No. 02/04/81/Th.VII,1 April2015

dokumen-dokumen yang mirip





No. 02/05/81/Th.VIII, 2 Mei 2016

No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015


No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI


NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN



BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JULI 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Transkripsi:

No. 02/04/81/Th.VII,1 April2015 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada bulan Maret 2015 adalah sebesar 100,65 atau naik sebesar 0,23 persen dibandingkan bulan Februari 2015 yang tercatat sebesar 100,42. Peningkatan ini disebabkan oleh perubahan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,71 persen, lebih tinggi dibanding perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,48 persen. Capaian NTP tertinggi pada bulan Maret 2015 masih terjadi di sub sektor hortikultura sebesar 110,19 sedangkan NTP terendah terjadi di sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 92,64. Pada Maret 2015, sub sektor yang mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu sub sektor tanaman pangan sebesar 2,80 persen, diikuti sub sektor hortikultura sebesar 1,67 perssen dan sub sektor peternakan sebesar 0,55 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan NTP adalah sub sektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor perikanan masing-masing sebesar 2,89 persen dan sebesar 0,45 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa Sub Sektor Perikanan Maret 2015 sebesar 99,84 atau naik sebesar 0,32 persen dibanding Februari 2015 yang tercatat sebesar 99,53. Pada Maret 2015, terjadi Inflasi Perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,50 persen yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga di beberapa kelompok pengeluaran terutama disebabkan oleh naiknya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran yaitu tertinggi pada kelompok transportasi & komunikasi sebesar 1,04 persen, diikuti kelompok bahan makanan sebesar 0,85 persen, selanjutnya kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,26 persen, kelompok perumahan sebesar 0,15 persen, kelompok sandang sebesar 0,11 persen, dan terendah kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. Pada Maret 2015, kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi kelompok pengeluaran petani untuk ongkos produksi dengan nilai indeks sebesar 120,79 sekaligus mengalami peningkatan indeks BPPBM yang tertinggi yaitu sebesar 1,68 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Maret 2015 tercatat sebesar 112,86 atau naik sebesar 0,38 persen dibanding Februari 2015 yang tercatat sebesar 112,43, dan disumbangkan oleh peningkatan NTUP tertinggi pada sub sektor tanaman pangan sebesar 2,95 persen. NTUP terendah pada Maret 2015 masih terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyatsebesar 104,81 dan mengalami penurunan NTUP yang terbesar yaitu sebesar 2,58 persen.. Berita Resmi Statistik No. 02/04/81 Th. VII,1 April 2015 1

Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Nilai Tukar Petani juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi Nilai Tukar Petani, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa Indeks Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku bulan Maret 2015 adalah sebesar 100,65, atau naik sebesar 0,23 persen dibanding Februari2015 yang tercatat sebesar 100,42. Jika dirinci menurut sub sektor, makapeningkatanini disebabkan naiknya NTP pada beberapa sub sektor yakni tertinggi pada sub sektor tanaman pangan sebesar 2,80 persen, diikuti sub sektor hortikultura sebesar 1,67 persen, dan terendah sub sektor peternakan sebesar 0,55 persen.sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan NTP pada Maret 2015 adalah sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,89 persen dan sub sektor perikanan sebesar 0,45 persen. Penurunan pada sub sektor perikanan disumbangkan oleh penurunan pada kelompok perikanan tangkap dan perikanan budidaya masing masing sebesar 0,44 persen dan sebesar 0,50 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa sub sektor perikanan pada Maret 2015 seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1 menunjukan angka sebesar 99,84, atau naik sebesar 0,32 persen dibanding Februari 2015. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Maret2015, NTP Provinsi Maluku Maret 2015 masih berada di bawah level NTP Nasional yang tercatat sebesar 101,53. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima sub sektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) pada bulan Maret2015 sebesar 120,03 atau naik sebesar 0,71 persen dibanding Februari 2015 yang tercatat sebesar 119,19.Peningkatan It pada Maret 2015disebabkan terjadi peningkatan It pada beberapa sub sektor yakni tertinggi pada sub sektor tanaman pangan sebesar 3,29 persen, diikuti sub sektor tanaman hortikultura sebesar 2,11 persen, dan sub sektor peternakan sebesar 0,81 persen.sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan It adalah sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,25 persen dan sub sektor perikanan sebesar 0,09 persen. Penurunan It pada sub sektor perikanan disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap sebesar 0,09 persen, dan kelompok perikanan budidaya sebesar 0,08 persen. 2

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor Maret2015 (2012 = 100) B u l a n Persentase Sub Sektor Februari2015 Maret2015 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan 114.36 118.12 3.29 b. Hortikultura 129.19 131.91 2.11 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 112.92 110.38-2.25 d. Peternakan 120.89 121.87 0.81 e. Perikanan 126.98 126.87-0.09 e.1. Perikanan Tangkap 127.22 127.11-0.09 e.2. Perikanan budidaya 125.78 125.68-0.08 f. Gabungan 119.19 120.03 0.71 g. Gabungan Tanpa Ikan 118.24 119.21 0.81 2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan 119.62 120.18 0.47 b. Hortikultura 119.19 119.71 0.43 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 118.37 119.16 0.66 d. Peternakan 117.66 117.97 0.26 e. Perikanan 117.75 118.18 0.36 e.1. Perikanan Tangkap 118.40 118.82 0.35 e.2. Perikanan budidaya 114.51 114.99 0.42 f. Gabungan 118.69 119.26 0.48 g. Gabungan Tanpa Ikan 118.80 119.39 0.49 3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan 95.60 98.28 2.80 b. Hortikultura 108.38 110.19 1.67 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 95.39 92.64-2.89 d. Peternakan 102.75 103.31 0.55 e. Perikanan 107.84 107.36-0.45 e.1. Perikanan Tangkap 107.45 106.98-0.44 e.2. Perikanan budidaya 109.84 109.29-0.50 f. Gabungan 100.42 100.65 0.23 g. Gabungan Tanpa Ikan 99.53 99.84 0.32 NASIONAL NASIONAL tanpa Ikan 102.19 101.53-0.64 102.15 101.48-0.65 3

2. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh Petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa Ib pada bulan Maret 2015 sebesar 119,26. Jika dibandingkan dengan Ib bulan Februari 2015 yang tercatat 118,69, berarti terjadi peningkatan sebesar 0,48 persen.ib dirinci menurut sub sektor ternyata mengalami kenaikan pada semua sub sektor, yakni tertinggi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,66 persen, diikuti sub sektor tanaman pangan sebesar 0,47 persen, selanjutnya sub sektor hortikultura sebesar 0,43 persen, sub sektor perikanan sebesar 0,36 persen, dan terendah sub sektor peternakan sebesar 0,26 persen. Peningkatan Ib pada sub sektor perikanan disebabkan terjadi peningkatan Ib pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,35 persen, dan kelompok perikanan budidaya sebesar 0,42 persen. 3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor a. Sub Sektor Tanaman Pangan (NTP-P) Jika dibandingkan dengan bulan lalu, maka Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen, disumbangkan oleh kelompok tanaman padi sebesar 2,94 persen dan kelompok tanaman palawija sebesar 3,40 persen. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) pada sub sektor ini juga mengalami kenaikansebesar 0,47 persen yang disumbangkan oleh kenaikanindeks Konsumsi Rumah tangga (IKRT) sebesar 0,49persen, dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,32 persen. Dengan perubahan nilai It yang lebih tinggi dari Ib seperti yang dijelaskan diatas maka Indeks NTP-P pada bulan Maret2015 mengalami peningkatan sebesar 2,80 persen dibandingkan dengan bulan Februari 2015. b. Sub Sektor Hortikultura (NTP-H) It pada sub sektor hortikultura mengalami peningkatan sebesar 2,11 persen yang disumbangkan oleh peningkatan It pada semua kelompok di sub sektor ini yakni tertingggi pada kelompok tanaman obat sebesar 2,46 persen, diikuti kelompok sayur-sayuran sebesar 2,24 persen dan kelompok buah-buahan sebesar 2,00 persen. 4

Ib pada sub sektor ini juga mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen yang dipengaruhi oleh peningkatan IKRT dan Indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,46 persen dan sebesar 0,27 persen. Dengan perubahan nilai It lebih tinggi dari perubahan nilai Ibseperti yang dijelaskan diatas maka NTP-H pada bulan Maret2015 mengalami peningkatan ebesar 1,67 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. c. Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada bulan Maret2015, It pada sub sektor ini mengalami penurunan sebesar 2,25persen yang disumbangkan oleh penurunan pada kelompok Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,25persen. Sebaliknya Ib pada sub sektor tanaman perkebunan rakyatternyata mengalami peningkatan pada Maret 2015 sebesar 0,66 persen yang disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,72 persen dan Indeks BPPBM sebesar 0,35 persen. Dengan perubahan It lebih rendah dari perubahan Ib seperti yang dijelaskan diatas maka NTP-R pada bulan Maret 2015 mengalami penurunan sebesar 2,89 persen dibandingkan dengan bulan Februari 2015. d. Sub Sektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan Maret2015,It sub sektor ini mengalami peningkatan sebesar 0,81 persen yang disumbangkan oleh peningkatan tertinggi pada kelompok unggas sebesar 0,98 persen, diikuti kelompok ternak besar sebesar 0,88 persen, dan kelompok ternak kecil sebesar 0,78 persen. Sedangkan kelompok hasil ternak mengalami penurunan It sebesar 0,10 persen. Ibpada sub sektor ini juga mengalami peningkatan sebesar 0,26 persen yang disumbangkan oleh peningkatan IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,26 persen. Dengan perubahan It lebih tinggi dari perubahan Ib seperti yang dijelaskan diatas maka NTP-T pada bulan Maret 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,55 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. e. Sub Sektor Perikanan (NTP-NP) Pada bulan Maret2015, It pada sub sektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,09 persen yang disumbangkan oleh penurunan It pada kelompok penangkapan dan kelompok budidaya masing-masing sebesar 0,09 persen dan sebesar 0,08 persen. 5

Ib pada sub sektor perikanan ternyata mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen dibanding bulan lalu. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan IKRT dan indeks BPPBM masingmasing sebesar 0,31 persen dan sebesar 0,48 persen. Dengan perubahan It yang lebih rendah dari perubahan Ibseperti yang dijelaskan diatas maka NTP-NP pada bulan Maret2015 mengalami penurunan sebesar 0,45 persen dibandingkan dengan bulan Februari 2015. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada bulan Maret 2015, NTN turun sebesar 0,44 persen karena penurunan It sebesar 0,09 persen, lebih tinggi dari Ib yang naik sebesar 0,35 persen. Penurunan It disumbangkan oleh kelompok penangkapan laut sebesar 0,09 persen, sedangkan peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan nilai IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar0,31 persen dan sebesar 0,44 persen. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada bulan Maret 2015, NTPi juga turun sebesar 0,50 persen karena terjadi penurunan It sebesar 0,08 persen, lebih rendah dari Ib yangjustru naik sebesar 0,42 persen. Penurunan It disumbangkan oleh kelompok budidaya laut sebesar -0,08 persen, dan kenaikan Ib disumbangkan oleh kenaikan nilai IKRT sebesar 0,30 persen dan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,69 persen. Data NTP dari seluruh sub sektor seperti yang telah dijelaskan diatas dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 2. Tabel 2.Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor dan Perubahannya Maret2015 (2012=100) B u l a n Persentase Kelompokdan Sub Kelompok Februari2015 Maret2015 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (NTPP) 95.60 98.28 2.80 a. Indeks Diterima Petani 114.36 118.12 3.29 - Padi 101.21 104.19 2.94 - Palawija 119.58 123.64 3.40 b. Indeks Dibayar Petani 119.62 120.18 0.47 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.05 122.65 0.49 - Indeks BPPBM 105.40 105.74 0.32 2. Hortikultura (NTPH) 108.38 110.19 1.67 a. IndeksDiterimaPetani 129.19 131.91 2.11 - Sayur-sayuran 130.08 132.99 2.24 - Buah-buahan 128.74 131.32 2.00 6

- Tanaman Obat 119.95 122.90 2.46 b. IndeksDibayarPetani 119.19 119.71 0.43 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.83 122.39 0.46 - Indeks BPPBM 105.01 105.29 0.27 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 95.39 92.64-2.89 a. IndeksDiterimaPetani 112.92 110.38-2.25 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 112.92 110.38-2.25 b. IndeksDibayarPetani 118.37 119.16 0.66 - IndeksKonsumsiRumahTangga 121.20 122.06 0.72 - Indeks BPPBM 104.95 105.31 0.35 4. Peternakan (NTPT) 102.75 103.31 0.55 a. IndeksDiterimaPetani 120.89 121.87 0.81 - Ternak Besar 116.70 117.73 0.88 - Ternak Kecil 124.10 125.06 0.78 - Unggas 121.61 122.81 0.98 - Hasil Ternak 121.39 121.27-0.10 b. Indeks Dibayar Petani 117.66 117.97 0.26 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.57 123.89 0.26 - Indeks BPPBM 105.96 106.24 0.26 5. Perikanan (NTNP) 107.84 107.36-0.45 a. Indeks Diterima Petani 126.98 126.87-0.09 - Penangkapan 127.22 127.11-0.09 - Budidaya 125.78 125.68-0.08 b. Indeks Dibayar Petani 117.75 118.18 0.36 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120.72 121.09 0.31 - Indeks BPPBM 112.39 112.93 0.48 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 107.45 106.98-0.44 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 127.22 127.11-0.09 - Penangkapan Laut 127.22 127.11-0.09 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 118.40 118.82 0.35 -Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120.75 121.12 0.31 - BPPBM 114.33 114.83 0.44 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 109.84 109.29-0.50 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 125.78 125.68-0.08 - Budidaya Air Tawar 100.00 100.00 0.00 - Budidaya Laut 125.94 125.84-0.08 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 114.51 114.99 0.42 - Konsumsi Rumah Tangga 120.62 120.98 0.30 - BPPBM 102.74 103.45 0.69 BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 4. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Pada bulan Maret 2015 terjadi kenaikan IKRT atau terjadi Inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,50 persen. 7

Data dalam Tabel 3 menunjukan bahwa peningkatan IKRT atau inflasi perdesaan yang terjadi pada Maret 2015 di Maluku disebabkan terjadi peningkatan IKRTpada hampir semua kelompok pengeluaran diantaranya, tertinggi disumbangkan oleh kelompok transportasi & komunikasi sebesar 1,04 persen, diikuti kelompok bahan makanan sebesar 0,85 persen, selanjutnya kelompok kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,26 persen, kelompok perumahan sebesar 0,15 persen, kelompok sandang sebesar 0,11 persen, dan terendah kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih tinggi dari inflasi perdesaan nasional yang tercatat sebesar 0,48 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku Maret2015 (2012=100) K e l o m p ok Perubahan (%) (1) (2) Bahan Makanan 0.85 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau -0.07 Perumahan 0.15 Sandang 0.11 Kesehatan 0.01 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.26 Transportasi & Komunikasi 1.04 T o t a l / Gabungan 0,50 Nasional 0,48 5. Kecepatan Harga per kelompok Pengeluaran dan per sub Sektor Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari Maret 2015 dibanding tahun dasar 2012 yang dirinci dari sub sektor tertinggi ke terendah. 8

Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga Dan Laju Inflasi/Deflasi pada Maret2015 Menurut Sub Sektor ( 2012 = 100 ) Februari Maret Inflasi/Def U r a i a n 2015 2015 lasi (1) (2) (3) (4) Bahan Makanan 131.47 132.59 0.85 Transportasi dan Komunikasi 121.64 122.90 1.04 Perumahan 115.55 115.72 0.15 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 114.87 114.79-0.07 Sandang 113.00 113.13 0.11 Kesehatan 109.41 109.43 0.01 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 105.00 105.27 0.26 Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 132,59, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 122,90, diikuti kelompok perumahan dengan nilai indeks sebesar 115,72, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 114,79, kelompok sandang sebesar 113,13, kelompok kesehatan sebesar 109,43, dan terendah adalah kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 105,27. 6. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara keseluruhan mengalami peningkatan pada Maret2015 dibanding bulan sebelumnya yaitu sebesar 0,33 persen. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka masih sama dengan bulan sebelumnya, dimana kelompok transportasi pada Maret 2015 masih menduduki urutan tertinggi pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 120,79 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 101,06. Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks BPPBM adalah tertinggi pada kelompok trasnportasi sebesar 1,68 persen, diikuti kelompok bibit sebesar 0,24 persen, dan terendah adalah sewa lahan, pajak, dan lainnya sebesar 0,14 persen. Sedangkan kelompok obat-obatan dan pupuk, dan kelompok penambahan barang 9

modal mengalami penurunan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,05 persen dan sebesar 0,08 persen. Untuk kelompok upah buruh tani, tidak mengalami perubahan indeks BPPBM dibanding bulan Februari 2015. Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Maret 2015 ( 2012 = 100 ) Kelompok Februari Maret 2015 2015 Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 106.01 106.36 0.33 Bibit 102.97 103.22 0.24 Obat-Obatan dan Pupuk 102.07 102.02-0.05 Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 103.58 103.72 0.14 Transportasi 118.79 120.79 1.68 Penambahan Barang Modal 106.27 106.19-0.08 Upah Buruh Tani 101.06 101.06 0.00 7.Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Sub Sektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. NTUP Provinsi Maluku pada Maret 2015 seperti terlihat dalam Tabel 6 adalah sebesar 112,86 atau naik sebesar 0,38 persen dibanding NTUP Februari 2015 yang tercatat sebesar 112,43.Hal ini dipicu oleh peningkatan NTUP pada beberapa sub sektor, tertinggi pada sub sektor tanaman pangan sebesar 2,95 persen, diikuti sub sektor hortikultura sebesar 1,84 persen, dan terendah sub sektor peternakan sebesar 0,54 persen. Sedangkan sub sektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor perikanan mengalami penurunan NTUP masing-masing sebesar 2,58 persen dan sebesar 0,56 persen. 10

Data dalam Tabel 6 juga menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku Maret 2015 yang tertinggi dicapai oleh sub sektor hortikultura sebesar 125,29 dan terendah adalah sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 104,81, sedangkan NTUP tanpa sub sektor perikanan adalah sebesar 112,92 persen atau naik sebesar 0,50 persen dibanding Februari 2015. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per sub sektor pada Maret 2015 ( 2012 = 100 ) B u l a n Perubahan Sub Sektor Februari2015 Maret2015 (%) (1) (2) (3) a. Tanaman Pangan 108.50 111.71 2.95 b. Hortikultura 123.03 125.29 1.84 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 107.59 104.81-2.58 d. Peternakan 114.10 114.71 0.54 e. Perikanan 112.98 112.35-0.56 e.1. Perikanan Tangkap 111.27 110.69-0.52 e.2. Perikanan Budidaya 122.42 121.48-0.77 f. Gabungan 112.43 112.86 0.38 g. Gabungan Tanpa Ikan 112.36 112.92 0.50 NASIONAL 107.30 106.68-0.58 NASIONAL Tanpa Ikan 107.28 106.66-0.58 11

BPS PROVINSI MALUKU Informasilebihlanjuthubungi: Ir.JessicaElizianaPupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail : chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319,361320 12