e-journal Volume 06 Nomor 3 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Oktober, hal 57-61

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI PEWARNAAN RAMBUT ARTISTIK DENGAN TEKNIK TIPING UNTUK MENDAPATKAN WARNA VERY LIGHT GOLDEN BLONDE

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS ALAT PENGGULUNG TERHADAP HASIL PENGERITINGAN RAMBUT DESAIN ANTARA ROTTO DAN MAGIC ROLLER

PENGARUH MAKE UP KOREKTIF TERHADAP HASIL RIASAN PADA WAJAH BULAT DAN MATA SIPIT

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

PENGARUH KOMPOSISI WARNA (PAGODA RED, WINDSOR PURPLE, MADONNA BLUE) TERHADAP KUALITAS WARNA UNGU PURPLE PADA KAIN KATUN DENGAN TEKNIK TIE DYE

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dalam keindahan dan keserasian berbusana, cara komunikasi, kecantikan

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 67-73

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 74-78

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PEWARNAAN RAMBUT ARTISTIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERAWATAN KULIT KEPALA

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

BAB I PENDAHULUAN. bahkan rambut yang turut serta memiliki peran dalam menjaga penampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepanjang sejarah peradaban manusia, rambut selalu menempati

Peningkatan Kompetensi Siswa dalam Memahami Teknik Pewarnaan Rambut melalui Pratice Rehearsal Pairs bagi Siswa Kelas XII Kecantikan 2

PENGARUH PENGGUNAAN ALMOND (PRUNUS DULCIS) SEBAGAI MASKER WAJAH TERHADAP KELEMBABAN KULIT PADA WAJAH KERING

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

Journal of Beauty and Beauty Health Education

Pengaruh Minyak Buah Pisang (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Pengurangan Ketombe pada Kulit Kepala

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

Shampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis :

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL DENGAN AUDIOVISUAL KELAS X SMA PGRI 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2014/2015 ABSTRACT

PENGARUH PERBANDINGAN FOSFOR DAN RUBBER TERHADAP HASIL JADI SABLON GLOW IN THE DARK PADA GLOSSE SLEEVE BERBAHAN LYCRA

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB III METODE PENELITIAN

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

PENGARUH JENIS FOUNDATION TERHADAP HASIL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN BARAT PADA KULIT WAJAH BERMINYAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTEK PEMANGKASAN RAMBUT SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. menyadari betapa pentingnya penampilan sebagai penunjang keberhasilan, sekarang, yaitu sebagai penunjang penampilan.

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

Anneke Endang K Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian integral dalam perubahan pembangunan.

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Pewarnaan Artistik PEWARNAAN ARTISTIK

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, dalam

Oleh : Octavena Mellinda Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Maret.

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Journal of Beauty and Beauty Health Education

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL CS DAN MM

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK. Keywords: Cooperative Learning, understanding of mathematical concepts, TAI PENDAHULUAN

Oleh: SINTA KARLINA NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENGGUNAAN FACE PAINTING DENGAN TEKNIK MANUAL DAN AIRBRUSH SEBAGAI MAKE UP FOTO PRE WEDDING

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

BAB III METODE PENELITIAN

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NURUL AZMAN GUNUNG PUTRI BOGOR

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DADU AKSARA JAWA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA KELAS IV

Resti Tresnasih*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL KOOPERATIF SCAFFOLDING DAN PBI MEMPERHATIKAN CARA BERPIKIR. (Artikel Skripsi)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan...

JURNAL. Oleh MUS LADIKU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA

Dewi Lutfiati Dosen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang tata kecantikan. Kecantikan merupakan keelokan baik wajah

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang

PENGARUH GAYA STRADLE TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DWI HURIGI PADA BELADIRI TAEKWONDO JURNAL. Oleh ZIKO FAJAR RAMADHAN

ABSTRAK EFEK COKELAT HITAM TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA LAKI LAKI DEWASA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH WHITE BALANCE KELVIN DAN WARNA FOUNDATION TERHADAP HASIL TATA RIAS FOTO BEAUTY

Journal of Beauty and Beauty Health Education

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 September sampai 31 Oktober 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

Miftakhul Ilmi Progam Studi Pendidikan Matematika Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

PENGARUH HARGA, CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PEMBELIAN KUOTA IM3 OOREDOO 4G (Studi Kasus Pada Mahasiswa FEB UMS)

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Penyusun IDAH HADIJAH. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

Keywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.

PENGARUH PENGGUNAAN KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SUB KOMPETENSI PENGERITINGAN DESAIN SELANG SELING PADA SISWA KELAS XI KECANTIKAN SMK AIRLANGGA SIDOARJO

Nourma Izmi, Purwati Kuswarini Suprapto, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Transkripsi:

PENGARUH PERBANDINGAN BLEACHING DAN CREAM DEVOLOPER TERHADAP HASIL PEWARNAAN ARTISTIK TEKNIK FROSTING PADA RAMBUT NORMAL UNTUK MENCAPAI UNDERCOAT WARNA LEVEL 8 (YELLOW) Amidyah Rusyta Sari Mahasiswa S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Amidyahrusytasari@gmail.com Dr. Maspiyah. M.Kes Dosen Pembimbing, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya masfiahh@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh perbandingan bleaching dan cream devoloper terhadap hasil pewarnaan artistik teknik frosting pada rambut normal untuk mencapai undercoat warna level 8 (yellow). Jenis penelitian ini adalah Eksperimen yang dilakukan pada jenis rambut normal. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi yang dilakukan oleh 30 orang (dosen 3, karyawan salon 5, mahasiswa 22). Data yang diperoleh dianalisis ddengan menggunakan analisis varians klsifikasi tunggal (anava tunggal) spss 20. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil pada aspek 1). Hasil P denga signifikan 0.000 lebih 0,05 (dibawah 5%) yang berarti hipotesis yang menyatakan ada pengaruh tingkat kerataan high light pada hasil bleaching dapat diterima, pada aspek 2) Hasil P dengan signifikasi 0.000 0,05 (dibawah 5%) yang berarti hipotesis yang menyatakan ada pengaruh tekstur rambut dapat diterima, pada aspek 3) hasil P signifikasi 0.000 0,05 (dibawah 5%) yang berarti hipotesis yang menyatakan ada pengaruh elastisitas rambut dapat diterima dan pada aspek 4) p dengan signifikasi 0.000 lebih rendah dari α = 0,05 (dibawah 5%) yang berarti hipotesis yang menyatakan ada pengaruh Kesesuaian hasil bleaching dengan undercoat warna level 8 (Yellow) dapat diterima. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) dan (Ha) diterima. Kata kunci : pengaruh perbandingan bleaching dan cream devoloper Abstract: Research knows the effect of bleaching and cream devoloper on artistic coloring result of frosting technique on normal hair to achieve 8 level (yellow) color undercoat. This type of research is an experiment conducted on normal hair type. Data method used is observation conducted by 30 people (3lecturers, 5 salons employees, 22 students). The data obtained were analyzed by using single variance cluster analysis (single anava) spss 20. The research conducted the results on the 1st aspect is indicated by the F-count of 42 008 with the significance of 0000 is lower than hypothesis that there is a high flatness degree of influence on the result of bleaching can be accepted, in the aspect 2) indicated by the F-count 36 834 with significance of 0000 is lower than hair texture can be accepted, in the aspect 3) indicated by the F- count 0000 25 805 with lower significance than unacceptable influence hair elasticity and the aspect 4) with F-count of 50 995 with the 05 (below 5%) which means that the hypothesis that there is effect Compliance with the bleaching results Undercoat of level 8 (Yellow) color is acceptable. Thus the nil hypothesis (Ho) and (Ha) are accepted. Keywords: effect of bleaching and cream devoloper 57

PENDAHULUAN Setiap wanita selalu memperhatikan dan berkeinginan untuk memiliki penampilan yang sempurna, bukan hanya dalam berpakaian, namun juga kesehatan dan kecantikan mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki sudah menjadi prioritas utama dalam berpenampilan. Salah satu yang sangat diperhatikan adalah rambut karena rambut merupakan mahkota kecantikan sehingga banyak wanita melakukan perawatan rambut dengan hair spa, hair mask, dan pewarnaan rambut. pewarnaan rambut saat ini sangat digemari oleh sekelompok masyarakat mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas baik pria maupun wanita tanpa mengenal batasan usia, dengan seiring berkembangnya dunia kecantikan pewarnaan rambut bukan saja untuk menutup kekurangan rambut (uban) melainkan sebagai fashion mode/trend, dan untuk menunjang penampilan agar tampil lebih percaya diri dalam segala suasana, banyak wanita menginginkan warna rambut yang kontras dengan warna rambut asli seperti menginginkan pewarnaan artistik/artistic colouring dengan warna rambut yang beragam dari warna blonde,gray dan warna lainnya. rambut merupakan sesuatu yang tumbuh dari kulit sebagai batang-batang tanduk dan tersebar hampir di seluruh kulit tubuh, anggota-anggota tubuh, wajah dan kepala, rambut berfungsi sebagai pelindung kulit. Pertamas sebagai pelindung terhadap rangsangan fisik seperti panas, dingin, kelembapan dan sinar. kedua sebagai pelindung terhadap rangsangan mekanik seperti pukulan, gesekan, dan tekanan serta ketiga sebagai pelindung terhadap rangsangan kimia seperti berbagai zat kimia dan keringat. (Kusumadewi, 1999:25). Dalam mencapai pewarnaan Artistik/artistic colouring yang diinginkan banyak wanita takut rambutnya menjadi kering dan rusak karena proses pembleachingan. Sehingga sering terjadi pada saat melakukan pembleachingan warna rambut tidak merata keseluruh bagian rambut, hal ini bisa di sebabkan karena kurang meratanya dalam mengolesan pewarnaan. Selain itu pada saat proses pencampuran warna kurang sempurna warna kurang sempurna sehingga warna tidak tercampur seluruhnya, dan hasil proses bleaching tidak merata juga berpengaruh terhadap hasil pewarnaan Penghilangan warna atau bleaching dibedakan menjadi dua, yaitu: penghilang warna sebagian atau partial bleaching dan penghilang warna keseluruhan atau total bleaching. Penghilangan warna sebagian masih dibedakan lagi dalam beberapa jenis, yang didasarkan atas letak dan bagian batang rambut yang dihilangkan warnanya. Karena efek keindahan yang dapat dicapai, penghilang warna sebagian termasuk dalam bidang pewarnaan artistik. (Hendra T. Laksman, 1986:183). Sedangkan Menurut (hadijah, 2003:12) dengan melakukan bleaching hasil warna yang diinginkan akan keluar dengan pantulan warna yang bagus, sehingga warna target yang diinginkan akan tercapai. Untuk mencapai target yang diinginkan dan menghindari hal-hal yang mengakibatkan rambut kering, dan rusak yang harus dilakukan sebelumnya adalah melakukan diagnosa, melakukan tes tempel (patch tes) dan tes untai pada rambut dan kulit kepala. Pewarnaan rambut sendiri adalah tindakan mengubah warna rambut. Dalam pewarnaan modern dikenal tiga proses utama, yaitu: penambahan warna hair tinting, pemudaan warna hair lightening dan penghilangan warna bleaching. Penambahan warna hair tinting digunakan untuk menutupi warna rambut kelabu atau uban yang terjadi karena rambut telah kehilangan pigmen warna asli rambut. Pemudaan warna hair lightening digunakan dalam pewarnaan korektif atau corrective coloring. Sedangkan Pewarnaan artistik atau (artistic color) bertujuan untuk menciptakan efek keindahan tertentu dengan menciptakan kontras warna antara satu bagian rambut tertentu dengan warna keseluruhan rambut lainya. Kontras warna dimaksudkan dibuat bukan melalui penambahan warna melainkan melalui penghilangan atau pemudaan warna dengan menggunakan cream devoloper. Peroxide/Krim Developer merupakan campuran peroksida dengan krim pengemulsi, berfungsi untuk pencampuran bleaching dan pewarna yang dapat menghasilkan proses kerja yang maksimal. Peroxide/Krim Developer terdapat beberapa tingkat ukuran untuk mempercepat proses penyerapan kosmetik bleaching. Kandungan peroksida yaitu: 10, 20, 30 dan 40vol. Semakin tinggi peroksida yang digunakan, maka proses penyerapan kosmetik bleaching untuk mengubah warna pigmen rambut semakin cepat. Semakin kecil kandungan peroksida yang digunakan, maka penyerapan kosmetik bleaching semakin lambat. Penggunaan Peroxide/Krim Developer dicampur pada bubuk bleaching atau pewarna rambut dengan perbandingan 1:1. Setelah dicampur kedalam bubuk bleaching ataupun kosmetik pewarna rambut lalu diaduk hingga rata. (Laksman, 1986:183) Sebelum melakukan eksperimen penulis sudah melakukan pre eksperimen dan melakukan observasi kepada trainer sebuah perusahaan merk ternama dan melakukan pra-eksperimen pada rambut model. Menurut trainer sebuah perusahaan merk A yang sudah ahli dalam bidang pewarnaan artistik yang sudah saya wawancarai berpendapat bahwa jenis rambut normal merupakan salah satu jenis rambut yang menjadi idaman banyak orang karena jenis rambut ini bagus jika dilakukan pewarnaan artistik : karena elastisitas rambut terbilang bagus, 58

produksi minyak normal, rambut mudah diatur, dan berkilau, dengan melakukan tahap pembleachingan minimal level 6, kondisi rambut belum pernah melakukan pewarnaaan sebelumnya agar warna yang diinginkan tercapai dengan baik. Pada penelitian sebelumnya Megasari (2010) dengan judul "Aplikasi pewarnaan artistik metode ganda dengan teknik frosting pada rambut berminyak dan kering untuk mendapatkan warna pirang tembaga" menggunakan perbandingan 1:2 dalam percampuran antara bleaching dan cream devoloper. Sehingga Penulis tertarik untuk mengambil penelitian eksperimen perbandingan bleaching dan cream devoloper dengan perbandingan 1:1, 1:1,5 dan 1:2 dalam mengapai undercoat warna level 8 Yellow dengan menggunkana cream devoloper 40vol dan menggunakan jenis rambut normal. Dalam pewarnaan rambut artistik terdapat beberapa teknik seperti teknik Frosting, Tiping, Streaking, Halo Lightening, Echoing, Spoting salah satu teknik yang banyak digemari saat ini adalah teknik frosting. Frosting adalah tindakan memudakan warna beberapa untai bagian rambut secara penuh, sesuai dengan desain yang diinginkan dengan bantuan pemakaian topi khusus yang memiliki lubang-lubang dan melalui lubang topi itu rambut dikeluarkan dengan penjapit plastik, sehingga pada saat cape dilepas untaian rambut yang sudah dibleaching akan jatuh secara perhelai dan rata rata pada setiap bagian rambut di kepala. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian eksperimen yang berjudul "Pengaruh Perbandingan Dan Cream Devoloper Terhadap Hasil Pewarnaan Artistik Teknik Frosting Untuk Mencapai Undercoat Warna Level 8 Yellow" dengan menggunakan kosmetik yang sama. METODE Jenis penelitian yang digunakan ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto "penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menegetahui ada tidaknya akibat dari suatu yang dikenakan pada subjek selidik. dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat" (Arikunto, 2006 : 272). Metode pengumpulan data Dalam instrumen penelitian ini menggunakan panduan observasi dalam bentuk skala daftar cocok (chek list), daftar cocok (chek list) yang digunakan pada 3 sampel, yaitu satu jenis rambut normal dengan menggunakan perbandingan bleaching dan cream devoloper 1:1, kedua jenis rambut normal dengan menggunakan perbandingan bleaching dan cream devoloper 1:1.5 dan ketiga jenis rambut normal dengan menggunakan perbandingan bleaching dan cream devoloper 1:2. Metode observasi ini menggunakan lembar Observasi yang diisi oleh 30 responden 3 dosen, 22 mahasiswa, dan 5 pekerja di salon. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians klsifikasi tunggal (anava tunggal) spss 20 Desain penelitian adalah rancangan percobaan dengan tiap langkah yang benar-benar terindentifikasi sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan (Sudjana, 2006). Penelitian ini menggunakan desain Eksperimen. dalam penelitian ini menggunakan tiga kelompok eksperimen, yaitu kelompak A, B dan kelompok C, yang diberi perlakuan menggunakan teknik dan metode yang sama. Kelompok A observasi yang dilakukan pada jenis rambut normal dengan perbandingan bleaching dan cream devoloper 1:1 untuk mencapai undercoat warna level 8 (yellow), kelompok B observasi yang dilakukan pada jenis rambut normal dengan perbandingan bleaching dan cream devoloper 1:1,5 untuk mencapai undertcoat warna level 8 (yellow), kelompok C observasi yang dilakukan pada jenis rambut normal dengan perbandingan bleaching dan cream devoloper 1:2 untuk mencapai undercoat warna level 8 (yellow). Kemudian terhadap ketiga kelompok dilakukan pengukuran hasilnya dengan cara yang sama. Proporsi Dan Cream Devoloper Tabel 3.1 Desain Penelitian Hasil Pewarnaan Y1 Y2 Y3 Y4 X1 X1Y1 X1Y2 X1Y3 X1Y4 X2 X2Y1 X2Y2 X2Y3 X2Y4 X3 X3Y1 X3Y2 X3Y3 X3Y4 Keterangan : X1 : Proporsi bleaching dan cream devoloiper 1:1 X2 : Proporsi bleaching dan cream devoloiper 1:1,5 X3 : Proporsi bleaching dan cream devoloiper 1:2 Y1 : Tingkat Kerataan Hight Light atau Hasil Y2 : Tekstur Rambut Y3 : Elastisitas Rambut Y4 : Warna rambut 59

X1Y1 : Tingkat Kerataan Hight Light atau Hasil Proporsi 1:1 X2Y1 :Tingkat Kerataan Hight Light atau Hasil Proporsi 1:1,5 X3Y1: Tingkat Kerataan Hight Light atau Hasil Proporsi 1:1,2 X1Y2 : Hasil Tekstur rambut proporsi 1:1 X2Y2 : Hasil Tekstur rambut proporsi 1:1,5 X3Y2 : Hasil tekstur rambut proporsi 1:2 X1Y3 : Hasil Elastisitas Rambut untuk proporsi 1:1 X2Y3 : Hasil Elastisitas Rambut untuk proporsi 1:1,5 X3Y3 : Hasil Elastisitas Rambut untuk proporsi 1:1,2 X1Y4 : Kesesuaian hasil bleaching dengan undercoat warna level 8 (Yellow) proporsi 1:1 X2Y4 : Kesesuaian hasil bleaching dengan undercoat warna level 8 (Yellow) proporsi 1:1,5 X3Y4: Kesesuaian hasil bleaching dengan undercoat warna level 8 (Yellow) proporsi 1:2 Metode pengamatan data dalam penelitian ini adalah metode observasi. Metode Observasi atau Pengamatan adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data yang digunakan secara sistematis, dengan prosedur yang berstandart, dengan tujuan pokoknya adalah mengadakan pengukuran terhadap variabel (Arikunto, 2002). Sedangkan Sutrisno Hadi dan Sugiyono (2013 : 145) mengemukakan bahwa metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 229) Metode Observasi adalah suatu teknik/metode yang dilakukan dengan cara menatap kejadian, gerak, dan proses. Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan secara teliti dan mencatat secara sistematik terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Metode Observasi secara langsung dapat dipakai untuk mengumpulkan data dengan melalui alat indera penglihatan. Dalam penelitian ini metode Observasi yang digunakan pada 3 sampel, yaitu satu jenis rambut normal dengan menggunakan perbandingan bleaching dan cream devoloper 1:1, kedua jenis rambut normal dengan menggunakan perbandingan bleaching dan cream devoloper 1:1.5 dan ketiga jenis rambut normal dengan menggunakan perbandingan bleaching dan cream devoloper 1:2. Metode observasi ini menggunakan lembar Observasi yang diisi oleh 30 responden 3 dosen, 22 mahasiswa, dan 5 pekerja di salon. Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diterapkan sesuai hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (anava tunggal). Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan bleaching dan cream devoloper mana yang lebih baik dalam mendekati warna target antara perbandingan 1:1, 1:1.5, dan 1:2untuk menggapai undercoat warna level 8 (yellow). Penelitian ini dianalisis dengan bantuan computer program SPSS versi 20. Apabila hasil menujukan ada pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan. PEMBAHASAN `Berdasarkan hasil Pengaruh Perbandingan Dan Cream Devoloper Terhadap Hasil Pewarnaan Artistik Teknik Frosting Untuk Mencapai Undercoat Warna Level 8 Yellow" menjawab pertanyaan dari rumusan masalahyang ada pada bab 1, pembahasan adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Kerataan High Light pada Hasil Hasil penelitian menunjukkan tingkat kerataan high light pada perbandingan 1:1 memperoleh nilai rata- rata (1.7) memiliki kriteria kurang rata. Karena terdapat beberapa warna helai rambut yang tidak rata antara batang rambut sampai ujung rambu dan tidak sesuai warna target, perbandingan 1:1.5 memperoleh nilai rata-rata (3.53) memiliki kriteria sangat rata karena pada batang rambut sampai akar rambut sama rata dan sesuai dengan warna target, sedangkan perbandingan 1:2 memperoleh nilai rata-rata (2.4) memiliki kriteria cukup rata karena terdapat beberapa helai rambut yang tidak rata antara batang rambut sampai ujung rambu namun mendekati warna target. 2. Tekstur Rambut Berdasarkan hasil uji sifat fisik oleh observer tekstur Rambut pada perbandingan 1:1 meperoleh nilai rata-rata sebesar (2.26) memiliki kriteria tesktur rambut cukup halus, perbandingan 1:1.5 meperoleh nilai rata-rata sebesar (3.4) pada perbandingan 1:2 memperoleh nilai (2.56) sedangkan pada perbandingan 1:1.5 dan 1:2 memiliki kriteria yang sama yaitu testur rambut masi terjaga, rambut tidak kasar, rambut halus 3. Elastisitas Rambut Bedasarkan hasil uji sifat fisik oleh observer elastisitas rambut pada perbandingan 1: 1 memperoleh nilai rata-rata (2.23) memiliki kriteria elastisitas cukup baik kemampuan rambut untuk meregang dan kembali kebentuk semula tanpa 60

patah. perbandingan 1: 1.5 memperoleh nilai ratarata (3.3), pada perbandingan 1:2 memperoleh nilai rata-rata (2.5), sedangkan pada perbandingan 1 : 1.5 dan 1: 2 memiliki kriteria yang sama yaitu elastis rambut baik kemampuan rambut untuk meregang dan kembali kebentuk semula tanpa patah. 4. Kesesuaian hasil bleaching dengan undercoat warna level 8 (Yellow) Kesesuaian hasil bleaching dengan undercoat warna level 8 (Yellow) pada perbandingan 1 : 1 memperoleh nilai rata-rata (2.06) warna rambut tidak sesuai undercoat level 8 (yellow) rambut masi pada level 5 (red orange), perbandingan 1 : 1.5 memperoleh nilai rata-rata (3.43) warna rambut sesuai dengan warna target yaitu level 8 (yellow), sedangkan pada perbandingan 1 : 2 memperoleh nilai rata-rata (2.53) warna rambut cukup sesuai karena hasil yang diperoleh hampir mendekati undercoat warna level 8 (yellow). PENUTUP Simpulan Bahwa Berdasarkan hasil statistik menyatakan bahwa terdapat pengaruh perbandingan bleaching dan cream devoloper terhadap hasil pewarnaan artistik teknik frosting pada rambut normal untuk mencapai undercoat warna level 8 (yellow). Yang paling sesuai dan mencapai target yang diinginkan adalah perbandingan 1:1.5. karena hasil yang di dadapatkan pada aspek kerataan High light, keadaan elastisitas dan tekstur rambut, masi baik, rambut tidak muda patah dan warna rambut sesuaian dengan undercoat level 8 yellow. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis data diatas dapat disimpulkan saran sebagai berikut : 1. Dapat melakukan test tempel (patch tes), tes untai tes ketidak-serasian 2. terlebih dahulu untuk mempermuda proses selanjutnya. 3. Dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang pewarnaan artistik dengan teknik lainnya seperti Tiping, Lightening, Echoing, Spotting 4. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan jenis rambut yang berbeda seperti pada rambut kering dan berminyak 5. Agar hasil High Light rata peneliti harus memperhatikan teknik dalam hal kecepatan mengoleskan kosmetik pembleachingan agar hasil yang di dapatkan rata seluruh pada batang sampai ujung rambut. 6. Dapat dilakukan perawatan setelah pembleachingan agar rambut masi dalam kondisi baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta Chitra, S.1993. dasar-dasar trampil tata rias rambut. Jakarta:Karya Utama Colletti, Anthony B : Cosmetologi, Keystone Publications, New York. 1970 Darmohusodo, Dr.Georgeus. P.P. 1994. anatomi dan fisiologi untuk penataan kecantikan kulit dan kecantikan rambut. Jakarta:Karya Utama Kusumadewi,dkk.1999. pengetahuan dan seni tata rambut modern untuk tingkat mahir. Jakarta:Meutia Cipta sarana dan DPP. Tiara Kusuma Kusuma Dewi, Rahardjo, dan Hendra T. Laksman, (1986), Pengetahuan dan seni tata rambut modern, Departemen P dan K, Jakarta. Master, T.W Dip.FE.C.G.I.A : Hairdressing in Theory and Permadi, Pong, Georgeus, Darmohusodo. (1992). Anatomi dan Fisiologi untuk Penataan Kulit dan Penataan kecantikan Rambut. Karya Utama. Jakarta Megasari (2010). "Aplikasi pewarnaan artistik metode ganda dengan teknik frosting pada rambut berminyak dan kering untuk mendapatkan warna pirang tembaga" Peinawati, (2007). Teknik highlight pada short, medium dan long layer, Salon Pro. Edisi Oktober- November 2007. Rostamailis, dkk.2008. tata kecantikan rambut jilid I,. Jakarta : macanan Jaya Cemerlang Rostamailis, dkk.2008. tata kecantikan rambut jilid III. Jakarta : macanan Jaya Cemerlang S. Citrawati. (1993). Dasar-dasar terampil Tata Rias Rambut. PT Karya Utama. Jakarta. 61