BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Asal mula kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: wirausaha

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual, keterampilan dan kreativitas sangat diperlukan, sehingga. kerja atau membuka usaha sendiri (wirausaha).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

IRRA MAYASARI F

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat yang berpendidikan rendah. Banyak sarjana yang hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di negara maju, para entrepreneur telah memperkaya. pasar dengan produk-produk yang inovatif.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. yang mana dalam komunikasi terjadilah interaksi. Semakin baik interaksi. maka semakin baik pula hubungan yang terjadi antar sesama.

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

ENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengangguran menjadi suatu permasalahan khususnya di negara

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran di Indonesia (Mahanani, 2014). Pengangguran dan kemiskinan merupakan dua masalah yang masih menghantui masyarakat di banyak negara-negara berkembang termasuk di Indonesia hingga saat ini, di mana Indonesia termasuk negara nomor 4 yang memiliki jumlah total penduduk terbanyak di dunia (Ilmupengetahuanumum.com). Pemerintah selalu berhadapan dengan permasalahan baru dalam bidang ekonomi dari tahun ke tahun, khususnya yang masih belum terselesaikan adalah angka pengangguran yang masih tinggi di Indonesia. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada susahnya mendapatkan pekerjaan yang layak dan pada akhirnya banyak yang menyerah dan menjadi pengangguran. Hisrich et al, (2007) menyatakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Kewirausahaan penting bagi suatu negara sebagai pendukung kenaikan taraf perekonomian, para wirausaha dapat menciptakan industri-industri kreatif baru yang merarik minat calon-calon wirausaha lainnya untuk bergabung bahkan mampu menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi orang lain dan mampu 1

menyerap tenaga kerja lebih banyak dengan tujuan mengurangi masalah pengangguran. Pengangguran di Indonesia terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu dan yang lebih memprihatinkan adalah para sarjana yang tingkat pendidikannya bisa dikatakan tinggi juga banyak yang menjadi pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melansir jumlah penduduk yang tidak bekerja di Indonesia pada tahun 2014 adalah sebanyak 7.244.905 orang pengangguran terbuka, yang mana sebanyak 495.143 orang merupakan pengangguran intelektual atau lulusan Universitas Strata 1 (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015). Hal ini sudah jelas menandakan bahwa sumbangsih fresh gradulate dalam bidang pengangguran cukup besar. Salah satu penyebab masalah pengangguran yang sudah lulus kuliah atau sarjana ini adalah banyaknya sarjana yang bertujuan hanya mencari pekerjaan, bukan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Menjadi seorang wirausaha merupakan salah satu penentu maju atau mundurnya perekonomian, karena bidang wirausaha mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri (Oktarilis, 2012). Jumlah pengangguran yang tinggi tersebut tentu saja sangat meresahkan pemerintah, ditambah lagi tingginya jumlah pengangguran yang berasal dari kalangan lulusan perguruan tinggi. Kelulusan sarjana tiap tahunnya terus bertambah, sedangkan total lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan bertambahnya pencari kerja. Banyak sarjana-sarjana fresh graduate yang seharusnya dapat mendapatkan pekerjaan dengan latar belakang pendidikannya, sekarang malah harus bersusah 2

payah mencari lowongan dikarenakan keterbatasan lapangan pekerjaan yang tersedia (Satiti dan Ekowati, 2014). Mahasiswa-mahasiswa yang duduk di perguruan tinggi mulai dari semester awal hingga semester akhir memiliki kecenderungan ingin bekerja di perusahaan milik orang lain atau menjadi pegawai yang dikarenakan kreatifitas dan keberanian diri untuk menciptakan lapangan kerja yang baru masih sangat kurang selain itu gaji yang besar dan status sosial juga menjadi alasan lainnya mengapa masih banyak orang yang memilih untuk bekerja menjadi pegawai (Oktarilis, 2012). Kurangnya ketertarikan dalam bidang kewirausahaan pada umumnya menjadikan berwirausaha menjadi berat dibandingkan dengan menjadi pegawai pada perusahaan yang sudah ada (Amsal, 2014). Oktarilis (2012) menyatakan bahwa para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator) juga. Pendidikan yang ditawarkan oleh universitas pada umumnya mempengaruhi dalam pemilihan pekerjaan mahasiswanya maka dosen pengempu dan pengelola universitas dapat dilihat sebagai sumber yang potensial untuk wirausahawan masa depan (Turker dan Selcuk, 2008). Salah satu solusi untuk para lulusan perguruan tinggi yang menjadi pengangguran adalah untuk menjadi wirausahawan dan menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri (Sandhu et al, 2010). Semakin maju suatu negara maka akan semakin tinggi jumlah orang yang terididik dan tinggi pula jumlah orang yang menganggur, maka dunia makin membutuhkan bantuan dari bidang entrepreneur (Tama, 2010). Suatu negara bisa 3

menjadi makmur apabila jumlah entrepreneur (wirausaha) memenuhi standar entrepreneur dunia yaitu sedikitnya dua persen dari jumlah penduduk (Habib dan Rahyuda, 2015). Oleh karena itu, wirausaha merupakan potensi yang baik dalam pembangunan, baik dalam jumlah maupun mutu dari wirausaha yang diciptakan. Tama (2010), menyatakan bahwa terdapat dua darma bakti para entrepreneur terhadap pembangunan bangsa, yaitu : yang pertama adalah sebagai entrepreneur, memberikan darma baktinya melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat; yang kedua adalah sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa lain. Mahanani (2014) menyatakan bahwa dewasa ini jumlah orang yang berminat terjun ke dalam bidang entrepreneur sudah semakin banyak, terutama dikalangan usia yang masih terbilang muda (kurang dari 30 tahun). Kemudahan akses dan jaringan merupakan keuntungan dalam proses perkembangan para wirausaha. Tidak sedikit para wirausaha muda di Indonesia telah mampu mengembangan usaha baru yang diminati oleh pasar lokal baik global dan telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Minat berwirausaha dapat didorong oleh faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan terdekat individu tersebut. Faktor-faktor internal yang dapat mendorong minat berwirausaha seseorang antara lain adalah toleransi terhadap risiko, keberhasilan diri, kebebasan dalam bekerja, dan lingkungan 4

keluarga (Oktarilis, 2012). Toleransi terhadap risiko, merupakan seberapa besar kemampuan dan kreativitas seseorang dalam mengantisipasi besar kecilnya suatu risiko yang diambil untuk mendapatkan penghasilan yang diharapkan (Pratiwi, 2013). Tama (2010) mengatakan bahwa semakin besar seseorang pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinanya terhadap kesanggupan mendapatkan hasil dari keputusanya dan semakin besar keyakinanya untuk mencoba apa yang dilihat orang lain berisiko. Faktor lainnya adalah keberhasilan diri artinya apa yang dicapai merupakan pencapaian tujuan kerja yang diharapkan, yang meliputi kepuasan dalam bekerja dan kenyamanan kerja (Tama, 2010). Kebebasan dalam bekerja merupakan sebuah model kerja dimana seseorang melakukan pekerjaan sedikit tetapi memperoleh hasil yang besar (Oktarilis, 2012). Kebebasan kerja merupakan keinginan seseorang melakukan pekerjaannya tanpa terikat pada aturan atau jam kerja formal dimana mereka tetap dapat meraup keuntungan dengan hanya pekerjaan yang santai dan benar-benar diminati. Faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga (Koranti, 2013). Instansi pendidikan terutama perguruan tinggi sekarang ini telah mendukung para mahasiswanya untuk memicu kesadaran akan pentingnya kewirausahaan, salah satunya adalah Universitas Udayana. Mahasiswa telah dilatih untuk persiapan masuk ke dalam lingkungan bisnis sesuai dengan konsentrasi studinya (Ghazali, 2013). Selain lembaga pendidikan, sikap aware mahasiswa terhadap lingkungan membuat mahasiswa sadar akan pentingnya kewirausahaan dan mengubah persepsi pekerja 5

kantoran akan lebih menguntungkan dari wirausahawan. Oleh karena peran instansi yang merangsang mahasiswa untuk berwirausaha yang didasari kemampuan dari dirinya sendiri maka penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, yang mana Universitas Udayana adalah universitas terbaik di Bali yang diharapkan dapat menyumbang dalam jumlah besar pencetus-pencetus baru atau partisipan bidang entrepreneur yang bermutu dan mampu memberi sumbangsih yang besar dalam bidang ekonomi di Indonesia. Bimbingan dari Universitas mengenai keuntungan kewirausahaan menimbulkan faktor internal yang memotivasi seperti toleransi terhadap risiko, keberhasilan diri, dan kebebasan dalam bekerja tertanamkan di tiap-tiap mahasiswa dan memicu minat mahasiswa untuk berwirausaha (Oktarilis, 2012). Faktor eksternal yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah lingkungan (environment) (Suryana, 2003 dalam Aditama, 2014). Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor eksternal yang dapat menumbuhkan dan mempercepat untuk mengambil keputusan berkarier sebagai entrepreneur, karena orang tua berfungsi sebagai konsultan pribadi, coach, dan mentornya (Hendre, 2011 dalam Ismawati, 2013). Mahasiswa bukanlah sematamata pemburu ijasah untuk mendapat pekerjaan yang layak, tetapi seharusnya penghasil gagasan yang inovatif yang disajikan dalam pemikiran yang teratur sesuai dengan hakikat ilmu pengetahuan terutama di bidang wirausaha. 6

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1) Apakah toleransi terhadap risiko berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 2) Apakah keberhasilan diri berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 3) Apakah kebebasan dalam bekerja berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 4) Apakah lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian ini yaitu : 1) Untuk mengetahui pengaruh toleransi terhadap risiko terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2) Untuk mengetahui pengaruh keberhasilan diri terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 7

3) Untuk mengetahui pengaruh kebebasan dalam bekerja terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 4) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian secara langsung dan tidak langsung terhadap pihak-pihak yang terkait antara lain : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan memberikan sumbangan informasi bagi para ilmuan ekonomi sehingga dapat memperkaya dan mengembangkan khansanah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang entrepreneurship. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penilitian-penelitian selanjutnya, serta memberikan masukan dalam perancangan kurikulum mata kuliah kewirausahaan dan membantu memberikan pandangan terhadap langkah-langkah praktis yang diperlukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Udayana untuk meningatkan minat berwirausaha mahasiswanya. 1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dimana kerangka penulisan dapat diuraikan sebagai berikut: 8

Bab I : Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Menguraikan tentang materi dan teori-teori yang digunakan pada penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang dibahas dan rumusan hipotesis dari penelitian ini. Bab III : Metode Penelitian Menguraikan tentang desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, serta metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV : Pembahasan Menguraikan tentang gambaran umum fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Udayana, serta pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Menguraikan simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan memuat saran-saran yang diharapkan akan bermanfaat. 9

10