BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Masukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB 4 PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

IV. ANALISA DATA BAB IV ANALISIS DATA. 4.1 Geometri Simpang. A B C D. Gambar 4.1 Geometri Jl. Sompok Baru IV - 1.

Gambar 2.1 Rambu yield

UNSIGNALIZED INTERSECTION

Dari gambar 4.1 maka didapat lebar pendekat sebagai berikut;

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

BAB III LANDASAN TEORI

KINERJA SIMPANG LIMA TAK BERSINYAL JL. TRUNOJOYO, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA MARANATHA BANDUNG

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. yang mempegaruhi simpang tak bersinyal adalah sebagai berikut.

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

BAB III LANDASAN TEORI Kondisi geometri dan kondisi lingkungan. memberikan informasi lebar jalan, lebar bahu, dan lebar median serta

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 7 (Tujuh)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. saling berpotongan, masalah yang ada pada tiap persimpangan adalah kapasitas jalan dan

BAB 4 PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

Kata kunci : Tingkat Kinerja, Manajemen Simpang Tak Bersinyal.

BAB 3 METODOLOGI. Tahapan pengerjaan Tugas Akhir secara ringkas dapat dilihat dalam bentuk flow chart 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan)

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Judul. Lembar Pengesahan. Lembar Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Simpang Tak Bersinyal Notasi, istilah dan definisi khusus untuk simpang tak bersinyal di bawah ini :

SIMPANG TANPA APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

TUGAS AKHIR. ANALISA KARAKTERISTIK KONFLIK LALU LINTAS PADA SIMPANG TAK BERSINYAL TIGA KAKI (studi kasus pada Jalan RC Veteran)

TINJAUAN KINERJA PERSIMPANGAN PRIORITAS KAMPUNG KALAWI KOTA PADANG (Studi Kasus: Simpang Tiga Kampung Kalawi)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diambil kesimpulan:

DAFTAR ISI. i ii iii iv v. vii. x xii xiv xv xviii xix vii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan Jalan Sam Ratulangi Menurut MKJI 1997

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pertemuan dari jalan-jalan yang terlibat pada sistem jaringan jalan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. bertemu dan lintasan arus kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masingmasing

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Simpang Jalan Tak Bersinyal

BAB V ANALISIS DATA 5.1 UMUM

EVALUASI KINERJA DAN ALTERNATIF PENANGANAN SIMPANG PADA JALAN YA M SABRAN JALAN PANGLIMA AIM KOTA PONTIANAK

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN SULTAN HASANUDIN DAN JALAN ARI LASUT MENGGUNAKAN METODE MKJI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Kondisi Lingkungan Jalan Simpang Bersinyal Gejayan KODE PENDEKAT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

KINERJA PERSIMPANGAN TAK BERSINYAL PADA PERSIMPANGAN JALAN DOTULOLONG LASUT JALAN SUDIRMAN JALAN SARAPUNG JALAN SUDIRMAN KOTA MANADO

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN HARAPAN DAN JALAN SAM RATULANGI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Ruas Jalan A. Data Umum, Kondisi Geometrik, Gambar dan Detail Ukuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan yang sebenarnya, atau merupakan suatu penjabaran yang sudah dikaji.

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL ANTARA JALAN SULTAN HAMENGKUBUWONO 9 DAN JALAN CAKUNG CILINCING RAYA

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar kacilnya kapasitas total pada

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISA KINERJA SIMPANG JALAN MANADO BITUNG JALAN PANIKI ATAS MENURUT MKJI 1997

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober

BABffl LANDASAN TEORI

KAJIAN KINERJA PERSIMPANGAN TAK BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TAROK JALAN SULTAN SYAHRIR JALAN PROFESOR HAMKA JALAN SULTAN SYAHRIR KOTA BUKIT TINGGI)

ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR) Laporan Tugas Akhir

2.6 JALAN Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Perkotaan Ruas Jalan dan Segmen Jalan...

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Ya Survei Pendahuluan

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

PERTEMUAN KE-8 UJIAN TENGAH SEMESTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL 3 LENGAN. (Studi kasus : Pertigaan JL. Pakuningratan, Yogyakarta ) Disusun Oleh : WAHYUDIN

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 6 (Enam)

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

Bundaran Boulevard Kelapa Gading mempunyai empat lengan masing-masing lengan adalah

langsung. Survei dilakukan dengan pengukuran lebar pendekat masing-masing

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

KAJIAN PENERAPAN REKAYASA LALU LINTAS SISTEM SATU ARAH PADA SIMPANG TIGA STRAAT A KOTA KUPANG

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. DAFTAR ISI... vii

ANALISIS KINERJA PERSIMPANGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus : Persimpangan Jalan Sisingamangaraja Dengan Jalan Ujong Beurasok - Meulaboh)

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : SIMPANG EMPAT BERSINYAL DEMANGAN) ABSTRAK

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Lamlo Kabupaten Pidie)

MANAJEMEN LALU-LINTAS DAN EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jl. Semolowaru-Jl. Klampis Semolo Timur-Jl.Semolowaru- Jl.

BAB V ANALISIS DATA 5.1 ANALISIS AWAL TANPA PENANGANAN

PENGENDALIAN LALU LINTAS 4 LENGAN PADA PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. JERANDING DAN PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. HARUNA KOTA PONTIANAK

ANALISIS DAMPAK AKTIVITAS NGETEM ANGKUTAN KOTA TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI SIMPANG LALADON, BOGOR ALFANDIAS SEYSNA PUTRA

ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL (Studi Kasus: Jalan Anyelir Jalan Akasia Jalan Hayam Wuruk)

DAFTAR ISTILAH DAN DEFINISI

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

35 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Data Masukan 1. Kondisi geometrik Data eksisting geometrikpertigaan Jln. Pakuningratan dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Kondisi geometrik simpang 2. Kondisi Lalu lintas Kondisi arus lalu lintas simpang hari Sabtu peridoe 13.00 14.00 WIB dapat dilihat pada Gambar 5.2. 35

36 Gambar 5.2. Kondisi arus lalu lintas simpang hari Sabtu periode 13.00 14.00 WIB dalam satuan (kend/jam). 3. Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan pertigaan Jln. Pakuningratan dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1. Kondisi lingkungan Pendekat Tipe Tata Guna Lahan Utara (notasi A) Komersial Pertokoan, rumah makan. Barat (notasi B) Komersial Warung Makan, Rumah Tinggal, Selatan (notasi C) Komersial Pertokoan, Hotel, Tugu Jogja,.

37 B. Kapasitas 1. Lebar pendekat (W) Dari hasil pengukuran geometrik simpang maka lebar pendekat kemudian dihitung dengan menggunakan Persamaan3.2 sampai dengan Persamaan 3.4 Hasil perhitungan lebar pendekat simpang dirangkum pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Lebar pendekat (W) Lebar pendekat (m) Jalan Utama Jalan Lebar Minor W A (m) W C (m) W AC (m) W B (m) Pendekat rata-rata W 1 (m) 5 5 10 7 5,6 2. Jumlah Lajur Penentuan jumlah lajur berdasarkan data hasil rata-rata lebar pendekat (W1). Jumlah lajur di pertigaan Jln. Pakuningratan dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Jumlah Lajur Pendekat Lebar Pendekat (m) Jumlah Lajur Jalan Utama (WAC) 5(<5,5) 2 Jalan Minor (WBD) 3,50 (<5,5) 2

38 3. Tipe Simpang (IT) Berdasarkan Tabel 3.4 tipe simpang di pertigaan Jln. Pakuningratan memiliki tipe 324. Penentuan simpang tersebut dijelaskan pada Tabel 5. 4. Tabel 5.4. Tipe Simpang Jumlah lengan Jumlah lajur Jalan Utama Jalan Minor Tipe simpang 3 2 2 322 4. Kapasitas Dasar (Co) Dari tabel 5.4 diketahui bahwa simpang pertigaan Jln. Pakuningratan termasuk tipe simpang 324. Berdasarkan Tabel 3.5, tipe simpang 324 ditetapkan memiliki kapasitas dasar sebesar 2700 smp/jam. 5. Faktor Penyesuaian Lebar pendekat (FW) Faktor penyesuaian lebar pendekat (F w ) untuk tipe 324 dihitung dengan menggunakan Persamaan 3.5 hasil perhitungan faktor penyesuaian lebar pendekat (FW) adalah sebagai berikut : IT 324 : F w = 0,73 + 0,0760 W 1 F w = 0,70 + 0,0760 5,6 F w = 1,15 6. Faktor penyesuaian Median jalan utama (Fm) Dari Tabel 3.6 diketahui bahwa simpang 3 lengan pertigaan Jln. Pakuningratan tidak memilki median. Berdasarkan tabel 3.6 jika wilayah kajian tidak memiliki lebar median maka Fm=1,00.

39 7. Faktor penyesuaian Ukuran Kota (FCS) Jumlah penduduk di kota Yogyakarta berjumlah 412,704 jiwa (sumber data : Badan Pusat Statistik DIY 2015). Menurut faktor penyesuaian kota (FCS) Yogyakarta termasuk dalam Ukuran kota Kecil, maka berdasarkan Tabel 3.7 nilai FCS = 0,88 8. Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping, dan kendaraan tak bermotor (FRSU) a. Tipe lingkungan Tipe lingkungan disekitar wilayah kajian termasuk dalam lingkungan komersial. Tipe lingkungan tersebut didasarkan oleh aktifitas disekitar daerah kajian terdapat pertokoan, Hotel, Warung Makan dan permukiman. b. Kelas hambatan samping Kelas hambatan samping pada pertigaan Jln. Pakuningratan memiliki tipe simpang komersial dengan kelas hambatan samping sedang. Hasil analisis kelas hambatan samping didapat sebesar 0,035. Berdasarkan Tabel 3.8 dengan kelas tipe komersial sedang didapat nilai rasio kendaraan tak bermotor sebesar 0,93 (hasil interpolasi 0,00 dan 0,05) dan kemudian ditulis pada kolom 24 lampiran V. 9. Faktor Penyesuaian Belok Kiri (FLT) Hasil perhitungan FLT dapat dilihat pada formulir USIG II kolom ke 25 di Lampiran V. Contoh perhitungan untuk mengetahui nilai FLT pada hari Sabtu periode 13.00-14.00 WIB adalah sebagai berikut: F LT = 0,84 + 1,61 P LT F LT = 0,84 + 1,61 0,21 F LT = 1,17 Dengan : FLT = faktor penyesuaian belok kiri PLT = rasio kendaraan belok kiri (Lampiran IV, USIG-I).

40 10. Faktor Penyesuaian Belok Kanan (FRT) Hasil perhitungan FRT dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom ke 26 dilampiran V. Untuk simpang 3 Lengan : F RT = 0,99 Dengan : FRT = faktor penyesuaian belok kanan. 11. Faktor Penyesuaian Rasio Minor (FMI) Hasil perhitungan FMI dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom ke 27 dilampiran V. Contoh perhitungan untuk hari Sabtu periode 13.00 14.00 WIB adalah sebagai berikut : FMI = 1,11 P 2 MI 1,11 P MI + 1,11 FMI = 1,11 0,272 2 1,11 0,272+ 1,11 FMI = 1,10 Dengan : P MI = Rasio arus jalan minor terhadap arus persimpangan total (formulir USIG-I baris ke-24 kolom ke 10 di Lapangan V) 12. Kapasitas (C) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom ke 28 dilampiran V. Contoh perhitungan untuk hari Sabtu periode 13.00 14.00WIB adalah sebagai berikut: = 2974,57 smp/jam

41 pilih Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Kapasitas Faktor penyesuaian kapasitas (F) Kapasitas Lebar Median Ukuran Hambatan dasar CO pendekataan jalan kota samping smp/jam rata-rata Utama FCS FRSU (FW) FM Kapasitas Belok Belok Rasio (C) kiri kanan minor/total smp/jam FLT FRT FMI 27000 1,15 1,00 0,88 0,93 1,17 0,99 1,10 2974,57 C. Perilaku Lalu Lintas 1. Derajat Kejenuhan (DS) Hasil perhitungan untuk menghitung derajat kejenuhan (DS) dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom 31di Lampiran V. Contoh perhitungan untuk hari Sabtu periode 13.00 14.00 WIB adalah sebagai berikut: DS = DS = DS = 1,13 Dengan: DS = Derajat Kejenuhan Q total = arus kendaran bermotor total (USIG-II kolom ke 30 di Lampiran V) C = kapasitas (USIG-II kolom ke 28 di Lampiran V) 2. Tundaan a. Tundaan lalu lintas simpang (DT1) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom 32 di Lampiran V. contoh perhitungan untuk hari Sabtu periode 13.00 14.00 WIB adalah sebagai berikut: Untuk DS 0,6

42 DT 1 = 1,0504/(0,2742 0,2042 DS) (1-DS) 2 DT 1 = 1,0504/(0,2742 0,2042 1,13) (1 1,13) 2 DT 1 = 24,43 detik/smp b. Tundaan lalu lintas jalan utama (DTMA) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom 33 di Lampiran V. contoh perhitungan untuk hari Sabtu periode 13.00 14.00 WIB adalah sebagai berikut: Untuk DS 0,6 DT MA = 1,05034/ (0,346 0,246 DS) (1-DS) 1,8 DT MA = 1,05034/ (0,346 0,246 1,13) (1 1,13) 1,8 DT MA = 15,67 detik/smp c. Tundaan lalu lintas jalan minor (DTMI) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom ke 34 di Lampiran V. Contoh perhitungan untuk hari Sabtu periode 13.00 14.00 WIB adalah sebagai berikut: DT MI = Q TOT D T1 Q MA DT MA / Q MI DT MI = (3384 24,43 2784 15,67) / 600 DT MI = 65,07 detik/smp Dengan : Q MA = Arus Total Jalan Utama (USIG-I baris 10 kolom ke 10, Lampiran V) Q MI = Arus Total Jalan Minor (USIG-I baris 19 kolom ke 10, Lampiran V) d. Tundaan geometrik simpang(dg) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom ke 35 di Lampiran V. Berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk Untuk DS 1,0 DG= (1-DS) ( PT 6 + (1 PT ) 3) +DS 4 DG= (1-1,13) (0,44 6 + (1 0,44) 3) + 1,13 4

43 = 4,34 detik/smp. Dengan DG = tundaan geometrik simpang (det/smp) DS = derajat kejenuhan P T = rasio belok total e. Tundaan simpang (D) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom ke 36 di Lampiran V. Contoh perhitungan untuk hari Sabtu periode 13.00 14.00 WIB adalah sebagai berikut: D = DG + DT1 D = 4,02 + (24,43) D = 29,43 detik/smp 3. Peluang Antrian (QP) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom ke 37 di Lampiran V. Contoh perhitungan untuk hari Sabtu periode 13.00 14.00 WIB adalah sebagai berikut: QP % batas atas = 47,71 DS +24,68 DS 2 + 56,47 DS 3 QP % batas atas = 47,71 1,13+24,68 1,13 2 + 56,47 1,13 3 QP % batas atas = 145,61% QP % batas bawah = 9,02 DS + 20,66 DS 2 + 10,49 DS 3 QP % batas bawah = 9,02 1,13+ 20,66 1,13 2 + 10,49 1,13 3 QP % batas bawah = 45,40% 4. Penilaian Perilaku Lalu Lintas Hasil analisis menunjukkan bahawa derajat kejenuhan untuk hari Sabtu 06 Juni 2015 pukul 13.00 14.00 WIB merupakan jam puncak tertinggi. Volume kendaraan tertinggi terjadi pada hari Sabtu sebesar 3384 kend/jam. Derajat kejenuhan sebesar 1,13. Hal ini tentu melebihi dari batas derajat

44 kejenuhan didalam MKJI 1997 yaitu sebesar 0,80 Nilai derajat kejenuhan yang tinggi berdampak pada tundaan dipersimpangan. Hal ini terjadi jika kendaraan terhenti karena antrian dipersimpangan sampai kendaraan itu keluar dari persimpangan karena adanya pengaruh kapasitas persimpangan yang kurang memadai, sehingga menyebabkan kendaraan saling mengunci dan pengendara saling bergerak mencari celah untuk dilewati. Dari hasil analisis untuk jam puncak hari Sabtu menilai peluang antrian batas bawah adalah 45,39% dan batas atas sebesar 145,6%. Hasil analisis perilaku lalu lintas menunjukkan bahwa diperlukan beberapa penanganan yang dapat memperbaiki dari kinerja simpang kajian. D. Alternatif Solusi Persimpangan 1. Alternatif 1 pilihan ke-1. Alternatif 1 dilakukan pelarangan belok kanan dari arah utara Jalan A. Sangaji Ke arah barat jalan Pakunugratan dan belok kekanan dari lengan barat jalan pakuningratan ke arah selatan jalan A. Sangji. Dengan demikian dihasilkan : Nilai kejenuhan (DS) = 1,01 2. Alternatif 2 pilihan ke-2. Alternatif 2 dilakukan pemberlakuan sistem satu arah di lengan Barat jalan Pakuningratan. Dengan demikian dihasilkan : Nilai kejenuhan (DS) = 0,93 Tundaan simpang (D) =16,36 detik/smp Peluang Antrian (QP) batas atas 119,83% dan batas bawah 37,35 %

45