BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini, dukungan teknologi informasi turut serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Perkembangan teknologi internet, sebagai contoh, memungkinkan terjadinya interaksi dan transaksi antar elemen bisnis secara on-line dan real-time. Hal ini, tentu saja berdampak positif dalam meningkatkan produktifitas kerja semua elemen bisnis yang terkait di dalamnya. Komunikasi antar elemen bisnis yang sebelumnya menggunakan media hardcopy, yang kemungkinan besar menimbulkan adanya delay-time yang tidak dapat dikontrol, dapat dioptimalisasi dengan menggunakan media teknologi informasi ini. PT PERTAMINA EP, sebagai salah satu pelaku bisnis, khususnya di bidang energi yaitu pertambangan minyak dan gas bumi, juga ingin mengoptimalkan dukungan ICT (information & communication technology) dalam rangka meningkatkan produktifitas kerjanya. Sebagai salah satu BUMN yang memberikan sumbangan laba terbesar bagi pemerintah, PT PERTAMINA EP jelas mempunyai peran penting di dalam perekonomian bangsa Indonesia. Peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja yang dilakukan oleh PT PERTAMINA EP, tentunya akan berdampak besar bagi penerimaan negara khususnya di sektor migas. Salah satu fungsi operasi yang memiliki peran penting di dalam proses bisnis di PT PERTAMINA EP adalah Divisi Drilling. Tugas utama dari Divisi Drilling adalah mengelola sumber daya perusahaan yang terkait dengan pekerjaan pengeboran sumur, baik itu sumur eksplorasi maupun sumur produksi. Di dalam 1
menjalankan fungsinya, divisi ini melibatkan sinergi dari banyak rekanan/supplier, sesuai dengan item pekerjaan masing-masing. Banyaknya supplier yang terlibat, membutuhkan sistem pengelolaan yang baik agar transaksi yang dilakukan tidak berdampak negatif pada pekerjaan yang dilakukan, sehingga kesinambungan pekerjaan antar supplier dapat secara efektif dilakukan. Salah satu proses penting dalam pengelolaan tersebut adalah proses pembayaran dan kontrol terhadap budget/realisasi kontrak pekerjaan terkait. SIDA, kepanjangan dari Sistem Informasi Drilling Activity, adalah suatu aplikasi atau perangkat lunak yang dikembangkan untuk memantau proses verifikasi dan pembayaran tersebut. Sebelum SIDA diimplementasikan, proses verifikasi dan pembayaran terhadap pekerjaan yang sudah diselesaikan, masih dilakukan secara manual. Supplier mengirimkan Service Report yang perlu diverifikasi oleh divisi Drilling secara hardcopy, untuk kemudian dilakukan verifikasi oleh divisi Drilling juga dengan menggunakan data-data yang juga berbasis hardcopy. Setelah Service Report disetujui, maka supplier mengirimkan kembali invoice untuk menagihkan pembayaran tersebut juga secara hardcopy. Mekanisme pembayaran dengan basis manual ini pada akhirnya membutuhkan waktu yang lama dalam proses verifikasi pembayaran karena ada delay waktu terkait dengan pengiriman dokumen pembayaran. Dengan penerapan SIDA, proses verifikasi pembayaran berjalan lebih cepat sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan di divisi Drilling PT PERTAMINA EP. Namun, fenomena yang terjadi adalah masih banyaknya proses pekerjaan pengeboran yang mengalami budget exceeded, artinya banyak pekerjaan pengeboran yang tidak dapat dibayarkan tepat waktu karena tidak tersedianya 2
anggaran. Peristiwa ini bahkan menjadi topik yang cukup panas di kalangan manajemen mengingat pekerjaan pengeboran yang relatif membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, rata-rata satu sumur pengeboran membutuhkan biaya antara US$ 5 15 juta. Munculnya fenomena budget exceeded tersebut dapat berdampak buruk bagi kelangsungan proyek pengeboran karena pekerjaan yang tidak bisa dibayarkan akan membuat vendor kesulitan menyelesaikan pekerjaannya terutama yang memiliki dukungan modal yang terbatas. Hal di atas seharusnya tidak perlu terjadi, jika para pengguna aplikasi SIDA mampu mengoptimalkan fungsionalitas yang dimiliki oleh SIDA. Fungsi kontrol anggaran dan kontrak yang disediakan oleh SIDA seharusnya dapat digunakan untuk menentukan langkah strategis dalam rangka menghindari terjadinya budget exceeded tersebut. Hal ini menimbulkan dugaan, mungkin saja semua fungsi atau fitur yang sudah dikembangkan di SIDA belum dipahami sepenuhnya oleh para penggunanya, sehingga informasi yang diberikan oleh SIDA belum mampu memberikan gambaran sebenarnya tentang kondisi pekerjaan yang dilakukan di lapangan. Pada akhirnya, hal tersebut memunculkan pertanyaan apakah fungsionalitas SIDA sudah memadai atau apakah kualitas SIDA sudah sesuai dengan harapan penggunanya. Dalam rangka menganalisa dugaan tersebut, rerangka teori yang digunakan mengacu kepada ISO 9126. ISO 9126 sudah banyak digunakan oleh para peneliti di bidang teknologi informasi sebagai dasar di dalam mengukur kualitas suatu perangkat lunak. (Botella, et al., 2004) menjabarkan bahwa ISO/IEC 9126 memberikan kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu perangkat lunak dengan standarisasi secara teknis, baik dari sisi fungsionalitas 3
perangkat lunak maupun dari faktor lainnya. ISO/IEC 9126 ini tidak mengakomodasi faktor-faktor non-teknis sebagai acuan standarisasi, antara lain: ekonomi, politik, dan manajerial. Pada prinsipnya, ISO 9126 membagi enam karakteristik utama yang digunakan di dalam mengukur kualitas suatu perangkat lunak, antara lain: Functionality, Reliability, Usability, Efficiency, Maintainability, dan Portability. (Chua & Dyson, 2004) melakukan evaluasi suatu sistem e- learning dengan berbasis pada ISO 9126. Rerangka teori yang digunakan oleh Chua & Dyson tersebut dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana penelitian yang akan dilakukan pada tesis ini, hanya saja obyek yang diteliti dan metode pendekatan yang akan digunakan berbeda. Dari kajian beberapa literatur tersebut, dapat dikatakan bahwa ISO 9126 dapat diterima secara ilmiah sebagai dasar teori dalam mengukur kualitas perangkat lunak. Analisa ini dilakukan untuk menjawab seberapa tinggi kualitas SIDA yang sudah diimplementasikan saat ini mampu memenuhi harapan para penggunanya, sesuai dengan faktor/kriteria berdasarkan pada ISO 9126. Selain ISO 9126 yang digunakan sebagai dasar teori di dalam penulisan tesis ini, terutama dalam menentukan kriteria/faktor/variabel yang akan dianalisa, metode pendekatan AHP (analysis hierarchy process) juga digunakan sebagai dasar perhitungan dalam rangka menganalisa kriteria-kriteria dominan yang menjadi dasar kepuasan para pengguna dan bagaimana hubungan yang dibangun antar kriteria-kriteria tersebut. (Chikara & Takahashi, 1997) menyatakan bahwa metode AHP memiliki kapasitas untuk digunakan di dalam menganalisa suatu perangkat lunak dan membandingkan antara kondisi saat ini dan harapan yang diinginkan dari para pengguna perangkat lunak tersebut. Langkah ini juga akan 4
dilakukan di dalam penelitian tesis ini, hanya saja penentuan faktor/kriteria berbeda dengan yang dilakukan oleh Chikara & Takahashi. Jika Chikara & Takahashi menentukan kriterianya berdasarkan pada riset pendahuluan, maka penulisan tesis ini menggunakan ISO 9126 sebagai dasar dalam menentukan kriteria/faktor yang diukur. Pada akhirnya, hasil dari perhitungan metode AHP ini digunakan untuk menentukan faktor dan sub faktor dominan yang menjadi fokus utama bagi para pengguna SIDA saat ini dan fungsionalitas atau fitur-fitur baru apa saja yang perlu dikembangkan di dalam SIDA di masa yang akan datang dalam rangka membantu menghindari terjadinya fenomena budget exceeded seperti penjelasan di atas. 1.2 RUMUSAN MASALAH Terkait dengan pendekatan ISO 9126 dan metode AHP dalam pengukuran kepuasan pengguna SIDA seperti penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi yaitu seberapa besar pemanfaatan SIDA mampu memberikan nilai tambah bagi para penggunanya, yakni para pekerja di divisi Drilling PT PERTAMINA EP dan para supplier yang memiliki hubungan bisnis dengan divisi Drilling PT PERTAMINA EP. Tingkat kepuasan pengguna yang dihitung berdasarkan pendekatan ISO 9126 dengan metode AHP tersebut, pada prinsipnya mengukur kualitas SIDA sebagai perangkat lunak di dalam proses pekerjaan pengeboran. Tingkat kepuasan tersebut dapat juga digunakan untuk menganalisa rencana pengembangan fungsionalitas atau fitur baru di dalam SIDA sebagai bagian dari continous improvement, sehingga SIDA memiliki nilai tambah yang lebih tinggi di masa yang akan datang. 5
1.3 PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan dengan argumentasi pada latar belakang di atas, beberapa pertanyaan penelitian yang muncul adalah: a. Bagaimana kualitas SIDA saat ini? b. Bagaimanakah tingkat kepuasan pengguna terhadap SIDA dalam meningkatkan produktifitas dan efisiensi waktu verifikasi pekerjaan di Divisi Drilling PT PERTAMINA EP? c. Fungsionalitas atau kriteria apa saja yang harus ditingkatkan dalam pengembangan selanjutnya sehingga pemanfaatan SIDA menjadi lebih optimal? d. Bagaimana harapan para pengguna SIDA terhadap penyempurnaan sistem tersebut? 1.4 MANFAAT PENELITIAN Ada dua manfaat utama yang ingin dicapai dari penulisan tesis ini, yaitu aspek manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.4.1 MANFAAT TEORITIS Manfaat teoritis lebih ditujukan untuk membuktikan bagaimana kajian literatur yang menyatakan bahwa penerapan teknologi informasi mampu memberikan solusi yang efektif dan efisien dalam meningkatkan produktifitas kerja. Untuk mendapatkan kajian manfaat teoritis yang optimal, akan dianalisa juga beberapa literatur yang terkait dengan pengembangan sistem informasi berbasis IT, dalam hal ini adalah siklus hidup rekayasa perangkat lunak, dan menentukan model 6
apa yang sesuai dengan kondisi yang ada di dalam Divisi Drilling PT PERTAMINA EP. 1.4.2 MANFAAT PRAKTIS Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan solusi penyempurnaan pengembangan sistem aplikasi berbasis IT yang dapat membantu divisi Drilling PT PERTAMINA EP dalam rangka menjalankan proses bisnisnya, khususnya di bagian verifikasi pembayaran pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pengeboran. Di samping itu, juga untuk menganalisa apakah sistem yang digunakan tersebut sudah cukup efektif dan efisien digunakan sebagai alat bantu dalam proses bisnis di Divisi Drilling PT PERTAMINA EP. 1.5 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penulisan tesis ini adalah: a. Mengukur kualitas SIDA sebagai salah satu alat bantu yang digunakan oleh divisi Drilling PT PERTAMINA EP, berdasarkan pada variabel-variabel yang tertuang di dalam ISO 9126. b. Menganalisa tingkat kepuasan pengguna dari implementasi sistem yang sudah dikembangkan baik dari sisi supplier, maupun dari para pengguna di PT PERTAMINA EP. c. Memberikan arahan dan acuan dalam penyempurnaan SIDA untuk dapat memberikan solusi dalam mempercepat proses verifikasi pembayaran di divisi Drilling PT PERTAMINA EP sehingga dapat menghindari terjadinya budget exceeded. 7
d. Mengidentifikasi fitur-fitur baru yang harus dipenuhi oleh sistem ini sehingga bisa memberikan solusi yang komprehensif terhadap pengelolaan proses pembayaran pekerjaan pengeboran di divisi Drilling PT PERTAMINA EP. 1.6 BATASAN PENELITIAN Pengujian atau evaluasi aplikasi yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis tidak dapat dilepaskan dari dampak aplikasi tersebut terhadap bisnis secara keseluruhan. Oleh karena itu, dasar pemikiran penelitian yang dilakukan, akan mengacu kepada IT Balance Scorecard, terutama pada poin Customer Perspective. Berdasarkan pada hal tersebut, maka metode penelitian terkait dengan evaluasi penilaian terhadap Sistem Informasi Drilling Activity ini dilakukan kepada pengguna yang terlibat di dalam sistem ini, baik dari pengguna PT PERTAMINA EP, dimana sebagian besar merupakan pekerja di divisi Drilling PT PERTAMINA EP, maupun dari rekanan/supplier divisi Drilling. Jumlah target responden yang diharapkan melakukan pengisian terhadap kuesioner adalah sebesar 60% dari jumlah total pengguna SIDA. Pengumpulan data dilakukan dengan cara, menyampaikan kuisioner kepada pengguna pengguna Sistem Informasi Drilling Activity secara online. Penyusunan dan penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengidentifikasi penilaian terhadap beberapa atribut penting yang diberikan oleh sistem ini sesuai dengan fungsionalitasnya. Secara garis besar, proses pengumpulan data dan pengolahan data yang akan dilakukan, dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir (Gambar 1.1). 8
Gambar 1.1 Metode Penelitian Penyusunan pertanyaan kuesioner akan dikembangkan dengan kerangka kerja sebagai berikut: 1. ISO 9126 ISO 9126 merupakan standar internasional yang digunakan untuk menentukan karakteristik kualitas dari suatu perangkat lunak. ISO 9126, sebagai bagian dari ISO 9126, berisi tentang beberapa karakteristik atau kriteria yang dinilai dalam menentukan kualitas suatu perangkat lunak, enam karakteristik utama tersebut antara lain: Functionality, Reliability, Usability, Efficiency, Maintainability, dan Portability. Selain itu, masing-masing karakteristik terbagi menjadi beberapa sub-kriteria yang dapat memberikan gambaran secara jelas tentang masing-masing kriteria tersebut. Gambar 1.2 menunjukkan 9
pembagian sub-kriteria dari masing-masing kriteria di dalam ISO 9126 yang disebut sebagai ISO 9126 Quality Model (Bevan, 1997). Gambar 1.2 Kriteria Model Kualitas ISO 9126 2. Analytic Hierarchy Process (AHP) Hasil kuesioner yang akan dilakukan nantinya akan dianalisa menggunakan metode AHP. Metode ini memiliki kelebihan karena mampu membandingkan faktor-faktor yang diukur dan menentukan bobotnya sehingga dapat disusun secara ranking tergantung pada pembobotan setiap faktor. Dengan langkah ini, diharapkan gap analysis antara kondisi eksisting dan harapan yang diinginkan oleh para pengguna sistem, dapat dilakukan dengan lebih terarah dan fokus, sehingga strategi road-map penyempurnaan aplikasi dapat lebih efektif 10
penyusunannya. Secara garis besar, penyusunan struktur hirarki evaluasi dan penyempurnaan SIDA dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 1.3). GOAL: Evaluasi & Road-Map Penyempurnaan SIDA Functionality Reliability Usability Efficiency Maintainability Portability - Suitability - Accuracy - Interoperability - Security - Functionality Compliance - Maturity - Fault Tolerance Metric - Recoverability - Reliability Compliance - Understandability - Learnability - Operability - Attractiveness - Time Behaviour - Resource Utilisation - Analysability - Changeability - Stability - Testability - Adaptability - Co-existence - Replaceability Pengguna Internal Pengguna Eksternal Gambar 1.3 Rerangka AHP Berdasarkan ISO 9126 Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka kerangka kerja penelitian yang akan dilakukan, terlihat pada Gambar 1.4. Customer Perspective (BSC) AHP (Analytical Hierarchy Process) sesuai ISO 9126 Gap Analysis (Existing vs Expectations) Road Map Improvement Gambar 1.4 Garis Besar Rerangka Kerja Penelitian 11
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Secara keseluruhan, penulisan tesis ini dikelompokkan pada lima bab, dan setiap bab akan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bab yang lainnya. Pada masing-masing bab dibahas tentang bagian yang sesuai dengan judul masingmasing bab, sehingga setiap bab memiliki kekhususan tersendiri. Bab Pertama adalah Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan dan tujuan penelitian, manfaat penelitian dan susunan penelitian. Bab Kedua adalah tinjauan pustaka yang berisi penjelasan tentang kepustakaan penelitian, kepustakaan konseptual tentang konsep-konsep dan teori yang berhubungan dengan bagaimana permasalahan yang telah dirumuskan dianalisa. Bab Ketiga adalah metoda penelitian yang berisi penjelasan mengenai langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam hal: obyek yang diteliti, analisa metode yang digunakan, diagram alir penelitian, metode pengumpulan data, penyusunan kuesioner, uji validitas, dan uji reliabilitas. Bab Keempat adalah analisa dan pembahasan yang berisi data serta faktafakta yang telah diperoleh dari perhitungan hasil kuesioner dengan menggunakan alat bantu AHP serta menganalisa hasil perhitungan tersebut dalam rangka menyusun road-map pengembangan SIDA lebih lanjut. Bab Kelima adalah penutup yang merupakan bagian akhir dari penulisan yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari analisis dan pembahasan masalah berdasarkan fakta-fakta di lapangan serta ditutup dengan saran. 12