BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadirnya masyarakat informasi yang diyakini merupakan salah satu agenda penting masyarakat dunia di milenium ketiga, antara lain ditandai dengan pemanfaatan internet yang semakin meluas dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia, bukan saja di negara-negara maju tetapi juga di negaranegara berkembang termasuk Indonesia. Fenomena ini pada gilirannya telah menempatkan informasi sebagai komoditas ekonomi yang sangat penting dan menguntungkan. 5 Internet adalah sistem informasi global berbasis komputer. 6 Internet terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi satu sama lain. Setiap jaringan mungkin menghubungkan puluhan, ratusan, hingga ribuan computer, yang memungkinkan komputer-komputer itu saling berbagi data dan informasi satu sama lain dan untuk saling berbagi sistemsistem basis data yang berisi informasi-informasi yang bermanfaat. Internet memungkinkan orang-orang dan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia untuk saling berkomunikasi satu sama lain secara efektif dan murah. 5 Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, 2005, Bisnis E-commerce: Studi Sistem Keamanan dan hukum di Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm 1. 6 Adi Nugroho, 2006, E-Commerce: Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya, Informatika, Bandung, hlm 25. 1
Penggunaan internet dipilih oleh kebanyakan orang sekarang ini karena kemudahan-kemudahan yang dimiliki oleh jaringan internet: 7 1. Internet sebagai jaringan publik yang sangat besar (huge/widespread network), layaknya yang dimiliki suatu jaringan publik elektronik, yaitu murah, cepat, dan kemudahan akses; 2. Menggunakan elektronik data sebagai media penyampaian pesan/data sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara mudah dan ringkas. Kehadiran internet yang walaupun masih merupakan industri baru yang dalam fase pertumbuhan, yang masih terus berubah serta penuh ketidakpastian, telah memperkokoh kayakinan akan pentingnya peranan teknologi dalam pencapaian tujuan finansial perusahaan melalui modifikasi dan efisiensi proses bisnis, yaitu dengan memanfaatkan E-commerce. Kemampuan internet untuk menjangkau pelanggan baru dan penghematan biaya yang cukup signifikan untuk distribusi dan pelayanan pelanggan merupakan keuntungan yang bisa didapat perusahaan dengan memindahkan roda nilai commerce ke media internet. 8 E-Commerce merupakan salah satu keunggulan dari internet, hingga akhirnya di era sekarang ini (banyak disebut dengan era digital) nampaknya tiada hari yang terlewatkan tanpa mendengar atau membaca kata E-Commerce di berbagai media informasi. 7 Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, op.cit, hlm 158. 8 Tim Litbang Wahana Komputer, 2001, Apa dan Bagaimana E-commerce, Wahana Komputer Semarang & ANDI Yogyakarta, hlm 1. 2
Perkembangan transaksi e-commerce tidak terlepas dari laju pertumbuhan internet karena e-commerce berjalan melalui jaringan internet. Pertumbuhan pengguna internet yang sedemikian pesatnya merupakan suatu kenyataan yang membuat internet menjadi salah satu media yang efektif bagi pelaku usaha untuk memperkenalkan dan menjual barang atau jasa ke calon konsumen dari seluruh dunia. E-commerce merupakan model bisnis modern yang tidak menghadirkan pelaku bisnis secara fisik. Hadirnya e-commerce memungkinkan terciptanya persaingan yang sehat antara pelaku usaha kecil, menengah dan besar dalam merebut pangsa pasar. 9 Secara garis besar, perdagangan elektronik (e-commerce) didefinisikan sebagai cara untuk menjual dan membeli barang-barang (dan jasa) melalui jaringan internet. 10 E-Commerce juga dapat berarti pemasangan iklan, penjualan dan dukungan dan pelayanan yang terbaik menggunakan sebuah web shop 24 jam sehari bagi seluruh pelanggannya. 11 Sebuah web shop (toko pada web) dapat dijalankan sementara pelaku usaha dapat melakukan aktivitas lain dan tidak terbatas pada letak geografisnya. Electronic commerce (e-commerce) merupakan penemuan baru dalam bentuk perdagangan yang dinilai lebih dari perdagangan pada umumnya. Prinsip perdagangan dengan sistem pembayaran tradisional yang dikenal adalah perdagangan dimana penjual dan pembeli bertemu secara fisik atau secara langsung kini berubah menjadi konsep telemarketing yakni 9 Abdul Halim Barkatullah, 2009, Perlindungan Hukum bagi Konsumen dalam Transaksi E-commerce Lintas Negara di Indonesia, FH UII Press, Yogyakarta, hlm 4. 10 Adi Nugroho, op.cit, hlm 5-6. 11 Tim Litbang Wahana Komputer, op.cit, hlm 2. 3
perdagangan jarak jauh dengan menggunakan media internet dimana suatu perdagangan tidak lagi membutuhkan pertemuan antar para pelaku bisnis. 12 Perkembangan e-commerce membawa banyak perubahan terhadap sector aktifitas bisnis yang selama ini dijalankan di dunia nyata. Perubahan tersebut ditandai dengan adanya sejumlah upaya dari sector aktivitas bisnis yang semula berbasis di dunia (real), kemudian mengembangkannya ke dunia maya (virtual). Penggunaan internet dalam electronic commerce ini memberikan dampak yang sangat positif yakni dalam kecepatan dan kemudahan serta kecanggihan dalam melakukan interaksi global tanpa batasan tempat dan waktu yang kini menjadi hal yang biasa. Transaksi bisnis yang lebih praktis tanpa perlu kertas dan pena, perjanjian face to face (bertemu secara langsung) pelaku bisnis kini tidak diperlukan lagi, sehingga dapat dikatakan perdagangan elektronik atau e-commerce ini menjadi penggerak ekonomi baru dalam bidang teknologi khususnya di Indonesia. 13 Luasnya akses pasar melalui e-commerce harus tetap menjamin kesejahteraan masyarakat serta kepastian atas mutu, jumlah dan keamanan barang dan jasa yang diperjualbelikan melalui e-commerce. Pada prakteknya kemudahan dalam melakukan belanja melalui internet, dengan berbagai fasilitas serta mekanisme transaksi e-commerce, tidak membuat posisi tawar konsumen e-commerce semakin membaik. 14 Konsumen dalam transaksi e- commerce tidak secara langsung berhadapan dengan pelaku usaha dalam 12 Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, op.cit, hlm 2. 13 Ibid., hlm 3. 14 Abdul Halim Barkatullah, Perlindungan Hukum bagi Konsumen op.cit,, hlm 37. 4
pembelian barang atau menyewa layanan secara online. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya kecurangan-kecurangan yang menyangkut keberadaan pelaku usaha, barang yang dibeli, harga barang dan pembayaran oleh konsumen. Kecurangan yang mungkin terjadi menyangkut pelaku usaha, misalnya pelaku usaha yang bersangkutan merupakan toko yang fiktif. Kecurangan yang mungkin terjadi menyangkut barang yang dibeli, misalnya barang tidak dikirimkan oleh pelaku usaha kepada konsumen atau terjadi keterlambatan dalam pengiriman, terjadi kerusakan atas barang yang dikirimkan. Kecurangan yang mungkin terjadi menyangkut harga barang dan pembayaran oleh konsumen, misalnya pelaku usaha hanya mengakui bahwa jumlah barang yang dipesan kurang dari yang tercantum dalam kesepakatan, atau harga barang yang dipesan dikatakan lebih tinggi dari yang telah disepakati. Kecurangan yang mungkin terjadi menyangkut pembayaran oleh konsumen, misalnya terjadi pengakuan oleh pelaku usaha bahwa belum menerima pembayaran dari konsumen, yang ternyata sudah dikirimkan oleh konsumen. Dengan berkembangnya perdagangan elektronik (e-commerce) saat ini, sehingga memungkinkan terjadinya perdagangan dan penjualan komoditas-komoditas baru yang dulu tidak terbayangkan, seperti misalnya informasi-informasi elektronik (perangkat lunak-perangkat lunak komputer atau biasa disebut dengan software, lagu-lagu, film-film, dan sebagainya). 15 15 Adi Nugroho, op.cit, hlm 6. 5
Software atau perangkat lunak merupakan salah satu produk yang memiliki risiko dalam penjualannya melalui e-commerce, karena penyimpanan dan pengirimannya dalam bentuk CD yang rentan rusak. Dalam transaksi e-commerce, apabila konsumen merasa tidak puas dengan produk yang dibeli dari pelaku usaha dan dengan identitas yang mudah disembunyikan di dunia online, maka sulit bagi konsumen mendapat pembayaran kembali (refund) dan mencari jalan penyelesaian masalah dengan pelaku usaha. Persoalan-persoalan ini mengakibatkan konsumen bisa kehilangan kepercayaan pada dunia online. 16 Oleh karena itu sangat dibutuhkan perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi e- commerce. Perlindungan konsumen mempunyai cakupan yang luas meliputi perlindungan terhadap konsumen barang dan jasa, yang berawal dari tahap kegiatan untuk mendapatkan barang dan jasa hingga ke akibat-akibat dari pemakaian barang dan jasa itu. Cakupan perlindungan konsumen dalam dua aspeknya tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut: 17 1. Perlindungan terhadap kemungkinan diserahkan kepada konsumen barang dan atau jasa yang tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati atau melanggar ketentuan undang-undang. Dalam kaitan ini termasuk persoalan-persoalan mengenai penggunaan bahan baku, proses produksi, proses distribusi, desain produk, dan sebagainya, apakah telah sesuai dengan standar sehubungan keamanan dan keselamatan konsumen atau 16 Ibid., hlm 39. 17 Janus Sidabolak, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm 10. 6
tidak. Juga, persoalan tentang bagaimana konsumen mendapatkan penggantian jika timbul kerugian karena memakai atau mengkonsumsi produk yang tidak sesuai. 2. Perlindungan terhadap diberlakukannya kepada konsumen syarat-syarat yang tidak adil. Dalam kaitan ini termasuk persoalan-persoalan promosi dan periklanan, standar kontrak, harga, layanan purnajual, dan sebagainya. Hal ini berkaitan dengan perilaku pelaku usaha dalam memproduksi dan mengedarkan produknya. Perlindungan hukum bagi konsumen merupakan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum kepada konsumen. Dengan diterapkannya perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi e-commerce, kedudukan konsumen yang tadinya cenderung menjadi sasaran pelaku usaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, diharapkan dapat terlindungi dari praktik-praktik yang merugikan konsumen. 18 Dilatarbelakangi oleh uraian di atas mengenai kedudukan konsumen yang sangat lemah dalam transaksi e-commerce terutama dalam jual beli software, maka penulis tertarik untuk membahas permasalahan hukum dalam tulisan ini dengan judul Perlindungan Konsumen dalam Perjanjian Jual Beli Software melalui E-Commerce (Studi Kasus pada CV Creative Gama Studio, Sleman Yogyakarta) 18 Abdul Halim Barkatullah, Perlindungan Hukum bagi Konsumen, op.cit hlm 94. 7
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perlindungan konsumen dalam perjanjian jual beli software melalui e-commerce? 2. Bagaimanakah penyelesaian sengketa dalam hal terjadi konflik di antara para pihak? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan konsumen dalam perjanjian jual beli software melalui e-commerce. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis penyelesaian sengketa dalam hal terjadi konflik di antara para pihak. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan pengetahuan Ilmu Hukum pada umumnya dan Hukum Perlindungan konsumen pada khususnya mengenai perjanjian jual beli software melalui e-commerce. 2. Secara praktis Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan dan sumber informasi bagi masyarakat, dan diharapkan dapat menjadi bahan 8
masukan serta referensi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan perlindungan konsumen dalam perjanjian jual beli software melalui e- commerce. E. Keaslian Penelitian Sepanjang penelusuran yang dilakukan oleh penulis, pernah terdapat penelitian yang dilakukan oleh: 1. Djumikasih, tahun 2003, dengan judul Pelaksanaan Perjanjian dalam E- commerce di Malang Ditinjau dari Sudut Hukum Perjanjian Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Tesis Magister Ilmu Hukum, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana pelaksanaan perjanjian dalam e-commerce di Malang ditinjau dari sudut hukum perjanjian menurut Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. 2. Windy Kareem, tahun 2008, dengan judul Aspek Hukum Perikatan dalam Transaksi Perdagangan Elektronik (e-commerce), Tesis Magister Hukum, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian ini membahas mengenai pihak-pihak mana sajakah yang saling terikat dalam suatu transaksi e-commerce dimana pada pelaksanaannya para pihak tidak berhadapan secarang langsung. Sudah terdapat penelitian mengenai e-commerce sebelumnya, namun lokasi penelitian dan permasalahan yang penulis kemukakan berbeda dengan penelitian ini. Apabila ternyata telah ada penelitian yang sama di luar 9