PEMANFAATAN ARANG AKTIF KULIT KACANG TANAH SEBAGAI ADSORBEN BESI (Fe) PADA AIR SUMUR Di DESA PENDOLO, KEC.PAMONA SELATAN, KAB.

dokumen-dokumen yang mirip
Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

KAJIAN DAYA SERAP ARANG TEMPURUNG KEMIRI (Aleorites Moluccana) TERHADAP ION BESI (III) DAN ION TIMBAL (II) PADA BERBAGAI WAKTU KONTAK

KEEFEKTIFAN VARIASI WAKTU TINGGAL PADA PROSES FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI PERUM GRIYA FAJAR GENTAN BAKI SUKOHARJO

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan sehat. Kualitas air meliputi sifat air dengan segala komponen yang ada di

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

BAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,

SKRIPSI AGUS NINGSIH

PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM ABSTRAK

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan zat penting kedua untuk hidup setelah oksigen. Setiap

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

Jurnal Kependidikan Kimia Hydrogen Vol. 1 Nomor 1, Juli 2013 ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

Pemanfaatan Campuran Lempung dan Batu Cadas Teraktivasi Asam Sulfat Sebagai Adsorben Kalsium Pada Air Tanah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

PEMANFAATAN KULIT UBI KAYU SEBAGAI BIOSORBEN PADA PENJERNIHAN AIR DI KELURAHAN BALAROA

Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia ABSTRAK

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

KEEFEKTIFAN KOMBINASI MEDIA FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) PADA AIR SUMUR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

SAT. Drastinawati 1 dan Zultiniar Pendahuluan. Jurnal Teknobiologi, IV(1) 2013: ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN KARBON AKTIF DALAM PENYISIHAN LOGAM BESI (Fe) PADA AIR SUMUR

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

ADSORPSI Pb 2+ OLEH ARANG AKTIF SABUT SIWALAN (Borassus flabellifer)

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

STUDI TENTANG PEMANFAATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA PADA PROSES DESALINASI AIR LAUT DENGAN TEKNIK REVERSE OSMOSIS

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

PENGARUH ENCENG GONDOK DAN KAPUR TERHADAP UNIT PENGOLAHAN AIR GAMBUT. Zainuddin 1 ) Soegeng Harijadi 2 ) ABSTRAK

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

(Experimental Study on the Effectiveness of Liquid Waste Absorption Using Mesh-80 Active Charcoal Made from Teak Wood Saw Scratches) ABSTRACT

Transkripsi:

PEMANFAATAN ARANG AKTIF KULIT KACANG TANAH SEBAGAI ADSORBEN BESI (Fe) PADA AIR SUMUR Di DESA PENDOLO, KEC.PAMONA SELATAN, KAB. POSO [Utilization Of Peanut Shell Activated Carbon As Adsorbent Of Iron (Fe) In Water Wells In Villages Pendolo South of Pamona Of Poso Regency] Ofelman Talunoe 1*, Nurhaeni 1, Moh. Mirzan 1 1) Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Tadulako Diterima 2 Juni 2015, Diterima 10 September 2015 ABSTRACT The use of the research has been done Activated Carbon adsorbent Peanut Leather Iron ( Fe) in the wells. This study aims to determine the effect of peanut shell contact time of activated charcoal and the repeated use of the adsorbent effect. The method used in this study is the method of the SSA. The RAL research design is applied, the contact time of the independent variable and the repeated use of adsorbents. In this experiment, variation of the adsorption contact time of 30, 60, 90, 120 and 150 minutes and the repeated use of a variation of the adsorbent (P) P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 and P10. The results of this research showed that activated charcoal 25 g peanut shell has the best power in the variation of adsorption contact time achieved 120 minutes into the iron content in the well water wells is 1.34 mg / L water and II was 0.84 mg / L and for the effect of variations in the repeated use of adsorbents in order to determine the effectiveness of the absorption of the first adsorbent activated carbon obtained and a more efficient use. Peanut shell activated carbon can be used as adsorbents decreased levels of iron in the well water usage as much as 9 times. Keyword : activated charcoal, adsorbent, Peanut shell, loc levels, water wells ABSTRAK Telah dilakukan penelitian Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Kacang Tanah Sebagai Adsorben Besi (Fe) pada air Sumur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu kontak arang aktif kulit kacang tanah dan pengaruh penggunaan berulang adsorben. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SSA. Rancangan penelitian yang diterapkan adalah RAL, dengan variabel bebas yaitu waktu kontak dan penggunaan berulang adsorben. Pada penelitian ini diterapkan variasi waktu kontak adsorbsi sebesar 30, 60, 90, 120 dan 150 menit dan variasi penggunaan berulang adsorben (P) P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 dan P10. Hasil penelitan ini menunjukan bahwa arang aktif kulit kacang tanah 25 g mempunyai daya adsorpsi terbaik pada variasi waktu kontak dicapai pada menit ke-120 dengan kadar besi pada air sumur I sebesar 1,34 mg/l dan air sumur II sebesar 0,84 mg/l dan untuk pengaruh variasi penggunaan berulang adsorben bertujuan untuk menetukan efektifitas daya serap adsorben arang aktif dan diperoleh penggunaan pertama yang lebih efektif. Arang aktif kulit kacang tanah dapat digunakan sebagai adsorben penurunan kadar besi pada air sumur sebanyak 9 kali penggunaan. Kata Kunci: arang aktif, adsorben, kulit kacang, kadar besi, air sumur. *) Coresponding Author : chem_ofelmantalunoe@yahoo.com 7

LATAR BELAKANG Manusia membutuhkan air dalam semua aspek kehidupan, untuk memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air berperan pada semua proses dalam tubuh manusia, misalnya pencernaan, metabolisme, transportasi, mengatur keseimbangan suhu tubuh (Guyton,1987). Kekurangan air akan menyebabkan gangguan fisik dan biologis, bahkan mengakibatkan kematian apabila kekurangan tersebut mencapai 15 % dari berat tubuh. Kualitas, air minum dan air bersih harus memenuhi syarat kesehatan baik secara fisik, kimia, mikrobiologis maupun radioaktif sesuai peraturan pemerintah melalui Dinas Kesehatan maupun lingkungan. Menurut Sanropie, dkk. (1984) air bersih harus bebas dari mikroorganisme patogen, bahan kimia berbahaya, warna, bau dan kekeruhan. Menurut Said (1999), dalam aliran air tanah, mineral-mineral dapat larut dan terbawa sehingga mengubah kualitas air tersebut. Air tanah mengandung unsurunsur seperti besi yang cukup tinggi menyebabkan air berwarna kuning kecoklatan dan bercak-bercak pada pakaian serta dapat mengganggu kesehatan, yaitu bersifat toksik terhadap organ melalui gangguan secara fisiologisnya, misalnya kerusakan hati, ginjal dan syaraf. Mengkonsumsi air minum secara terus menerus dengan kandungan mangan, besi, magnesium, kalsium dalam jumlah melebihi baku mutu air maka dimungkinkan adanya akumulasi logam tersebut dalam tubuh. Maka perlu dicari suatu teknik pengolahan air untuk menurunkan kadar besi, mangan dan logam berat lainnya dalam air sampai kadarnya di bawah ambang batas yang diperbolehkan, salah satu teknik pengolahan air adalah saluran berfilter arang. Limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai sumber arang (adsorben) adalah kulit kakao, kulit kayu, tempurung kemiri, kulit kopi dan kulit kacang tanah. Berdasarkan penelitian Susanti (2009) arang kulit kacang tanah sebagai adsorben zat warna diperoleh rasio adsorben dan waktu optimum terbaik adalah 1.0 gram dan 45 menit. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menggunakan arang kulit kacang tanah sebagai adsorben yang aplikasinya hanya sebagai penyerap zat warna limbah industri, arang briket dan asap cair, tetapi belum ada penelitian yang memanfaatkan arang aktif kulit kacang tanah sebagai adsorben pada aplikasi pemurnian air sumur gali. Pada penelitian ini arang kulit kacang tanah diaktivasi dengan HCl 0,5 M karena menurut hasil penelitian Pari (2004), arang aktif dari batubara yang di aktivasi dengan HCl 0,5 M menghasilkan arang aktif yang struktur mikroporinya lebih besar. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini memanfaatkan arang aktif kulit kacang tanah sebagai adsorben 8

besi pada air sumur dengan perlakuan variasi waktu kontak dan penggunaan berulang adsorben. METODE PENELITIAN Bahan dan Peralatan Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah pipa diameter 2,5 cm dan panjang 30 cm 5 buah, jirigen ukuran 2 liter 4 buah, viber, ayakan 60 mesh, SSA, Termometer, kertas indikator universal, gelas kimia 500 ml, corong buchner 1 set, klem dan statif, oven, gegep, kertas saring, kain saring dan erlenmeyer 250 ml. Bahan dalam penelitian ini adalah kulit kacang tanah, sampel (air sumur gali), larutan standar besi, HCl 0,5 M, HNO 3 Pekat dan aquades. Prosedur Penelitian Pada penelitian ini digunakan berat adsorben sebanyak 25 gram dimasukan kedalam pipa sebagai kolom untuk penentuan variasi waktu penyerapan dan variasi penggunaan adsorben arang aktif. Variasi waktu yang digunakan adalah 30, 60, 90, 120 dan 150 menit. kemudian hasil penyerapan ditampung dan dianalisis kadar besi dengan menggunakan SSA. Waktu terbaik dari hasil analisis digunakan untuk penentuan penggunaan berulang adsorben. Kondisi terbaik dari perlakuan sebelumnya digunakan pada perlakuan variasi penggunaan berulang adsorben untuk mengetahui efektifitas adsorben arang aktif kulit kacang tanah sebanyak 25 gram dalam penurunan kadar besi. variasi penggunaan berulang adsorben yang digunakan adalah P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 dan P10 (P adalah penggunaan berulang adsorben), dengan mengalirkan 100 ml sampel dalam 1 kali penggunaan adsorben. Kemudian hasil penyerapan ditampung dan dianalisis kadar besi dengan menggunakan SSA. HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas air sumur wilayah Tandontana untuk kadar besi melebihi ambang batas. Kedua lokasi ini merupakan lokasi yang dulunya merupakan bekas rawa. Untuk penentuan lokasi sampel menggunakan stratified random sampling dengan membagi wilayah Tandontana menjadi 2 wilayah Tandontana Atas (sampel I) dan Tandontana Bawah (sampel II). Keberadaan Fe dalam air dimungkinkan karena faktor litosfer. Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalah sebanyak 0,3 mg/l dan untuk air bersih 1,0 mg/l (Arifin, 2007). Kebanyakan logam yang terlarut dalam air merupakan zat toksik terhadap alat dalam rumah tangga, bila konsentrasinya lebih dari dari ambang batas. Selain dari itu akan menimbulkan noda-noda kecoklatan pada pakaian dan dapat menyebabkan bau pada minuman. Logam dalam air dibutuhkan manusia dalam jumlah yang sangat kecil sekali, namun jika keberadaanya melebihi ambang batas akan membahayakan kesehatan secara 9

Kadar besi (mg/l) KOVALEN, 1(1):7-12, Desember 2015 ISSN: 2477-5398 keseluruhan. Keberadaan logam yang terlalu besar akan menggangga proses metabolisme tubuh manusia dan akhirnya bersifat meracuni. Oleh sebab itu keberadaan logam dalam air minum harus memenuhi Permenkes tentang Syarat- Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. (Rahayu, 2004). Waktu kontak adalah waktu yang diperlukan serbuk arang agar dapat mengadsorpsi logam secara optimal. Semakin lama waktu kontak maka semakin banyak logam yang teradsopsi karena semakin banyak kesempatan partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan logam, hal ini menyebabkan semakin banyak logam yang terikat didalam poripori arang aktif. Telah diketahui bahwa lamanya waktu kontak atau waktu adsopsi antara adsorbat dengan adsorben sangat mempengaruhi proses adsorpsi itu sendiri (Razif, 2005). Variasi waktu kontak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 30, 60, 90, 120 dan 150 menit. Penurunan kadar besi yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 1. 2 1.5 1 0.5 0 30 60 90 120 150 Waktu kontak (menit) sampel wilayah Tandontana atas (Sampel I) sampel wilayah Tandontana bawah (sampel II) Gambar 1. Kurva hubungan antara waktu kontak adsorben arang aktif dengan kadar besi pada air sumur Waktu kontak adsorbsi terbaik arang aktif dengan aktivator HCl 0,5 M diperoleh pada waktu 120 menit karena daya serap paling besar. Arang aktif kulit kacang tanah sebagai adsorben memiliki titik kejenuhan yaitu di saat arang aktif tidak dapat menyerap lagi bahan terlarut dalam air, hal ini dapat dilihat pada grafik variasi waktu kontak arang aktif terhadap air dimana pada menit ke-120 menit kadar besi pada air rendah yaitu 1,34 mg/l dan 0,84 mg/l. Namun dari hasil penerapan waktu kontak belum efektif dalam penelitian ini dikarenakan ketinggian adorben yang kontak langsung dengan sampel hanya 5 cm sedangkan air yang dimasukan kedalan kolom yaitu 100 ml, sehingga air yg berada dalam kolom tidak semuanya memiliki waktu kontak dengan adsorben sesuai dengan penerapan waktunya. Berdasarkan hasil dari perlakuan sebelumnya yaitu variasi waktu kontak diperoleh waktu kontak 120 menit yang memiliki waktu adsorbsi terbaik, dari kondisi terbaik ini digunakan pada perlakuan selanjutnya yaitu variasin penggunaan berulang adsorben. Pada penelitian ini dilakukan variasi penggunaan berulang adosrben yang bertujuan untuk menentukan efektifitas daya serap adsorben dari berat arang aktif kulit kacang tanah yaitu 25 gram. Dengan variasi penggunaan berulang adsorben (P) P1, 10

p0 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 kadar besi (mg/l) KOVALEN, 1(1):7-12, Desember 2015 ISSN: 2477-5398 P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 dan P10 dengan mengalirkan 100 ml sampel air sumur terhadap 1 kali penggunaan adsorben atau P1. Hasil penurunan kadar besi dapat dilhat pada Gambar 2. 2.5 2 1.5 1 0.5 KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan variasi waktu kontak adsorbsi dengan air sumur didapatkan waktu terbaik adalah 120 menit dimana kadar besi sampel I sebesar1,34 mg/l dan sampel II sebesar 0,84 mg/l. Adsorben dari arang aktif kulit kacang tanah masih memiliki efektifitas daya serap sebanyak 9 kali penggunaan berulang adsorben (P9). 0 DAFTAR PUSTAKA Gambar 2. Kurva hubungan antara penggunaan berulang adsorben dengan kadar besi pada air sumur. Hasil yang diperoleh dari kedua sampel menunjukan bahwa arang aktif kulit kacang tanah memeliki efektifitas daya serap adsorben yang baik adalah P1 sampai P9 namun yang memiliki efektifitas daya serap adsorben terhadap kadar besi yang tinggi adalah P1, dimana selisih dari kadar besi pada P1 sampai P9 memiliki selisih yang besar atau berbeda nyata berdasarkan uji BNJ dibadingkan selisih antara P9 dan P10 yang berbeda tidak nyata karena selisih penurunan kadar besinya kecil. Hal ini menunjukan bahwa daya serap arang pada penggunaan pertama sampai kesembilan masih baik dibandingkan penggunaan kesembilan dan kesepuluh, dapat dilihat pada lampiran kurva. penggunaan berulang adsorben sampel wilayah Tandontana atas (sampel I) Arifin. 2007. Tinjauan dan Evaluasi Proses Kimia (Koagulasi, Netralisasi, Desinfeksi) di Instalasi Pengolahan Air Minum Cikokol, Tangerang. Tangerang : PT. Tirta Kencana Cahaya Mandiri. Guyton. A.C. 1987. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Pari, G. 2004. Kajian Struktur Arang aktif dari Serbuk Gergaji Kayu Sebagai Adsorben Emisi Formaldehida Kayu Lapis. [Disertasi]. Bogor: Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutana dan Sekolah Pascasarjana IPB. Rahayu, T. 2004. Karakteristik Air Sumur Dangkal di Wilayah Kartasura dan Upaya Penjernihannya. Surakarta : Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Razif, M. 2005. Pemanfaatan Kuit Biji Mente untuk Arang Aktif Sebagai Adsorben Terhadap Penurunan Fenol. Jurnal Purivikasi. 6 (1). Said, Nusa Idaman. 1999. Kesehatan Masyarakat dan Teknologi Pengolahan Air. Jakarta: BPPT. Sanropie, Djasio, Dkk. 1984. Buku Pedoman Study Penyediaan Air Bersih. Akademi Penilik Kesehatan- 11

Teknologi Sanitasi. Jakarta: Pusdiknakes Media Press. Susanti, Aprilia. 2009. potensi kulit kacang tanah sebagai adsorben zat warna reaktif cibacron red. [Skripsi]. Bogor: Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB. 12