BAB I PENDAHULUAN. proses dalam merencanakan keuangan pribadi untuk dapat memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat Batak Simalungun. Soerbakti (2000:65) mengatakan,

BAB I PENDAHULAUAN. budaya yang mewarnai kehidupan bangsa ini. Dalam mengembangkan kebudayaan di

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, sebagai kehendak Sang pencipta yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi bagi setiap orang, oleh karena itu bagi suatu Negara dan

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kodratnya Tuhan menciptakan manusia untuk saling berpasang-pasangan

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. diberi nama. Meski demikian, Indonesia memiliki lima pulau besar yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan di atas adalah merupakan rumusan dari Bab I Dasar Perkawinan pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sosial animal atau hewan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Menikah adalah penggabungan atau pencampuran antara pria dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah

BAB I PENDAHULUAN. antara dua jenis manusia, tetapi hubungan yang masing-masing mempunyai peranan

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Ilma Kapindan Muji,2013

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak pulau serta keragaman

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974). Perkawinan pada pasal 6 menyatakan bahwa Untuk

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam ikatan suatu perkawinan.ikatan perkawinan adalah ikatan lahir

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan zoon politicon atau makhluk sosial. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan.

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk sosial (zoonpoliticoon), sehingga tidak bisa hidup

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan orang lain serta sering membutuhkan antara yang satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

I. PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu dihadapkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah remaja, dan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

Lingkungan Mahasiswa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan keuangan pribadi (Manurung dan Rizky, 2009) adalah suatu proses dalam merencanakan keuangan pribadi untuk dapat memberikan solusi pencerahan pemilihan pengelolaan keuangan, kekayaan atau investasi agar tujuan keuangan jangka pendek, menengah, panjang dapat tercapai. Sayangnya pengelolaan keuangan pribadi seringkali dapat menimbulkan masalah besar. Tentu saja ini terjadi karena hampir seluruh kegiatan yang manusia lakukan dalam hidup membutuhkan uang. Oleh karena itu, uang menjadi hal yang sangat dicari dan orang-orang rela untuk bekerja keras untuk mendapatkannya. Melihat betapa pentingnya uang dalam hidup, manusia merasa bahwa tidak akan bisa hidup tanpa uang. Tidak punya uang menjadi salah satu ketakutan terbesar dalam hidup manusia. Sekeras apapun manusia berusaha mengumpulkan uang, mereka tidak akan bisa lepas dari masalah kekurangan uang. Karena itu manusia dituntut untuk mengetahui tentang bagaimana caranya untuk mengelola uang tersebut (www.cermati.com, 2015). Survery Otoritas Jasa keuangan pada tahun (OJK) 2013 membuktikan bahwa masih minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang perencanaan keuangan. OJK mengeluarkan survey di 27 propinsi 1

dengan responden 8.000 orang tentang literasi keuangan. Hasil survey tersebut menunjukkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang produk keuangan masih relatif rendah (www.asura.co.id, 2015). Perencanaan keuangan dapat membantu suatu proses dalam merencanakan keuangan pribadi untuk dapat memberikan solusi pencerahan kepada pemilihan pengelolaan keuangan, kekayaan atau investasi agar tujuan keuangan jangka pendek, menengah, panjang dapat tercapai (Manurung dan Rizky, 2009). Perencanaan keuangan yang baik juga membantu proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan keuangan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan (Delmar dan Shane, 2003). Memiliki keluarga bahagia merupakan cita-cita atau impian setiap orang, memliki keluarga yang bahagia pada dasarnya hal yang bisa diwujudkan oleh setiap orang. Karena manusia akan selalu membutuhkan orang lain. Mengenai hal tersebut, Aritoteles menyebutnya dengan nama zoon politicon. Sebagai makhluk sosial, manusia lahir berkembang, dan meninggal dunia dalam masyarakat. Setiap individu berinteraksi dengan individu atau kelompok lainya. Interaksi yang dilakukan manusia senantiasa disadari oleh aturan, adat, atau norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut (Saputra, 2007: 11). 2

Memiliki pernikahan yang sakral dan kental akan budaya juga menjadi impian dan tradisi yang sudah melekat pada masyarakat. Tradisi dan adat istiadat inilah yang menjadi kebanggaan dan kekayaan yang harus dijaga agar tidak hilang karena perkembangan zaman. Adat istiadat suku Batak memiliki mahar yang bernama sinamot sebagai harga mati untuk membuat kelangsungan sebuah pernikahan. Besarnya diatas 50 juta rupiah dan belum termasuk biaya pernikahan dan lainya (Suhitman, 2016). Pernikahan menjadi sebuah impian yang diidam-idamkan hampir semua orang, khususnya bagi kaum perempuan yang mendambakan suatu pesta pernikahan yang sesuai dengan keinginannya. Dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, pernikahan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal yang didasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Mempersiapkan dana menikah yang tidak sedikit sebaiknya dikumpulkan jauh hari sebelum hari pernikahan, khususnya bagi pasangan yang tidak ingin bergantung kepada orang tua, idealnya dua sampai tiga tahun sebelumnya dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan setiap bulannya. Dengan begitu maka tidak akan terjadi kepanikan mengetahui biaya yang keluar saat mempersiapkan pernikahan nanti (Widi, 2016). Meskipun tidak dikenalnya istilah rugi dalam pemberian sinamot di tradisi pernikahan suku Batak sayangnya uang sinamot terkadang menjadi momok yang mengerikan bagi sebagian orang suku Batak yang tidak 3

berhasil menemukan titik tengah untuk mas kawin tersebut (www.kompasiana.com, 2011). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai permasalahan keuangan dalam keputusan uang sinamot antara mantan pasangan Romeo dan Juliet yang gagal menikah lantaran tidak menemukan titik dengan mas kawinnya dengan judul Analisis Gejala Kegagalan Pernikahan Berdasarkan Perencanaan Keuangan (Studi Kasus Pada Pasangan Gagal Nikah Karena Sinamot). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perencanaan keuangan yang dirancang oleh pasangan Romeo dan Juliet? 1.3 Tujuan Masalah Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apa sajakah perencanaan keuangan yang dirancang oleh pasangan Romeo dan Juliet. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya pasangan suku Batak yang hendak menikah untuk mempelajari perencanaan keuangan agar dapat mempersiapkan diri untuk menyiapkan 4

sinamot dalam adat resepsi pernikahan. Juga menyadarkan masyarakat bahwa keuangan adalah hal yang penting untuk dikelola. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memberikan masukan tentang perencanaan keuangan untuk mempersiapkan sinamot. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan serta membuat akademisi mengerti bahwa penganggaran pribadi penting untuk dikembangkan dan dipelajari. 5