BAB I PENDAHULUAN. Konvensional. Pendirian Pegadaian Syariah Ponolawen dilatar belakangi oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Konvensional. Pendirian Pegadaian Syariah Ponolawen dilatar belakangi oleh"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegadaian Syariah Ponolawen pada awalnya adalah Pegadaian Konvensional. Pendirian Pegadaian Syariah Ponolawen dilatar belakangi oleh banyaknya permintaan dari masyarakat sekitar dan banyaknya pendapat mengenai pentingnya pendirian pegadaian yang berbasis syariah serta semakin butuhnya masyarakat akan transaksi syariah, maka Pegadaian yang sebelumnya adalah Pegadaian Konvensional pada tanggal 1 April 2004 berubah menjadi Pegadaian Syariah dengan nama Pegadaian Syariah Ponolawen. Tujuan berdirinya Pegadaian Syariah sesuai dengan visi dan misinya. visi Pegadaian Syariah yaitu sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah. Sedangkan misi Pegadaian Syariah yaitu: memberikan pembiayaan yang cepat, termudah, aman dan selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta memastikan pemerataan pelayanan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan kenyamanan diseluruh pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat dan membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan 1

2 2 menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya. Penyaluran dana Pegadaian Syariah yang utama disalurkan untuk pembiayaan menggunakan multi akad. Multi akad adalah desain kontrak (akad) dalam bentuk yang tidak hanya tunggal, tetapi mengkombinasikan beberapa akad. 1 Multi akad yang dimaksud adalah rahn di ijarah. Rahn merupakan perjanjian penyerahan barang yang digunakan sebagai agunan untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan. Beberapa ulama mendefinisikan rahn sebagai jaminan utang yang bersifat mengikat. Rahn juga diartikan sebagai jaminan terhadap utang yang mungkin dijadikan sebagai pembayar kepada pemberi utang baik seluruhnya atau sebagian apabila pihak yang berutang tidak mampu melunasinya. Ijarah adalah sewa-menyewa atau akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. 2 Dalam Islam, rahn dan ijarah diperbolehkan berdasarkan Al-Qur an dan hadits Rasulullah SAW. Lebih dari 50% dana yang telah dihimpun oleh Pegadaian Syariah disalurkan pada kegiatan pembiayaan, yaitu pemberian pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan karena memang ini adalah kegiatan usahanya. Penyaluran dana ini diharapkan dapat menghasilkan penerimaan 1 Ali Amin Isfandiar, Analisis Fiqh Muamalah Tentang Hybtid Contract Model dan Penerapan Pada Lembaga Keuangan Syariah, (Pekalongan: STAIN Pekalongan), hlm Ahmad Subagyo, Kamus Istilah Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo), hlm 161.

3 3 dari biaya jasa yang dibayarkan nasabah. Usaha ini merupakan penerimaan utama bagi Pegadaian Syariah dalam memperoleh keuntungan. Produk-produk di Pegadaian Syriah Ponolawen adalah: rahn (jasa gadai berprinsip syariah), Mulia (investasi yang sangat likuid sepanjang masa), Arrum (pembiayaan usaha mikro kecil berprinsip syariah), Amanah (pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor). Jika masyarakat ditanya mengenai apa yang mereka ketahui mengenai Pegadaian Syariah, maka jawabannya adalah gadai. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa gadai di pegadaian konvensional sama karena dipungut tambahan dimana pada pegadaian konvensional disebut dengan bunga, sedangkan di pegadaian syariah disebut dengan ujroh. Sebagian masyarakat menganggap pegadaian hanya menyediakan akad gadai. Dengan ilustrasi mereka datang ke pegadaian, menggadaikan barang jaminan lalu mereka akan mendapatkan uang dari barang yang mereka gadaikan. Tetapi pada kenyataanya, pegadaian menyediakan banyak produk slain akad gadai itu sendiri. Penelitian ini penting dilakukan karena pada pembiayaan ARRUM terdapat dua akad yaitu akad rahn dan akad ijarah. Penggabungan dua akad dalam satu produk inilah yang menjadi poin penting dalam penelitian. Dengan adanya penggabungan dua akad tersebut, maka penelitian akan menjadi lebih menarik untuk dibahas. Seperti kita ketahui, bahwa akad rahn dan ijarah mempunyai akibat hukum berbeda dalam praktiknya. Dengan alasan-alasan tersebut maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul Penerapan Multi Akad dalam pembiayaan ARRUM

4 4 (Usaha Mikro Kecil) Pegadaian Syariah (Studi Kasus di Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan). B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penulisan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan multi akad pada pembiayaan ARRUM? 2. Bagaimana model perhitungan ujroh pada pembiayaan ARRUM? 3. Apa perbedaan dan persamaan antara model perhitungan ujroh di pegadaian syariah dengan model perhitungan bunga di pegadaian konvensional? C. Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan bagaimana penerapan multi akad pada pembiayaan ARRUM. 2. Untuk mengetahui model perhitungan ujroh pada pembiayaan ARRUM. 3. Untuk mengetahui boleh tidaknya hukum multi akad dalam pembiayaan ARRUM. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis dan masyarakat dalam menambah ilmu pengetahuan dalam bidang jasa khususnya pembiayaan ARRUM di Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan. b. Dapat digunakan masyarakat sebagai media informasi dan acuan untuk mengetahui syarat dan ketentuan akad ar-rahn pada pembiayaan ARRUM dan mendapatkan informasi tentang bagaimana

5 5 akad ar-rahn di kembangkan menjadi sebuah akad yang baru, tetapi tetap sesuai dengan syariah. c. Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat penulis selama menempuh perkuliahan pada jurusan D3 Perbankan Syariah STAIN Pekalongan. 2. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana penerapan multi akad dalam pembiayaan ARRUM (usaha mikro kecil) Pegadaian Syariah (studi kasus di Pegadaian Syariah Pononawen Kota Pekalongan). Manfaat bagi pihak Pegadaian Syariah diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dan saran untuk perubahan yang lebih baik. Sehingga diharapkan dapat digunakan para pembaca sebagai tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa yang melakukan penilitian serupa. E. Penegasan Istilah Untuk memperjelas dan agar tidak terjadi kesalahfahaman, maka di bawah ini penulis akan mempertegas beberapa istilah yang tercantum dalam judul penelitian, yaitu: 1. Penerapan Penerapan adalah perbuatan manerapkan. 3 Yang dimaksud penulis disini yaitu penulis akan membahas mengenai penerapan akad rahn dan akad ijarah pada pembiayaan ARRUM. 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edasi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm.1180.

6 6 2. Multi Akad atau Multi Jasa Multi akad atau multi jasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa. 4 Multi akad adalah penggabungan dua akad atau lebih menjadi satu akad. Dari penggabungan akad-akad tersebut dapat memunculkan produk-produk baru. 3. Pengertian gadai Pengertian gadai dalam hukum Islam (syara ) adalah menjadikan suatu barang yang mempunyai nilai harta dalam pandangan syara sebagai jaminan utang, yang memungkinkan untuk mengambil seluruh atau sebagian utang dari barang tersebut. 5 Barang jaminan tersebut dipakai sebagai penguat perjanjian dikedua belah pihak. Karena nantinya jika terjadi sesuatu misalnya nasabah tidak mampu untuk membayar angsuran, maka dengan kesepakatan bersama, barang yang dijadikan agunan akan dilelang dengan persetujuan nasabah. 4. Pembiayaan Pembiayaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya. 6 Yang dimaksud penulis disini adalah pembiayaan dalam penambahan modal usaha. Penambahan modal tersebut diharapkan nantinya dapat meningkatkan kemajuan usaha yang dijalankan oleh nasabah. Dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Ke Empat, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), hlm Sayid Sabiq, Fikih Sunnah, (Bandung: Al-Ma arif, 1987), jilid 13, hlm Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm. 113

7 7 Perbankan Pasal 1 disebutkan bahwa Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 7 F. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian yang sama, maka peneliti melihat kembali penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi rujukan dan referensi bahan penelitian ini. Dalam Skripsi Millatina Soviana yang berjudul Pengaruh Pembiayaan ARRUM (ar-rahn untuk usaha mikro kecil) terhadap perkembangan usaha Pegadaian Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo tahun berisi tentang Pembiayaan ARRUM berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perkembangan usaha Pegadaian Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo, maka diperoleh kesimpulan bahwa pembiayaan ARRUM berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perkembangan usaha Pegadaian Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo sebesar 90,9%, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Perkembangan usaha Pegadaian Syariah ditunjukan dalam pendapatan Pegadaian Syariah, meningkat seiring dengan penigkatan pembiayaan ARRUM. Maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara pembiayaan ARRUM terhadap perkembangan usaha Pegadaian Syariah. Itu artinya 7 diakses tanggal 29 Mei 2016.

8 8 terdapat pengaruh antara pembiayaan ARRUM terhadap perkembangan usaha Pegadaian Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo pada tahun Dalam Tugas Akhir (TA) Nur Khikmah yang berjudul Implementasi Rahn di BNI Syariah Cabang Pekalongan berisi tentang konsep yang digunakan berlandaskan pada Al-qur an, hadits, dan Fatwa DSN MUI sehingga menjamin nasabah dalam melakukan transaksi gadai secara syariah. 9 Dalam Skripsi Zakiyatul Hadfah yang berjudul Pengaruh Penyaluran Ar-rahn Terhadap Peningkatan Pendapatan Pegadaian Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo tahun berisi tentang Penyaluran Ar-rahn berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan pegadian Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo sebesar 78%, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, seperti pendapatan yang berasal dari sisa uang kelebihan kadaluarsa, laba gerai emas, jasa taksiran, serta jasa titipan barang. 10 Dalam Tugas Akhir (TA) Budi Utomo yang berjudul Analisis Prosedur dan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan berisi tentang 8 Millatina Soviana (2010), Pengaruh Pembiayaan ARRUM (ar-rahn untuk usaha mikro kecil) terhadap perkembangan usaha Pegadaian Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo Tahun , Skripsi Ekonomi Syariah, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010), Tidak Diterbitkan. 9 Nur Khikmah (2011), Implementasi Rahn dibni Syariah Cabang Pekalongan, Tugas Akhir Perbankan Syariah, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2011), Tidak Diterbitkan. 10 Zakiyatul Hafdah (2010), Pengaruh Penyaluran Ar-Rahn terhadap Peningkatan Pendapatan Pegadaian Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo tahun , Skripsi Ekonomi Syariah, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010), Tidak Diterbitkan.

9 9 kemacetan pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri disebabkan karena pihak bank kurang menerapkan prinsip kehati-hatian (Prudent) dan itikad tidak baik dari nasabah pembiayaan gadai emas itu sendiri. Strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah dilakukan dengan likuidasi atau penjualan suka rela barang jaminan emas milik nasabah. Strategi yang dilakukan pihak bank dalam mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah yaitu satu minggu sebelum nasabah jatuh tempo maka pihak bank akan menghubungi nasabah yang belum membayar angsuran pembiayaan, serta dalam menyalurkan pembiayaan gadai emas dilakukan dengan analisis 5C ( Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition ). 11 Dalam Tugas Akhir Farida Hanim yang berjudul Penerapan Fatwa DSN NO.26/DSN-MUI/III/2002 Tentang Rahn Emas dalam Produk Gadai Emas di Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan berisi tentang Pelaksanaan Rahn Emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pembiayaan gadai emas pada BNI Syariah telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majalis Ulama Indonesia No.26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn emas. Hal ini terbukti BNI Syariah Cabang Pekalongan mengenai biayaan pemeliharaan ditanggung oleh penggadai (rahin) dan memakai akad ijarah sebagai 11 Budi Utomo (2015), Analisis Prosedur dan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, Tugas Akhir Perbankan Syariah, ( Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2015 ), Tidak Diterbitkan.

10 10 biaya pemeliharaan. Semua rincian biaya yang ditanggung oleh penggadai (rahin) dikemukakan diawal akad. 12 Dari keseluruhan contoh yang terdapat dalam penelitian terdahulu peneliti menyimpulkan bahwa permasalahan yang dibahas dalam contoh diatas mengenai pengaruh pembiayaan, pembiayaan bermasalah, serta penerapan Fatwa DSN MUI, tetapi mengenai akad-akadnya tidak dibahas secara rinci dan dibahas lebih luas lagi penjelasannya. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian mengenai penerapan multi akad dalam pembiayaan ARRUM. Penulis membahas mengenai akad-akad yang terkandung dalam pembiayaan ARRUM yaitu akad rahn dan akad ijarah. Kedua akad tersebut akan dibahas secara luas sehingga pembaca dapat memahami isi dari penelitian ini. 12 Farida Hanim (2014), Penerapan Fatwa DSN NO.26/DSN-MUI/III/2002 Tentang Rahn Emas dalam Produk Gadai Emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan Tugas Akhir Perbankan Syariah, ( Pekaalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2014 ), Tidak Diterbitkan.

11 11 TABEL 1.1 PENELITIAN TERDAHULU Nama dan JudulPenelitian Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian Millatina Soviana (2010) Jenis Penelitian yang Pembiayaan ARRUM berpengaruh secara positif dan Perbedaanya mengenai permasalahan Pengaruh Pembiayaan digunakan adalah signifikan terhadap perkembangan usaha Pegadaian yang dibahas yaitu pengaruh pembiayaan ARRUM (ar-rahn untuk Penelitian lapangan (Field Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo sebesar 90,9%, akad ar-rahn sedangkan yang akan usaha mikro kecil) research) melalui sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Perkembangan diteliti yaitu penerapan multi akad dalam terhadap perkembangan pendekatan kualitatif usaha Pegadaian Syariah ditunjukkan dalam pembiayaan ARRUM (usaha mikro kecil) usaha Pegadaian Syariah pendapatan Pegadaian Syariah, meningkat seiring dan perbedaan lokasi penelitian. Cabang Solo Baru dengan peningkatan pembiayaan ARRUM. Maka Sukoharjo Tahun disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear 2009 antara pembiayaan ARRUM terhadap perkembangan usaha Pegadaian Syariah. Itu artinya terdapat pengaruh antara pembiayaan ARRUM terhadap perkembangan usaha Pegadaian Syari ah Cabang Solo Baru Sukoharjo pada tahun

12 12 Nur Khikmah (2011) Penelitian lapangan (Field Implementasi rahn di BNI Syariah Cabang Perbedaanya mengenai permasalahan Implementasi Rahn di research) melalui Pekalongan, dapat disimpulkan bahwa konsep yang yang dibahas yaitu mengenai BNI Syariah Cabang pendekatan kualitatif digunakan berlandaskan pada Al-Quran, hadits, dan implementasi akad rahn sedangkan yang Pekalongan Fatwa DSN MUI sehingga menjamin nasabah dalam diteliti mengenai penerapan multi akad melakukan transaksi gadai secara syariah. dalam pembiayaan ARRUM (usaha mikro kecil) dan perbedaan lokasi penelitian. Zakiyatul Hadfah (2010) Pengaruh Penyaluran Ar-Rahn terhadap peningkatan pendapatan pegadaian syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo tahun Penelitian lapangan (Field research) melalui pendekatan kualitatif Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengaruh Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh penyaluran ar-rahn terhadap tingkat pendapatan Zakiyatul Hafdah yang berjudul pegadaian syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo, maka Pengaruh penyaluran ar-rahn terhadap diperoleh kesimpulan bahwa penyaluran ar-rahn peningkatan pendapatan Pegadaian berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo pendapatan pegadaian Syariah Cabang Solo Baru tahun , perbedaanya mengenai Sukoharjo sebesar 78%, dan sisanya dipengaruhi oleh permasalahan yang dibahas yaitu faktor lain,seperti pendapatan yang berasal dari sisa mengenai pengaruh penyaluran ar-rahn uang kelebihan kadaluarsa, laba gerai emas, jasa sedangkan yaang diteliti mengenai taksiran,serta jasa titipan barang. penerapan multi akad dalam pembiayaan ARRUM (usaha mikro kecil) dan

13 13 perbedaan lokasi penelitian. Budi Utomo (2015), Penelitian lapangan ( field kemacetan pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Perbedaanya mengenai permasalahan Analisis Prosedur dan research) melalui Mandiri disebabkan karena pihak bank kurang yang dibahas yaitu mengenai prosedur Penyelesaian pendekatan kualitatif menerapkan prinsip kehati-hatian (Prudent) dan itikad dan penyelesaian pembiayaan bermasalah Pembiayaan Bermasalah tidak baik dari nasabah pembiayaan gadai emas itu sedangkan yang dibahas mengenai pada Produk Gadai Emas sendiri. Strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah penerapan multi akad dalam pembiayaan di Bank Syariah Mandiri dilakukan dengan likuidasi atau penjualan suka rela ARRUM (usaha mikro kecil) dan Cabang Pekalongan barang jaminan emas milik nasabah. Strategi yang perbedaan lokasi penelitian. dilakukan pihak bank dalam mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah yaitu satu minggu sebelum nasabah jatuh tempo maka pihak bank akan menghubungi nasabah yang belum membayar angsuran pembiayaan, serta dalam menyalurkan pembiayaan gadai emas dilakukan dengan analisis 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition). Farida Hanim (2014) Penerapan Fatwa DSN NO.26/DSN- Penelitian lapangan (field research ) melalui pendekatan kualitatif Pelaksanaan Rahn Emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pembiayaan gadai emas pada BNI Syariah telah sesuai Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Perbedaanya yaitu mengenai permasalahan yang dibahas yaitu

14 14 MUI/III/2002 Tentang Rahn Emas dalam Produk Gadai Emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majalis Ulama Indonesia No.26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn emas. Hal ini terbukti BNI Syariah Cabang Pekalongan mengenai biayaan pemeliharaan ditanggung oleh penggadai (rahin) dan memakai akad ijarah sebagai biaya pemeliharaan. Semua rincian biaya yang ditanggung oleh penggadai (rahin) dikemukakan diawal akad. mengenai rahn emas sedangakan yang dibahas mengenai penerapan multi akad dalam pembiayaan ARRUM (usaha mikro kecil) dan perbedaan lokasi penelitian.

15 15 G. Kerangka Teori 1. Pengertian Rahn Secara etimologis kata Rahn berarti tetap atau lestari, sedangkan al-habsu berarti penahanan 13. Menurut terminologi syara, rahn berarti penahanan terhadap suatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut Landasan Syariah Ayat Al-Qur an yang digunakan sebagai dasar dalam membangun konsep gadai adalah QS.Al-Baqarah ayat 283: و إ ن ك ن ت م ع ل ى س ف ر و ل ت د وا ك ات ب ا ف ر ه ان م ق ب وض ة ف إ ن أ م ن ب ع ض ك م ب ع ض ا ف ل ي ؤ د ال ذ ي اؤ ت ن أ م ان ت ه و ل ي ت ق الل ه ر ب ه و ال ت ك ت م وا الش ه اد ة و م ن ي ك ت م ه ا ف إ ن ه آ ث ق ل ب ه و الل ه ب ا ت ع م ل ون ع ل ي م Artinya: jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam,(Jakarta: Sinar Grafika, 1996), Hlm Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2006).Hlm Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: Fokusmedia), hlm. 49.

16 16 3. Hadits Abudaud ح د ث ن ا ه ن اد ع ن اب ن ال م ب ار ك ع ن ز ك ر ي ا ع ن الش ع ب ع ن أ ب ه ر ي ر ة ع ن الن ب ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م ق ال ل ب الد ر ي ل ب ب ن ف ق ت ه إ ذ ا ك ان م ر ه ون ا و الظ ه ر ي ر ك ب ب ن ف ق ت ه إ ذ اك ا ن م ر ه ون ا و ع ل ى ال ذ ي ي ر ك ب و ي ل ب الن ف ق ة ق ال أ ب و د او د و ه و ع ن د ن ا ص ح يح Jika digadaikan maka susu hewan boleh diperah sesuai dengan nafkah yang diberikan kepada hewan tersebut, & punggung hewan boleh dinaiki. Orang yang menaiki & memerah wajib memberikan nafkahnya. [HR. Abudaud) Ijma Ulama Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Hal ini dimaksud berdasarkan pada kisah Nabi Muhammad Saw. yang menggadaikan baju besinya untuk mendapatkan makanan dari seorang Yahudi. Para ulama juga mengambil indikasi dari contoh Nabi Muhammad saw.tersebut, ketika beliau beralih dari yang biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya pada seorang Yahudi, bahwa hal itu tidak lebih sebagai sikap Nabi Muhammad Saw yang tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil ganti ataupun harga yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. Kepada mereka Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN- MUI) menjadi salah satu rujukan yang berkenaan gadai syariah adalah 16 Muhammad Muhyidin Bin Abdul Hamid, Sunan Abu Daud, (Beirut: Darul Fikr, Juz 3: H), hlm Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), hlm. 8.

17 17 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2002, tentang rahn. 6. Rukun dan Syarat Rahn a. Aqidain terdiri dari pihak yang menggadaikan (rahin) dan penerima gadai (murtahin). Agar keabsahan aqidain dapat tercapai, maka masing-masing pihak harus memenuhi syarat sebagai subjek hukum. b. Objek rahn ialah barang yang digadaikan (marhun). Keberadaan marhun berfungsi sebagai jaminan mendapatkan pinjaman atau utang (marhun bih). Para fuqaha berpendapat, bahwa setiap harta benda (al-mal) yang sah diperjualbelikan, berarti sah pula untuk dijadilan sebagai jaminan utang (marhun). Dalam perjanjian gadai, benda yang dijadikan objek jaminan (marhun) tidak harus diserahkan secara langsung, tetapi boleh melalui bukti kepemilikan. Penyerahan secara langsung berlaku pada harta yang dapat dipindahkan (mal al-manqul), sedangkan penyerahan melalui bukti kepemilikan berlaku pada harta yang tidak bergerak (mal al- uqar). Menjadikan bukti kepemilikan sebagai jaminan pembayaran utang (marhun), hukumnya dibolehkan selama memiliki kekuatan hukum. c. Adanya kesepakatan ijab qabul (sighat akad). Lafadz ijab qabul dapat dilakukan baik secara tertulis maupun lisan, yang penting didalamnya terkandung maksud adanya perjanjian gadai. Para

18 18 fuqaha sepakat, bahwa perjanjian gadai mulai berlaku sempurna ketika barang yang digadaikan (marhun) secara hukum telah berada ditangan pihak berpiutang (murtahin). Apabila barang gadai telah dikuasai (al-qabdh) oleh pihak berpiutang, begitu pula sebaliknya, maka perjanjian gadai bersifat mengikat kedua belah pihak. Pernyataan ijab qabul yang terdapat dalam gadai tidak boleh digantungkan (mu allaq) dengan syarat tertentu yang bertentangan dengan hakikat rahn. 18 H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research), artinya data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan yang disusun dengan cara mengamati, mencatat serta mengumpulkan berbagai data dan informasi yang diperoleh di lapangan mengenai penerapan multi akad dalam pembiayaan ARRUM (usaha untuk mikro kecil) Pegadaian Syariah (studi kasus di Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan). 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999), hlm.132.

19 19 Sumber data primer yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari wawancara dengan Bapak Teguh Subagyo selaku Pimpinan Cabang di Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan. b. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung berkaitan dengan penelitian. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia, serta arsip-arsip resmi. 20 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasilhasil penelitian, dan data-data lain yang berkaitan dengan akad arrahn. 3. Metode Pengumpulan Data a) Observasi Observasi yaitu informasi tertentu yang diperoleh dengan baik melalui pengamatan langsung dilapangan oleh peneliti. 21 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data berupa pengamatan langsung di tempat penelitian untuk memperoleh data secara nyata mengenai pembiayaan yang ada di Pegadaian Syariah Kota Pekalongan. 1995), hlm Anwar, Metodologi Peneilitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitan Sosial, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

20 20 b) Wawancara Wawancara yaitu pengumpulan data dengan tanya jawab dan dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penyelidikanya. 22 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara secara langsung (Interview) dengan Bapak Teguh Subagyo selaku Pimpinan Cabang di Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan untuk mendapatkan data-data mengenai penerapan multi akad dalam pembiayaan ARRUM (usaha mikro kecil) di Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan. c) Dokumentasi Dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dengan gambar, tulisan dan lainlain. 23 Dalam hal ini data-data yang diambil mengenai pembiayaan ARRUM. 4. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan oleh penulis dengan menggunakan metode deskriptif dan metode kualitatif. Metode deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan bukan angka. Metode kualitatif yaitu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social 22 Sutrisnohadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas psikologi, 1990), hlm Husein Umar, Research Methold Financeand Banker, (Jakarta: PT. Remaja, 2002), hlm. 149.

21 21 secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, University Press, 1998), hlm. 63. (Yogyakarta: Gajah Mada

22 22 I. Sistematika Pembahasan Bab 1 Pendahuluan berisi tentang: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.Bab ini merupakan inti penelitian yang berfungsi untuk menentukan masalah dan cara menyelesaikan masalah penelitian sehingga dapat memberikan pedoman kepada pembaca terhadap masalah yang diuraikan. Bab II Landasan Teori mencakup tentang tinjauan umum tentang akad rahn meliputi : pengertian Multi Akad, Akad Rahn dan Akad Ijarah Bab III Profil Pegadaian Syari ah Ponolawen Kota Pekalongan, berisi tentang: Latar belakang berdirinya Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan, Visi dan Misi Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan, Struktur organisasi Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan, Jenis-jenis Produk, syarat dan ketentuan pembiayaan ARRUM dan Penerapan multi akad ar-rahn dalam ARRUM di Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan. Bab IV Pembahasan Masalah, mencakup tentang Penerapan Multi Akad dalam Pembiayaan ARRUM (Usaha Mikro Kecil), Model Perhitungan, ujroh dalam Pembiayaan ARRUM (Usaha Mikro Kecil) dan Perbedaan dan Persamaan antara Perhitungan Ujroh di Pegadaian Syariah dengan Model Perhitungan Bunga di Pegadaian Konvensional.

23 23 Bab V Penutup, mecakup kesimpulan dan saran.

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA 59 BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Emas Dengan Akad Rahn Di BNI Syariah Bukit Darmo

Lebih terperinci

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO A. Analisis Aplikasi Penetapan Ujrah Dalam Akad Rahn di BMT UGT Sidogiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM A. Analisis Besaran Ujrah pada Pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Sidokare. Salah satu

Lebih terperinci

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Secara bahasa Rahn berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Ni matun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestari. Secara teknis menahan salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA PEKALONGAN) A. Penerapan Multi Akad Dalam Pembiayaan Arrum

Lebih terperinci

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-6561 Analisis Penerapan Fatwa DSN MUI Nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn pada Kelebihan Hasil Jual Lelang Barang Jaminan di BPRS AL SALAAM (Mohammad

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Analisis Terhadap Pola Tajdi>d al- Aqd (akad baru) Rahn di Pegadaian Syariah Kebomas Gresik Praktek gadai yang dilakukan oleh masyarakat disebabkan adanya kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA A. Analisis Implementasi Ijārah Jasa Simpan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melakukan kegiatan ekonomi adalah merupakan tabiat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan demikian itu ia memperoleh rezeki, dan dengan rezeki itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Pelaksanaan Penahanan Sawah sebagai Jaminan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI QARD} BERAGUN EMAS DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) SIDOARJO

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI QARD} BERAGUN EMAS DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) SIDOARJO BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI QARD} BERAGUN EMAS DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) SIDOARJO A. Aplikasi Qard{{ Beragun Emas di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Sidoarjo Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk Tuhan yang istimewa dan yang diberi sifat serba ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan kemampuan akalnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS 21 BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS A. Latar belakang Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan memiliki peranan penting hampir disetiap kegiatan ekonomi. Lembaga keuangan merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri Pertukaran merupakan bagian aktifitas terpenting dalam masyarakat dan merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH A. Analisis Terhadap Klaim Asuransi Dalam Akad Wakalah Bil Ujrah. Klaim adalah aplikasinya oleh peserta untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai the way of life merupakan ajaran yang memberikan petunjuk, arah dan aturan-aturan (syariat) pada semua aspek kehidupan manusia guna memperoleh

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH RAHIN (STUDY KASUS DI DESA KUMESU KEC. REBAN KAB. BATANG) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH RAHIN (STUDY KASUS DI DESA KUMESU KEC. REBAN KAB. BATANG) SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH RAHIN (STUDY KASUS DI DESA KUMESU KEC. REBAN KAB. BATANG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Gadai Sawah di Desa Morbatoh Kecamatan Banyuates Kabupaten

Lebih terperinci

dibanding penelitian yang disebutkan diatas, dan juga di luar Bank Umum Syariah

dibanding penelitian yang disebutkan diatas, dan juga di luar Bank Umum Syariah 19 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah adanya perbandingan antara dua lembaga yang memiliki produk gadai emas dalam kegiatan usahanya. Obyek penelitian yang diteliti tentunya juga

Lebih terperinci

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota BAB IV PRODUK SANTUNAN MUAWANAH BMT UGT SIDOGIRI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN KEPMEN NO 91 TAHUN 2004 (PETUNJUK KEGIATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH) 1. Analisis Produk Santunan Muawanah dan Asuransi

Lebih terperinci

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits Rahn Secara bahasa berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Ni matun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestari Secara teknis menahan salah satu harta peminjam yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegadaian merupakan salah satu usaha milik Pemerintah yang berbentuk BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang telah lama berdiri di Indonesia. Awal munculnya

Lebih terperinci

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD MUD{A

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN 1. Analisis Terhadap Diskripsi Pinjam Meminjam Uang Dengan Beras di Desa Sambong Gede

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah ini

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG Gadai merupakan salah satu transaksi muamalah yang sering digunakan oleh masyarakat saat ini. Karena pada dasarnya transaksi gadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur segala gerak dan langkah setiap manusia dalam menjalani kehidupan. Islam tentang sistem nilai, tata

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam 1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Islam telah mengatur mengenai jual-beli dalam Al-Quran dan hadis, dari zaman ke zaman jual-beli mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Baik dari segi teori maupun

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 18 AYAT 2 UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN OPERASIONALISASI AKAD PERJANJIAN FINANCIAL LEASING DAN REALISASINYA A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18

Lebih terperinci

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD MUSHA@RAKAH MUTANA@QIS}AH SEBAGAI SOLUSI AKAD PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SURABAYA Pada hakikatnya pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II MEKANISME GADAI SYARIAH (RAHN) harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali

BAB II MEKANISME GADAI SYARIAH (RAHN) harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali BAB II MEKANISME GADAI SYARIAH (RAHN) A. Pengertian Ar-Rahn Pengertian gadai (Ar-Rahn) secara bahasa adalah tetap, kekal dan jaminan, sedangkan dalam pengertian istilah adalah menyadera sejumlah harta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegadaian sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat guna menetapakan pilihan dalam pembiayaan disektor riil. Biasanya kalangan yang berhubungan dengan pegadaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA A. Aplikasi Tabungan Rencana Multiguna PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk Cabang Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membentuk pandangan hidup manusia. Islam hadir dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang membentuk pandangan hidup manusia. Islam hadir dalam bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam adalah risalah (pesan-pesan) yang diturunkan Tuhan kepada Muhammad SAW sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung hukum-hukum sempurna untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) A. Realisasi Akad Mura>bah}ah untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG A. Analisis Praktik Utang Piutang Hewan Ternak Di Desa Ragang Dari data mengenai proses dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu negara merupakan hasil dari kinerja yang baik dari instrumen-instrumen yang ada di negara tersebut. Salah satu instrumen negara yang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari Kecamatan Genteng Surabaya Wadi< ah adalah suatu akad antara dua orang (pihak)

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ

BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ MENURUT FATWA NOMOR 68/DSN-MUI/III/2008 Dalam bab ini, penulis akan menganalisis dan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO 65 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO B. Analisis Terhadap Penerapan Akad Qard\\} Al-H\}asan Bi An-Naz ar di BMT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis terhadap aplikasi jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo. Jual beli ikan

Lebih terperinci

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang Rahn Secara bahasa berarti tetap dan lestari. Sering disebut

Lebih terperinci

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH BAB II RAHN, IJA@RAH DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL A. Rahn (Gadai Islam) 1. Pengertian Rahn (Gadai Islam) Secara etimologi rahn berarti ash@ubu@tu wad dawa@mu yang mempunyai arti tetap dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Murabahah 1. Definisi Murabahah BAB II LANDASAN TEORI Salah satu skim fiqih yang paling popular di gunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Penerapan Akad Rahn dan Ijarah dalam Transaksi Gadai pada Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung Mendiskusikan sub tema ini secara gamblang, maka tidak ubahnya

Lebih terperinci

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor: 31/DSN-MUI/VI/2002 Tentang PENGALIHAN UTANG ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Servis Di Toko Cahaya Electro Pasar Gedongan

Lebih terperinci

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM 50 BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM A. Analisis Utang-Piutang di Acara Remuh Berdasarkan data mengenai proses dan mekanisme

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Hutang Pupuk dengan Gabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini. Dalam rangka menuju

BAB I PENDAHULUAN. muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini. Dalam rangka menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an dan Al-h}adis merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini. Dalam rangka menuju kehidupan kekal di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DUA AKAD (MURA>BAH}AH DAN RAHN) DALAM PEMBIAYAAN MULIA (MURA>BAH}AH EMAS LOGAM MULIA UNTUK INVESTASI ABADI) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS DUA AKAD (MURA>BAH}AH DAN RAHN) DALAM PEMBIAYAAN MULIA (MURA>BAH}AH EMAS LOGAM MULIA UNTUK INVESTASI ABADI) MENURUT HUKUM ISLAM 76 BAB IV ANALISIS DUA AKAD (MURA>BAH}AH DAN RAHN) DALAM PEMBIAYAAN MULIA (MURA>BAH}AH EMAS LOGAM MULIA UNTUK INVESTASI ABADI) MENURUT HUKUM ISLAM A. Analisis Dua akad (Mura>bah}ah Dan Rahn) dalam Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan manusia dengan lainnya yang terbatas pada aturan-aturan pokok, dan seluruhnya tidak diatur secara

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Utang Piutang Dengan Jaminan. bab sebelumnya, bahwa praktek utang piutang dengan jaminan barang

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Utang Piutang Dengan Jaminan. bab sebelumnya, bahwa praktek utang piutang dengan jaminan barang BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK UTANG PIUTANG DENGAN JAMINAN BARANG KREDITAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN BANDAR KEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Utang

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG SKRIPSI Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO A. Analisis Terhadap Akad Pembiayaan Mudharabah Dengan Sistem Kelompok di BMT

Lebih terperinci

HILMAN FAJRI ( )

HILMAN FAJRI ( ) HILMAN FAJRI (10220053) PRAKTIK MURÂBAHAH DI KOPERASI SERBA USAHA UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH ALHAMBRA KANTOR CABANG KEDUNG BARUK NO 58 RUNGKUT SURABAYA (Prespektif Fatwa Dewan Syariah Nasional No.4 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM FLAT KE EFEKTIF PADA BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA PELUNASAN ANGSURAN MURABAHAH DI BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU SYARI'AH GRESIK A.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN, PERBEDAAN, DAN AKIBAT HUKUM ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DALAM MENGATUR OBJEK JAMINAN GADAI

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN, PERBEDAAN, DAN AKIBAT HUKUM ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DALAM MENGATUR OBJEK JAMINAN GADAI BAB IV ANALISIS PERSAMAAN, PERBEDAAN, DAN AKIBAT HUKUM ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DALAM MENGATUR OBJEK JAMINAN GADAI A. Persamaaan antara Hukum Islam dan Hukum Perdata dalam mengatur Objek Jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya bank syariah sebagai pemain baru dalam dunia perbankan di Indonesia mendapat sambutan yang baik dari masyarakat, terutama masyarakat muslim. Bank yang berbasis

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK TERCANTUM PADA AKAD MUSHArakah di KSPPS BMT Harapan Ummat Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lembaga Keuangan Syariah Kegiatan dibidang keuangan syariah pada umumnya telah berkembang di Indonesia dengan prinsip syariat islam. Usaha yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem dan prosedur gadai emas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN 74 BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN A. Analisis Aplikasi Perjanjian Sewa Safe Deposit Box di PT. BNI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA A. Tata Cara Pelaksanaan Akad Pelaksanaan akad deposito di BNI Syari ah dimulai pada waktu pembukaan rekening

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN 58 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktek Sistem Jual Beli Ikan Dengan Perantara

Lebih terperinci

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ARISAN JAJAN DENGAN AKAD MUDHARABAH DI TAMBAK LUMPANG KELURAHAN SUKOMANUNGGAL KECAMATAN SUKOMANUNGGAL SURABAYA A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak

Lebih terperinci

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas) BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN BAGI HASIL SIJANGKA MUD{Arabah Ketentuan bagi hasil dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU A. Analisis Terhadap Praktik Penukaran Uang Dengan Jumlah Yang Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Syariah, sebagai sebuah positioning baru yang mengasosiasikan kita kepada suatu sistem pengelolaan ekonomi dan bisnis secara islami. Perkembangan ekonomi syariah baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut

Lebih terperinci

BAB II GADAI DALAM HUKUM ISLAM. A. Pengertian Gadai Dalam fiqih muamalah, perjanjian gadai disebut rahn. Istilah rahn

BAB II GADAI DALAM HUKUM ISLAM. A. Pengertian Gadai Dalam fiqih muamalah, perjanjian gadai disebut rahn. Istilah rahn BAB II GADAI DALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian Gadai Dalam fiqih muamalah, perjanjian gadai disebut rahn. Istilah rahn secara bahasa berarti menahan, maksudnya adalah menahan sesuatu untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II GADAI DALAM HUKUM ISLAM. etimologi mengandung pengertian menggadaikan, merungguhkan. 1

BAB II GADAI DALAM HUKUM ISLAM. etimologi mengandung pengertian menggadaikan, merungguhkan. 1 BAB II GADAI DALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian Gadai Istilah gadai dalam bahasa Arab disebut dengan rahn yang secara etimologi mengandung pengertian menggadaikan, merungguhkan. 1 Dalam istilah lain kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi sha>h{ib al ma>l

BAB I PENDAHULUAN. terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi sha>h{ib al ma>l BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akad mura>bah{ah merupakan akad pembiayaan yang saling menguntungkan oleh sha>h{ib al ma>l dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan penjelasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN 53 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN A. Analisis Tentang Pelaksanaan Praktik Simpanan Wadi ah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Karena manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Karena manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diturunkan di tengah-tengah umat, Islam telah mengatur hukumhukum yang berhubungan dengan interaksi sosial (muamalah). Peran hukum muamalah ini menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Musyarakah dalam Fiqh Muamalah. tanggung jawab yang sama. Musyarakah bisa berbentuk mufawadhah atau

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Musyarakah dalam Fiqh Muamalah. tanggung jawab yang sama. Musyarakah bisa berbentuk mufawadhah atau BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Akad Musyarakah dalam Fiqh Muamalah 1. Pengertian Musyarakah Secara etimologis, musyarakah berasal dari kata Arab syirkah yang berarti kemitraan dalam suatu usaha, dan dapat

Lebih terperinci

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TANAH SEWA OLEH PEMILIKNYA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERTANAHAN PADA BIMBINGAN BELAJAR SMART SOLUTION SURABAYA A. Analisis Pemanfaatan Tanah Sewa Oleh Pemiliknya di Bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al 48 BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al Qardh Pada dasarnya ijab qabul harus dilakukan dengan

Lebih terperinci

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI 22 BAB II MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI A. Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Terdapat beberapa muraba>h}ah pengertian tentang yang diuraikan dalam beberapa literatur, antara lain: a. Muraba>h}ah adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA 56 BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA A. Analisis Penerapan Akad Bayʽ Bithaman Ajil dalam Peningkatan Keuntungan

Lebih terperinci

Marhu>n adalah harta yang ditahan oleh pihak murtahi>n untuk. marhu>n bihi. Jika marhu>n sama jenisnya dengan hak yang menjadi

Marhu>n adalah harta yang ditahan oleh pihak murtahi>n untuk. marhu>n bihi. Jika marhu>n sama jenisnya dengan hak yang menjadi BAB II BARANG JAMINAN DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH A. Barang Jaminan (Marhu>n) 1. Pengertian Barang Jaminan (Marhu>n) Menurut pendapat Wahbah al-zuhayli dalam fiqih mengenai masalah jaminan dikenal bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Islam merupakan istilah lain dari bank syari ah yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang dengan prinsip-prinsip Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, semua manusia sejak mereka dilahirkan ke muka bumi tidak akan mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Semua orang butuh bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi dengan berbagai sunnah-nya agar syariah yang Ia turunkan lewat Rasul-Nya semakin subur di muka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Gadai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Gadai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gadai dalam Bahasa Arab disebut rahn, yang berarti tetap, kekal, dan jaminan. Secara syara, rahn adalah menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semaraknya prinsip penerapan syariah dalam lembaga keuangan bank di Indonesia, maka pelaku bisnis di bidang LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank)

Lebih terperinci

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI DANA TALANGAN H A J I خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA Sumber: Majalah As-Sunnah No.05/ Thn. XVI

Lebih terperinci

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL AKAD MURA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SIMPAN PINJAM BERGULIR PADA P2KP (PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN)

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SIMPAN PINJAM BERGULIR PADA P2KP (PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN) BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SIMPAN PINJAM BERGULIR PADA P2KP (PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN) A. ANALISA SYIRKA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN 69 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN A. Analisis Sistem Penetapan Harga {Pada Jual Beli Air Sumur di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna di muka bumi ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan kehidupannya, sehingga

Lebih terperinci

Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis)

Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis) Nama Kelompok: Awalia Rachmawati 20120730121 Kartika Nugraha 20120730128 Asmarani Immamuda 20120730134 Kiki Riyanila 20120730154 Suti Rakhmaningsih 20120730155 Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis)

Lebih terperinci