ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Riana Gustarida Jamal 1 Hendra 2. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

Metode dan Pengukuran Kerja

PERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

Disusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

ANALISIS TINGKAT RISIKO ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE REBA TERHADAP KELUHAN MSDs PADA PENGRAJIN BATIK DI NISYA BATIK, KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA CUCI SEPEDA MOTOR DI JAKARTA PADA BULAN MEI 2013

PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DAN KELUHAN SUBJEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PERAJIN KERUPUK SEKTOR INFORMAL, JAKARTA SELATAN TAHUN 2013

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran risiko..., Pongki Dwi Aryanto, FKM UI, 2008

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter)

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

Key word : working postures, Musculoskeletal complaint, fish smoking, Rapid Entire Body Assessment

HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

PERANCANGAN FASILITAS KERJA DALAM PEMBUATAN DANDANG DI UD. KARYA DARMA

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG Adlina Rahmadini Adzhani, Ekawati, Siswi Jayanti Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email: adlinarahmadini@gmail.com Abstract : Work postures are various positions of the body during work activities. Work postures on mechanics motorcycle have risks musculoskeletal disorders (MSDs). It is associated with awkward postures, duration, and frequency when performing daily activities. Activities of vehicle maintenance consist of six steps, including measuring, disassembling, repairing, replacing, and adjustment. The purpose of this research was to analyze the work postures with Rapid Entire Body Assessment (REBA) methods on X hydraulic motorcycle mechanics and Y non-hydraulic motorcycle mechanics in Semarang. This type of research was descriptive. The subjects were seven vehicle maintenance activities in both types of the workshops and the respondents were 8 mechanics for filling out the questionnaire of Nordic Body Map. The results showed that 86 percent (right side) and 71 percent (left side) activities in X hydraulic motorcycle shop and 57 percent (right and left side) activities in Y non-hydraulic motorcycle shop had a score of medium risk level. In addition, there were 14 percent (right side) and 29 percent (left side) activities in X hydraulic motorcycle shop and 43 percent (right and left side) activities in "Y non-hydraulic motorcycle shop with high risk level. The results of the questionnaire of Nordic Body Map was showed that the mechanics in X hydraulic motorcycle felt pain on the waist. Meanwhile, mechanics in Y non-hydraulic felt pain in the back, right forearm, and right hand. Workers should have a good working posture while doing the activities and stretching of the limbs to reduce musculoskeletal disorders. Key word : work postures, musculoskeletal complaints, motorcycle shop mechanics, hydraulic, Rapid Entire Body Assessment (REBA) 282

PENDAHULUAN Industri dan produk baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak lain dapat menimbulkan dampak negatif karena paparan zat yang terjadi pada proses kerja maupun pada hasil kerja. (3) Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, maupun kesehatan kerjanya. (4) Bekerja secara manual dengan penggunaan mekanisasi, dapat mengakibatkan terjadinya keluhan dan komplain pada pekerja, seperti sakit pada pinggang dan punggung, ketegangan pada sekitar leher, sakit di sekitar pergelangan lengan, tangan dan kaki, kelelahan mata, dan masih banyak lagi komplain yang lainnya. (2) Aktivitas mekanik kegiatannya mencakup berbagai kegiatan penanganan material secara manual termasuk interaksi manusia dengan lingkungan dan peralatan. Penanganan material secara manual seperti, menurunkan, mendorong, menarik, membawa, penggunaan alat-alat mekanikal, dan membungkuk dapat menyebabkan cedera ataupun penyakit akibat kerja. Cidera tersebut dapat terjadi bila si pekerja melakukan kegiatannya melebihi kapasitas fisiknya. Penanganan ini tidak hanya material yang berat tetapi pada juga material yang ringan dan kecil bila dilakukakan secara berulang, durasi, dan posisi tidak benar juga dapat menimbulkan cidera, penyakit, maupun kecelakaan akibat kerja. (1) Pada mekanik di bengkel sepeda motor terlihat adanya aktivitas yang memiliki risiko ergonomi, seperti postur yang janggal saat melakukan pekerjaan, gerakan repetitif, serta jam kerja yang melebihi 8 jam. Keadaan tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari bahaya ergonomi di tempat kerja. Selain itu, keluhan subjektif dari beberapa mekanik di kedua jenis bengkel tersebut menyebutkan adanya keluhan nyeri pinggang dan nyeri pada lengan bawah, serta kaki. Melihat hal tersebut, sebagai bagian dari upaya pengendalian risiko terjadinya gangguan kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh bahaya ergonomi, maka dilakukan penilaian postur kerja, khususnya pada aktivitas pemeliharaan kendaraan yang 283

dilakukan oleh mekanik bengkel sepeda motor hidrolik dan nonhidrolik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis postur kerja pada mekanik bengel sepeda motor hidrolik X dan non-hidrolik Y Kota Semarang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakan ialah observasi terhadap postur kerja dari 7 jenis aktivitas pemeliharaan kendaraan yang dilakukan oleh mekanik bengkel sepeda motor hidrolik dan nonhidrolik. Penilaian risiko ergonomi yang digunakan yaitu dengan ergonomic risk assessment REBA (Rapid Entire Body Assessment). Desain studi yang digunakan yaitu Cross Sectional Study, karena proses pengambilan data serta pengukuran dilakukan pada saat yang bersamaan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Postur Kerja pada Pengecekan Saringan Udara udara cadangan di mesin masih berfungsi dengan baik. Dalam pengerjaannya, mekanik juga melakukan pengecekan pada rantai pengerat roda, minyak rem, keusan kanvas rem, dan sistem rem. postur kerja dengan REBA didapatkan level skor 5 (sisi kanan) dengan risiko menengah dan 9 (sisi kiri) dengan risiko tinggi pada aktivitas di bengkel sepeda motor hidrolik X dan skor 7 (sisi kanan dan kiri) dengan risiko menengah di bengkel sepeda motor non-hidrolik Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dengan risiko menengah yaitu dibutuhkan investigasi yang lebih jauh dan perubahan postur kerja secepatnya, sementara untuk aktivitas termasuk risiko tinggi harus segera dilakukan investigasi dan adanya implementasi berupa perubahan postur kerja atau lingkungan kerja. Aktivitas pengecekan saringan udara bertujuan untuk memastikan sistem ketersedian 284

B. Analisis Postur Kerja pada Pengecekan/ Penggantian oli Pelumasan adalah proses memberikan lapisan minyak pelumas di antara dua permukaan yang bergesek. Semua permukaan komponen motor yang bergerak seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas. Durasi kerja aktivitas ini ± 5 menit dilakukan dengan posisi berdiri pada mekanik bengkel sepeda motor hidrolik X dan posisi jongkok pada mekanik nonhidrolik Y. postur kerja dengan REBA didapatkan level skor sebesar 5 (sisi kanan dan kiri) pada aktivitas di bengkel sepeda motor hidrolik X, sedangkan pada aktivitas di nonhidrolik Y sebesar 6 (sisi kanan dan kiri), sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengecekan/ ganti oli pada kedua jenis bengkel sepeda motor tersebut tergolong risiko menengah, sehingga dibutuhkan investigasi yang lebih jauh dan perubahan postur kerja secepatnya. C. Analisis Postur Kerja pada Pengecekan/ Setel Rem Sistem rem dalam suatu kendaraan sepeda motor termasuk sistem yang sangat penting karena berkaitan dengan faktor keselamatan berkendara. Jenis aktivitas otot pada kegiatan ini yaitu terdapat satu atau lebih bagian tubuh yaitu pada pergelangan tangan dalam keadaan statis > 1 menit. postur kerja pada aktivitas di hidrolik X didapatkan level skor sebesar 5 (sisi kanan dan kiri), sedangkan pada aktivitas di bengkel sepeda motor non-hidrolik Y didapatkan level skor sebesar 4 (sisi kanan) dan 5 (sisi kiri), skor akhir tersebut tergolong risiko menengah, sehingga dibutuhkan 285

investigasi yang lebih jauh dan perubahan postur kerja secepatnya. D. Analisis Postur Kerja pada Pengecekan Air Aki Aki merupakan salah satu elemen penting dari sepeda motor yang berfungsi memasok arus listrik ke seluruh komponen kelistrikan pada kendaraan. postur kerja dengan REBA didapatkan level skor (bagian tubuh sisi kanan) sebesar 4:5 pada aktivitas di bengkel sepeda motor hidrolik X dan non-hidrolik Y. Selanjutnya, pada penilaian postur kerja dengan REBA didapatkan level skor (bagian tubuh sisi kiri) 4:6 pada aktivitas di hidrolik X dan non-hidrolik Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengecekan air aki di kedua jenis tempat tersebut tergolong risiko menengah, sehingga dibutuhkan investigasi yang lebih jauh dan perubahan postur kerja secepatnya. E. Analisis Postur Kerja pada Pengecekan/ Setel dan Lumasi Kabel Gas Aktivitas ini bertujuan untuk memeriksa apakah keadaan kabel gas masih berfungsi dengan baik. Durasi dalam melakukan aktivitas ini yaitu ± 5 menit pada mekanik bengkel sepeda motor hidrolik X dengan posisi berdiri dan 15 menit pada mekanik bengkel sepeda motor non-hidrolik Y dengan posisi berdiri. postur kerja di bengkel sepeda motor hidrolik X dan non-hidrolik Y dengan metode REBA didapatkan level skor (bagian tubuh sisi kanan dan kiri) sebesar 5:8. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengecekan/ setel dan lumasi kabel gas di hidrolik X tergolong risiko menengah, sehingga dibutuhkan investigasi yang lebih jauh dan perubahan postur kerja secepatnya, sedangkan pada bengkel sepeda motor non-hidrolik 286

Y, aktivitas tersebut tergolong level skor risiko tinggi, sehingga harus segera dilakukan investigasi dan adanya implementasi berupa perubahan postur kerja atau lingkungan kerja. F. Analisis Postur Kerja pada Pengecekan/ Setel Stang Kemudi Sistem stang kemudi berfungsi sebagai pengarah dan pengendali jalannya sepeda motor. Durasi dalam melakukan aktivitas ini yaitu ± 5 menit pada mekanik hidrolik X dengan posisi berdiri dan 10 menit pada motor non-hidrolik Y dengan posisi berjongkok. postur kerja pada mekanik hidrolik X dan non-hidrolik Y dengan REBA didapatkan level skor bagian tubuh sisi kanan sebesar 5:8. Pada bagian tubuh sisi kiri didapatkan level skor sebesar 5:10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengecekan/ setel stang kemudi di bengkel sepeda motor hidrolik X tergolong risiko menengah, sehingga dibutuhkan investigasi yang lebih jauh dan perubahan postur kerja secepatnya, sedangkan pada bengkel sepeda motor non-hidrolik Y level skor tergolong risiko tinggi, sehingga harus segera dilakukan investigasi dan adanya implementasi berupa perubahan postur kerja atau lingkungan kerja. G. Analisis Postur Kerja pada Pengecekan/ Setel Karburator Karburator merupakan bagian dari komponen mesin motor yang bertugas dalam pengabutan (pemasukan bahan bakar ke dalam silinder). Durasi dalam melakukan aktivitas ini yaitu ± 5 menit pada mekanik hidrolik X dengan posisi berdiri dan 10 menit pada motor non-hidrolik Y 287

dengan posisi duduk menggunakan bangku kecil tanpa sandaran. postur kerja dengan REBA didapatkan level skor (bagian tubuh sisi kanan dan kiri) sebesar 8:8 pada aktivitas di hidrolik X dan non-hidrolik Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengecekan/ setel karburator pada hidrolik X dan non-hidrolik Y tergolong risiko tinggi, sehingga harus segera dilakukan investigasi dan adanya implementasi berupa perubahan postur kerja atau lingkungan kerja. H. Deskripsi Karakteristik Mekanik 1. Umur Berdasarkan hasil penelitian di bengkel sepeda motor hidrolik X dan non-hidrolik Y, dari 8 mekanik terdapat 7 mekanik yang berumur 19-34 tahun, sedangkan untuk umur 35 tahun terdapat 1 mekanik dengan umur tertua 54 tahun. 2. Masa Kerja Berdasarkan hasil penelitian di kedua jenis bengkel tersebut, terdapat 2 mekanik yang mempunyai masa kerja > 5 tahun. Masa kerja mekanik paling lama yaitu 17 tahun. Masa kerja mekanik terhitung sejak awal bekerja di bengkel tersebut, namun berdasarkan hasil wawancara, semua mekanik memiliki riwayat pekerja sebagai mekanik sebelum bekerja di kedua jenis bengkel tersebut. Masa kerja memiliki hubungan yang kuat dengan keluhan otot. I. Deskripsi Keluhan Musculoskeletal disorders (MSDs) Hasil kuesioner Nordic Body Map pada penelitian merupakan hasil gambaran nyeri atau sakit yang dirasakan oleh mekanik akibat keseluruhan atau 288

akumulasi dari seluruh aktivitas pemeliharaan kendaraan (service) di. Diketahui bahwa seluruh motor hidrolik X merasakan sakit pada pinggang. Pada motor non-hidrolik Y, seluruhnya merasakan keluhan sakit pada punggung, lengan bawah kanan, dan tangan. Selain itu, seluruh mekanik di kedua jenis bengkel tersebut merasakan adanya keluhan pegal. Besarnya persentase level skor risiko tinggi pada aktivitas pemeliharaan kendaraan yang dilakukan mekanik dapat berakibat pula pada keluhan musculoskeletal yang dialami oleh mekanik. KESIMPULAN 1. Aktivitas pengecekan saringan udara di bengkel sepeda motor hidrolik X tergolong risiko menengah (sisi kanan) dan risiko tinggi (sisi kiri), sedangkan pada bengkel sepeda motor nonhidrolik Y tergolong risiko menengah (sisi kanan dan kiri). 2. Aktivitas pengecekan/ ganti oli di kedua jenis bengkel tersebut tergolong risiko tergolong risiko menengah (sisi kanan dan kiri). 3. Aktivitas pengecekan/ setel rem pada mekanik di kedua jenis bengkel tersebut tergolong risiko menengah (sisi kanan dan kiri). 4. Aktivitas pengecekan air aki di kedua jenis bengkel tersebut tergolong risiko menengah (sisi kanan dan kiri). 5. Aktivitas pengecekan/ setel dan lumasi kabel gas di bengkel sepeda motor hidrolik X tergolong risiko menengah (sisi kanan dan kiri), sedangkan pada non-hidrolik Y level skor tergolong risiko tinggi (sisi kanan dan kiri). 6. Aktivitas pengecekan/ setel stang kemudi di 289

hidrolik X tergolong risiko menengah (sisi kanan dan kiri), sedangkan pada bengkel sepeda motor nonhidrolik Y level skor tergolong risiko tinggi (sisi kanan dan kiri) dengan skor sebesar 10 (sisi kiri) yang merupakan skor terbesar dengan level skor risiko tinggi dari semua aktivitas di kedua jenis bengkel. 7. Aktivitas pengecekan/ setel karburator di kedua jenis bengkel tergolong risiko tinggi (sisi kanan dan kiri). 8. Terdapat 1 mekanik non-hidrolik Y dengan usia 35 tahun, selainnya berusia 19-34 tahun. Masa kerja > 5 tahun terdapat pada 2 motor non-hidrolik Y dengan masa kerja paling lama yaitu 17 tahun. 9. Hasil penelitian dengan kuesioner Nordic Body Map diketahui keluhan yang dirasakan oleh motor hidrolik X tergolong kategori risiko rendah sampai dengan menengah. Sementara pada mekanik bengkel sepeda motor nonhidrolik Y keluhan tergolong kategori risiko sedang sampai dengan tinggi. Pada mekanik hidrolik X seluruh mekanik merasakan sakit pada pinggang, sedangkan pada mekanik non-hidrolik Y seluruh mekanik merasakan sakit pada punggung, lengan bawah 10. kanan, dan tangan kanan. SARAN 1. Pekerja melakukan postur kerja yang aman dan peregangan anggota tubuh sebelum, saat, dan setelah bekerja. 2. Peneliti lain melakukan penelitian eksperimental untuk mengubah stasiun kerja terutama alas 290

pengganti hidrolik yang disesuaikan dengan pekerja. DAFTAR PUSTAKA 1. Budiono, Sugeng. Jusuf, RMS, Pusparini Adriana. Bunga Rampai dan Keselamatan Kerja. Badan penerbit Universitas Diponegoro; 2003. 2. Suma mur. P.K. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Sagung Seto; 2009. 3. Tarwaka. Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press; 2010. 4. Tarwaka, Solichul, HA B dan Lilik, S. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press; 2004. 291

2