhadap pembiayaan. Oleh karena itu, seorang manajer produksi harus mengetahui hubungan kebijakan pemeliharaan dengan biaya yang ditimbulkan sehingga tidak salah dalam mengambil kebijakan tentang pemeliharaan. Dibawah ini diperlihatkan hubungan biaya pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) dan breakdown dengan total biaya. Cost Total Cost Preventive Maintenance Cost Maintenance Commitment Breakdown Maintenance Cost Optimal Point (lowest Cost Maintenance Policy Gambar 2.3 Hubungan Preventive Maintenance dan Breakdown Maintenance dengan biaya. (a) Traditional View of Maintenance (Sumber: Heizer, Jay and Render, Barry, (2001), Operation Management, Prentice Hall, sixt Edition) Gambar diatas menunjukkan hubungan tradisional antara pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) dengan pemeliharaan breakdown (breakdown maintenance) yang menjelaskan bahwa manajer operasi harus bisa mempertimbangkan keseimbangan antara kedua biaya. Di satu pihak, dengan menempatkan sumber daya pada kegiatan pemeliharaan pencegahan akan mengurangi jumlah kemacetan. Sama halnya dengan mengurangi pemeliharaan 31

breakdown biaya akan lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pemeliharaan pencegahan. Di waktu yang sama kurva total biaya akan menaik. 2.1.7 Faktor Penghambat Dalam Melaksanakan Kerja Menurut Asyari, (2007) faktor faktor yang dapat menimbulkan hambatan pekerjaan adalah sebagai berikut: 1. Menunggu order yang terlalu lama. 2. Mengunjungi suatu tempat untuk mengetahui apa yang harus di lakukan. 3. Mengadakan perjalanan yang tidak perlu. 4. Banyaknya perjalanan untuk mengambil dan mengembalikan alat. 5. Terlalu banyaknya pekerja yang turut campur tangan pada pekerjaan yang sebenarnya dapat lebih mudah di tangani oleh sedikit pekerja. 2.1.8 Analisa kebijakan Pemeliharaan Dengan demikian metode yang digunakan untuk memelihara mesin dalam perusahaan adalah metode probabilitas untuk menganalisa biaya. Menurut Handoko (1999), langkah langkah perhitungan biaya pemeliharaan adalah : a. Menghitung rata rata umur mesin sebelum rusak atau rata rata mesin hidup dengan cara : Rata rata kehidupan mesin = Ʃ (bulan sampai terjadinya kerusakan setelah perbaiakan/pemeliharaan X probabilitas terjadinya kerusakan) b. Menghitung biaya yang dikeluarkan jika melaksanakan kebijakan pemeliharaan breakdown : TCr= 32

Keterangan : TCr NC 2 = Biaya bulanan total kebijakan Corrective = Biaya perbaikan mesin = Jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan c. Menghitung biaya yang dikeluarkan jika melaksanakan kebijakan pemeliharaan preventive : Untuk menentukan biaya pemeliharaan preventive meliputi pemeliharaan setiap satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan seterusnya, harus dihitung perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam suatu periode. Rumusnya adalah : Bn = N +B (n-1).p 1 + B (n-1).p 1 + B (n-2).p 2 + B (n-3).p 3 + B 1.P (n-1) Keterangan : Bn = perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam n bulan N = jumlah mesin Pn = probabilitas mesin rusak dalam periode n 2.2 Mesin 2.2.1 Definisi Mesin Mesin merupakan bagian yang penting dalam sebuah industri dengan menggunakan mesin modern ataupun mesin yang handal akan dapat meningkatkan produktivitas dan memperbanyak produk baik variasi maupun jumlahnya sehingga rencana dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Menurut Sofjan Assauri (2004) mesin adalah suatu peralatan yang digerakan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membatu manuasia dalam mengerjakan produk atau bagian bagian produk. Jadi dapat 33

disimpulkan bahwa mesin dapat digunakan oleh perusahaan agar kegiatan operasional dapat dilakukan dengan mudah sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. 2.2.2 Jenis Jenis Mesin Sebenarnya jenis jenis mesin yang ada banyak sekali variasinya tetapi pada prinsipnya mesin dapat dibedakan atas dua macam yaitu mesin mesin yang bersifat umum atau serba guna (General Purpose Machines) dan mesin mesin yang bersifat khusus (Special Purpose Machines). 1. Mesin mesin yang bersifat serba guna (General Purpose Machines) Merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang/produk atau bagian dari produk. Ciri ciri mesin yang serba guna : a. Mesin dibuat dengan bentuk standar dan selalu atas dasar untuk pasar (Ready Stock) dan bukan atas dasar pemesanan. b. Penggunaan mesin sangat fleksibel. c. Dalam penggunaannya membutuhkan pekerja yang terdidik dan berpengalaman karena menggunakan mesin ini tidak otomatis. d. Mesin dapat digunakan untuk memproduksi beberapa jenis barang sekaligus. e. Biaya pemeliharaan mesin murah. 2. Mesin mesin yang bersifat khusus (Special Purpose Machines) Merupakan suatu mesin yang direncakan dan dibuat untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama. 34

a. Mesin dibuat berdasarkan pesanan dan dalam jumlah atau volume yang kecil. b. Mesin bersifat otomatis sehingga pekerjaannya lebih cepat dan oleh kerana itu dipergunakan dalam perusahaan yang menghasilkan produk dalam jumlah yang besar. c. Dalam penggunaannya dibutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit. d. Biaya produksi per unit relatif murah. e. Mesin ini tidak dapat dipergunakan untuk menghadapi perubahan dari produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan. Namun di dalam prakteknya terkadang ditemui perusahaan perusahaan yang menggunakan kombinasi kedua jenis mesin ini. Hal ini terjadi karena perusahaan tersebut yang menghasilkan satu macam produk yang jumlahnya terlalu besar dan tidak ekonomis apabila diproduksi dengan mesin serba guna dan juga sebaliknya terlalu kecil apabila perusahaan membeli dan mempergunakan mesin yang bertujuan khusus. Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka perusahaan mengadakan penyesuaian dengan menambah bagian bagian atau mesin mesin yang telah distandarisir atau dengan membuat dan memasang peralatan peralatan khusus, perkakas perkakas tertentu dan alat mekanis. 2.3 Pompa 2.3.1 Definisi Pompa Pompa adalah merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contonya adalah air, oli/pelumas atau fluida lainnya. Industri industri 35

banyak menggunakan pompa sebagai salah satu peralatan bantu yang penting untuk proses produksi. Pada pompa akan terjadi perubahan dari dari energi mekanik menjadi energi fluida. Pada mesin mesin hidrolik termasuk pompa, energi fluida ini disebut head atau energi persatuan berat zat cair. Ada tiga bentuk head yang mengalami perubahan yaitu head tekan, kecepatan dan potensial. Selain dapat memindahkan cairan, pompa juga dapat berfungsi sebagai untuk meningkatkan kecepatan, tekanan dan ketinggian pompa. (Djati Nursuhud, 2006) Pompa memiliki komponen komponen dalam proses memproduksi. Komponen komponen tersebut antara lain: Pompa Mesin Penggerak, berupa : motor listrik, mesin diesel atau sistem udara. Pipa atau pemipaan digunakan untuk membawa fluida. Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistem. Sambungan, pengendalian dan instumentasi lainnya. Peralatan penggunaan akhir yang memiliki berbagai persyaratan. Seperti : tekanan, aliran yang menentukan komponen dan susunan sistem pemompaan. Contoh : Alat Penukar Panas atau Heat Exchanger, tangki dan mesin hidrolik. 2.3.2 Klasifikasi Pompa Pompa dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang berbeda, misalnya berdasarkan kondisi kerjanya, cairan yang dilayani/dipindahkan, bentuk elemen yang bergerak, jenis penggeraknya serta berdasarkan cara menghantar fluida dari 36

dari pipa hisap ke pipa tekan. Namun secara umum pompa dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Gambar 2.4 Jenis Jenis Pompa (Sumber: Djati Nursuhud, 2006) 2.3.3 Pompa Perpindahan Positif atau Positive Displacement Pump Pompa perpindahan positif adalah perpindahan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain disebabkan perubahan volume ruang kerja pompa yang diakibatkan oleh gerakan elemen pompa yaitu maju mundur (bolak balik) atau berputar (rotary). Dengan perubahan volume tersebut maka zat cair pada bagian keluar (discharge) mempunyai tekanan yang lebih besar dibanding pada bagian masuk (suction) dan konsekuensinya kapasitas yang dihasilkan sesuai volume yang dipindahkan. Pompa ini disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik dari putaran poros pompa dirubah menjadi energi tekanan untuk memompakan fluida. Pada pompa jenis ini dihasilkan head yang tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan rendah. Ciri Ciri umum pompa positip : 37

Head yang dihasilkan relatif tinggi dibanding dengan kapasitas. Mampu beroperasi pada suction yang kering, sehingga tidak memerlukan proses priming. Kapasitas atau aliran zat cair tidak berkelanjutan. Adapun yang termasuk dalam jenis Positive Displacement Pump atau Pompa Perpindahan Positif ini adalah : 2.3.3.1 Pompa Berputar atau Rotary Pump Pompa rotary adalah pompa-pompa positip (positive displacement pumps) dimana energi ditransmisikan dari motor penggerak ke cairan oleh suatu bagian (elemen) yang mempunyai gerakan berputar di dalam rumah pompa. Pompa jenis ini sebagai ganti pelewatan cairan pompa sentrifugal, pompa rotari akan merangkap cairan, mendorongnya melalui rumah pompa yang tertutup. Hampir sama dengan piston pompa torak akan tetapi tidak seperti pompa torak (piston), pompa rotari mengeluarkan cairan dengan aliran yang lancar (smooth) (Tyler G. Hicks, 1971). 2.3.3.2 Pompa Bolak Balik atau Reciprocating Pump Pompa Reciprocating merupakan suatu pompa yang dapat mengubah energi mekanis menjadi energi aliran fluida dengan menggunakan piston yang dapat bergerak boalk balik di dalam silinder. Pompa ini merupakan pompa bolak balik yang dirancang untuk menghasilkan kapasitas yang cukup besar. Umumnya menggunakan head yang rendah. Dan digunakan pada perbedaaan ketinggian yang tidak terlalu besar antara suction dan discharge (Tyler G. Hicks 1971). 38

2.3.4 Pompa Dinamik Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh cara pompa tersebut beroperasi, impeler yang berputar mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida, yang termasuk dalam jenis pompa ini adalah pompa sentrifugal. 2.3.4.1 Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah salah satu peralatan sederhana yang sering digunakan pada berbagai proses dalam suatu pabrik. Pompa sentrifugal ini mempunyai tujuan untuk mengubah energi dari suatu pemindah utama (motor electric atau turbin) menjadi kecepatan atau energi kinetik dan kemudian menjadi energi tekanan dari suatu fluida yang dipompakan. Perubahan energi terjadi melalui sifat dari kedua bagian utama pompa, impeller dan volute atau diffuser. Impeller adalah bagian yang berotasi (berputar) yang mengubah energi menjadi energi kinetik. Volute dan diffuser adalah bagian yang stationer (tidak bergerak) yang mengubah dari energi kinetik menjadi energy tekanan (sularso, 1991). 1. Komponen Komponen Pompa Sentrifugal Komponen komponen pompa sentrifugal adalah sebagai berikut : Stuffing Box, berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing. Packing, digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon. 39

Shaft (poros), berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian bagian berputar lainnya. Shaft sleeve, berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever. Vane, sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller Eye of Impeller, bagian sisi masuk pada arah isap impeller. Impeller, berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Wearing Ring, berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller. Bearing (bantalan), berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil. Casing, merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage). 40

2. Karakteristik Pompa Sentrifugal Beberapa hal penting pada karakteristik pompa adalah : a. Head (H), head adalah energi angkat atau dapat digunakan sebagai perbandingan antara suatu energi pompa per satuan berat fluida. Pengukuran dilakukan dengan mengukur beda tekanan antara pipa isap dengan pipa tekan, satuannya adalah meter. Head ada dalam 3 (tiga) bentuk yang dapat saling berubah : Head potential/head actual, didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang datar. Jadi, suatu kolam air setinggi 2 (dua) meter mengandung jumlah energi yang disebabkan oleh posisinya dan dikatakan fluida tersebut mempunyai head sebesar 2 (du) meter kolam air. Head kinetik/head kecepatan, suatu ukuran energi kinetik yang dikandung satu satuan bobot fluida yang disebabkan oleh kecepatan dan dinyatakan oleh persamaan yang biasa dipakai untuk energi kinetik (V2/2g). Head tekanan, energi yang dikandung oleh fluida akibat tekanannya dan persamaannya adalah jika sebuah menometer terbuka dihubungkan dengan sudut tegak lurus aliran, maka fluida di dalam tabung akan naik sampai ketinggian yang sama dengan. b. Kapasitas (Q), kapasitas adalah jumlah fluida yang dialirkan persatuan waktu. c. Putaran (n), putaran dinyatakan dalam rpm dan diukur dengan tachometer. 41

d. Daya (P), daya dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu daya dengan poros atau daya motor penggerak (Nm) yang diberikan motor listrik dan daya air yang dihasilkan pompa atau daya pompa. Daya motor penggerak adalah daya mekanik keluaran motor penggerak yang diberikan kepada pompa sebagai daya masukan. Daya pompa (Np), daya pompa adalah daya output pompa terukur yang diberikan kepada fluida. e. Efisiensi Pompa, pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi tekanan karena ada sebagian energi kinetik yang hilang dalam bentuk losses. Efisiensi pompa adalah suatu factor yang dipergunakan untuk menghitung losses ini. Efisiensi pompa terdiri dari : Efisiensi hidrolis, memperhitungkan losses akibat gesekan antara cairan dengan impeller dan losses akibat perubahan arah yang tibatiba pada impeler. Efisiensi volumetris, memperhitungkan losses akibat resirkulasi pada ring, bush, dll. Efisiensi mekanis, memperhitungkan losses akibat gesekan pada seal, packing gland, bantalan, dll. Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun dapat juga dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain. Efisiensi pompa akan mencapai maksimum pada designed point tersebut, yang dinamakan dengan titik BEP. Untuk kapasitas yang lebih kecil atau lebih besar efisiensinya akan lebih rendah. 42

berikut ini. 3. Kurva Karekteristik Pompa Sentrifugal Karakteristik pompa yang disusun seri/paralel dapat dilihat pada gambar Gambar 2.5 Operasi Tunggal, Seri dan Paralel dari Pompa Pompa dengan karakteristik yang Sama (Sumber: sularso, 1991) Gambar 2.5 menunjukan kurva head kapasitas dari pompa pompa yang mempunyai karakteristik yang sama yang di pasang secara paralel atau seri. Dalam gambar ini kurva untuk pompa tunggal diberi tanda (1) dan untuk susunan seri yang terdiri dari dua buah pompa diberi tanda (2). Harga head kurva (2) diperoleh dari harga head kurva (1) dikalikan (2) untuk kapasitas (Q) yang sama. Kurva untuk susunan paralel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi tanda (3). Haraga kapasitas (Q) kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva (1) dikalikan (2) untuk head yang sama. Dalam gambar ditunjukkan tiga buah kurva head-kapasitas sistem, yaitu R1, R2, dan R3. Kurva R3 menujukkan tahanan yang lebih tinggi dibanding dengan R2 dan R1. Jika sistem mempunyai kurva head- 43

kapasitas R3, maka titik kerja pompa 1 akan terletak di (D). Jika pompa ini disusun seri sehingga menghasilkan kurva (2) maka titik kerja akan pindah ke (E). Disini terlihat bahwa head titik (E) tidak sama dengan dua kali lipat head (D), karena ada perubahan (berupa kenaikan) kapasitas. Sekarang jika sistem mempunyai kurva head-kapasitas R1 maka titik kerja pompa (1) akan terletak di (A). Jika pompa ini disusun paralel sehingga menghasilkan kurva (3) makatitik kerjanya akan berpindah ke (B). Disini terlihat bahwa kapasitas dititik (B) tidak sama dengan dua kali lipat kapasitas dititik (A), karena ada perubahan (kenaikan) head sistem. Jika sistem mempunyai kurva karakteristik seperti R2 maka laju aliran akan sama untuk susunan seri maupun paralel. Namun jika karakteristik sistem adalah seperti R1 dan R3 maka akan diperlukan pompa dalam susunan paralel atau seri. Susunan paralel pada umumnya untuk laju aliran besar dan susunan seri untuk head yang tinggi pada operasi. Untuk susunan seri, karena pompa kedua menghisap zat cair bertekanan dari pertama, maka perlu perhatiankhusus dalam hal kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap kebocoran dari rumah pompa. 2.3.5 Operasi Pompa Tunggal, Paralel dan Seri dengan Pompa Yang Sama Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa saja, maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara seri atau paralel. Susunan tunggal, pompa yang digunakan hanya satu pompa karena head dan kapasitas yang diperlukan sudah terpenuhi. Susunan paralel, susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang tidak dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila 44

diperlukan pompa cadangan yang akan dipergunakan bila pompa utama rusak atau diperbaiki. Susunan seri, bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani Oleh Satu pompa maka dapat digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri. 45