BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. R.R. Ayu Dika Parwati dan Gede Mertha Sudiartha (2016)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refrensi penulisan pada penelitian sekarang. Berikut ini adalah uraian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini: 1. Setyorini, Maria M Minarsih, Andi Tri Haryono (2016).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tiga laporan utama, (1) Neraca, (2) Laporan laba rugi, dan (3) Laporan arus kas

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jurnal yang berjudul The Investigation of the Relation Between Changes in

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor fundamental perusahaan terhadap return saham sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti lain. Di bawah ini akan dijelaskan penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini. 1. Ahmad (2010) Ahmad (2010) meneliti tentang pengaruh variabel ekonomi makro (suku bunga dan nilai tukar) terhadap return saham. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel ekonomi makro, yaitu suku bunga dan nilai tukar dengan menggunakan sampel penelitian perusahaan yang terdaftar di Karachi Stock Pakistan pada periode 1998-2009. Teknis analisis data yang digunakan, yaitu model regresi berganda. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa variabel ekonomi makro (suku bunga) berpengaruh negatif signifikan dan nilai tukar berpengaruh positif terhadap return saham. 2. Alexakis (2010) Alexakis (2010) meneliti tentang analisis pengaruh faktor fundamental terhadap return saham. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah NPM, ROA, ROE, DER, dan CR dengan sampel penelitian perusahaan 9

10 yang terdaftar di Athens Stock Exchange (ASE) Yunani periode 1993-2006. Teknik analisis yang digunakan adalah model regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fundamental NPM dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, akan tetapi ROE dan CR berpengaruh positif signifikan sedangkan DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. 3. Yeye Susilowati (2011) Yeye Susilowati (2011) meneliti tentang pengaruh faktor fundamental (EPS, NPM, ROA, ROE dan DER) terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah faktor fundamental, yaitu EPS, NPM, ROA, ROE, dan DER. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan disektor manufaktur yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai dengan 2008. Teknik analasis yang digunakan adalah model regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, sedangkan EPS, NPM, ROA, dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006 sampai dengan 2008. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu, yaitu terletak pada periode penelitian dan sampel penelitian. Pada penelitian pertama yang dilakukan oleh Ahmad pada periode 1998 2009 di negara Pakistan. Pada penelitian kedua yang dilakukan oleh Alexakis pada periode 2005-2007 di negara Yunani. Pada penelitian ketiga yang dilakukan oleh Yeye Susilowati pada

11 periode 2006 2008 di negara Indonesia. Pada penelitian sekarang menggunakan periode 2008-2010. Sampel penelitian pertama yang dilakukan oleh Ahmad adalah perusahaan yang terdaftar di Karachi Stock Pakistan. Sampel penelitian kedua yang dilakukan oleh Alexakis adalah perusahaan yang terdaftar di Athens Stock Exchange. Sampel penelitian penelitian sekarang adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara jelas persamaan dan perbedaan antara penelitian sekarang dengan peneliti yang sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2.1 di halaman berikutnya.

TABEL 2.1 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN PENELITIAN TERDAHULU Keterangan Ishfaq Ahmad Christos Alexakis Yeye Susilowati Peneliti Variabel Bebas 1. Suku bunga 2. Nilai tukar 1. Net Profit Margin (NPM) 2. Return on Asset (ROA) 3. Return On Equity (ROE) 4. Debt To Equity Ratio (DER) 5. Current Ratio (CR) Sumber : Ishfaq Ahmad, Cristos Alexakis dan Yeye Susilowati 1. Earning Per Share (EPS) 2. Net Profit Margin (NPM) 3. Return on Asset (ROA) 4. Return On Equity (ROE) 5. Debt To Equity Ratio (DER) 1. Suku Bunga 2. Current Ratio (CR) 3. Debt Equity Ratio (DER) 4. Return On Equity (ROE) Variabel Terikat Return Saham Return Saham Return Saham Return Saham Sampel Perusahaan di Karachi Stock Pakistan Perusahaan di Athens Stock Exchange (ASE) Yunani Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Penelitian 1998-2009 2005-2007 2006-2008 2008-2010 Teknik Sampling Purposive Sampling Purposive Sampling Purposive Sampling Purposive Sampling Teknik Analisis Regresi Berganda Regresi Berganda Regresi Berganda Regresi Berganda 12

13 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut (Eduardus Tandelilin. 2001:3). Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan yang melakukan investasi akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh kesejahteraan bagi dirinya atau perusahaan tersebut. Hal ini berlaku sama bagi perusahaan emiten yang berinvestasi di pasar modal. Perusahaan yang berinvestasi di pasar modal berharap dapat memperoleh keuntungan dalam bentuk capital gain yang pada akhirnya dapat digunakan untuk meningkatkan investasi perusahaannya sehingga pendapatan perusahaan akan meningkat. Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang (Jogiyanto. 2003:4).

14 2.2.2 Analisis saham Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi pergerakan harga saham, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan menghindari kerugian. Tanpa menggunakan analisis saham, maka bertransaksi dalam pasar modal hanya merupakan ajang spekulasi bagi investor. Untuk dapat memprediksi pergerakan harga saham, terdapat dua analisis, yaitu analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis). a. Analisis teknikal Analisis teknikal merupakan suatu proses menganalisa harga historis suatu sekuritas dalam usaha untuk menentukan kemungkinan harga di masa yang akan datang. Hal ini dilakukan dengan membandingkan harga saat ini dengan harga historis. Masa datang merupakan pengulangan masa lalu yang masuk lewat pintu berbeda (Lutfi et al. 2010:71). Pihak yang melakukan analisis teknikal disebut juga sebagai analis teknikal. Keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada data pasar di masa lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan saham). Informasi data masa lalu tersebut akan mendasari prediksi mereka atas pola perilaku harga saham di masa datang (Eduardus Tandelilin. 2001:247). b. Analisis fundamental Analisis fundamental didasarkan pada asumsi bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik pada suatu periode tertentu, nilai intrinsik ini berubah dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari faktor internal dan eksternal. Teori

15 analisis fundamental menyatakan bahwa investor seharusnya membeli suatu saham ketika harga pasar di bawah nilai intrinsik selanjutnya menjual saham ketika harga pasar di atas nilai intrinsik (Lutfi et al. 2010:1). Analisis fundamental juga merupakan pengkajian atas berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja ekonomi, kelompok industri, dan perusahaan. Analisa fundamental menitik beratkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat. Tujuan analisis fundamental adalah untuk mendapatkan suatu prediksi pergerakan harga di masa datang dan menggunakan prediksi tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga (Lutfi et al. 2010:6). Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor dapat melakukan analisis fundamental secara top-down yang dimulai dari analisis ekonomi, industri dan perusahaan (Eduardus Tandelilin. 200:209). 1. Analisis ekonomi Faktor eksternal secara terus menerus akan mempengaruhi perusahaan, penjualan dan biaya perusahaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor di luar kontrol perusahaan seperti Risiko nilai tukar, suku bunga, inflasi, perpajakan dan kebijakan pemerintah (Lutfi et al. 2010:9). Guna analisis ekonomi untuk mengetahui kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal (Eduardus Tandelilin. 2001:210).

16 2. Analisis industri Dalam analisis industri investor diharapkan untuk mencoba membandingkan kinerja dari berbagai industri untuk mengetahui jenis industri apa yang memberikan prospek paling menjanjikan paling menguntungkan atau sebaliknya (Eduardus Tandelilin. 2001:219). 3. Analisis perusahaan Dalam analisis perusahaan terdapat dua hal yang ingin dilihat oleh investor. Pertama bagaimana kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain lama satu industri yang sama atau sejenis, selanjutnya bagaimana kinerja perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam suatu perusahaan yang harus dikaji oleh investor terdiri dari manajemen, perusahaan, laporan tahunan serta rasio keuangan (Lutfi et al. 2010:29). 2.2.3 Faktor ekonomi makro Menurut Eduardus Tandelilin (2001:211) lingkungan ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari hari, kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang, akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. a. Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi diinterfretasikan sebagai persentase dari perubahan Produk Domestik Bruto (PDB) dari suatu periode ke periode lainnya. PDB adalah ukuran produksi barang dan jasa total suatu negara. Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Jika

17 pertumbuhan ekonomi membaik, maka daya beli masyarakat pun akan meningkat, dan ini merupakan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan penjualannya (Eduardus Tandelilin. 2001:212). b. Inflasi Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produkproduk secara keseluruhan. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi uang (purchasing power of money). Di samping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaiknya tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini akan merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli uang dan risiko penurunan pendapatan riil (Eduardus Tandelilin. 2001:212). c. Suku bunga Tingkat suku bunga adalah harga yang harus dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu. Tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat suku bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan (Eduardus Tandelilin.2001:213). Di samping itu tingkat suku bunga yang tinggi akan mengakibatkan investor lebih memilih menginvestasikan dananya pada deposito daripada investasi pada saham

18 dikarenakan deposito memiliki resiko yang lebih rendah (Lutfi et al. 2010 : 12). Penelitian ini menggunakan sensitivitas tingkat suku bunga pada masing masing perusahaan (Tirapat. 1999). 2.2.4 Faktor fundamental perusahaan Pada tingkat perusahaan, analisis fundamental bisa mencakup pengkajian atas data keuangan, manajemen, konsep bisnis dan persaingan. Untuk memperkirakan harga saham dapat digunakan analisis fundamental perusahaan yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham. Analisanya dapat meliputi tren penjualan, keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber bahan mentah, peraturan-peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut. 2.2.5 Rasio keuangan sebagai ukuran kinerja Rasio keuangan merupakan hubungan matematika yang diperoleh dengan membandingkan angka-angka yang terdapat dalam lapoan keuangan atau antar laporan keuangan. Nilai rasionya diperoleh dengan membagi angka dari suatu komponen dengan angka dari komponen lainnya. Angka komponen yang dibandingkan dapat diambil dalam satu periode atau beberapa periode (Kasmir, 2010 : 93). Rasio keuangan dapat digunakan sebagai ukuran kinerja dan kemampuan perusahaan dalam memberdayakan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Rasio rasio

19 keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan rugi laba dan neraca (Mamduh Hanafi. 2009 : 76). TABEL 2.2 JENIS - JENIS RASIO KEUANGAN No Rasio Keuangan Jenis - Jenis Rasio 1. Likuidity Ratio Current ratio (CR) Quick Ratio (QR) Cash Ratio (CR) 2. Leverage Ratio Debt Ratio (DR) Debt to Equity Ratio (DER) Times Interest Earned (TIE) Fixed Charge Coverage (FCC) 3. Activity Ratio Inventory Turnover (IT) Average Collection Period (ACP) Working Capital Turnover (WCT) Fixed Assets Turnover (FAT) Total Assets Turnover (TAT) 4. Profitability Gross Profit Margin (GPM) Operating Profit Margin(OPM) Net Profit Margin (NPM) Basic Earning Power (BEP) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Price to Earning ratio (PER) 5. Earning Per Share (EPS) Market Valution Ratio Market to Book Ratio (MBR) Book Value (BV) Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan risiko perusahaan pada masa yang mendatang. Faktor prospek dalam rasio tersebut akan mempengaruhi harapan investor terhadap pada masa masa mendatang. a. Rasio likuiditas Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Dwi Prastowo.2011:80).

20 1. Current ratio Menurut Kasmis (2011:134) rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo atau dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rumus current ratio menurut Agus Sartono (1997:66) adalah: b. Rasio hutang CR = Aktiva Lancar Utang Lancar Rumus (1) Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang (Agus Sartono.1997 : 62). 1. Debt to Equity Ratio Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara debts terhadap total equity. Rumus debt to equity ratio menurut Agus Sartono (1997:66) adalah: DER = Total Hutang Total Modal Sendiri Rumus (2) c. Rasio profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh (Agus Sartono,1997:64).

21 1. Return on equity Merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba. Rumus retrun on equity menurut Kasmir (2011:204) adalah: 2.2.6 Return saham ROE = Laba Setelah Pajak Total Modal Sendiri Rumus (3) Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya unvestor tidak akan melakukan investasi. Jadi setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut return baik secara langsung maupun tidak langsung (Robert Ang. 1997:22). Rumus return saham menurut Jogiyanto (2003:111) adalah: Dimana: R it = P t P t-1 + Dt P t-1 R it = return saham i pada periode t P t = harga saham pada periode t P t-1 = harga saham t-1 Dt = dividen pada periode t Rumus (4)

22 2.2.7 Pengaruh ekonomi makro (suku bunga) terhadap return saham Menurut Houston dan Brigham (2011:294). Suku bunga mempengaruhi laba perusahaan karena bunga merupakan biaya, maka makin tinggi suku bunga makin rendah laba perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ahmad (2010) yang memperoleh kesimpulan bahwa suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Jika tingkat suku bunga naik akan membuat sebagian investor beralih investasi dari saham menuju ke pasar uang atau deposito dan jika hal ini terjadi maka para investor tersebut akan menjual saham yang dimiliki dan terjadi penurunan pada harga saham perusahaan hal ini yang membuat suku bunga berpengaruh negatif terhadap return saham (Houston dan Brigham.2011:310). 2.2.8 Pengaruh fundamental perusahaan terhadap return saham 1. Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar (Mamduh Hanafi.2009:77). Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Alexakis (2010) memperoleh kesimpulan Current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Semakin tinggi Current ratio maka perusahaan dianggap semakin mampu menunjukkan jaminan yang baik atas hutang jangka pendek, tetapi jika Current ratio rendah akan dapat menimbulkan risiko likuditas, yaitu risiko yang muncul jika suatu perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya sesuai jatuh tempo secara tunai. Meskipun perusahaan tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera

23 menjadi uang tunai, maka perusahaan tersebut dikatakan tidak likuid dan dapat dikuti dengan penurunan harga serta keuntungan saham. 2. Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan sumber dana yang berasal dari hutang (Lutfi et al. 2010 : 55). Menurut Bambang Riyanto (2001:32) apabila perusahaan mendapatkan pengembalian yang lebih besar dibandingkan pembayaran bunga maka pengembalian atas modal pemilik akan menjadi lebih besar, tetapi jika perusahaan mendapatkan pengembalian lebih kecil dibandingkan pembayaran bunga maka pengembalian atas modal pemilik akan semakin kecil. Menurut Brigham (2002:327) menggunakan semakin banyak hutang berarti memperbesar resiko yang ditanggung pemegang saham dan juga memperkecil tingkat pengembalian yang diharapkan sehingga berpotensi mengurangi return saham. Apabila ditinjau dari sudut solvabilitas, rasio DER yang tinggi relatif kurang baik karena apabila terjadi likuidasi maka perusahaan akan mengalami kesukaran (Van Horne dan Wachowich. 2012:194). 3. Return on equity digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Lutfi et al. 2010:58). Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Alexakis (2010) memperoleh kesimpulan Return on equity berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Return on equity berpengaruh positif dikarenakan perusahaan menggunakan modal sendiri

24 untuk menghasilkan laba, berarti jika nilai modal sendiri meningkat maka diikuti dengan kenaikan keuntungan perusahaan tanpa harus menanggung beban bunga yang dapat menurunkan keuntungan perusahaan. 2.3 Kerangka Pemikiran Terdapat faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan yang mempengaruhi return saham yaitu : Sensitivitas Suku Bunga. CR, DER, ROE. Berdasarkan teori dan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2010) suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham, CR dan ROE berpengaruh positif signifikan serta DER berpengaruh negatif signifikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alexakis (2010). Guna mempermudah alur pemikiran yang ada maka dibuat model pemikiran sebagai berikut : Ekonomi Makro SUKU BUNGA - Fundamental Perusahaan RETURN SAHAM CR DER ROE + +/- + Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

25 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan penjelasan yang disampaikan di atas, maka dapat diangkat hipotesis penelitian ini sebagai berikut: 1. Suku Bunga, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return On Equity secara simultan berpengaruh terhadap return saham. 2. Current Ratio secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. 3. Suku Bunga secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. 4. Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. 5. Return On Equity secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.