PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DAN PENDEKATAN DEDUKTIF DALAM SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI JAJARGENJANG SMP

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MULTI REPRESENTASI PADA PENJUMLAHAN PECAHAN TERHADAP KEMAMPUAN SISWA MTS

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan. Populasi dalam

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLETE SENTENCE DAN TEAM QUIZ

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

PENGARUH MODEL INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATERI KELAINAN DAN PENYAKIT REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS III

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN CONNETED MATHEMATICS PROJECT (CMP)

MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

Unnes Physics Education Journal

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI BANGUN DATAR

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

III. METODE PENELITIAN. bulan November 2010 di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

MODEL MEANS ENDS ANALYSIS DAN DIRECT INTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ICE BREAKER TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Natar

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

bahwa kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan berbagai cara. Hal ini terkait erat dengan kemampuan representasi

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

PENGARUH TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.

PROSIDING ISSN:

PENGARUH MEDIA REALITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH TEKNIK SURVEY, QUESTION, READING, RECITE, REVIEW, TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

PENGARUH MODEL PBL TERHADAP KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI RECIPROCAL TEACHING

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 2 No.2 November 2016

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LAERNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN 04 RASAU JAYA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

Transkripsi:

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP Dwi Rifa, Yulis Jamiah, Ahmad Yani Program Studi Pendidikan Matematika KIP Untan, Pontianak Email : dwirifa20@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi segiempat di kelas VII SMP Negeri 5 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Sampel dalam penelitian ini adalah 34 siswa kelas VII C. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah dilakukan pembelajaran Reciprocal Teaching dengan rata-rata indeks gain sebesar 0,38. Dari hasil perhitungan dengan uji-t, diperoleh thitung > ttabel atau 7,15 > 1,7 maka terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum dan setelah perlakuan. Berdasarkan analisis data, bahwa pembelajaran Reciprocal Teaching memberikan peningkatan skor terbesar pada siswa tingkat kemampuan atas. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran Reciprocal Teaching berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi segiempat di kelas VII SMP Negeri 5 Pontianak. Kata Kunci: Komunikasi Matematis, Reciprocal Teaching, Segiempat Abstract: This study aims to discover Reciprocal Teaching learning effect towards mathematical communication skills of students in rectangles material in class VII SMP Negeri 5 Pontianak. Methods of an experimental study design with one group pretest-posttest design. The sample in this study were 34 students of class VII C. Analysis of the data result using gain score analysis. The results show that there is an increase in students' mathematical communication skills after learning Reciprocal Teaching with an average gain index of 0.38. From the calculation of the t-test, obtained with thitung > ttable or 7.15 > 1.7 then there are differences in students' mathematical communication skills before and after treatment. Based on data analysis, the result that learning Reciprocal Teaching provides the greatest increase in students' scores on level of proficiency. Based on these data concluded that learning Reciprocal Teaching effect on students' mathematical communication skills in rectangular material in class VII SMP Negeri 5 Pontianak. Keywords: Mathematical Communication, Reciprocal Teaching, Rectangels 1

P roses belajar mengajar diperlukan kualitas pengajaran yang memadai, yaitu pengajaran matematika yang diarahkan untuk membantu siswa menggunakan daya intelektualnya dalam belajar. Oleh karena itu, dalam belajar matematika tidak cukup hanya menghapal rumus-rumusnya saja, tetapi penguasaan konsepkonsep harus ditanamkan pada siswa sejak dini, sehingga pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi siswa tidak mengalami kesulitan. Sebagaimana yang dinyatakan dalam NCTM, terdapat lima tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan penalaran dan bukti (reasoning), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection), dan kemampuan representasi (representation). Kelima tujuan itu dikenal dengan istilah standar proses daya matematis (mathematical power process standards) dan mempunyai peranan sangat penting dalam kurikulum. Salah satu standar yang harus ditingkatkan oleh siswa adalah kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan komunikasi matematis perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika, sebab melalui komunikasi, siswa dapat mengorganisasi dan mengonsolidasi berpikir matematikanya dan siswa dapat mengeksplorasi ide-ide matematika (NCTM, 2000). Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan dalam pembelajaran untuk memberikan argumen terhadap setiap jawabannya, serta memberikan tanggapan atas jawaban yang diberikan oleh orang lain, sehingga apa yang sedang dipelajari menjadi bermakna baginya. Dalam hal ini berarti guru harus berusaha untuk mendorong siswanya agar mampu berkomunikasi. Kemampuan Komunikasi Matematis tercantum dalam kurikulum matematika sekolah menengah (NCTM, 2000). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang didalamnya memberikan nuansa baru dalam pembelajaran matematika. Tidak hanya konsep dan pemecahan saja, penalaran dan komunikasi matematika pun tidak luput dari penilaian matematika. Pada umumnya, pembelajaran matematika dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti dan menjawab soal yang diberikan oleh guru, tetapi siswa tidak pernah atau jarang sekali dimintai penjelasan asal mula mereka mendapatkan jawaban tersebut. Akibatnya siswa jarang sekali berkomunikasi dalam matematika. Hal ini dipertegas oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan bahwa pada kenyataannya siswa sulit untuk mengkomunikasikan kembali materi yang didapat. Kemampuan komunikasi siswa sulit untuk dilihat baik lisan maupun tulisan karena siswa identik hanya melihat dan mengikuti temannya yang dianggap baik di dalam kelas. Selain itu, sedikit sekali bahkan jarang siswa yang bertanya maupun menjawab apa yang diinformasikan oleh guru. Oleh karena itu kemampuan komunikasi matematis siswa ini merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika yang menarik untuk dikaji lebih mendalam. Brenner (1998: 96) menemukan bahwa pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan pengembangan kemampuan komunikasi matematis. Konsep dasar pada materi matematika di SMP salah satunya adalah konsep segiempat. Konsep segiempat harus dikuasai dan dipahami oleh setiap siswa, sehingga dapat menjadi landasan untuk mempelajari materi berikutnya. 2

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada salah satu guru matematika SMP Negeri 5 Pontianak, penguasaan konsep siswa dalam materi segiempat masih rendah. Hal ini dipertegas dari data hasil belajar yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil ulangan harian matematika siswa kelas VII pada materi segiempat tahun pelajaran 2013/2014, dari 34 siswa hanya 4 orang (12%) yang tuntas. Dalam hal ini siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai 65. Hasil riset pendahuluan menunjukkan bahwa 88% siswa belum mencapai ketuntasan atau masih banyak yang kurang dari 65. Kemampuan komunikasi matematis siswa pada proses pengerjaan soal belum terungkap secara jelas. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya pemahaman siswa terhadap materi segiempat dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan menghilangkan kesan bahwa matematika merupakan pelajaran yang asing dan menakutkan, maka kemampuan komunikasi sangat perlu dihadirkan secara intensif. Kemampuan komunikasi matematis siswa bisa ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan diskusi kelompok. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran Reciprocal Teaching. Reciprocal Teaching adalah suatu pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi-strategi kognitif sehingga membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan baik (Arends, 1997: 266). Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temannya secara berkelompok. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model yang menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan, dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Pembelajaran Reciprocal Teaching bertujuan untuk membuat siswa lebih aktif belajar dan diharapkan siswa menemukan berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran. Reciprocal Teaching merupakan salah satu pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan tepat melalui proses belajar mandiri dan siswa mampu menyajikannya di depan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Palincsar (1984: 117) bahwa dalam Reciprocal Teaching digunakan empat strategi, yaitu mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami (clarifying), memprediksi materi lanjutan (predicting), membuat pertanyaan (question generating), dan merangkum (summarizing). Hal ini juga dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Ramdani Miftah, dalam penelitiaanya yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching), memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran terbalik dapat meningkatkan komunikasi matematika siswa dan dapat memberikan respon positif bagi siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi segiempat di kelas VII SMP Negeri 5 Pontianak. 3

METODE Metode penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest design yang dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 1 Rancangan Penelitian One Group Pretest-Posttest Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen T1 X (Subana dan Sudrajat, 2005: 99) T2 Populasi penelitian ini berjumlah 204 siswa dengan sampel penelitian adalah 34 siswa. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling (sample bertujuan), yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan dari guru mata pelajaran dan peneliti. Pengambilan sampel dilihat berdasarkan nilai rata-rata ulangan tengah semester ganjil, kelas yang rata-rata nilainya hampir sama yang akan menjadi sampel penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pengukuran berupa tes tertulis pretest dan posttest berbentuk uraian. Instrumen penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan matematika FKIP Untan dan dua orang guru SMP Negeri 5 Pontianak dengan hasil validasi bahwa instrumen yang digunakan adalah valid. Berdasarkan hasil uji coba soal diperoleh keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal yang disusun tergolong sangat tinggi dengan koefisien reliabiltas sebesar 0,84. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap akhir. Tahap Pesiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain: 1) Meminta ijin kepada pihak SMP Negeri 5 Pontianak untuk mengadakan penelitian, 2) Melaksanakan observasi dan melakukan wawancara dengan guru matematika kelas VII SMP Negeri 5 Pontianak untuk mengetahui keadaan objektif dan nilai matematika siswa, 3) Membuat perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 4) Membuat instrumen penelitian yaitu kisikisi, soal pretest posttest kemampuan komunikasi matematis, kunci jawaban dan penskoran soal dan lembar observasi aktivitas siswa, 5) Melakukan validasi perangkat pembelajaran dan instrument, 6) Merevisi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi, 7) Melakukan uji coba instrumen penelitian, 8) Menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen penelitian, 9) Berdasarkan hasil uji coba, instrumen penelitian selanjutnya dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: 1) Menentukan jadwal penelitian, 2) Memberikan pretest dengan instrumen pengukur kemampuan komunikasi matematis, 3) Memberikan perlakuan dengan melaksanakan pembelajaran Reciprocal Teaching pada materi segiempat. 4) Memberikan posttest dengan instrumen pengukur kemampuan komunikasi 4

matematis. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan a) Menyampaikan salam dan berdoa b) Menginformasikan mengenai materi yang akan dipelajari. c) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. d) Menyampaikan apersepsi. e) Memberikan motivasi. 2. Kegiatan Inti a) Mengorganisir siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang. b) Membagikan kepada setiap kelompok materi berupa LKS yang telah disiapkan untuk diselesaikan. c) Mengarahkan siswa untuk berdiskusi. d) Menginformasikan kepada siswa untuk berdiskusi dan saling mengajarkan teman yang belum memahami materi dengan kelompoknya masing-masing. e) Membimbing dan memberi arahan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. f) Menginformasikan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang ditemukan pada saat observasi serta mencermatinya. g) Mengamati kerjasama setiap anggota kelompok. h) Fase 1 : Question Generating i. Mengarahkan siswa untuk membuat pertanyaan. ii. Meminta kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. iii. Memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi. i) Fase 2 : Clarifying i. Meluruskan hasil dikusi yang telah dilakukan. ii. Mengarahkan siswa untuk bertanya mengenai materi yang dianggap sulit. iii. Menjawab pertanyaan dengan memberikan pertanyaan pancingan. j) Fase 3 : Predicting i. Memberikan soal evaluasi. 3. Penutup k) Fase 4 : Summarizing i. Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. ii. Memberikan salam Tahap Akhir 1) Menganalisis data yang diperoleh dari hasil posttest. 2) Mendeskripsikan hasil analisis data dan memberikan kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah. 3) Menyusun laporan penelitian. 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu kelas VII di SMP Negeri 5 Pontianak. Melalui teknik pengambilan sampel yang digunakan, maka terpilihlah kelas VII C sebagai kelas sampel. Pada kelas sampel ini akan diberikan perlakuan berupa pembelajaran Reciprocal Teaching pada materi segiempat. Sampel penelitian berjumlah 34 siswa. Dari hasil penelitian ini diperoleh dua data, yaitu hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan hasil data pengelompokkan siswa. Data dari hasil penelitian ini yaitu berupa hasil kemampuan komunikasi matematis siswa yang pengumpulan datanya menggunakan instruumen berupa soal tes uraian sebanyak 4 soal esai dengan skor antara 0 sampai 16. Kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum dan setelah pembelajaran Reciprocal Teaching dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest. Adapun data skor pretest dan posttest siswa dirangkum dalam tabel sebagai berikut. Tabel 2 Rekapitulasi Data Skor Pretest dan Posttest Total Skor Rata-rata Pretest 75 2,21 Posttest 255 7,5 Berdasarkan tabel 2, rata-rata skor pretest adalah 2,21 atau 13,81% dari skor maksimal 16 dan rata-rata skor posttest adalah 7,5 atau 46,87% dari skor maksimal 16. Ini berarti nilai rata-rata skor posttest lebih tinggi dibandingkan dengan skor pretest. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah dilakukan pembelajaran Reciprocal Teaching. Untuk melihat perbedaan kemampuan komunikasi matematis sebelum dan setelah dilakukannya pembelajaran Reciprocal Teaching, digunakan uji statistik parametris. Langkah-langkah perhitungan statistik sebagai berikut: a. Menentukan Hipotesis b. Uji Normalitas Uji normalitas pretest dan posttest dilakukan dengan uji Chi-square (χ 2 ). Adapun data uji normalitas pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis dirangkum dalam tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Rekapitulasi Uji Normalitas Ukuran Statistik Pretest Posttest x 2,21 7,5 SD 1,5 2,06 χ 2 tabel 3,84 5,99 χ 2 hitung 3,43 2,13 6

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, diperoleh nilai χ 2 hitung pretest adalah 3,43, sementara nilai χ 2 tabel-nya adalah 3,84. Karena χ 2 hitung χ 2 tabel, maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor pretest berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, diperoleh nilai χ 2 hitung posttest adalah 2,13, sementara nilai χ 2 tabel-nya adalah 5,99. Karena χ 2 hitung χ 2 tabel, maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor posttest berdistribusi normal. c. Uji-t Jika data berdistribusi normal, dilanjutkan dengan uji-t dengan prosedur sebagai berikut: Menentukan hipotesis Ho : tidak ada perbedaan tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum dan setelah dilakukannya pembelajaran Reciprocal Teaching pada materi segiempat. Ha : terdapat perbedaan tingkat kemampuan siswa sebelum dan setelah dilakukannya pembelajaran Reciprocal Teaching pada materi segiempat. Perhitungan uji normalitas menunjukkan bahwa data skor pretest dan posttest berdistribusi normal. Oleh karena itu, selanjutnya dilakukan uji-t. Berikut rekapitulasi hasil uji-t. Tabel 4 Rekapitulasi Uji-t Df 33 Md 5,29 Thitung 7,15 Ttabel 1,7 Berdasarkan hasil perhitungan uji-t dengan menggunakan α = 0,05, didapatkan bahwa thitung sebesar 7,15 sementara ttabel-nya adalah 1,7. Karena thitung > ttabel, maka keputusannya adalah menerima Ha dan menolak Ho. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kemampuan siswa sebelum dan setelah dilakukannya pembelajaran Reciprocal Teaching pada materi segiempat Untuk menganalisis peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada tiap tingkat kemampuan, peneliti mengelompokkan siswa ke dalam 3 tingkatan (atas, menengah, bawah) berdasarkan hasil ulangan tengah semester ganjil. Adapun rekapitulasi pengelompokkan siswa dalam tiga tingkatan sebagai berikut. 7

Tabel 5 Rekapitulasi Pengelompokkan Siswa dalam Tiga Tingkat Kemampuan x 45,53 SD 12,65 atas 58,18 Batas Kelas 32,88 menengah < 58,18 bawah < 32,88 Berdasarkan hasil pengelompokkan tersebut, terdapat 4 siswa berada pada tingkatan atas, 24 siswa pada tingkatan menengah dan 6 siswa pada tingkatan bawah. Untuk mengetahui pada tingkatan mana (atas, menengah, bawah) pembelajaran Reciprocal Teaching memberikan peningkatan terbesar pada kemampuan komunikasi matematis siswa, maka dapat dilihat total skor rata-rata tiap tingkat kemampuan. Adapun rangkuman data peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada tiap tingkatan sebagai berikut. Tabel 6 Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Tiap Tingkatan Kelompok Rata-rata Rata-rata Pretest Posttest Atas 5,5 11,25 5,75 Menengah 4 7,75 3,75 Bawah 1,33 5,5 4,17 Besar Peningkatan Berdasarkan tabel 6, terlihat bahwa besar peningkatan komunikasi matematis pada siswa tingkat kemampuan atas adalah sebesar 5,75, sementara besar peningkatan komunikasi matematis pada siswa tingkat kemampuan menengah adalah sebesar 3,75 dan besar peningkatan komunikasi matematis pada siswa tingkat kemampuan bawah sebesar 4,17. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Reciprocal Teaching memberikan peningkatan kemampuan komunikasi matematis terbesar pada siswa tingkat kemampuan atas. PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 26-29 Oktober 2015 di SMP Negeri 5 Pontianak. Dalam penelitian ini digunakan satu kelas sampel yaitu kelas VII C dengan memberikan pretest, menerapkan pembelajaran Reciprocal Teaching dan memberikan posttest. Pretest dan posttest yang diberikan berupa esai yang terdiri dari 4 soal yang sama. Masing-masing soal mengandung satu indikator kemampuan komunikasi matematis. Berdasarkan analisis data skor pretest dan posttest, diperoleh bahwa ratarata skor pretest adalah 2,21 sedangkan rata-rata skor posttest adalah 7,5. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi jajargenjang setelah diberikan pembelajaran Reciprocal 8

Teaching. Rata-rata skor gain sebesar 0,38. Hal ini berarti peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah dilakukan pembelajaran Reciprocal Teaching diklasifikasikan sedang. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, didapatkan bahwa thitung sebesar 7,15 sementara ttabel-nya adalah 1,7. Karena thitung > ttabel, maka keputusannya adalah menerima Ha dan menolak Ho. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kemampuan siswa sebelum dan setelah dilakukannya pembelajaran Reciprocal Teaching pada materi segiempat. Pengelompokkan siswa dalam tiga tingkatan kemampuan (atas, menengah dan bawah) dilakukan berdasarkan hasil ulangan tengah semester ganjil. Batas kelas kemampuan atas adalah siswa yang memperoleh nilai ulangan tengah semester 58,18, batas kelas kemampuan menengah adalah siswa yang memperoleh nilai ulangan tengah semester 32,88 sedang < 58,18 dan batas kelas kemampuan bawah adalah siswa yang memperoleh nilai ulangan tengah semester < 32,88. Sehingga diperoleh 4 siswa pada tingkat kemampuan atas, 24 siswa pada tingkat kemampuan menengah dan 6 siswa pada tingkat kemampuan bawah. Jika dilihat berdasarkan tiap tingkat kemampuan siswa (atas, menengah, bawah), pembelajaran Reciprocal Teaching memberikan peningkatan terbesar komunikasi matematis pada siswa kemampuan atas yaitu sebesar 5,75. Besar peningkatan komunikasi matematis pada siswa tingkat kemampuan menengah adalah sebesar 3,75, sementara besar peningkatan komunikasi matematis pada siswa tingkat kemampuan bawah sebesar 4,17. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Reciprocal Teaching memberikan peningkatan pada siswa tingkat kemampuan bawah lebih besar dibandingkan dengan siswa tingkat kemampuan menengah. Salah satu alasan peningkatan kemampuan komunikasi siswa tingkat kemampuan bawah lebih besar dibandingkan dengan siswa tingkat kemampuan menengah, yaitu siswa kemampuan bawah lebih aktif dalam pembelajaran Reciprocal Teaching dan aktif berdiskusi kelompok bersama teman sebaya yang memiliki kemampuan atas. Pada pelaksanaan pembelajaran Reciprocal Teaching, siswa dikondisikan berkelompok 4-5 siswa perkelompoknya. Dalam berdiskusi, peneliti menemukan beberapa kelompok yang kurang aktif dan kurang serius dalam pembelajaran. Terdapat beberapa kelompok yang hanya mengandalkan beberapa anggota kelompoknya saja dalam pembelajaran. Sehingga hanya beberapa siswa saja yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini juga dikarenakan siswa menganggap pembelajaran ini tidak mempengaruhi nilai matematika sekolah mereka. Apabila dilihat dari kesiapan belajar, pada pertemuan kedua siswa lebih siap untuk belajar dan lebih mudah untuk dikondisikan dibandingkan dengan pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan siswa sudah mendapatkan gambaran pelaksanaan pembelajaran Reciprocal Teaching dan tinggal melanjutkan pembelajaran dari pertemuan sebelumnya dengan kelompok belajar yang sama. Berdasarkan bahasan di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran Reciprocal Teaching baik diterapkan pada siswa yang memiliki kesiapan belajar dan mau terlibat aktif dalam berdiskusi dan pembelajaran. Pada dasarnya, 9

pembelajaran Reciprocal Teaching merupakan pembelajaran yang baik karena melibatkan siswa lebih aktif dalam belajar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Reciprocal Teaching memiliki pengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Terdapat perbedaan tingkat kemampuan siswa sebelum dan setelah dilakukannya pembelajaran Reciprocal Teaching pada materi segiempat pada pokok bahasan jajargenjang. Pembelajaran Reciprocal Teaching juga memberikan peningkatan kemampuan komunikasi matematis terbesar pada siswa tingkat kemampuan atas. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1) Peneliti diharapkan lebih tegas karena pada saat melaksanakan penelitian, ada beberapa siswa yang tidak berusaha mengerjakan tes dengan sebaik-baiknya karena siswa merasa tes yang diberikan tidak mempengaruhi nilai matematika sekolah mereka. 2) pengambilan sampel dalam penelitian ini sebaiknya menggunakan teknik random sampling. DAFTAR RUJUKAN NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston VA : NCTM Palincsar, A. & Brown, A. 1984. Reciprocal Teaching of Comprehension- Fostering and Comprehension-Monitoring Activities. Cognition and Instruction. Vol 1 No 2, hal 117-175. Palincsar. 1986. Reciprocal Teaching [online]. Tersedia di http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/atrisk/at6lk38.htm. Diakses pada tanggal 20 Maret 2015 Subana, M dan Sudrajat. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pusaka Setia. 10