HUBUNGAN ANTARA PENEGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP I PARANG KABUPATEN MAGETAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

KAJIAN PERILAKU SEX PRANIKAH REMAJA SMA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

Rina Indah Agustina ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan-perubahan baik perubahan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PAPARAN MEDIA MASSA DENGAN PERILAKU PACARAN REMAJA DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

ANALISIS PERILAKU SEKSUAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa merupakan individu yang. bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

HUBUNGAN ANTARA SEKS PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKS REMAJA PADA SMK KERABAT KITA BUMIAYU KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-marital intercouse

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012

Kata Kunci : Konsep diri, Kontrol diri, Persepsi siswa tentang perilaku seksual, Peran keluarga, Sumber informasi, Perilaku seksual.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Remaja diidentifikasikan sebagai masa peralihan antara anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan International Conference on Population and

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

Kata Kunci : seksual remaja, berpacaran, sumber informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS DI SMK SWASTA MEDAN AREA 1 MEDAN TAHUN

HUBUNGAN UMUR PUBERTAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA SISWA KELAS XII SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2015 NASKAH PUBLIKASI

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Periode perkembangan manusia terdiri atas tiga yaitu masa anak-anak,

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja yang Bertunangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENEGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP I PARANG KABUPATEN MAGETAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Rima Mailani Puspitasari J410110025 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMDDIYAH SURAKARTA 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN Oleh Rima Mailani Puspitasari*Anisa Catur Wijayanti**Farid Setyo Nugroho*** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat. FIK UMS,**Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS,***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS *Email: Rimamailani.rm@gmail.com ABSTRAK Perilaku seksual remaja yang berisiko di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, peran keluarga, dan sumber informasi (media) dengan perilaku seksual remaja pranikah di SMP I Parang Kab.. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan crosssectional dan pendekatan metode kuantitatif. Subjek penelitian adalah remaja yang berusia 12-15 tahun yang bersekolah di SMP I Parang. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII, VIII dan IX yang bersekolah di SMP I Parang dengan jumlah 629 siswa dan sampel yang digunakan 106 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proposional random sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 0,05. Hasil penelitian mendapatkan ada hubungan antara pengetahuan (Pvalue 0,012 ; PR=2,026 ; 95% CI : 1,256-3,237 ; CC:0,257) peran keluarga (Pvalue = 0,016 ; PR=1,994 ; 95% CI :1,165-3,413 CC:0,246) dan tidak ada hubungan antara sumber informasi (media) (Pvalue = 0,464 > 0,05) dengan perilaku seksual remaja pranikah di SMP I Parang Kab.. Kata kunci: Perilaku, Seks Pranikah, Remaja SMP dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 1

ABSTRACT Adolescent sexsual behavior that is risky among teenagers especially unmarried teens is increasing. This study aims to determine the relationship between knowledge, the role of the family, and sources of information (the media) with a premarital adolescent sexsual behavior in the junior 1 Parang. This study was an observational study with cross-sectional and quantitative method approach. Subjects were adolescents aged 12-15 years in junior hight school 1 Parang. Population in this research is class VII, VIII, and IX were in junior hight school 1 Parang the number of 629 student sampel used. The sampling techniqued used is propotional ramdom sampling. The statistical analysis used was Chi Square test with a confident lavel of 0,05. Based on the results of this research there is a relationship between knowledge (Pvalue=0,012 ; PR=2,026 ; 95% CI : 1,256-3,237 ; CC:0,257). The role of families (Pvalue=0,016 ; PR=1,994 ; 95% CI : 1,165-3,413; CC: 0,246). And no connection between the sources of information (the media) (Pvalue = 0,464) with sexsual behavior adolescent premarital in junior hight school 1 Parang district. Key words : Behavior, Premarital sexsual, Junior teens dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 2

PENDAHULUAN Perilaku seksual yang berisiko di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika pertama kali mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia 14 23 tahun dan usia terbanyak yaitu antara 17 18 tahun (Fuad et al, 2003). Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama (Sarwono, 2003). Perubahan perilaku remaja mengakibatkan peningkatan kerentanan remaja terhadap penyakit terutama yang berhubungan dengan kesehatan seksual dan reproduksi termasuk ancaman yang meningkat terhadap penyakit IMS sampai HIV/AIDS. World Health Organization (WHO, 2013) memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru IMS di negara-negara berkembang di Afrika, Asia, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Data kementrian RI jumlah kasus baru AIDS selalu meningkat. Pada tahun 2009 ditemukan kasus baru AIDS sebanyak 3.863 kasus. Pada tahun 2010 terdapat 4.917 kasus. Pada bulan Januari sampai Desember 2011 terdapat 1.805 kasus, dari 1.805 tersebut ditemukan sebanyak 45 kasus AIDS terjadi pada pelajar dan mahasiswa (Dirjen P2PL Kemenkes, 2011). Data Depkes RI (2006), menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia sekitar 43 juta (19,61%) dari jumlah penduduk. Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%) secara terbuka menyatakan bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual. Menurut Rohmahwati (2008), paparan media massa, baik cetak (koran, majalah, buku-buku porno) maupun elektronik (TV, VCD, Internet), mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada remaja untuk melakukan hubungan seksual dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 3

pranikah. Mereka juga mempelajari hubungan seksual dari internet, hasilnya remaja yang beberapa generasi lalu masih malu-malu kini sudah melakukan hubungan seksual di usia dini yaitu 13-15 tahun (BPS, 2007). Peranan keluarga sangat penting sebagai tempat pertama untuk melakukan sosialisasi nilai dan norma-norma serta pendidikan pertama bagi remaja untuk dapat membentuk pemahaman moral dan berakhlak yang baik. Hal tersebut kemudian sangat berpengaruh kepada pergaulan remaja dan akan diperburuk oleh pergaulan yang menimbulkan kebebasan tanpa kendali dari keluarga. Oleh karena itu remaja membutuhkan bimbingan dan bantuan dari orang-orang terdekat seperti orang tuannya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 3 SMP di daerah, terdapat 4 siswi dikeluarkan dari sekolah karena hamil diluar nikah, akibat perilaku seksual pranikah. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku seks remaja yang meliputi pengetahuan, peran keluarga dan sumber informasi (media). TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Remaja dalam ilmu psikologis juga diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia sering pula dikaitkan pubertas atau remaja. Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002). Masa remaja disebut juga sebagai periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan fisik (Hurlock, 2004). dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 4

B. Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, lama, dan tujuan khusus, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar (Green, 2000). Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). 1. Perilaku ditentukan oleh 3 faktor: Menurut Green (2000), perilaku ditentukan oleh 3 faktor: a. Faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu perilaku. b. Faktor pendukung atau pemungkin meliputi semua karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang mendukung atau memungkinkan terjadinya suatu perilaku. c. Faktor pendorong atau penguat yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku antara lain tokoh masyarakat, teman atau kelompok sebaya, peraturan, undangundang, surat keputusan dari para pejabat pemerintahan daerah atau pusat (Notoatmodjo, 2003). 2. Perilaku Seksual pada Remaja Menurut Sarwono (2003), perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama. Menurut Stuart (2001), perilaku seksual yang sehat dan adaptif dilakukan ditempat pribadi dalam ikatan yang sah menurut hukum. Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 5

tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing (Mu tadin, 2002). Menurut Irawati (2002) remaja melakukan berbagai macam perilaku seksual berisiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama. Perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri. Engle et.al. (2005) dalam Tjiptaningrum (2009), mengatakan bahwa perilaku seksual ringan mencakup : a) menaksir, b) pergi berkencan, c) mengkhayal, d) berpegangan tangan, e) bercium ringan (kening, pipi), f) saling memeluk, sedangkan yang termasuk kategori berat adalah : a) bercium bibir/mulut dan lidah, b) meraba dan mencium bagianbagian sensitif seperti payudara, alat kelamin, c) menempelkan alat kelamin (petting), f) oral seks, g) berhubungan seksual (senggama). C. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja pranikah Menurut Sarwono (2008), faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja pranikah sebagai berikut : 1. Faktor internal a. Pendidikan. b. Pengetahuan c. Sikap d. Meningkatnya libido e. Religiusitas f. Gaya hidup 2. Faktor eksternal a. Sumber informasi b. Peran keluarga c. Sosial-ekonomi d. Tempat tinggal METODE PENELITIAN Jenis penelitian yag digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Parang dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 6

Kabupaten yang berjumlah 106 siswa dengan metode pengambilan sampel menggunakan proposiaonal random sampling. Analaisis data bivariat menggunakan uji Chi-Squre HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 1. Gambaran responden berdasrakan umur Umur Frekuensi % 12 18 17,5 13 26 24,5 14 35 33 15 27 25 Jumlah 106 100 Distribusi umur responden persentase terbesar adalah umur 14 tahun yaitu sebanyak 35 orang (33%). Sedangkan persentase terkecil adalah umur 12 tahun yaitu sebanyak 18 orang (17,5%). 2. Jenis Kelamin Tabel 2. Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Frekuensi % Kelamin Laki-laki 50 47,2 Perempuan 56 52,8 Jumlah 106 100 Distribusi jenis kelamin terbesar adalah perempuan yaitu sebanyak 56 orang (52,8%). Sedangkan persentase laki-laki sebanyak 50 orang (47,2%). Analisis Univariat 3. Pengetahuan Perilaku Seksual Tabel 3. Gambaran responden berdasarkan pengetahuan Pengetahuan Frekuensi % Baik 78 73,6 Tidak baik 28 26,4 Jumlah 106 100 Hasil analisis pengetahuan perilaku seksual menujukkan bahwa kemampuan remaja dalam memahami dan mengetahui tentang perilaku seks, dampak perilaku seks, pencegahan dan penularan IMS, dan HIV/AIDS dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 7

dalam kategori baik sebanyak 78 orang (73,6%). Sedangkan pengetahuan remaja yang tidak baik sebanyak 28 orang (26,4%). 4. Peran Keluarga Tabel 4. Gambaran responden berdasarkan peran keluarga Peran Frekuensi % Keluarga Baik 57 73,6 Tidak baik 49 26,4 Jumlah 106 100 Keadaan keluarga atau situasi keluarga dalam hal komunikasi dengan orang tua dan mengenai pendidikan kesehatan reproduksi yang diberikan oleh orang tua kepada remaja yang termasuk dalam kategori baik dengan persentase terbesar yaitu 57 orang (53,8%). Sedangkan kategori yang tidak baik sebanyak 49 orang ( 46,2%). 5. Sumber Informasi (media) Tabel 5. Gambaran responden berdasarkan sumber informasi Sumber Frekuensi % Informasi Banyak 34 32,1 Sedikit 72 67,9 Jumlah 106 100 Sumber informasi yang diperoleh remaja mengenai perilaku seksual pranikah diketahui 72 orang (67,9%) dalam kategori sedikit dan sebanyak 34 orang (32,1%) mendapatkan informasi mengenai seks dari banyak sumber. Sumber informasi mengenai perilaku seksual diantara seperti TV, internet, HP, radio, VCD, buku bacaan, majalah, koran, film atau video dan teman sebaya. 6. Perilaku seksual Tabel 6. Gambaran responden berdasarkan perilaku seksual Perilaku Frekuensi % Seksual Berat 38 35,8 Ringan 68 64,2 Jumlah 106 100 dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 8

Perilaku seksual remaja pranikah di SMP I Parang menujukkan sebagian besar perilaku seksual remaja pranikah dalam kategori ringan yaitu sebanyak 68 orang (64,2%) yang meliputi pergi berkencan dengan pacar, berpegangan tangan dengan pacar, berpelukan dengan pacar, dan mencium pipi dengan pacar. Sedangkan dalam kategori berat yaitu sebanyak 38 orang (35,8%) yang meliputi mencium bibir, nekking (mencium leher pacar) onani, memegang daerah sensitif (alat kelamin, leher dengan pacar), petting (menempelkan alat kelamin) dengan pacar, melakukan hubungan sex (senggama). Analisis Bivariat 1. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah Tabel 7. Distribusi responden hubungan pengetahuan dengan perilaku seksual remaja pranikah Pengetahuan Perilaku Seksual Total p value Berat Ringan n % n % n % Tidak Baik 16 57,2 12 42,9 28100 Baik 22 28,2 56 71,8 78100 PR Lower 95% CI Upper Contingency Coefficient 0,012 2,026 1,256 3,237 0,257 Berdasarkan hasil penelitian diketahuai responden yang memiliki pengetahuan tidak baik dan memiliki risiko perilaku seksual berat sebanyak 16 orang (57,2%). Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik dan memiliki risiko perilaku seksual ringan sebanyak 56 orang (71,8%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai (p value = 0,012 < 0,05) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 9

dengan perilaku seksual remaja pranikah. Berdasarkan penelitian tersebut, didapatkan nilai PR sebesar 2,026 (95% CI; 1,256-3,267). Artinya bahwa pengetahuan yang tidak baik mengenai perilaku seksual memiliki risiko 2,026 kali untuk berperilaku seksual dalam kategori berat yang meliputi mencium bibir, nekking (mencium leher pacar), memegang daerah sensitif, alat kelamin, dan yang lain denganpacar, petting(menempelkan alat kelamin dengan pacar), senggama (melakukan hubungan seksual) dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik. 2. Hubungan Antara Peran Keluarga dengan Perilaku Seksual Tabel 8. Hubungan peran keluarga dengan perilaku seksual remaja pranikah Peran Keluarga Perilaku Seksual Berat Ringan Total n % n % n % Tidak Baik 24 49 25 51 49100 Baik 14 24,6 43 75,4 67100 p value PR Lower 95% CI Upper Contingency Coefficient 0,016 1,994 1,165 3,413 0,246 Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang memiliki peran keluarga tidak baik dan memiliki risiko perilaku seksual berat sebanyak 24 orang (49%). Sedangkan responden yang memiliki peran keluarga baik dan memiliki risiko perilaku seksual ringan sebanyak 43 orang (75,4%). Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi Square diperoleh nilai (p value = 0,016 <0,05) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara peran keluarga dengan perilaku seksual remaja pranikah. Berdasarkan penelitian tersebut, didapatkan nilai PR sebesar 1,994 (95% CI;1,165-3,413). Artinya responden yang memiliki peran keluarga yang tidak baik berisiko 1,994 kali berperilaku seksual berat dibandingkan dengan dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 10

responden yang memiliki peran keluarga baik. 3. Hubungan Antara Sumber Informasi dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah Tabel 9. Hubungan sumber informasi (media) dengan perilaku seksual remaja pranikah Sumber Informasi Perilaku Seksual Total P value Berat Ringan N % n % n % Banyak 24 70,6 10 29,4 34 100 Sedikit 28 38,9 44 61,1 72 100 0,464 Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang mendapatkan sumber informasi banyak dan memiliki risiko perilaku seksual berat sebanyak 24 orang (70,6%). Sedangkan responden yang mendapatkan sumber informasi sedikit dan memiliki risiko perilaku seksual ringan sebanyak 44 orang (61,1%). Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi Square di peroleh nilai (Pvalue = 0,464 > 0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seksual remaja pranikah di SMP I Parang. SIMPULAN DAN SARAN 1. Dari hasil penelitian mengenai pengetahuan, peran keluarga, sumber informasi dan perilaku seksual remaja pranikah di SMP I Parang dapat digambarkan sebagai berikut: a. Responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 78 orang (73,5%). Sedangkan pengetahuan remaja yang tidak baik sebanyak 28 orang (26,4%). b. Responden yang memiliki peran keluarga dalam kategori baik sebanyak 57 orang (73,6%). Sedangkan peran keluarga yang tidak baik sebanyak 49 orang (46,2%) dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 11

c. Sumber informasi yang diperoleh remaja mengenai perilaku seksual pranikah dalam kategori banyak sebesar 34 orang (32,1%). Sedangkan sumber informasi yang dperoleh remaja dalam kategori sedikit sebanyak 72 orang (67,9%). d. Perilaku seksual remaja pranikah menujukkan sebagian besar perilaku seksual dalam kategori ringan sebanyak 68 orang (64,2%). Sedangkan dalam kategori berat sebanyak 38 orang (35,8%) yang meliputi : mencium bibir pacar, nekking (mencium leher pacar), onani, pekking (menempelkan alat kelamin pacar), memegang daerah sensitif, alat kelamin, dll dengan pacar dan senggama (melakukan hubungan seksual) 2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seksual remaja pranikah di SMP I Parang Kab. diperoleh nilai (p value = 0,012 < 0,05) dan didapatkan nilai PR sebesar 2,026 (95% CI:1,256-3,267) artinya bahwa pengetahuan yang tidak baik mengenai perilaku seksual memiliki risiko 2,026 kali untuk berperilaku seksual dalam kategori berat dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik. 3. Ada hubungan antara perankeluarga dengan perilaku seksual remaja pranikah di SMP I Parang Kab. dengan nilai (p value = 0,016 < 0,05) dan didapatkan nilai PR sebesar 1,994 (95% CI:1,165-3,413) artinya responden yang memiliki peran keluarga tidak baik berisiko 1,994 kali untuk berperilaku seksual berat dibandingkan dengan responden yang memiliki peran keluarga baik. 4. Tidak ada hubungan antara sumber informasi (media) dengan perilaku seksual remaja pranikah di SMP I Parang Kab. diperoleh hasil (Pvalue = 0,342 < 0,05). Saran 1. Bagi sekolah penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memasukkan kurikulum kesehatan reproduksi seperti pengertian kesehatan reproduksi, fungsi alat reproduksi, penularan dan pencegahan mengenai perilaku seksual dll diberikan kepada siswa-siswi melalui bimbingan konseling yang lebih mendalam. 2. Bagi siswa-siswi dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, memahami pencegahan dan penularan IMS dan HIV/AIDS dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 12

serta dampak yang ditimbulkan dari perilaku seksual pranikah dengan mencari informasi yang baik akurat sertamemilihteman yang baik agar tidak terpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah. 3. Bagi keluarga orang tua dapat memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja khususnya pada usia 12-15 tahun, memberikan informasi yang baik dan bertanggungj awab agar remaja tidak salah dalam mendapatkan informasi yang dapat memepengaruhi perilaku seksual. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2007. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2007. Jakarta : BPS Departemen Kesehatan RI. 2002.Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta Dirjen P2PL Kemenkes RI. 2011. Laporan Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011.Jakarta : Kemenkes RI. Fuad C, Radiono,S; Pramestri I. 2003. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Seksual Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam Upaya Pencegahan Penularan HIV/AIDS di Kota Yogyakarta.Berita Kedokteran Masyarakat XIX/IXI- 60:UGM Yogyakarta. Green LW dan Kreuter MW.2000. Health Promotion An Education and Enviromental Approach. Maylied Publishing Company. Green LW dan Kreuter MW.2003. Health Promotion An Education and Enviromental Approach. Maylied Publishing Company. Hurlock EB. 2004. Adolescent Development, Fourth Edition. Tokyo: Mc Graw-Hill. Monks FJ,Knoers A.M.P., Haditono S.R.,. 2002. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Edisi Keempat Belas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta. Rahmawati, D.A., Lutfiati, A., Sri M., 2008. Pengaruh Pergaulan Bebas dan VCD Porno TerhadapPerilaku Remaja Di Masyarakat. http://kbi. gemari.or. id/berita detail. php?id=2569. Diakses tanggal 25 Juli 2015. Sarwono WS. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Persada. World Health Organization. 2003. The Health of young people a challange and a promise. Geneva. Switzerland dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP I Parang Kab. 13