THE EFFECTIVENESS OF FLASHCARD MEDIA IN LEARNING JAPANESE VOCABULARY IN STUDENT X SMAN 9 PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
THE EFFECTIVENESS OF THEMATIC DOMINOES GAME TECHNIQUES IN LEARNING JAPANESE VOCABULARY

EFFECTIVENESS OF SCRAMBLE TECHNIQUE IN LEARNING JAPANESE VOCABULARY ON STUDENTS GRAD XI IPS SENIOR HIGH SCHOOL 2 TELUK KUANTAN

EFFECTIVENESS SUGOROKU GAME (Snake Ladder) IN LEARNING JAPANESE VOCABULARY (Quasi-Experimental Research SMK Students Against KANSAI Pekanbaru)

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KARTU IDENTITAS BAHASA JEPANG TERHADAP PENGUASAAN PERCAKAPAN SEDERHANA PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

PENERAPAN PENGGUNAAN MEDIA ANIME TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT YANG MENGANDUNG KATA KERJA BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

THE EFFECTIVENESS OF SECRET MESSAGE GAME METHOD IN WRITING SKILLS FOR SAKUBUN II

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah satu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke orang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

NIA HARYANI Noviyanti Aneros. Herniwati.

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Hal ini

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar kadang kala membosankan apabila materi yang

Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembentukan dan pengembangan generasi bangsa, masyarakat, keterampilan yang cukup memadai dalam pengelolaannya secara

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa asing untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

Jurusan Bahasa dan Seni, STKIP-PGRI Lubuklinggau ABSTRAK

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

ABSTRAK

Sepra Pajar*, Betty Holiwarni**, Sri Haryati*** Phone:

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

ABSTRACT. Keywords: Role Play, Writing, Negotiation Text.

BAB I PENDAHULUAN. baik, karena komunikasi yang baik di tunjang oleh kemampuan bahasa yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

Journal of Arabic Learning and Teaching

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (59-63)

Key Words: Question Student Have (QSH), Learning achievement, Solubility and solubility product.

RIDA BAKTI PRATIWI K

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI POKOK JAMUR. (Artikel) Oleh Wulan Sari Irawati

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

ABSTRACT. Program StudiPendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

EFFECTIVENESS GAME スリーヒントゲーム AGAINST JAPANESE VOCABULARY LEARNING (Students Against Experimental Study Japanese Language Level I FKIP University Riau)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

Yuhelmi Wahyu *, Erviyenni, Abdullah. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 MAKASSAR ABSTRAK

PENGARUH MODEL SUGESTI-IMAJINASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT

PENGARUH PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD SABBHISMA 1 GUNUNG PANGILUN PADANG

Yudi Budianti* Dwi Kustianingsih* ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN PASAR KEMIS II KABUPATEN TANGERANG

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA JURNAL

Novita Susanti, Jimmi Copriady dan Islamias Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

Pre test-post test Design, dikenal juga dengan eksperimen semu. Menurut

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP AMANAH MUHAMMADIYAH KOTA TASIKMALAYA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi

OLEH Emilia Dewiwati Pelipa, MM dan Sawalidah STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina KM.04 Sengkuang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Transkripsi:

1 THE EFFECTIVENESS OF FLASHCARD MEDIA IN LEARNING JAPANESE VOCABULARY IN STUDENT X SMAN 9 PEKANBARU Amelya Putriano Diningsih, Sri Wahyu Widiati, Zuli Laili Isnaini e-mail: hikari.yuuki@gmail.com, sw_widiati@yahoo.com, Lulu_zahra@yahoo.com Number Phone : 082391305469 Japanese Language Study Program Faculty of Teachers Training and Education Riau University Abstract : This study discruses the flashcard media in learning Japanese vocabulary to vocational student SMAN 9 Pekanbaru. The purpose of this study was to determine significant differences, between the vocabulary of student who use the flashcard media and who do not use flashcard media as well as how the vocabulary before and after implementation of flashcard media. The object in this research is second semester of class X student in SMAN 9 Pekanbaru. Cosist of two class, class X Society 1 and X Society 2. This Quasi Experiment using Pretest- Posttest in two classes were experiment s class and control s class. The result is the flashcard media can improve the outcomes of Japanese vocabulary better than the outcome with convecional menthod. Experiment class (class treatment) are also increasting with 96,25 to the average value in the experimental class and 61,5 in the control class. Key Word: Learning Vocabulary, flashcard Media, Student of Class X SMAN 9 Pekanbaru

2 KEEFEKTIFAN MEDIA FLASHCARD DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JEPANG PADA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU Amelya Putriano Diningsih 1, Sri Wahyu Widiati 2, Zuli Laili Isnaini 3 e-mail: hikari.yuuki@gmail.com, sw_widiati@yahoo.com, Lulu_zahra@yahoo.com Number Phone : 082391305469 Program studi Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Penelitian ini membahas tentang penggunaan media flashcard dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang pada siswa SMAN 9 Pekanbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara pengafalan kosakata siswa yang menggunakan Media flashcard dan yang tidak menggunakan Media flashcard, serta bagaimana penguasaan kosakata sebelum dan sesudah diterapkannya Media flashcard. Objek penelitian adalah siswa kelas X SMAN 9 Pekanbaru semester genap, tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X IPS 1 dan X IPS 2. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Desain kuasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretestposttest, yang dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa Media flashcard dapat meningkatkan hasil pembelajaran kosakata bahasa Jepang dibandingkan dengan hasil pembelajaran kosakata mahasiswa dengan metode konvensional (menghafal). Hal ini dapat dilihat dari nilai evaluasi dan selisih hasil pretest dan posstets kelas ekperimen (kelas yang diberi perlakuan) yang mengalami peningkatan, yaitu 96,5 untuk nilai rata-rata pada kelas ekperimen dan 61,5 pada kelas kontrol. Kata Kunci: Pembelajaran Kosakata, Media flashcard, Siswa SMAN 9 Pekanbaru

3 Pendahuluan Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan suatu informasi atau pengetahuan. Bahasa juga digunakan oleh manusia untuk dapat berinteraksi dengan individu lain. Berdasarkan penyampaiannya, bahasa dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu secara lisan maupun tertulis. Sering dikatakan bahwa bahasa adalah jendela dunia dengan mempelajari bahasa suatu negara kita dapat mengenal lebih dekat negara tersebut. Dalam berkomunikasi kegiatan berbicara, menyimak dan menulis tidak dapat dilepaskan dalam keseharian kehidupan manusia. Melalui berbicara maka segala ide, gagasan dan pendapat dapat tersampaikan. Apabila isi dari pembicaraan seseorang mendapatkan tanggapan yang baik dari si penyimak maka akan menciptakan efek kepercayaan diri yang lebih dari si pembicara untuk selanjutnya berkreasi menyampaikan gagasan lainnya. Melalui penyampaian gagasan akan berdampak pada daya ingat imajinasi siswa dalam mengolah pikirannya sehingga akan meningkatkan daya pikir dan logika. Salah satu cara agar siswa terampil berkomunikasi melalui latihan berbicara. Pada saat ini, penguasaan bahasa asing tidak hanya dirasakan penting oleh kalangan akademisi, ilmuan ataupun pengusaha pada level internasional akan tetapi juga oleh semua kalangan khususnya mereka yang bekerja pada sektor-sektor industri, perdagangan dan pariwisata. Dengan demikian, peningkatan kualitas sumber daya manusia saat ini tidak lengkap tanpa adanya upaya peningkatan kemampuan bahasa asing. Namun, perbedaan bahasa yang beranekaragam di seluruh dunia menjadi salah satu permasalahan dalam mempelajari bahasa asing khususnya bagi pembelajar pemula. Salah satu bahasa asing yang cukup banyak diminati oleh masyarakat Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam pembelajaran bahasa Jepang pada tingkat dasar, seperti di SMA ada beberapa aspek yang memegang peranan penting dalam keterampilan berbahasa yaitu unsur-unsur bahasa yang meliputi pelafalan, ejaan huruf, tata bahasa, dan kosakata. Aspek yang ditekankan pada pembelajaran bahasa asing tingkat dasar adalah aspek kosakata dan tata bahasa. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang tidak hanya terpaku kepada tata bahasa, tetapi lebih terfokus kepada kosakata yang dikuasai oleh seseorang. Karena semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang semakin besar pula keterampilan dalam berbahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1993 : 2) yang mengatakan bahwa kosakata merupakan suatu elemen penting yang harus dikuasai dalam menunjang ketemapilan berbahasa, karena semakin banyak kita mengetahui kosakata maka komunikasi yang dilakukan secara lisan maupun tulisan akan menjadi lebih mudah. Dengan demikian, kosakata merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang keterampilan berbahasa seseorang. Namun tidak semua pembelajar bahasa Jepang terutama bagi tingkat dasar dapat menguasai kosakata bahasa Jepang. Hal tersebut ditemukan pada saat peneliti mengamati proses pembelajaran bahasa Jepang pada siswa SMAN 9 Pekanbaru, di mana para siswa masih kurang fokus dalam menguasai kosakata bahasa Jepang, kemudian sulitnya siswa dalam mengahafal kosakata, serta media yang digunakan terlalu monoton. Oleh sebab itu, pengajar dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan inovasi atau media baru sebagai pengembangan pengajaran di dalam kelas. kerena melihat situasi dan kondisi siswa saat ini yaitu mereka lebih mudah menyerap suatu pembelajaran perlu sesuatu hal yang menarik perhatian mereka. Seperti yang

4 dikemukakan oleh Faisal (2003 : 1) Masalah minimnya penguasaan kosakata bahasa asing pada siswa SMA timbul karena siswa seringkali mengalami kesulitan dalam penguasaan kosakata karena bahasa asing sulit diingat. Dari nilai MID siswa SMAN 9 Pekanbaru, nilai yang paling buruk yaitu pada soal Kosakata. Pada soal kosakata ini terlihat banyak siswa yang menjawab salah hal tersebut dikarenakan pemahaman siswa dalam penghafalan kosakata siswa masih sangat minim. dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai bahasa Jepang di SMAN 9 Pekanbaru masih rendah. Hal ini kurangnya motivasi siswa dalam belajar Bahasa Jepang. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, kemudian siswa juga sulit menghafal dan memahami kosakata Bahasa Jepang. Berdasarkan data di atas, peneliti ingin mencoba menerapkan sebuah media yang sederhana namun mampu menjadikan situasi belajar yang aktif dan kreatif dengan memilih sebuah media. Media permaianan adalah salah satu metode yang dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar. Karena siswa akan diajak aktif dan berperan optimal dalam kegiatan pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran bahasa Jepang. Pentingnya media dalam pembelajaran yaitu permainan mampu menghilangkan kebosanan, permainan memberikan tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana. Seiring berkembangnya penelitian tentang media pembelajaran, beberapa contoh media yang dapat digunakan untuk pembelajaran kosakata antara lain media permainan dan simulasi, media pandang, media dengar. Media permainan dan simulasi merupakan media yang menuntun partisipasi aktif siswa, contohnya permainan berburu kata. Media pandang merupakan jenis media yang berisi informasi atau materi pembelajaran berbentuk visual, seperti flashcard dan film strips. Media dengar merupakan media yang berupa perangkat lunak berupa program atau suara dalam pita rekam, contohnya siaran radio dan lagu. Selanjutnya, meurut Soeparno, (1988 : 51) media pandang merupakan perpaduan antara dua medi, yaitu media pandang, berupa slide dan media dengar, berupa rekaman. Salah satu cara agar pembelajaran kosakata agar menjadi lebih menarik adalah dengan menggunakan media flashcard merupakan media yang berbentuk kartu bergambar tanpa terdapat tulisan didalamnya, serta media ini juga bisa digunakan untuk menstimulasi siswa untuk menerima materi melalui gambar. Penelitian ini akan menguji keefektifan penguasaan kosakata melalui media flashcard dengan menggunakan permainan tebak kata. Media ini dipilih karena media ini belum pernah diterapkan dalam pembelajaran kosakata siswa SMA Negeri 9 Pekanbaru. Oleh karena itu, penelitian terhadap keefektifan media flash card dalam pembelajaran kosakata perlu dilakukan. Penelitian terhadap keefektifan media flashcard dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang dilakukan dengan melakukan review, karena bahasa Jepang bukan merupakan satu-satunya bahasa asing yang mereka pelajari dan banyaknya mata pelajaran siswa SMA/SMK yang semuanya memiliki KKM (Kompetensi Kelulusan Minimal) yang harus dicapai. Sehingga perlu pengulangan untuk menghafal suatu kosakata tersebut. Oleh sebab itu, sudah sangat umum apabila penguasaan kosakata bahasa Jepang pada tingkat SMA/SMK masih sangat minim. Kosakata memiliki peran penting dalam pembelajaran bahasa. Perhatian pada kosakata dalam pembelajaran bahasa telah meningkat dengan cepat akhir-akhir ini. Salah satu meningkatnya pembelajaran kosakata dalam pembelajaran bahasa adalah berkembangnya pendekatan komunikatif dan metode yang menekankan pemahaman.

5 Pendukung pendekatan metode ini menyatakan bahwa tahap pembelajaran awal sebaiknya ditekankan pada kosakata dan tata bahasa, Numan (1991 : 117) Keterampilan penguasaan kosakata merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kosakata merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, siswa di tuntut memiliki pembendaharaan kosakata cukup banyak. Berdasarkan hasil observasi awal diketahui kemampuan penguasaan kosakata siswa SMA Negeri 9 Pekanbaru belum memuaskan. Agar penelitian ini lebih terarah maka permasalahan dalam penelitian peneliti membatasi kosakata yaitu pada kosakata Nomina. Dikarenakan Nomina itu memiliki peranan penting, dan juga pada pembelajaran bahasa Jepang siswa SMA lebih banyak kosakata dibandingkan dengan yang lain. Penelitian ini akan menguji Keefektifan media flashcard dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang pada siswa SMA Negeri 9 Pekanbaru. Media ini dipilih karena media ini belum pernah diterapkan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang di SMA Negeri 9 Pekanbaru METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment atau eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ( quasi eksperiment) ini mencoba memenuhi kriteria dengan mengadakan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttes) untuk mengukur perolehan dari perlakuan uji dan sudah mempunyai kelompok kontrol, lalu diberikan tes evaluas untuk mengetaui bagaimana perkembangan siswa terhadap materi yang sudah disampaikan, dan yang terakhir penyebaran angket untuk mengetahui bagaimana respon dan masukan siswa terhadap materi yang disajikan menggunakan media flashcard. Penelitian ini melibatkan dua kelompok responden yang masing-masing ditetapkan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kepada kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan media flashcard dan Angket, sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan menggunakan media konvensional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan Angket. Data diperoleh melalui prosedur berikut : 1. Memberikan pre-test 2. Memberikan perlakuan (treatment) 3. Memberikan post-test 4. Penyebaran Angket 5. Mengolah data pre-test dan post-test, dan Angket. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 9 Pekanbaru yang terdiri dari 38 siswa kelas X IPS 1 dan 38 orang kelas X IPS 2, penelitian ini dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama siswa diberikan pretest. Pada pertemuan kedua, ketiga, dan keempat siswa diberikan perlakuan (treatment). Kemudian pada pertemuan kelima siswa diberikan post-test Media flashcard dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang kelas XI SMA Negeri 9 Pekanbaru dilakuan sebanyak tiga kali perlakuan. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran menggunakan media flashcard adalah sebagai berikut : 1. Mengucapkan salam dan menanyakan kabar 2. Mengabsen siswa

6 3. Menjelaskan tentang media flashcard 4. Mereview kembali kosakata sebelumnya menggunakan e-kaado 5. Membagi kelompok menjadi 4 kelompok 6. Menjelaskan cara bermain menggunakan media flashcard 7. Kelompok dapat memulai bermain flashcard dengan cara pengajar menyebutkan satu buah kosakata kemudian perwakilannya mencoba memperebutkan kartu tersebut. Siapa kelompoknya yang mendapatkan kartu paling banyak dialah pemenangnya 8. Memberikan fukushuu 9. Penutup Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data kuantitatif. Data yang diperoleh yaitu dari hasil tes kemampuan siswa. Hasil tes (data kuantitatif) akan diolah dengan menggunakan rumus statistik t-test secara manual untuk mendapatkan signifikan dari hasil pre-test dan post-test yang dibuat oleh siswa nilai t hitung = 3,31 kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel untuk dk = n 1 + n 2 2 maka 38 + 38 2 = 74 dengan taraf signifikan ɑ=0,05, maka dioperoleh t hitung > t tabel atau 3,31 > 1,66. Hal tersebut menunjukkan bahwa: Media Flashcard dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap Media Flashcard pada siswa kelas X SMAN 9 Pekanbaru. Artinya, ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan Media Flashcard dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang dengan siswa yang diajar menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan buku Nihongo Yasashii 1 dan Sakura 1 dengan menggunakan media flashcard sebanyak 3 kali perlakuan pada kelas eksperimen sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan. Kemudian guru tersebut ikut berperan sebagai pengamat selama proses perlakuan berlangsung. Setelah selesai peneliti melakukan pengambilan data akhir pada pertemuan berikutnya dengan memberikan soal post-test dan angket untuk mengetahui perbedaan hasil penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penggunaan media flashcard terhadap pembelajaran bahasa Jepang cukup baik dilihat dari nilai bahwa adanya peningkatan pada kelas eksperimen yang menggunakan media Flashcard dengan jumlah nilai 3670 dan rata-rata 96,7 sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab tidak begitu terjadi peningkatan dengan jumlah nilai 2340 dan rata-rata 61,5. Dari hasil perhitungan uji t di ketahui bahwa nilai t hitung = 3,31 kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel untuk dk = n 1 + n 2 2 maka 38 + 38 2 = 74 dengan taraf signifikan ɑ=0,05, maka dioperoleh t hitung > t tabel atau 3,31 > 1,66 dari hasil pengujian hipotesis tang dilakukan t hitung < t tabel (3,31 > 1,66) sehingga H 0 ditolak dengan H a diterima. Jadi, sudah dapat disimpulkan bahwa terjadi perbedaan yang sangat signifikan pada siswa setelah belajar dengan menggunakan media flashcard pada pembelajaran kosakata bahasa Jepang.

7 SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode kuasi eksperimen melalui media flashcard dalam pembelajaran bahasa Jepang di kelas X SMAN 9 Pekanbaru pada tanggal 7 Maret 2017 sampai 6 April 2017. Selama waktu tersebut telah dilakukan pretest untuk kedua kelas, treatmen dan juga postest. Media flashcard dapat meningkatkan hasil pembelajaran kosakata bahasa Jepang dibandingkan dengan hasil pembelajaran kosakata siswa dengan metode konvensional (menghafal). Hal ini dapat dilihat dari nilai evaluasi dan selisih hasil pretest dan possttest kelas eksperimen (kelas yang diberi perlakuan) yang mengalami peningkatan, yaitu 96,7 untuk nilai ratarata pada kelas eksperimen dan 61,5 pada kelas kontrol. Melalui perhitungan statistik dengan rumus uji t secara manual, diperoleh t hitung 3,31 > t tabel 1,66, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kosakata siswa yang menggunakan media flashcard dengan siswa yang tidak menggunakan media flashcard. Media flashcard dapat meningkatkan hasil pembelajaran kosakata dan minat siswa untuk belajar bahasa Jepang lebih besar. Hal ini dapat dilihat dari Hasil Angket yang dibagikan pada saat pertemuan ke 3 setelah postest. Dimana pada pertanyaan pertama semua siswa setuju bahwa media flashcard ini sangat perlu digunakan pada suatu pembelajaran bahasa Jepang hal ini dilihat dari presentase hasil angket siswa dimana 97,3% siswa mengatakan perlu adanya suatu media di dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang sedangkan 2,6% siswa mengatakan tidak perlu karena dengan metode ceramah saja sudah cukup. Pada pertanyaan kedua 100% siswa mengatakan media flashcard ini cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang. Alasannya karena media ini tidak terlalu membosankan. Pada pertanyaan ke tiga 100% siswa mengatakan media flashcard memudahkan mereka dalam belajar bahasa Jepang. Pada pertanyaan ke empat 100% siswa mengatakan media flashcard ini lebih menarik dari pada media konvensional. Salah satu alasan mereka karena media flashcard ini lebih menarik dari pada media biasanya, dan pada soal terakhir yaitu pada soal kesan dan respon siswa terhadap media flashcard 100% siswa memberikan kesan dan respon yang poositif mengenai media flashcard. Rekomendasi Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran atau rekomendasi, yaitu : 1. Media flashcard dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dan variasi dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang karena mengandung hal yang menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah mengingat kosakata. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya jika masih terdapat kekurangan atau muncul masalah baru. Karena kosakata yang diajarkan dalam penelitian ini hanya terbatas pada kosakata Nomina (Makanan, Tempat, Anggota tubuh, dan benda).

8 3. Saran untuk peneliti selanjutnya, jika menggunakan media ini dalam pengajaran hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin baik materi yang akan di ajarkan maupun kondisi kelas yang efektif, sehingga suasana kelas dapat terkontrol dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad.2007. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Aglensindo. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dedi Sutedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang, Humaniora. Bandung Sadiman, Arif S. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatanya. Jakarata : Rajawali. Sudjana. 2002. Metode Statiska. Tarsino. Bandung. Sudjianto dan Ahmad Dahili, 2009. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Kesaint Balanc.Jakarta. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Angkasa. Bandung Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Angkasa Bandung Tarigan, Henry Guntur 1984. Pengajaran Kosakata. Bandung: Penerbit angkasa. Ardi Bangkit Purwoko, 2012. Efektivitas Penggunaan Media Gambar Flash Card Dalam MeningkatkanPenguasaan Vocabulary Bahasa Inggris Siswa Kelas II SDN Salatiga 06 Kota salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga Aulia Rahma Sari. 2015. Keefektivan Media Pembelajaran Flash Card dalam Pembelajaran Menulis Prosedur Kompleks Siswa Kelas X SMA negeri 6 Yokyakarta. Univeristas Negeri Yokyakarta. Yokyakarta Berky. 1995. Game, Studying for Child. (online) http:// blog. unila.ac.id/ santimarlia/files/2009/08/makinova-im-blog.pdf// (Di akses 12 Agustus 2016).