TAMAN BURUNG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR POSTMODERN METAFORA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ELABORASI TEMA

BAB III: TINJAUAN KHUSUS

PUSAT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS RIAU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS

BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

Modul 3 TOPIK 2 : Metode Perancangan Arsitektur Sub-Topik 3 : KONSEP

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

TAMAN HIBURAN TEMATIK (THEME PARK) DI YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN HUTAN SEKIPAN SEBAGAI WANA WISATA DI TAWANGMANGU DENGAN PENERAPAN PRINSIP EKOWISATA DAN ARSITEKTUR HIJAU

Kampus Binawidya JL. HR. Soebrantas KM 12.5 Pekanbaru Kode Pos

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. ( 17/8/ % Spesies Primata Terancam Punah)

Skripsi Museum Keroncong

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata.

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi Negara terdepan dibidang olahraga tersebut, banyak kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

GRAHA SASTRA DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR POSTMODERN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

METAPHOR AS THE NEW POWER OF DESIGN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

PENERAPAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK PADA SCIENCE TECHNOLOGY PARK UNIVERSITAS RIAU

SMP NEGERI 3 MENGGALA

YOGYAKARTA BUTTERLY PARK AND CONSERVATION BAB 1 PENDAHULUAN

GALERI SENI RUPA DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

PUSAT PENDIDIKAN BUDIDAYA PADI DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V. RANCANGAN dan PENGUJIAN

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. BAB 4 PROGRAM ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

BAB I PENDAHULUAN. 1 Panduan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka 2 Ibid

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB III: DATA DAN ANALISA

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

ANIMATION HOUSE JAKA PURNAMA

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

PERANCANGAN FRESHWATER AQUARIUM PARK DI INDRAGIRI HULU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI

BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

BAB III : DATA DAN ANALISA

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

DAFTAR ISI PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PERANCANGAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

BAB I PENDAHULUAN Kepedulian Pemuda Terhadap Lingkungan dan Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

AGRO RESEARCH CENTER DI KOTAMOBAGU BIOMIMICRY

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keanekaragaman Hayati dan Konservasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

MUSEUM GEOLOGI DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

Transkripsi:

TAMAN BURUNG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR POSTMODERN METAFORA Muhammad Hafiz I. S. 1), Ratna Amanati 2), Mira Dharma S. 3) 1) Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2) 3) Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas KM 12.5 Pekanbaru Kode Pos 28293 email: apishapiss@gmail.com ABSTRACT Bird is one of animals that comes in various species and spreads in almost every part of Earth s surface. However, certain specieses of birds is on the verge of extinction. Nature destruction and poaching are the causes of the extinction. In Indonesia, there are 131 kinds of birds whose existence is endangered. Therefore, a medium to acomodate endangered birds is needed and it s called as Bird Park. The Bird Park is designed using Metaphoric Postmodern Architecture approach. The purpose of using Metaphoric Postmodern Architecture is to create a replica of bird s real habitat. Postmodern Metaphoric Architecture is a design theory that takes the shape and characteristics of an object and applied it to the building s appearance. Through this Postmodern Metaphoric theme, we are able to get the concept of Unity in Diversity. This is to combine and connect the functions of the Bird Park as means of recreation, education, and conservation. Through this Postmodern Metaphoric Architecture theme and the concept of Unity in Diversity, we are able to get the shapes and characteristics of birds that can be applied on the mass arrangement and façade pattern of the Bird Park. Keywords: Extinction, Bird Park, Methaporic Postmodern Architecture 1. PENDAHULUAN A.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam sumber daya alam dan sumber daya hayati. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki megabiodeversity yang tidak dimiliki oleh negara lain. Berbagai macam jenis flora dan fauna dapat dijumpai di negara ini. Wajar apabila Indonesia mendapat julukan sebagai Jamrud Khatulistiwa. Namun kekayaan tersebut tidak sepenuhnya dipahami oleh masyarakat Indonesia sendiri. Penghargaan terhadap kekayaan tersebebut masih terlihat kurang. Berbagai macam jenis flora dan fauna mengalami ancaman serius akibat tindakantindakan instan seperti perburuan liar dan perdagangan, penebangan hutan ( deforestasi) yang membabi buta, serta kerusakan lingkungan lainnya. Ancaman-ancaman tersebut membuat jenis-jenis flora dan fauna Indonesia terancam punah dan banyak yang menjadi langka. Menurut IUCN tahun 2013, ada sekitar 21.286 jenis hewan di dunia terancam kepunahan dan sebanyak 1.206 jenis yang terancam punah tersebut ada di Indonesia. Dari data tersebut tercatat sebanyak 131 jenis burung Indonesia mengalami ancaman kepunahan. Dengan tingginya angka tersebut menobatkan Indonesia sebagai nomor satu di dunia dalam hal jumlah jenis burung yang terancam kepunahan (Roxy, 2015). Jenis-jenis burung yang terdapat di Indonesia adalah jenis burung tropis dan sebagian lagi jenis-jenis burung migran non tropis. Degradasi dan rusaknya habitat merupakan faktor utama kehidupan burung di Indonesia semakin terancam. Perubahanperubahan lingkungan terutama akibat pembukaan lahan membuat jenis-jenis burung tersebut tidak dapat bertahan Perubahan lingkungan menyebabkan perubahan di segala aspek lingkungan. Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 1

Perubahan tersebut menyebabkan tempat hidup dan sumber makanan menjadi berkurang sehingga tingkat ancaman menjadi semakin tinggi. Ancaman tersebut banyak disebabkan oleh campur tangan manusia, seperti kerusakan hutan ataupun ancaman perburuan liar. Kerusakan hutan disebabkan oleh pembukaan lahan untuk industri, sementara perburuan liar terjadi karena tingginya permintaan pasar terhadap burung endemik Indonesia. Ancaman perburuan yang masih tinggi turut melengkapi status kerawanan hidup yang dihadapi burung. Rangkong gading (Rhinoplax vigil) misalnya, dalam tiga tahun terakhir, hampir ratusan individu jenis ini diburu untuk diambil paruhnya. Karena kualitas yang sama atau bahkan lebih baik dibanding gading gajah, ditambah lagi dengan adanya permintaan pasar luar seperti Tiongkok (Ria, 2015). Dengan adanya berbagai ancaman tersebut pemerintah perlu untuk menyiapkan suatu tempat bagi jenis-jenis burung yang terancam punah. Tempat yang dapat menggantikan tempat hidup bagi jenis burung tersebut. Tempat yang terus diawasi sehingga jauh dari pemburu liar yang mengincar jenisjenis burung tertentu tersebut. Selain itu pemerintah perlu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kehidupan burung di Indonesia. Dengan demikian masyarakat juga dapat ikut andil dalam upaya penyelamatan hewan burung yang terdapat di Indonesia. Untuk merealisasikan hal tersebut, perlu dirancang sebuah kawasan yang dapat menampung kegiatan yang dapat menarik banyak peminat. Kegiatan tersebut nantinya akan menumbuhkan keinginan masyarakat untuk melestarikan alam dan jenis burung. Kegiatan yang dapat ditawarkan adalah kegiatan rekreasi. Dengan membuat kegiatan rekreasi masyarakat semakin tertarik untuk mengunjungi kawasan tersebut. Kegiatan rekreasi tersebut diberi tema kehidupan burung yang dibuat dengan mereplika kehidupan burung pada alam yang sebenarnya. Kawasan Taman Burung ini difungsikan untuk tujuan rekreasi, juga difungsikan untuk memberikan pengenalan dan pendidikan. Selain itu juga untuk melakukan penelitian terhadap jenis-jenis burung dan bertanggung jawab terhadap perkembangan jenis-jenis burung yang stastusnya termasuk dalam kategori dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Kawasan Taman Burung ini adalah sebuah kawasan ekosistem buatan. Karena itu perancangan kawasan ini akan menggunakan pendekatan Arsitektur Postmodern Metafora. Arsitektur Postmodern Metafora merupakan aliran arsitektur yang memiliki ciri menghubungkan suatu hal dengan hal lain sehingga terlihat kedua hal tersebut memiliki kemiripan. Dengan menghubungkan dua hal yang berbeda, desain yang menerapkan pendekatan Arsitektur Postmodern Metafora seperti memiliki cerita atau makna pada penerapan massa bangunan. Adapun yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut: 1. Apa saja yang dibutuhkan didalam Taman Burung Sehingga kegiatan dapat terpenuhi? 2. Bagaimana menerapkan prinsip perancangan Arsitektur Postmodern Metafora ke dalam perancangan Taman Burung? 3. Bagaimana merumuskan konsep perancangan Taman Burung? Berdasarkan permasalahan tersebut didapatlah tujuan penulisan sebagai berikut : 1. Menetapkan fasilitas yang dibutuhkan didalam Taman Burung sehingga kegiatan dapat terpenuhi dengan baik. 2. Merumuskan prinsip perancangan Arsitektur Postmodern Metafora ke dalam perancangan Taman Burung. 3. Merumuskan konsep perancangan Taman Burung. 2. TINJAUAN TEMA RANCANGAN Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metafora berasal dari bahasa latin yaitu Methapherein yang terdiri atas 2 buah kata yaitu, Metha yang berarti setelah atau melewati dan pherein yang berarti membawa. Secara etimologis metafora diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 2

yang berdasarkan persamaan dan perbandingan (Akmal, 2011). Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa. Gaya bahasa metafora kemudian diadopsi dalam dunia arsitektur. Hal ini dikarenakan arsitektur juga merupakan sebuah bahasa. Arsitektur merupakan sebuah bahasa yang digunakan oleh sesama arsitek untuk menciptakan percakapan arsitektural. Terdapat 2 jenis arsitek yang dibicarakan dalam konteks ini. Pertama, arsitek sebagai pihak yang merencanakan dan merancang sebuah komunikasi (bangunan). Dan kedua, arsitek sebagai pihak yang melihat sebuah karya arsitektur dan kemudian merancang sebuah komunikasi apresiasi melalui pemahamannya sendiri (menciptakan arsitektur pemikiran). Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan sifatsifat dari sesuatu yang lain ke dalam bangunan, sehingga akhirnya para pengamat dan pengguna arsitekturnya dapat mengadaikan arsitektur itu sebagai sesuatu yang lain. Menurut Anthony C. Antoniades ( 1990), dalam Poethic of Architecture, metafora merupakan suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam suatu pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan menggunakan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain. Arsitektur Postmodern Metafora dapat dibagi menjadi tiga kategori menurut Anthony C. Antoniades, yaitu: 1. Intangible Metaphors (metafora yang tidak diraba), yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitaskualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya). 2. Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba), dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material. 3. Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya), secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar. Studi Banding Tema Arsitektur Kontekstual A. Nagoya City Art Museum Gambar 1 Nagoya City Art Museum (Sumber: http://www.kisho.co.jp/page/214.html) Nagoya City Art Museum merupakan karya arsitek Kisho Kurokawa. Kisho kurokawa menrancang bangunan ini dengan menggunakan prinsip Intangible Metaphors. Kisho mengonsep bangunan ini dengan menghubungkan antara sejarah dan budaya. Sementara sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). B. ButterfieldHouse di Kota New York Gambar 2 Stasiun TGV Lyon (Sumber: https://hasnahaslinda.wordpress.com /2012/02/27/lyon-satolas-tgv-lyon-perancis) Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis. Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 3

paruh burung dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung. 3. METODE PERANCANGAN A. Paradigma Taman Burung merupakan suatu kawasan rekreasi yang dapat dikunjungi oleh seluruh masyarakat. Kegiatan rekreasi pada Taman Burung merupakan rekreasi alam yang mempertunjukkan jenis-jenis burung yang dapat ditemui di pulau sumatera. Selain itu Taman Burung juga memberikan kesempatan pada mansyarakat untuk mengenal lebih dekat tentang burung di pulau sumatera. Taman Burung akan didesain dengan menerapkan prinsip-prinsip perancangan dari Arsitektur Postmodern Metafora. Kategori Arsitektur Postmodern Metafora yang diterapkan ialah metafora tangible. Objek yang akan digunakan pada perancangan ini adalah bentuk tubuh burung dan tempat hidup burung. Objek tersebut kemudian akan ditranformasikan dan diterapkan pada bentuk massa bangunan, bentuk fasad, dan ruangruang yang terdapat pada Taman Burung. B. Strategi Perancangan Strategi perancangan Taman Burung dengan Pendekatan Arsitektur Postmodern Metafora adalah: 1. Konsep Perancangan Konsep pada perancangan kawasan Taman Burung ditentukan berdasarkan kegiatan yang terdapat pada kawasan ini.konsep pada perancangan ini menggabungkan aktifitas manusia dan burung. selain itu konsep perancangan yang ini mengadopsi dari prinsip perancangan Metafora Tangible sehingga dapat menciptakan replika dari tempat hidup burung yang sebenarnya ke dalam Taman Burung. 2. Penzoningan Penzoningan pada perancnagan ini dibagi berdasarkan kesesuaian tempat hidup burung. pembagian tersebut. Setelah menentukan tempat hidup burung fasilitas lain seperti peneliti, pengelola, open space, amphiteater, dan servis diletakkan disekitar sangkar berdasarkan pertimbangan view keluar kawasan dan view menuju kawasan. 3. Bentuk Massa Bentuk massa didapat berdasarkan view keluar dan menuju ke site. Bangunan pada kawasan ini berfungsi sebagai pembatas pandangan keluar namun tetap dapat melingkupi funsi yang ada didalamnya. Dengan demikian didapat bentuk melengkung yang kemudian di tranformasikan pada setiap massa pada kawasan Taman Burung. 4. Fasad Fasad pada Taman Burung berupa kisikisi untuk mengurangi panas yang masuk kedalam bangunan. Bentuk fasad sendiri menggunakan penerapan dari prinsip perancnagan metafora tangible dengan menggunakan bulu burung sebagai objeknya. Bentuk bulu tersebut kemudian diranformasikan kedalam bentuk arsitektural yang dapat diterima pengamat. C. Bagan Alur Strategi perancangan yang digunakan pada perancangan Taman Burung. Gambar 3 Bagan Alur Perancangan Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 4

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun hasil dan pembahasan perancangan adalah sebagai berikut: Lokasi Perancangan Lokasi site berada di Jalan Pramuka kawasan Danau Buatan, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Lahan seluas ± 60.000 m 2 dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sebesar 50 % dengan kontur yang bergelombang. Kondisi lahan saat ini adalah lahan kosong dan kawasan wisata danau buatan. Gambar 4 Lokasi Perancangan Batasan sebelah timur lahan berupa danau buatan, batasan sebelah selatan lahan berupa pepohonan dan permukiman warga, batasan sebelah barat lahan berupa pepohonan dan semak belukar, dan sebelah utara lahan berbatasan dengan danau buatan. Konsep Konsep yang diterapkan pada perancangan Taman Burung ini adalah Unity in Diversity. Konsep yang memiliki makna Menyatukan Perbedaan ini berasal dari fungsi perancangan yang menampung kegiatan manusia dan burung. Konsep Unity in Diversity diambil dengan tujuan untuk menghilangkan batas/jarak antara masusia dengan burung sebagai objek wisata. Dengan menghilangkan batas/jarak tersebut maka akan terlihat kegiatan manusia yang lebih dekat dengan alam. Penerapan konsep Unity in Diversity tidak hanya pada sistem pada ruang, tetapi juga dengan bentukan massa dari perancangan Taman Burung. Berdasarkan konsep tadi perancangan Taman Burung yang memiliki fungsi rekreasi, edukasi, dan konservasi memiliki massa sendiri tetapi tetap saling terhubung. Massa pada setiap fungsi memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan massa bangunan fungsi lainnya. Meskipun demikian massa-massa tersebut tetap kontekstual dan saling terhubung terhadap massa-massa pada fungsi yang lain. Penzoningan Perancangan Taman Burung ini dibagi menjadi beberapa zona secara umum, yaitu zona sangkar, zona amphiteater, zona tiketing, zona pengelola, zona penelitian, zona servis, zona openspace, dan zona parkir. Zona sangkar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu zona taman tepi sungai dan air terjun, taman hutan tropis dan gua, dan taman pantai. Kebutuhan Ruang Tabel Total Keseluruhan Besaran Kebutuhan Ruang No Kebutuhan Ruang Luas (m 2 ) 1 Pengunjung 5783 2 Pengelola 2227 3 Peneliti 3262 4 Servis 467 5 RTH 13693 6 RTNH 34568 Total Keseluruhan 60000 Gambar 5 Penzoningan Analisis Bentuk Massa Bentuk bangunan pada perancangan ini akan menerapkan konsep Unity in Diversity. Selain itu bentukan pada perancangan ini juga Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 5

akan mempetimbangkan view ke arah danau buatan. Bangunan pada perancangan ini terdiri dari beberapa fungsi yang berbeda sehingga bentukan massa akan berbeda pula. Oleh sebab itu diperlukan suatu ruang yang dapat menghubungkan massa-massa tersebut menjadi suatu kesatuan. Tatanan Ruang Dalam Massa bangunan utama taman burung terbagi atas taman tepi sungai dan air terjun dan taman hutan tropis dan goa. Pada taman tepi sungai dan air terjun terdapat plaza dibagian tengah bangunan dan skywalk untuk berkeliling bangunan. Pada taman hutan tropis dan goa terdapat juga terdapat plaza sebagai open space didalam bangunan. Selain itu tedapat tunnel yang berada di dalam goa. Selanjutnya terdapat gedung pengelola yang didalamnya terdapat ruang direktur dan jajarannya. Pada gedung pengelola terdapat juga ruang penyimpanan persediaan pakan burung. Untuk gedung peneliti terdapat ruangruang untuk pemeliharaan bayi burung dan ruang perawatan burung. di gedung ini juga terdapat auditorium unutk kegiatan seminar. Selain itu terdapat gedung tiketing yang berada di depan kawasan Taman Burung sebagai enterance dan tempat membeli tiket. Gambar 6 Bentuk massa Taman Burung Gambar 7 Bentuk Massa Taman Tepi Sungai dan Air Terjun Gambar 8 Bentuk Massa Taman Hutan Tropis dan Goa Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 6

Gambar 9 Bentuk Massa Peneliti Gambar 10 Bentuk Massa Pengelola Gambar 11 Bentuk Massa Tiketing Analisis Struktur Struktur pada Taman Burung ini dibagi atas struktur bawah yaitu pondasi dengan tiang pancang, struktur tengah dengan menggukan sistem balok dan kolom, struktur atas dengan menggunakan dak beton. Sedagkan untuk bagian sangkar menggunakan struktur bentang lebar dengan menggunakan rangka baja dan ball join. dan konservasi. Penekanan fasad bangunan pengelola. Bentuk bulu tersebut ditranformasikan menjadi tiga jenis bentuk fasad. Bentuk yang telah di tranformasikan tersebut akan diterapkan pada bangunan sebagai shading untuk mengurangi cahaya matahari yang berlebihan yang masuk ke bangunan. Analisis Utilitas Sistem Utilitas yang digunakan pada perancangan Taman Burung ini menerapkan sistem sanitasi, sistem fire protections, sistem penghawaan, dan sistem elektrikal. Analisis Fasad Fasad pada bangunan Taman Burung ini menerapkan prinsip Arsitektur Postmodern Metafora Tangible yang mengadopsi bentuk dan sifat dari bulu burung. Sifat dan bentuk bulu burung tersebut dihubungkan dengan sifat dari setiap fungsi yang terdapat pada perancangan ini yaitu, fungsi rekreasi, edukasi, Gambar 12 Konsep fasad Taman Burung Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 7

Gambar 18 Hasil Perancangan Gambar 8 Fasad bangunan Hasil Desain Hasil desain Taman Burung dengan Pendekatan Arsitektur Postmodern Metafora. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil perancangan Taman Burung dengan Pendekatan Arsitektur Postmodern Metafora, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan yang Terdapat pada Taman Burung berupa Rekreasi melihat jenis burung yang terdapat di sumatera. Selain rekreasi juga terdapat kegiatan penelitian dan pengembangbiakan. 2. Pada rancangan Taman Burung menerapkan prinsip dari perancangan Arsitektur Postmodern Metafora yaitu Metafora Tangible. Penerapan prinsip ini ialah pada bentuk fasad bangunan. pada bagian bagian fasad bangunan mengambil bentuk bulu burung yang kemudian di tranformasikan. 3. Konsep yang diterapakan pada perancangan Taman Burung ini ialah Unity in Diversity. Konsep ini diambil untuk menyatukan kegiatan manusia dan burung. Adapun saran yang diperlukan terhadap perancangan Taman Burung ini adalah perlunya pengembangan Taman Burung ini kearah yang lebih baik lagi mengingat peranan Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 8

penting dari Taman Burung yang merupakan kawasan wisata yang tidak hanya memiliki fasilitas rekreasi namun juga fasilitas edukasi dan konservasi. DAFTAR PUSTAKA Abidah Billah Setyowati dkk. 2009. Konservasi Indonesia, Sebuah Potret Pengelolaan dan Kebijakan. Bogor. Pokja Kebikjakan Konservasi. Aditya, Chrisantus. 2010. Taman Edukasi Satwa Yogyakarta. Skripsi Arsitektur. Yogyakarta. Universitas Atmajaya. Akmal, Muhammad. 20101 Pengembangan Fasilitas Terminal Penumapang Bandar Udara Pinang Kampai Dumai. Studio Tugas Akhir. Bandung. Universitas KOmputer Indonesia. Antoniades, Anthony C. 1990. Poetics of Architecture. New York. Van Nostrad Reinhold. Ria. 2015. Ratusan Jenis Burung di Indonesia Bernasip Terancam Punah. [online] tersedia di: http://mongabay.co.id/ 2015/10/13/ratusan-jenis-burung-diindonesia-bernasib-terancam-punahapa-penyebabnya/. diakses 3 oktober 2016 Roxy. 2015. Jenis-jenis Burung Langka Indonesia Terancam Punah. [online] tersedia di: http://mediaronggolawe.com/ jenis-jenis-burung-langka-indonesiaterancam-punah.html. diakses 27 agustus 2016 Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 9