REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

REGISTER DALAM INTERAKSI DI BENGKEL MOTOR RAJA PAJANG SURAKARTA

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

menafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan

ANALISIS TINDAK TUTUR WACANA IKLAN DALAM MAJALAH GENIE EDISI NOVEMBER 2011 (TINJAUAN PRAGMATIK)

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

PERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA. Naskah Publikasi

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

Transkripsi:

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah SRI WAHYUNI A 310080098 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

NASKAH PUBLIKASI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER Sri Wahyuni A.310080098 A. ABSTRAK Penelitian ini mengkaji masalah kesantunan berbahasa. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk realisasi kesantunan berbahasa, memaparkan fungsi kesantunan, dan mendeskripsikan penyimpangan maksim kesantunan yang diucapkan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode simak bebas libat cakap (SLBC). Teknik analisis data menggunakan metode padan ekstralingual, metode yang alat penentunya tuturan yang diucapkan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode sajian informal. Hasil penelitian ini berupa realisasi kesantunan, fungsi kesantunan, dan penyimpangan maksim kesantunan tuturan yang dipakai oleh siswa kelas IX SMP N 3 Geyer. Realisasi kesantunan berbahasa pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer terdapat empat tindak tutur (TT) yaitu (1) TT menyenangkan (convival) (2) TT bekerja sama, (3) TT bertentangan, dan (4) TT kompetitif. Fungsi kesantunan yang terdapat pada percakapan siswa kelas IX SMP N 3 Geyer terdapat tiga fungsi kesantunan yaitu (1) fungsi menyatakan (deklaratif), (2) fungsi menanyakan (interogatif), dan (3) fungsi memerintah (imperatif). Ada enam (6) penyimpangan kesantunan berbahasa yaitu penyimpangan maksim kebijaksanaan, penyimpangan maksim pujian, penyimpangan maksim kerendahatian, penyimpangan maksim kesetujuan, penyimpangan maksim kesimpatisan, dan penyimpangan maksim kedermawanan. Kata kunci: Kesantunan berbahasa, tindak tutur B. PENDAHULUAN Komunikasi merupakan proses interaksi manusia satu dengan yang lainnya. Komunikasi bertujuan memberikan informasi atau menyampaikan 1

pesan kepada mitra tutur. Hal ini, sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan sosialnya untuk mempelajari kebiasaan, kebudayaan, adat istiadat serta latar belakang masing-masing. Dalam berkomunikasi penggunaan bahasa diperlukan penyesuaian bentuk (bahasa) atau ragam bahasa dengan unsur-unsur penentu tindak komunikatif yaitu (1) yang menyapa dan yang disapa, (2) untuk tujuan apa, (3) tindak ilokusi, (4) dalam konteks apa, (5) tuturan (Leech, 1993:21). Hal ini disebabkan, dalam kehidupan sehari hari penggunaan bahasa untuk bersosialisasi tidak lepas dari unsur-unsur penentu tindak komunikasi dan prinsip prinsip sopan santun (politenessprinciple), dan direalisasikan dalam tindak komunikasi. Markhamah (2009: 155) menyebutkan bahwa secara linguistik kesantunan berbahasa diketahui dari pilihan kata, dan pemakaian jenis kalimat. Pertama, dalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang menunjukkan adanya kesantunan tinggi, sedang dan rendah. Kedua, jenis kalimat pada umumnya menunjukkan referensi atau makna yang sesuai. Ketiga, pemakaian kalimat pasif untuk menghindari perintah secara langsung. Kesantunan berbahasa dalam penelitian ini mengacu pada kesantunan pragmatik imperatif. Proses komunikasi juga terjadi pada sebuah percakapan antara penutur dan lawan tutur. Percakapan merupakan komunikasi langsung antara penutur dan lawan bicara. Oleh karena itu, harus memperhatikan kesantunan berbahasa agar tercipta kelancaran pemahaman dari tuturannya, tanpa terkecuali baik anak, maupun orang dewasa. Kaitannya dengan bahasa anak, peneliti sangat tertarik dengan kesantunan berbahasa pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. Peneliti ingin mengetahui tingkat kesantunan siswa dalam bertutur dengan lawan tuturnya. Kesantunan dalam bertutur dipengaruhi oleh 2

faktor faktor penentu tindak komunikasi serta prinsip prinsip sopan santun. Hal yang menarik untuk diteliti diantaranya bagaimana bentuk kesantunan bahasa dalam komunikasi, apa fungsi kesantunan bahasa serta penyimpangan prinsip kesopanan yang digunakan dalam bahasa siswa tersebut. Dengan demikian, penulis melaksanakan penelitian berjudul Realisasi Kesantunan Berbahasa Pada Percakapan Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, ada dua masalah yang perlu dibahas. a. Bagaimana realisasi kesantunan berbahasa yang diucapkan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer? b. Bagaimana fungsi kesantunan berbahasa yang diucapkan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer? c. Bagaimana penyimpangan maksim kesantunan yang diucapkan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer? 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat teoritis dan praktis. a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan dan melengkapi khasanah kajian linguistik yang berkaitan dengan pragmatik, khususnya mengenai kesantunan berbahasa pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. b. Manfaat praktis 1) Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi siswa dalam kaitan kesantunan berbahasa di lingkungan sekolah. 3

2) Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang aspek-aspek pragmatik khususnya penyimpangan prinsip kesantunan bahasa pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. 3) Bagi masyarakat Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan kepada masyarakat, akan pentingnya kesantunan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari (tindak komunikasi). 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio-pragmatik. Sosiopragmatik didasarkan pada kenyataan bahwa prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun beroperasi secara berbeda dalam kebudayaan dan masyarakat bahasa yang berbeda, dalam situasi-situasi sosial yang berbeda, dan dalam kelas-kelas sosial yang berbeda. Sosio-pragmatik merupakan titik pertemuan antara sosiologi dan pragmatik yang sering digunakan saat mengkaji analisis percakapan. Wijana dan Rohmadi (2007: 3-4) mengemukakan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan digunakan di dalam komunikasi. Makna yang dikaji pragmatik adalah makna yang terikat konteks (contex dependent) atau dengan kata lain mengkaji makna penutur. 4. Tujuan Penelitian Ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. a. Untuk mendeskripsikan realisasi kesantunan berbahasa yang diucapkan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. b. Untuk memaparkan fungsi kesantunan berbahasa yang diucapkani siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. 4

c. Untuk mendeskripsikan penyimpangan prinsip kesantunan yang diucapkan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. C. METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Geyer, Grobogan. Sekolah ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang ada di Grobogan, khususnya di kecamatan Geyer. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Desember sampai April 2011-2012. No Bulan Kegiatan 1 Desember- Januari a) Mengumpulkan data sesuai dengan cara pengumpulan data yang telah direncanakan dari sumber data yang terkumpul. b) Membuat transkip dari data yang berupa rekaman ke dalam bahasa tulis. c) Mengelompokkan data yang terkumpul. 2 Februari d) Menganalisis transkip percakapan yang telah dikumpulkan dari kegiatan menyimak dan mencatat bahasa yang mengandung bentuk dan penyimpangan prinsip kesopanan. e) Menulis kesimpulan akhir dari analisis keseluruhan. 5

3 Maret- April f) Menyusun laporan lengkap. g) Meneliti kesatuan laporan. h) Memperbanyak laporan. 3. Bentuk dan Strategi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Azwar (2010: 5) penelitiaan dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif juga menekankan pada analisis terhadap hubungan antarfenomena yang dicermati, dengan menggunakan logika ilmiah. 4. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah bahasa yang mengandung realisasi kesantunan berbahasa, fungsi kesantunan berbahasa serta penyimpangan prinsip kesopanan pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. 5. Data dan Sumber Data Data pada dasarnya merupakan bahan yang dikumpulkan oleh peneliti dari dunia yang dipelajarinya (Sutopo, 2002: 73). Data dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif, yakni data yang terkumpul berbentuk kata-kata yang terdapat dalam percakapan. Data dalam penelitian ini berupa tuturan pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan. Kata-kata dan tindakan orang yang diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau perekaman video atau audio tapes (Moleong, 2001: 112). Sumber data dari penelitian ini dari percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer beserta konteks yang mengikutinya. 6

6. Teknik Penyediaan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik simak bebas libat cakap (SBLC) yaitu merupakan teknik penyediaan data yang dilakukan dengan peneliti tidak terlibat dialog, konversasi, atau imbal wicara, dan tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang-orang yang saling bicara (Sudaryanto, 1993: 134). 7. Teknik Analisis Data Dalam analisis data ini penulis menggunakan metode padan ekstralingual. Metode padan ekstralingual merupakan metode yang menghubung-bandingkan hal-hal yang di luar bahasa, misalnya referen, konteks tuturan, konteks sosial, pemakaian bahasa, penutur bahasa yang dipilah berdasarkan gender, usia, kelas sosial (Mahsun, 2007: 260). Analisis padan ekstralingual bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk realisasi kesantunan berbahasa dan prinsip penyimpangan pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. 8. Penyajian Hasil Analisis Data Sudaryanto (1993: 145) mengemukakan bahwa metode penyajian informal merupakan perumusan dengan kata- kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis. Penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang- lambang. Penelitian ini menggunakan metode penyajian data formal. Hasil analisis data dalam penelitian ini yaitu bentuk realisasi kesantunan berbahasa dan penyimpangan prinsip kesopanan pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. 9. Prosedur Penelitian a. Peneliti mengumpulkan data yang berupa data lisanberwujud kata, tuturan yang termasuk percakapan siswa SMP Negeri 3 Geyer dilakukan dengan metode simal libat bebas cakap (SLBC) dengan teknik rekam. 7

b. Peneliti mengklasifikasikan data berdasarkan realisasi kesantunan berbahasa fungsi kesantunan berbahasa, dan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa. c. Peneliti menganalisis data sesuai dengan data yang diklasifikasikan berdasarkan teknik analisis yang digunakan. d. Peneliti menarik kesimpulan dari semua data yang telah dianalisis. 10. Sistematika Penelitian Sistematika dalam penelitian sangat penting karena memberikan gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah penelitian sekaligus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Sistematika dalam penulisan penelitian ini. Bab I membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II membahas mengenai kajian pustaka dan landasan teori yang terdiri dari kajian pustaka, landasan teori, kerangka berfikir, dan desain penelitian. Bab III membahas mengenai metode penelitian, yang terdiri dari tempat penelitian, waktu penelitian, bentuk dan strategi penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Bab IV membahas mengenai hasil dan pembahasan penelitian, terdiri dari gambaran umum percakapan, realisasi kesantunan berbahasa, fungsi kesantunan berbahasa, penyimpangan prinsip kesopanan, ilustrasi pengamatan, dan temuan serta pembahasan. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perumusan masalah dan deskripsi hasil pengamatan, penelitian ini memiliki (3) tiga hasil penelitian. 8

1. Realisasi Kesantunan Berbahasa Realisasi kesantunan berbahasa pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer terdapat lima tindak tutur (TT) yaitu (1) TT menyenangkan (convival) (2) TT bekerja sama, (3) TT bertentangan, dan (4) TT kompetitif. Keempat tindak tutur dalam percakapan ini masing-masing dapat diidentifikasikan ke dalam subsub TT. Realisasi TT menyenangkan (convival) ada tujuh (4) Sub- TT yaitu Sub-TT mengajak, memberi nama, dan mengizinkan, berterima kasih, minta maaf, dan memuji. Realisasi TT bekerja sama (collaborative) ada tiga (3) Sub-TT yaitu Sub-TT mengatakan, melaporkan, dan menyebutkan. Realisasi TT bertentangan ada empat (4) Sub-TT yaitu Sub-TT mengancam, menyalahkan, berjanji, dan bersumpah. Realisasi TT kompetitif ada tiga (3) Sub-TT yaitu menyuruh, memohon, dan menyarankan. Berdasarkan diagram ilustrasi pengamatan realisasi kesantunan berbahasa yang tertinggi pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer adalah relisasi kesantunan convival atau menyenangkan. Presentase realisasi kesantunan menyenangkan atau convival mencapai 39%, sedangkan presentase terendah 17% yaitu realisasi kesantunan bertentangan atau conflictive. 2. Fungsi Kesantunan Berbahasa Fungsi kesantunan berbahasa pada penelitian ini menggunakan teori dari Leech. Fungsi kesantunan yang terdapat pada percakapan siswa kelas IX SMP N 3 Geyer terdapat tiga fungsi kesantunan yaitu (1) fungsi menyatakan (deklaratif), (2) fungsi menanyakan (interogatif), dan (3) fungsi memerintah (imperatif) Dari analisis yang telah dilakukan percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer terdapat 38 tuturan yang mengandung fungsi kesantunan berbahasa. Berdasarkan diagram ilustrasi pengamatan fungsi kesantunan berbahasa yang tertinggi pada percakapan siswa 9

SMP Negeri 3 Geyer adalah fungsi kesantunan menanyakan. Presentase fungsi kesantunan menanyakan mencapai 64%, sedangkan presentase terendah 10% yaitu fungsi kesantunan menyatakan. 3. Penyimpangan Prinsip Kesopanan Penyimpangan kesantunan berbahasa pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer terdapat enam (6) penyimpangan kesantunan berbahasa yaitu penyimpangan maksim kebijaksanaan, penyimpangan maksim pujian, penyimpangan maksim kerendahatian, penyimpangan maksim kesetujuan, penyimpangan maksim kesimpatisan, dan penyimpangan maksim kedermawanan. Dari analisis yang dilakukan percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer terdapat 12 tuturan yang menyimpang dari prinsip kesantunan berbahasa. Berdasarkan diagram ilustrasi pengamatan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa yang tertinggi pada percakapan siswa SMP Negeri 3 Geyer adalah penyimpangan prinsip kesantunan kerendahatian. Presentase penyimpangan prinsip kesantunan kerendahatian mencapai 33%, sedangkan presentase terendah 8% yaitu penyimpangan prinsip kesantunan pujian dan penyimpangan prinsip kedermawanan. E. SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi realisasi kesantunan berbahasa, fungsi kesantunan berbahasa, dan penyimpangan prinsip kesopanan pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. Ada tiga hasil penelitian yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini. 1. Bentuk realisasi kesantunan berbahasa Realisasi kesantunan berbahasa pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer terdapat lima tindak tutur (TT) yaitu (1) TT menyenangkan (convival) (2) TT bekerja sama, (3) TT bertentangan, dan (4) TT kompetitif. Keempat tindak tutur dalam 10

percakapan ini masing-masing dapat diidentifikasikan ke dalam subsub TT. Realisasi TT menyenangkan (convival) ada tujuh (4) Sub- TT yaitu Sub-TT mengajak, memberi nama, dan mengizinkan, berterima kasih, minta maaf, dan memuji. Realisasi TT bekerja sama (collaborative) ada tiga (3) Sub-TT yaitu Sub-TT mengatakan, melaporkan, dan menyebutkan. Realisasi TT bertentangan ada empat (4) Sub-TT yaitu Sub-TT mengancam, menyalahkan, berjanji, dan bersumpah. Realisasi TT kompetitif ada tiga (3) Sub-TT yaitu menyuruh, memohon, dan menyarankan. Berdasarkan diagram ilustrasi pengamatan realisasi kesantunan berbahasa yang tertinggi pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer adalah relisasi kesantunan convival atau menyenangkan. Presentase realisasi kesantunan menyenangkan atau convival mencapai 39%, sedangkan presentase terendah 17% yaitu realisasi kesantunan bertentangan atau conflictive. 2. Fungsi Kesantunan Berbahasa Fungsi kesantunan berbahasa pada penelitian ini menggunakan teori dari Leech. Fungsi kesantunan yang terdapat pada percakapan siswa kelas IX SMP N 3 Geyer terdapat tiga fungsi kesantunan yaitu (1) fungsi menyatakan (deklaratif), (2) fungsi menanyakan (interogatif), dan (3) fungsi memerintah (imperatif) Dari analisis yang telah dilakukan percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer terdapat 38 tuturan yang mengandung fungsi kesantunan berbahasa. 3. Penyimpangan Maksim Kesopanan Penyimpangan kesantunan berbahasa pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer terdapat enam (6) penyimpangan kesantunan berbahasa yaitu penyimpangan maksim kebijaksanaan, penyimpangan maksim pujian, penyimpangan maksim kerendahatian, penyimpangan maksim kesetujuan, penyimpangan maksim kesimpatisan, dan penyimpangan maksim kedermawanan. Dari 11

analisis yang dilakukan percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer terdapat 12 tuturan yang menyimpang dari prinsip kesantunan berbahasa. F. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifudin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Leech, Geoffery. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Moleong, Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta: University Press. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press. 12