PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY George Martinus Utomo 08PFU/1301032883 Harapan Jaya 2 Blok E/5, Jl. Sungai Citarum Bekasi Utara icecreamsyndrom3@gmail.com Dibimbing oleh: Arik Kurnianto, S.Sn., M.T ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN, ialah untuk menyampaikan pesan moral kebaikan, kita harus menyebarkan kebaikan di manapun dan kapanpun. METODE PENELITIAN, yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan studi pustaka, literature, dan internet. HASIL YANG DICAPAI, berupa film animasi pendek bertemakan tentang petualangan fantasi, dengan harapan audiens akan tertarik untuk menyaksikan film animasi pendek. SIMPULAN, ialah untuk dapat menghasilkan sebuah animasi pendek yang dapat dinikmati audiens, dan diharapkan audiens dapat menangkap pesan moral dalam cerita. Kata Kunci: Perancangan Komunikasi Visual, animasi, film pendek, The Letter s Journey, Fantasy, Adventure PENDAHULUAN Rasa peduli dan saling menghargai dewasa ini. Terutama terhadap orang tua. Seiring berkembangnya zaman, tradisi menulis dan membaca semakin berkurang. Padahal, tulisan tangan memiliki makna yg mendalam bagi penulis dan pembacanya. Oleh karena itu, penulis mencoba merancang sebuah film pendek animasi 2D bertemakan petualangan fantasi yang mengandung pesan moral secara intrinsik dan ekstrinsik.
METODE PENELITIAN Film pendek animasi ini menggunakan metode motion comic 2D cenderung dengan warna-warna pastel cerah. Animasinya bisu (tanpa suara), namun mengandalkan sound dan music sebagai pengantar mood bagi para audiens. Lewat perancangan projek ini, penulis ingin menyampaikan pesan moral pada audiens untuk selalu berbuat baik di setiap kesempatan. Penulis sengaja memakai setting malam Natal dan keajaiban Natal dikarenakan dongeng sejenis sudah terkenal dan dapat diterima oleh audiens seluruh kalangan di manapun. Objek utama greeting card digunakan karena kartu ucapan adalah salah satu media komunikasi pesan dengan tulisan tangan yang paling efektif dan dilakukan hampir seluruh orang di seluruh dunia. Kartu ucapan (Greeting Card) adalah sebuah kartu ilustrasi yang di atasnya dapat ditulis untuk menyampaikan pesan, biasanya dilipat jadi 2 bagian. Kartu ucapan biasanya diberikan pada momen perayaan tertentu, seperti ulang tahun, Tahun baru, Natal, dll. Kartu ucapan ini dikirim untuk mengungkapkan suatu perasaan si pengirim pada si penerima. Ada banyak bermacam-macam jenisnya, yang buatan tangan harganya lebih murah karena pembuatannya sederhana. Sedangkan yang tampilannya wah lengkap dengan hiasan cenderung lebih mahal. Di negara barat, kartu sejenis ini laris terjual, biasanya pada saat perayaan Natal dan akhir tahun. Produk kartu ini dipakai oleh semua kalangan. Luasnya kebudayaan di dunia ini, tentu banyak cara untuk menyampaikan pesan lewat kartu ucapan. Di setiap negara memiliki tradisinya masing-masing. Misalnya, di Jepang ada festival Tanabata, dimana pada festival ini dimeriahkan tradisi menulis permohonan di atas secarik kertas warna-warni. Kertas-kertas yang berisi berbagai macam permohonan diikat di ranting bamboo dan berharap permohonannya dapat terkabul. Secara universal, hal tersebut juga dilakukan oleh beberapa kalangan di setiap negara. Salah satu contoh adalah menghias pohon Natal. Selain lampu ornament dan lampu warna-warni, ada pula yang menggantungkan kartu-kartu ucapan. Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/greeting_card http://gojapan.about.com/cs/japanesefestivals/a/tanabata.htm Cerita dari film ini menyerupai cerpen dalam bentuk visual. Cerpen mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Tentu saja cerpen memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur unsur intrinsik cerpen mencakup :
1. Tema adalah ide pokok suatu cerita. 2. Latar (setting) adalah tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam cerita. 3. Alur (plot) adalah susunan peristiwa yang membentuk cerita. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau system organisme karya sastra, mencakup : 1. Nilai-nilai dalam cerita. 2. Latar belakang kehidupan pengarang 3. Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan. Warna dapat mempengaruhi visual bagi audiens dan menciptakan mood dalam suatu adegan, maupun keseluruhan film. Dan kemudian warna dibagi lagi menjadi 3 bagian yang dapat mewakili mood, yakni: warm colors, cool colors, dan neutral colors. Oleh karena itu, penulis mencoba memakai warna-warna fantasi yang beragam. Perpaduan warna-warni soft pastel yang berkesan soft dan fun. Secara keseluruhan, animasi pendek ini ditargetkan untuk audiens yang masih tergolong dalam usia muda dan unisex. Memiliki ketertarikan pada seni, design, dan film. Mulai anak-anak hingga maksimal 20 tahun. Di mana pada usia muda tersebut adalah saat-saat pembentukan jati diri. Terutama bagi muda-mudi yang merantau/hidup mandiri jauh dari keluarganya, sehingga pesan moral dapat tersampaikan pada audiens dan dihayati oleh rentang usia tersebut. HASIL DAN BAHASAN Karena film animasi ini bisu/tanpa suara, maka penulis menggunakan media suara sebagai komunikasi pesan pada para audiens. Berdasarkan penelitian, music dan suara dapat mempengaruhi mood penonton. Pemilihan music dan sound yang tepat menjadi prioritas utama dalam perancangan projek ini. Dan hasil dari penelitian yang di dapat adalah factor pendukung, seperti : 1. Mayoritas orang-orang gemar menonton film. Dengan film animasi dapat memvisualkan alur yang lebih imajinatif. 2. Film bisu (silent film) mengandalkan elemen kejutan pada pola tingkah laku karakter yang mudah dimengerti oleh siapapun. 3. Tema keajaiban Natal dengan alur cerita menyinggung realita tradisi dan kegiatan sehari-hari, maka film ini dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
1.1 Desain Title Untuk desain title pada film pendek animasi ini penulis menggunakan font yang didesain sendiri oleh penulis. Dengan title mengusung kata Journey dan font title dibuat cenderung membulat agar memberikan kesan petualangan yang fun dan childish, mengingat target audiens adalah anak-anak remaja maksimal 20 tahun. Untuk memberikan kesan Natal, maka digunakan warna emas (font) dan warna merah sebagai border. Warna yg digunakan adalah warna-warna pastel yang bersifat soft dan natural, sehingga warna merahnya tidak terlalu mencolok dan enak dilihat. Di belakang font ditambahkan siluet greeting card sebagai objek utama dalam cerita ini. 1.2 Visualisasi Karakter Total karakter pada cerita film pendek ini adalah 5 orang dan ada beberapa karakter sampingan yang tidak terlalu menonjol perannya. Meski ada beberapa karakter utama, namun objek utama dalam film pendek ini adalah sebuah kartu yang bepetualang untuk menyampaikan pesan sang karakter utama. Vania adalah gadis cantik berumur 21 tahun. Sifatnya tertutup dan introvert
Feargal, Remaja laki-laki (24) yang berasal dari Jerman. Sifatnya sama seperti anak muda zaman sekarang yang gaul dan susah diatur. Ammett, Bocah laki-laki (13) yang tinggal di salah satu kota di India. Anjana, Seorang ibu tua berwajah ramah asal India. Yamato, Seniman music jalanan (27) asal Jepang. Dengan sebuah gitar sebagai teman setia, ia mencari rezeki dengan bermain music di pinggir jalan.
Greeting Card, Objek utama dalam film yang bertualang membawa pesan yang ditulis Vania kepada ibunya telah menggerakkan hati beberapa orang yang membacanya. 1.3 Visualisasi Environment Berikut adalah tampilan environment yang digunakan dalam film pendek animasi. Environment dibuat sesuai referensi yang ada dalam kehidupan, misalnya : pemandangan kota di tiap negara yang digambar 2D dengan warna-warna soft pastel yang memanjakan mata. SIMPULAN DAN SARAN Film animasi ini memberikan pesan moral pada audiens untuk selalu berbuat baik. Meski perbuatan itu kecil, namun dampaknya bisa saja besar. Dengan visual style yang simple dan natural menjadikan daya tarik sendiri bagi penonton. Namun, bila ada penambahan durasi yang menjadikan petualangan jadi lebih panjang, maka cerita akan menjadi lebih menarik.
REFERENSI Flight: Flash Game : http://www.youtube.com/watch?v=od49meqke-4 Sutton, Tina dan Bride M Whelan. (2005). The Complete Color Harmony. Singapore: Page One. Trinity. (2011). The Naked Traveler. Yogyakarta: B-First We Love Katamari : http://www.youtube.com/watch?v=_ndkhuu91wc Williams, R. (2001). The Animator s Survival Kit. New York: Faber and Faber Inc. RIWAYAT PENULIS George Martinus lahir di Jakarta pada 15 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada 2013. Penulis yang memiliki ketertarikan dalam bidang fotografi ini juga memiliki passion dalam hal traveling.