BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk memajukan negara yang dipimpinnya. Salah satu indikator kemajuan suatu negara dapat dilihat dari pembangunan nasional yang berjalan secara berkesinambungan, pembangunan yang diharapkan agar membawa dampak bagi meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena kesejahteraan merupakan hak semua warga negara maka pemerintah harus menciptakan kesinambungan pembangunan yang berdampak bagi kesejahteraan masyarakat, baik dari segi material dan spritual. Berjalannya pembangunan di Indonesia tidak lepas dari masalah pembiayaan. Pembangunan harus ditunjang oleh anggaran yang digunakan Negara setiap tahunnya. Supramono (2015:1) menjelaskan Negara Indonesia harus memiliki sikap mandiri dalam memajukan pembangunan nasional yang berdampak baik untuk menciptakan perubahan di Indonesia. Salah satu wujud dari kemandirian bangsa dalam pembiayaan pembangunan adalah dengan menggali sumber daya yang bersumber dari dalam negeri, salah satunya adalah pajak. Peranan pajak dalam penerimaan negara semakin besar dari tahun ketahun. Pajak merupakan salah satu sektor penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbesar setelah penerimaan dari sektor Migas. Dimana penerimaan Negara dari sektor pajak setiap tahun terus mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dimana rencana pendapatan negara dari sektor pajak inilah yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan baik didaerah maupun di pusat. Sistem otonomi daerah yang berlaku saat ini menuntut Pemerintah Daerah untuk lebih aktif berperan serta dalam pembangunan daerah itu sendiri, sebab daerah otonomi mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, dalam pembangunan daerah ini diperlukan biaya yang berasal dari penerimaan daerah tersebut. Salah satu penerimaan daerah adalah sektor Pajak Daerah yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 34 tahun 2000 sebagai perubahan atas Undang-Undang nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Namun Undang-Undang tersebut tidak berlaku lagi karena telah diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Salah satu Pajak Daerah yang kontribusinya cukup besar sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Pajak Air Tanah. Seperti diketahui pembangunan menjadi sangat terhambat, akibat penerimaan Pajak Air Tanah Dinas Pendapatan kota Medan yang belum terealisasi dengan baik. Hal ini terbukti dengan presentase realisasi target penerimaan Pajak Air Tanah pada tahun anggaran 2012 mengalami penurunan. Penerimaan pada tahun 2011 yaitu 108,39 % (seratus delapan koma tiga puluh sembilan persen) sedangkan pada tahun 2012 104,51 % (seratus empat koma lima puluh satu persen). Penurunan ini disebabkan kurang efektifnya sistem pemungutan Pajak Air Tanah Dinas Pendapatan Kota Medan. Kurang efektifnya karena sistem pemungutan Pajak Air Tanah belum mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah maupun Wajib Pajak. Sedangkan potensi objek Pajak Air Tanah yang dimiliki Kota Medan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dari pencapaian target pengelola Pajak Air Tanah oleh Dinas Pendapatan kota Medan sebesar Rp 8.903.934.344,91 pada tahun 2014.
Salah satu cara bagi Dinas Pendapatan Kota Medan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah melalui peningkatan penerimaan dari Pajak Air Tanah Dinas Pendapatan kota Medan. Peningkatan penerimaan Pajak Air Tanah dapat dilakukan dari segi pemungutan maupun meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak yang terutang. Dalam prakteknya, hampir semua sistem perpajakan menghadapi masalah perlawanan pajak dalam kaitannya dengan pembayar pajak yang tidak sepenuhnya mentaati persyaratan hukum sehubungan dengan berapa banyak pajak yang harus dibayar. Perlawanan pajak oleh wajib pajak dapat berupa perlawanan pasif atau yang sering disebut kelalaian maupun perlawanan aktif yang sering disebut sebagai penggelapan. Perlawanan pasif merupakan perlawanan dalam bentuk hambatan yang mempersulit pemungutan pajak di mana hambatan ini bukan merupakan inisiatif dari Wajib Pajak tetapi mungkin juga akibat dari kondisi ekonomi. Perlawanan pasif, seringkali disebabkan karena perkembangan intelektual dan moral masyarakat, system perpajakan yang sulit dipahami masyarakat dan system kontrol tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Perlawanan aktif merupakan perlawanan yang dapat dilihat secara nyata, yaitu dalam bentuk perbuatan secara langsung yang ditujukan kepada aparat pajak dengan tujuan untuk mengurangi pajak.perlawanan pajak aktif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perlawanan aktif dengan cara tertentu tanpa melanggar Undang-Undang Perpajakan yang berlaku yang biasa disebut tax avoidance dan perlawanan aktif dengan melanggar Undang-Undang Perpajakan yang biasa disebut sebagi tax evasion. Berdasarkan uraian tersebut, dibahas dengan judul : Proses Pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan kota Medan.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah tugas akhir ini adalah membahas Bagaimana proses pemungutan Pajak Air Tanah yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan kota Medan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang yang telah dibahas adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pemungutan Pajak Air Tanah yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan kota Medan. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi penulis a. Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang perpajakan b. Mengetahui bagaimana proses pemungutan Pajak Air Tanah c. Sebagai sarana menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan 2. Bagi Dinas Pendapatan kota Medan a. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan yang lebih baik dimasa yang akan datang b. Dapat dipakai sebagai salah satu cara dalam melakukan penyempurnaan dalam pelaksanaan proses pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan kota Medan c. Dapat memberikan ide-ide baru sebagai bahan masukan bagi pelaksanaan pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan kota Medan 3. Bagi peneliti yang akan datang a. Dapat dijadikan ilmu pengetahuan, menambah informasi dan wawasan bagi peneliti yang akan datang
b. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan konsep yang sama. c. Dapat digunakan untuk menambah informasi mengenai sistem perpajakan khususnya bidang Pajak Air Tanah E. Sistematika Penelitian Sistematika penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari pengajuan judul, persiapan melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan Tugas Akhir, serta penyempurnaan Tugas Akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini : KEGIATAN A. Penyusunan Draft Tugas Akhir B. Pelaksanaan Pengumpulan data C. Pelaporan Bimbingan Akhir Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tugas MINGGU I II III IV V VI VII VIII Sumber : Penulis (2015) Keterangan : Pada tahap penyusunan draft Tugas Akhir, dimulai dari pencarian buku-buku referensi / bahan masukan mengenai perpajakan. Kemudian pada tahap pengumpulan data dapat dilakukan atau diperoleh dari Dinas Pendapatan kota Medan. Setelah mendapatkan semua informasi maka dilakukan proses bimbingan dan penyusunan laporan Tugas Akhir.
F. Sistematika Pembahasan Tugas Akhir ini dibagi atas empat bab dan setiap bab nya dibagi atas sub bab antara lain : BAB I : PENDAHULUAN Pada Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II : PROFIL INSTANSI Pada Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat Dinas Pendapatan kota Medan, struktur organisasi, job description, visi dan misi Dinas Pendapatan kota Medan dan gambaran jumlah pegawai Dinas Pendapatan kota Medan. BAB III : PEMBAHASAN Pada Bab ini berisi uraian teoritis yang berhubungan dengan judul Tugas Akhir. Adapun pembahasan yang diuraikan mengenai tempat dan waktu penelitian dan juga pembahasan mengenai proses pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan kota Medan. BAB IV :KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan juga beberapa saran bagi kemajuan Dinas Pendapatan kota Medan.