BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada.

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan. menjadi dua, yakni media eksternal dan media internal.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat. Humas dapat

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Komunikasi dengan masyarakat umum (khalayak) pendidikan melalui seni budaya, diskusi yang melibatkan stakeholder, klinik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menangkal persepsi yang salah. Komunikasi yang berujung pada

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang akan menangkap, menyusun dan menafsirkan informasi tersebut sesuai

JENIS INFORMASI PUBLIK YANG DIBUTUHKAN KHALAYAK EKSTERNAL

BAB III PENYAJIAN DATA. yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, namun bukan angka-angka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

Produksi Media PR AVI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi fungsi public relations sangatlah berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah

STRATEGI MEDIA RELATIONS PADA PT TELKOM INDONESIA, Tbk DIVRE V JAWA TIMUR DALAM MELAKUKAN PUBLIKASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Walikota Jakarta Barat memiliki fungsi Humas yaitu Suku Dinas

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat (Humas) sangat berkembang di masyarakat. Pesatnya perkembangan

Buku ini diterbitkan atas kerjasama dengan Untirta Press

Produksi Media PR Cetak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra organisasi yaitu Televisi Republik Indonesia ( TVRI).

BAB I PENDAHULUAN. media. Media itu sendiri sebagai alat humas yang berguna dalam

BAB V PENUTUP. menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

EVALUASI PUBLISITAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

kepada masyarakat (dalam hal ini publik), seorang praktisi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu publik eksternal public relations adalah media. Media memiliki

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB IV ANALISIS DATA MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KOTA SURABAYA. berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, sehingga peran dan fungsinya semakin maksimal. perusahaan salah satunya melalui kegiatan media relations.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

BAB IV ANALISA DATA. untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB I PENDAHULUAN. Bila sakitnya ringan, cukup membeli obat di warung, bisa sembuh kembali. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, banyak aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang Public Relations.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

Konsep Public Relations

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pemadaman listrik merupakan sebuah permasalahan besar bagi setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, Public Relations yang sebelumnya dikenal dengan

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

WAWANCARA MENDALAM DENGAN MANAGER PUBLIC RELATIONS YAYASAN PUTERI INDONESIA. 1. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pekerjaan PR YPI?

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations.

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Indonesia merupakan bank sentral satu-satunya di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PEDOMAN UMUM HUBUNGAN MEDIA BAB I PENDAHULUAN


BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi penting dalam dunia industri saat ini. Sebuah perusahaan yang sukses

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan wartawan atau media massa. Seperti yang dikemukakan Cutlip, Center, Broom (dalam Kriyantono, 2008: 5) yang mengatakan bahwa public relations merupakan fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan organisasi tersebut. Media massa merupakan salah satu sarana yang paling ampuh untuk mendukung kegiatan public relations. Kekuatan media massa dapat membentuk opini terhadap ide atau gagasan di ruang publik. Bagi seorang public relations memiliki kemampuan menciptakan hubungan yang harmonis dengan media massa adalah salah satu kesuksesan. Media massa dan public relations sebagai mitranya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap lembaga atau instansi yang menginginkan publisitas dan citra positif atau dengan istilah branding. Oleh karena itu, kemampuan media massa tidak dapat diremehkan dalam menjangkau dan mempengaruhi khalayak. Sebab, dapat dikatakan bahwa pesan yang disampaikan dalam media adalah elemen fundamental dalam pekerjaan kehumasan (Danandjaja, 2011: 153-154). Kegiatan yang dilakukan public relations dalam membangun hubungan dengan media massa sering disebut dengan media relations. 1

2 Salah satu tujuan adanya kegiatan tersebut yaitu untuk mendukung public relations dalam melakukan publikasi di media massa secara maksimal. Seperti dalam penelitian ini yaitu mengenai kegiatan media relations yang terjadi di PT Telkom Indonesia, Tbk DIVISI REGIONAL (DIVRE) V Jawa Timur. Penelitian ini mengacu pada sebuah studi kasus pada sub divisi corporate communication (public relations) yang terjadi karena adanya penurunan publikasi selama kurun waktu dua tahun (2013 hingga 2014) yaitu dari 208 menjadi 130. Bagian divisi tersebut merupakan lini organisasi yang menaungi kinerja dan tanggungjawab public relations dalam perusahaan. Sehingga menjadi penting untuk dilakukan penelitian studi deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara deskripsi mengenai adanya pengaruh atau penyebab terjadinya penurunan publikasi tersebut. Perusahaan PT Telkom Indonesia, Tbk DIVRE V Jawa Timur, sebagai salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) tentu mempunyai lini organisasi dalam menangani kebijakan dan membuat hubungan dengan publik eksternal. Hal itu didukung dengan adanya UU (Undang-Undang) ketentuan umum mengenai kode etik Humas Pemerintah yang tertera pada pasal 1 ayat 6 dan 7. Ketentuan didalam pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa Humas Pemerintah adalah segenap tindakan yang dilakukan oleh suatu instansi atau perusahaan dalam usaha membina hubungan yang harmonis dengan khalayak internal dan eksternal dan membina martabat instansi atau pemerintah dalam pandangan khalayak internal dan eksternal guna memperoleh pengertian, kepercayaan, kerjasama, dan dukungan dari khalayak internal dan eksternal dalam

3 pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Selain itu, kegiatan public relations juga diperkuat didalam pasal 1 ayat 7 yang menyatakan Lembaga Humas Pemerintah adalah unit organisasi dalam suatu lembaga pemerintah yang melakukan fungsi manajemen bidang komunikasi dan informasi. Oleh karena itu, keberadaan humas atau public relations dapat membangun hubungan dengan khalayak eksternal seperti pada media massa (Sari, 2012: 113). Keadaan bahwa pentingnya peran media massa dalam membangun strategi media relations memang perlu dilakukan bagi perusahaan. Lebih lanjut M. Solikhin Lazuardi menerangkan bahwa: Media relations sangat penting artinya sebagai wujud komunikasi dan mediasi perusahaan Telkom dengan pelanggannya, termasuk menyuarakan CSR Telkom dengan publiknya. Jika media relations berjalan baik maka sangat bermanfaat bagi aktivitas dan operasional perusahaan karena pihak media memberikan perhatian pada isu-isu. (M. Solikhin Lazuardi, 21 Maret 2014) Hubungan media atau pers merupakan sebagai alat pendukung kerjasama untuk kepentingan proses publikasi berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Peranan hubungan media dan pers dalam kehumasan tersebut dapat sebagai saluran (channel) dalam penyampaian pesan maka upaya peningkatan pengenalan (awareness) dan informasi atau pemberitaan dari pihak publikasi humas merupakan prioritas utama. Hal tersebut dikarenakan salah satu fungsi pers adalah kekuatan pembentuk opini (power of opinion) yang sangat efektif melalui media massa (Ruslan, 2012: 168).

4 Keberadaan media massa yang penting, menjadikan perusahaan PT Telkom Indonesia, Tbk DIVRE V Jawa Timur memberikan fasilitas kantor dalam melayani media massa. Seperti yang disampaikan oleh M. Solikhin Lazuardi terkait dengan upaya dalam memberikan pelayanan kepada media massa bahwa: PR Telkom Jatim memiliki contact person media dan wartawan. Menyediakan press room sebagai tempat komunitas Telkom Wartawan Kelompok Kerja. Dan sebagai tindakan berusaha mengenal secara personal wartawan yang tidak bersifat privasi. Dan yang terpenting menyampaikan informasi secara informal sebelum informasi resmi. (M. Solikhin Lazuardi, 21 Maret 2014) Hal itu diperjelas dengan tulisan yang dikemukakan oleh Betty Wahyu Nila Sari (2012: 45) di dalam bukunya yang berjudul Humas Pemerintah bahwa: Komunikasi yang dilakukan oleh humas dibedakan menjadi dua, yaitu formal dan informal. Ada kalanya komunikasi informal diperlukan untuk mendukung keberhasilan dalam melaksanakan suatu program. Komunikasi informal berperan penting dalam menciptakan pengertian yang lebih baik atau dalam mengoreksi kesalahan konsepsi para karyawan, khalayak sekitar perusahaan, pemegang saham, pemasok, dan penyalur. Media massa sebagai alat untuk membangun opini publik dengan menyampaikan pesan secara serempak. Oleh karena itu, perusahaan memanfaatkan media massa untuk menyampaikan pesan atau tanggapan dari publik terkait pelayanan yang dilakukan perusahaan. Hal itu diperjelas dengan pernyataan yang dikatakan oleh F. Rachmadi bahwa: Kegiatan public relations yang penting adalah menyelenggarakan hubungan dengan media massa, terutama pers, mempunyai peranan

5 penting dalam penyebaran informasi atau berita kepada masyarakat, juga kepada pemerintah dan dalam pembentukan pendapat umum. (Rachmadi, 1992: 54) Menjalin dan menjaga hubungan dengan media massa merupakan cara efektif untuk membangun, menjaga, dan meningkatkan citra dan reputasi organisasi di mata stakeholder (Yuliana, 2014: 9). Kegiatan dalam menggunakan media massa juga tampak melalui penyelesaian masalah yang dilakukan oleh public relations terhadap publik. Berdasarkan sumber koran Jawa Pos, 20 Januari 2015 di kolom Surat Pembaca yang berjudul 1,5 bulan Jaringan Telepon Terganggu. Pada rubrik tersebut, publik menyampaikan bahwa ada pelayanan perusahaan yang bermasalah. Berhubungan dengan keluhan publik, tanggapan atau klarifikasi public relations terkait keluhan tersebut penting untuk segera disampaikan melalui evaluasi kinerja. Sehingga melalui surat pembaca tersebut, perusahaan berupaya mengklarifikasi dengan memberikan tanggapan serta penyelesaian masalah terkait dengan pelayaan perusahaan. Contohnya melalui sumber koran Jawa Pos, 24 Januari 2015 di kolom Surat Pembaca yang berjudul Tanggapan dan Penyelesaian Telkom, perusahaan ingin menanggapi dengan bersamaan adanya tindakan layanan yang dilakukan perusahaan terkait keluhan yang disampaikan publik melalui rubrik surat pembaca pada 20 Januari 2015 tersebut. Rini Darmastuti (2012: 29) dalam bukunya yang berjudul Media Relations: Konsep, Strategi dan Aplikasi bahwa:

6 Penggunaan media massa merupakan salah satu strategi yang dianggap paling efektif untuk membantu melakukan tugas public relations dalam menjangkau masyarakat luas. Melihat adanya kegiatan public relations dalam memaanfaatkan media massa sebagai salah satu strategi media relations. Merupakan sesuatu yang penting dalam kinerja perusahaan PT Telkom Indonesia, Tbk DIVRE V Jawa Timur. Media dianggap memiliki peran sebagai perpanjangan tangan untuk berbicara dengan publik, sehingga publik dapat mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh institusi. Media dinilai dapat membantu institusi dalam mensosialisasikan kebijakan kepada masyarakat luas. Media juga dapat digunakan sebagai alat promosi oleh institusi atau perusahaan. (M. Solikhin Lazuardi, 21 Maret 2014). Melalui media massa, perusahaan akan mudah dalam mempublikasikan pesan atau kebijakan yang terkait dengan kepentingan publik. Oleh karena itu, perkembangan sebuah perusahaan dapat dilihat dengan adanya publikasi yang dicapai sesuai tujuan awal. Namun, tidak jarang bahwa publikasi di media massa sangat sedikit sehingga akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan feedback yang didapat perusahaan. Berdasarkan hasil rekapan data melalui observasi dan wawancara terkait dokumen mengenai hasil publikasi, data dibawah ini merupakan tabel jumlah publikasi tahun 2013 hingga 2014 pada divisi corporate communication PT Telkom Indonesia, Tbk DIVRE V Jawa Timur:

7 Tahun 2013 Tahun 2014 No Bulan Media Cetak Media Online Media Cetak Media Online 1 Januari 15 10 5 5 2 Februari 17 14 5 1 3 Maret 17 22 0 0 4 April 12 10 4 5 5 Mei 15 11 4 7 6 Juni 5 1 12 7 7 Juli 5 3 12 16 8 Agusutus 9 1 12 10 9 September 3 11 5 14 10 Oktober 3 2 4 9 11 November 1 0 2 2 12 Desember 9 12 0 1 TOTAL 111 97 53 77 Tabel I.1. Jumlah publikasi ditahun 2013 hingga 2014 Sumber: Divisi Corporate Communication PT. Telkom Indonesia, Tbk Diagram I.1. Penurunan publikasi dari tahun 2013 hingga 2014 Sumber: Divisi Corporate Communication PT. Telkom Indonesia, Tbk Keberadaan data publikasi yang menurun pada PT Telkom Indonesia, Tbk DIVRE V Jawa Timur, menjadikan permasalahan penting bagi public relations untuk membuat sebuah strategi yang bertujuan

8 memperbaiki kembali publikasi di sebuah media massa. Seperti yang dikatakan oleh M. Solikhin Lazuardi bahwa: Adanya strategi hubungan yang baik dengan media massa yang dirasa cukup, perusahaan akan melakukan strategi yang lain dengan mengedepankan good relationship. (M. Solikhin Lazuardi, 9 Februari 2015) Selain itu, keadaan publikasi yang menurun ditanggapi juga oleh perusahaan tersebut, yang menyatakan keadaan empat tahun terakhir publikasi tersentralisasi (kebijakan pusat). Proses sentralisasi yang berlaku menjadikan pemberitaan release harus menunggu perintah dari pusat. Sehingga adanya tranformasi organisasi tersebut berpengaruh juga pada proses kinerja public relations karena adanya pembagian kewenangan antara divisi regional dengan corporate pusat dalam melakukan publikasi. Berbeda dengan kebijakan di tahun 2015, bahwa kewenangan dikembalikan pada divisi regional. Hal itu dijelaskan oleh public relations officer M. Solikhin Lazuardi bahwa: 2015 ini kewenangan itu dikembalikan lagi ke PR yang bersangkutan dan karena PR dibawahi unit General Support dan Logistic, dimana General Support dan Logistic ini dibawah organisasi witel Suramadu dan inilah kesempatan PR untuk meningkat kinerjanya termasuk publikasi media karena kendali sudah ada di PR. (M. Solikhin Lazuardi, 10 Maret 2015) Terjadinya kebijakan baru semakin memberikan peluang bagi public relations untuk dapat melakukan kembali publikasi yang lebih baik di masa mendatang. Perusahaan menyatakan harus adanya tindakan yang mendukung kegiatan pubikasi yang maksimal guna memperbaiki publikasi

9 yang bermasalah. Lebih lanjut, hal itu ditambahan dengan pernyataan M. Solikhin Lazuardi yang menerangkan bahwa: Dengan kelimpahan kewenangan itu dikembalikan public relations DIVRE V maka kita bisa mentukan sendiri suatu waktu dengan mengeluarkan berita sendiri. Corporate pusat pun memberikan kewenangan kepada kita untuk membikin pers konferensi dan release. Dan itu yang akan menambah poin lagi jumlah publikasi. (M. Solikhin Lazuardi, 10 Maret 2015) Selama ini perusahaan menggunakan kegiatan seperti konferensi pers, press tour, media gathering, sport gathering, dan pameran sebagai upaya dalam membangun komunikasi atau hubungan antara perusahaan dengan media massa. Seperti yang dikemukakan oleh Rini Darmastuti (2012: 154) sebagai berikut: Cara dan strategi yang tepat yang digunakan oleh seorang public relations dalam menciptakan dan membangun hubungan yang baik dengan institusi media dan dengan wartawan akan mempangaruhi keberhasilan publisitas yang dilakukan oleh public relations. Sementara itu, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti. Data publikasi ditahun 2015 tergambar seperti pada tabel dibawah ini:

10 No Bulan Tahun 2015 Media Cetak Media Online 1. Januari 14 7 2. Februari 7 5 3. Maret 10 13 4. April 4 2 TOTAL 35 27 Tabel I.2. Jumlah publikasi ditahun 2015 Sumber: Divisi Corporate Communication PT. Telkom Indonesia, Tbk Melihat fenomena yang terjadi diatas bahwa pengaruh adanya penurunan publikasi di media massa, menyebabkan public relations harus melakukan strateginya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Oleh sebab itu, diharapkan adanya tindakan yang akan dilakukan oleh PT Telkom Indonesia, Tbk DIVRE V Jawa Timur untuk melakukan publikasi dengan lebih baik. Untuk itu, strategi yang dilakukan oleh public relations ditahun 2015 menjadikan pertanyaan mendasar pada penelitian ini, sehingga diperlukan penjelasan (gambaran) secara deskripsi tentang kinerja strategi yang akan dilakukan oleh public relations untuk memperbaiki publikasi ditahun 2015. Oleh sebab itu, dengan adanya strategi yang dilakukan, apakah perusahaan dapat melakukan publikasi yang lebih baik daripada sebelumnya atau sebaliknya dimana publikasi perusahaan semakin tambah menurun. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, dilakukan penelitian studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sehingga peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian dengan tema Strategi Media Relations pada PT Telkom Indonesia, Tbk DIVRE V Jawa Timur dalam Melakukan Publikasi.

11 I.2. Rumusan Masalah Bagaimana strategi media relations pada PT Telkom Indonesia, Tbk DIVRE V dalam melakukan publikasi? I.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui strategi media relations pada PT Telkom Indonesia, Tbk DIVRE V dalam melakukan publikasi. I.4. Batasan Masalah Penelitian ini akan dilakukan pada PT Telkom Indonesia, Tbk DIVRE V Jawa Timur di Jl. Ketintang 156 Surabaya. Peneliti akan mengumpulkan dan menganalisa data dari informan mengenai kegiatan media relations yang dilakukan oleh public relations dalam melakukan publikasi di media massa. Selain itu, wartawan juga sebagai informan trianggulasi data yang digunakan untuk mengetahui atau membandingkan data agar diperoleh data yang valid. I.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menyediakan hasil analisis studi deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif atas kinerja public relations terkait dengan publikasi di media massa. Untuk itu, penelitian ini akan memaparkan bagaimana strategi media relations yang dilakukan oleh public relations dalam menangani bidang publikasi.