BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI QARD} BERAGUN EMAS DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

dibanding penelitian yang disebutkan diatas, dan juga di luar Bank Umum Syariah

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN, PERBEDAAN, DAN AKIBAT HUKUM ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DALAM MENGATUR OBJEK JAMINAN GADAI

BAB II MEKANISME GADAI SYARIAH (RAHN) harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS DUA AKAD (MURA>BAH}AH DAN RAHN) DALAM PEMBIAYAAN MULIA (MURA>BAH}AH EMAS LOGAM MULIA UNTUK INVESTASI ABADI) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SIMPAN PINJAM BERGULIR PADA P2KP (PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN)

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB II LADASAN TEORI. Rahn secara etimologis, berarti tsubut (tetap) dan dawam (kekal,terus

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Oleh

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB I PENDAHULUAN. hubungan horizontal antar makhluk (mu amalah). Manusia memiliki kebutuhan

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB II GADAI DALAM HUKUM ISLAM. A. Pengertian Gadai Dalam fiqih muamalah, perjanjian gadai disebut rahn. Istilah rahn

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. yang membentuk pandangan hidup manusia. Islam hadir dalam bentuk

BAB II GADAI DALAM HUKUM ISLAM. etimologi mengandung pengertian menggadaikan, merungguhkan. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH RAHIN (STUDY KASUS DI DESA KUMESU KEC. REBAN KAB. BATANG) SKRIPSI

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

HILMAN FAJRI ( )

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Utang Piutang Dengan Jaminan. bab sebelumnya, bahwa praktek utang piutang dengan jaminan barang

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Konvensional. Pendirian Pegadaian Syariah Ponolawen dilatar belakangi oleh

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam usaha-usaha yang berkaitan dengan media dan barang yang tidak

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

BAB I PENDAHULUAN. Menurutnya hubungan manusia sebagai makhluk sosial ini dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini. Dalam rangka menuju

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB II LANDASAN TEORI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL WADI< AH PADA TABUNGAN ZAKAT DI PT. BPRS BAKTI MAKMUR INDAH

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

PETAKA BUNGA BANK. Publication: 1435 H_2014 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penelitian-penelitian sebelumnya sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI QARD} BERAGUN EMAS DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) SIDOARJO A. Aplikasi Qard{{ Beragun Emas di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Sidoarjo Biaya hidup, kesehatan dan pendidikan kerap tak bisa diduga berapa jumlahnya. Kebutuhan ini kerap datang secara mendadak. Padahal anggaran keuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah terpetakan. Umumnya selama ini masyarakat kerap ditawarkan produk pembiayaan yang bisa mengatasi persoalan biaya hidup, kesehatan dan pendidikan. Tetapi, kini ada pilihan lain untuk memenuhi keperluan mendadak, yakni qard{ beragun emas berbasis syariah di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Sidoarjo. Dalam uraian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, terdapat fakta-fakta yang dapat dikemukakan berkenaan dengan aplikasi qard{ beragun emas. Pertama, pembiayaan qard{ beragun emas diperuntukkan bagi perorangan. Hal tersebut diperjelas dengan persyaratan umum nasabah yang perinciannya disajikan dihalaman 59 bab tiga. Kedua, nasabah pembiayaan qard{ beragun emas membawah syarat kelengkapan berupa kartu tanda penduduk (KTP) yang masih berlaku, membawa emas yang akan dijadikan agunan dan mengisi formulir pembiayaan qard{ beragun emas (QBE). Ketiga, harga standar emas telah ditentukan oleh Bank BRI Syariah yang telah disajikan di halaman 58 pada bab tiga. 69

70 Keempat, penaksiran karatase emas pembiayaan qard{ beragun emas ditentukan oleh Bank BRI Syariah yang disajikan dihalaman 58 pada bab tiga. Kelima, masksimum pembiayaan maksimal 90 % dari nilai taksiran dan jangka waktu pembiayaan qard{ beragun emas 120 hari. Keenam, pembiayaan qard{ beragun emas BRI Syariah Kantor Cabang Sidoarjo membebankan dua biaya kepada nasabahnya, yakni biaya administrasi dan biaya sewa yang perinciannya disajikan dihalaman 57 bab tiga. Ketujuh, pembiayaan qard{ beragun emas ini diberikan dengan pinjam meminjam dengan akad qard{, penyerahan agunan emas dengan akad rahn dan terhadap penyerahan emas tersebut nasabah dikenakan biaya pemeliharaan dengan akad ijara>h. Kedelapan. nasabah mendapatkan Surat Gadai Syariah (SGS) dari petugas Bank BRI Syariah sebagai bukti gadai. B. Perspektif Hukum Islam Terhadap Aplikasi Qard{ Beragun Emas di Bank BRISyariah KC Sidoarjo. Berkenaan dengan praktik qard{ beragun emas yang sudah disajikan diatas, akan dikaitkan dengan norma Hukum Islam. Dalam praktik aplikasi qard{ beragun emas, jika dikaitkan dalam norma hukum Islam, maka hal ini akan melibatkan setidaknya tiga akad dalam norma hukum Islam. Pertama akad al qard{. Karena adanya pinjam meminjam antara pihak Bank BRI Syariah dan nasabanhya. Kedua akad rahn. Karena adanya penyerahan emas yang di jadikan jaminan.

71 Ketiga akad ijara>h. Karena terhadap penyerahan emas tersebut nasabah dikenakan biaya pemeliharaan. Dalam hukum Islam pinjam meminjam (utang-piutang) adalah akad qard{. Akad qard{ sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab dua yaitu, harta yang diberikan seseorang pemberi hutang kepada orang yang dihutangi untuk kemudian dia memberikan yang semisal/sepadan setelah mampu. 1 Penggunaan akad qard{ dalam pembiayaan qard{ beragun emas bertujuan untuk terjadinya gadai (rahn). Yaitu bank memberikan pembiayaan/pinjaman kepada nasabah dan nasabah menggadaikan emas yang dimilikinya. Disinilah terjadinya gadai syariah. Tidak adanya keuntungan bagi hasil. Akad qard{ dimaksud bersifat sosial. Akan tetapi tetap diperkenakan murtahin menerima fee dari rahin sebagai biaya administrasi. Dalam hukum Islam penyerahan barang yang dijadikan sebagai jaminan adalah akad rahn. Pada bab dua telah dijelaskan bahwa akad rahn adalah menguatkan utang dengan jaminan utang. 2 Hal ini mendapatkan penegasan yang kuat dalam ayat suci Al-Qur an Q.S. Al- Baqarah ayat 283: و إ ن ك ن ت م ع لى س ف ر و ل ت د و ا ك ات ب ا ف ر ه ان م ق ب و ض ة ف إ ن أ م ن ب ع ض ك م ب ع ض ا ف ل ي ؤ د ال ذ ى اؤ ت ن أ م ان ت ه و ل ي ت ق اهلل ر ب ه و ال ت ك ت م و ا الش ه اد ة و م ن ي ك ت م ه ا ف إ ن ه إ ث ق ل ب ه و ااهلل ب ا ت ع م ل و ن ع ل ي م Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang. Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai 1 Sayyid Sabiq, fiqh al Sunnah, Juz 12, (Al-kuwait: Dar Al Bayan, tt), 166 2 Muhammad Rawwas Qal ahji, Ensiklopedia Fiqh Umar Bin Khattab, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999), 463.

72 sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 3 Dalil ini diperkuat lagi dengan hadits yang diriwayatkan oleh al-bukhari, sebagaimana yang disampaikan oleh Aisyah Ummul Mukminin: ع ن ع ائ ش ة ر ض ي اهلل ع ن ها أ ن ر س و ل ا و ر ه ن د ر ع ا ل ه م ن ح د ي د هلل ص ل ى اهلل ع ل ي ه و س ل م ا ش ت ر ى م ن ي ه و دي ط ع ام ا إ ل أ ج ل Artinya: Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW pernah membeli makanan dari seorang yahudi dan menjaminkan baju besi kepada seorang yahudi tersebut (sebagai agunan). (HR Bukhari dan Muslim) 4 Dari keterangan ayat Al-Qur an tersebut menunjukkan bahwa apabila dalam bermu amalah tidak secara tunai maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Dari segi pengertian rahn jika dikaitkan dengan aplikasi qard{ beragun emas telah terpenuhi. Yaitu adanya penyerahan emas yang diserahkan kepada pihak bank BRI Syariah. Ditinjau dari segi rukun dan syarat juga telah terpenuhi, yaitu mulai dari aqid : orang yang menerima gadai (murtahin) dan pihak yang 3 Department Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, 70. 4 Muhammad bin Ismail al-bukhari, Shahih al-bukhari, Juz 2, (Beirut: Dar Ibn Katsir, 1987), 887. (Maktabah Syamilah versi 3.51).

73 menggadaikan (rahin) telah baligh, berakal, mampu mengembalikan pinjaman, dan barang yang digadaikan jelas milik nasabah. 5 Dalam hukum Islam, pinjaman yang dikenakan biaya atau yang sering disebut dengan sewa menyewa disebut dengan akad ija>rah. Pada bab dua telah dijelaskan bahwa akad ija>rah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa di ikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dalam akad qard{ beragun emas dimaksud, Bank BRI Syariah (murtahin) dapat menyewakan tempat penyimpanan barang (safe deposit box) kepada nasabahnya (rahin). Barang titipan dapat berupa harta benda yang dapat menghasilkan manfaat atau tidak menghasilkan manfaat. Pemilik yang menyewakan disebut muajir (Bank BRI Syariah), sedangkan nasabah (penyewa) disebut mustajir, dan sesuatu yang dapat diambil manfaatnya disebut major, sementara kompensasi atau imbalan jasa disebut ujrah. 6 Dengan demikian, rukun dan syarat telah terpenuhi dan dalam akad Ijara>h tidak ada perubahan kepemilikan. Tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa. Ditinjau dari segi rukun dan syarat juga telah terpenuhi. Kedua, ongkos yang di tanggung oleh penggadai besarnya didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata di perlukan. Pada praktiknya ongkos yang dibebankan oleh pihak Bank BRI Syariah KC Sidoarjo adalah biaya administrasi 5 Rachmad Syafei, Fiqih Muamalah,, 267-268. 6 Abdul Halim Barkatullah, Hukum Lembaga Ekonomi Syariah di Indonesia. Cet. ke-i, (Bandung:Nusa Media, 2011), 88.

74 dan biaya sewa. Akan tetapi dalam praktiknya nasabah tidak diberitahukan perincian yang ditimbulkan dari biaya administrasi dan biaya pemeliharaan yang perinciannya disajikan di halaman 57-59. Karena pihak Bank BRI Syariah beranggapan adanya biaya administrasi sudah sewajarnya dimengerti oleh nasabah dan merupakan layanan. Jika biaya administrasi adalah merupakan penggantian ongkos yang dibutuhkan demi terlaksananya akad qard{ beragun emas misalnya: kertas, tinta, print out formulir pembiayaan qard{ beragun emas, sertifikat gadai syariah dan lain sebagainya, maka tentu jumlah biaya administrasi tidak terlalu berbeda-beda antara berat agunan emas yang berbedabeda beratnya karena biaya kertas, tinta, prin out formulir pembiayaan qard{ dan sertifikat gadai syariah sama saja. Akan tetapi pada praktiknya biaya administrasi yang perinciannya disajikan di halaman 58 pada bab tiga menunjukkan bahwa semakin berat emas yang dijadikan agunan, jumlah nominal biaya administrasinya juga semakin besar. Keadaan tersebut mencerminkan bahwa biaya administrasi yang ditetapkan bank BRI Syariah bukanlah biaya yang senyatanya, melainkan ada interes untuk mengambil keuntungan. Bukti ini diperkuat oleh data hasil wawancara yang mengatakan pembiayaan qard{ beragun emas yang nominalnya besar dan hanya diberikan kepada satu debitur saja serta jika biaya administrasi nilainya tetap, maka keuntungan BRI Syariah akan kecil. Padahal jika nominal besar tersebut dilemparkan kepada beberapa debitur, maka biaya administrasi akan banyak karena biaya administrasi akan didapatkan dari beberapa debitur. 7 7 Maulidina, Wawancara, 17 April 2017, Sidoarjo

75 Prinsip dalam Bank BRI Syariah adalah bahwa rahin hanya berkewajiban membayar (melunasi) sesuai dengan jumlah kreditnya (utangnya), tanpa diberi tambahan apapun. Hanya saja ia harus membayar biaya penyimpanan marhun yang terhitung selama waktu perjanjian qard{ beragun emas berlangsung. Berdasarkan pandangan tersebut biaya administrasi dan biaya sewa emas yang sudah ditentukan dalam Fatwa DSN 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas pada poin tiga tidak selaras dengan hukum Islam. Karena perincian biayabiaya yang dibebankan dari biaya administrasi dan biaya sewa tidak nyata-nyata dikeluarkan. Karena berapapun besarnya berat emas yang disimpan, biaya administrasi dan biaya sewanya akan sama. Ketiga, berdasarkan fatwa DSN 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn pada ketentuan umum poin empat besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman. 8 Data praktik di BRI Syariah pada kasus qard{ beragun emas yang perinciannya disajikan pada bab tida di halaman 65 yang dilakukan Laili Yuana besarnya biaya sewa kalung emas didasarkan pada nilai taksiran emas. Namun demikian jika nasabah tidak mengambil pembiayaan sebesar nilai maksimal pembiayaan qard{ maka nasabah mendapatkan potongan. Sebagaimana yang terjadi pada kasus Laili Yuana yang menggadaikan kalung emas yang ditaksir oleh petugas BRI Syariah sebesar 19 karat dan digadai dengan berat 4.5 gram Akan tetapi dari nilai maksimum pinjaman yang sebesar 1.335.584. Laili Yuana hanya membutuhkan Rp. 1.000.000 saja. Petugas BRI Syariah memberitahukan 8 Dewan Syariah Nasional MUI dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI, Cet 4, (Jakarta: Gaung Persada, 2006), 25.

76 kepada Laili Yuana bahwa biaya sewa akan mendapatkan diskon sebesar Rp. 200 rupiah. Diskon ini tidak dimasukkan dalan perjanjian. Akan tetapi disampaikan didepan oleh petugas BRI Syariah kepada Laili Yuana. Adanya pemotongan ini menunjukkan bahwa biaya sewa bukan didasarkan nilai emas tetapi nilai pembiayaan. Penulis menggali informasi tentang perincian biaya sewa. Akan tetapi pihak Bank BRI Syariah tidak mau memberitahukan karena alasan rahasia atau tidak boleh diberitahukan kepada pihak lain. Dengan demikian aplikasi qard{ beragun emas di Bank BRI Syariah KC Sidoarjo dengan norma hukum Islam adalah tidak selaras dengan hukum Islam, karena berdasarkan fakta tersebut menunjukkan bahwa besarnya biaya administrasi tidak senyatanya dikeluarka melainkan ada interes untuk mengambil keuntungan. Biaya sewa yang dibebankan kepada nasabah bukan dari perhitungan nilai taksiran emas melainkan dari jumlah pinjaman. Hal tersebut mengidentifikasikan Bank BRI Syariah dalam pengambilan biaya penyimpanan menuju ke celah riba. Hal ini mendapatkan penegasan yang kuat dalam ayat suci Al-Qur an surat ali Imra>n [3] ayat 130 disebutkan : ي اي ه اال ذ ي ن ام ن و ا ال ت أاك ل و ا الر بوا اأض ع ا ف ا م ض ع فة ح و ن وات ق و ا اهلل ل عل ك م ت فل Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. Dalam masalah utang-piutang, Islam telah mengatur bahwa utang piutang adalah boleh hukumnya, sebagaimana dalam kaidah fiqih disebutkan:

77 ا أل ص ل ف ا مل ع ام ل ة اإل با ح ة إ ال أ ن ي د ل الد ل ي ل ع ل ى ت ر ي ها Artinya: Hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. 9 Dari kaidah fiqih diatas. Maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa dalam setipa muama>lah dan transaksi. Pada dasarnya diperbolehkan dalam Islam. Seperti halnya dengan utang-piutang. Kecuali yang jelas diharamkan seperti mengakibatkan kemudharatan, tipuan, judi dan riba. 9 A. Djazuli, Kaidah-kaidah fikih: Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalahmasalah yang Praktis,, 130.