BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar pertukaran mata uang merupakan pasar keuangan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat.

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter,

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

PERBANDINGAN AKURASI MODEL ARCH DAN GARCH PADA PERAMALAN HARGA SAHAM BERBANTUAN MATLAB Sunarti, Scolastika Mariani, Sugiman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. dana yang diharapkan pada masa depan, juga dapat mendatangkan keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan sehari-hari, baik di bidang ekonomi, psikologi, sosial,

BAB III PERUMUSAN MASALAH

Metode Peramalan dengan Menggunakan Model Volatilitas Asymmetric Power ARCH (APARCH)

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas ekonomi sebagai bagian dari stabilitas nasional merupakan salah

UNNES Journal of Mathematics

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah di bidang ekonometrika. Ekonometrika merupakan bidang ilmu ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian yang modern, perlu kiranya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak dilakukan penelitian tentang return saham dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

Seminar Hasil. Disusun oleh: Inayatus Sholichah. Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Dr. Suhartono, M.Sc

Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral

BAB I PENDAHULUAN. menaikkan tingkat suku bunga, menaikkan bahan bakar minyak, maupun

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

2016 VOLATILITAS HARGA SAHAM EMERGING MARKET PADA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT Indosat Tbk. PT XL Axiata Tbk. PT Bakrie Telecom Tbk. PT Smartfren Telecom Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada

PEMODELAN DATA DERET WAKTU MENGGUNAKAN MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di dunia. Kebutuhan minyak yang terus meningkat setiap tahun di dunia,

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat kegiatan perusahaan untuk mencari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator yang penting dalam kegiatan pasar modal.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode, dengan adanya indeks maka dapat diketahui tren yang sedang terjadi di pasar, apakah sedang naik, stabil, atau turun. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan kapan menjual, menahan, atau membeli saham. Peramalan (forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Setiap transaksi perdagangan saham, investor dihadapkan pada pilihan untuk menjual, menahan, atau membeli saham. Setiap keputusan dalam investasi akan menimbulkan keuntungan maupun kerugian bagi investor itu sendiri, oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang akurat untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Dua macam pendekatan analisis yang sering digunakan dalam memprediksi harga saham untuk membantu dalam pengambilan keputusan yaitu 1

2 analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental lebih banyak menggunakan indikatorindikator perusahaan dalam menganalisa harga saham. Analisis ini lebih menekankan pada pentingnya nilai wajar suatu saham yang berhubungan dengan kondisi keuangan dan berita suatu perusahaan, sedangkan analisis teknikal hanya membutuhkan data berdasarkan periode tertentu (data historis). Berbagai penelitian termasuk di Indonesia selama ini didominasi oleh analisis fundamental seperti yang diteliti oleh Permana dan Sularto (2008), Sussanto dan Nurliana (2009), Pandansari (2012), dan Ani dan Wardjono (2014), padahal analisis teknikal tidak kalah pentingnya sebagai piranti dalam pengambilan keputusan investasi saham, khususnya dalam kondisi pasar yang tidak sepenuhnya efisien, misalnya pada kondisi pasar yang memiliki tren tertentu. Salah satu teknik analisis yang banyak digunakan untuk peramalan adalah ARIMA (Autoreggressive Integrated Moving Average) yang dikembangkan oleh George Box dan Gwilym Jenkins pada tahun 1970. Teknik ini dapat digunakan untuk meramal perubahan harga saham karena sesuai dengan analisis teknikal yang menggunakan data

3 time series dari data historis sebagai dasar peramalan (forecasting). Dalam analisis deret waktu kestasioneran merupakan hal yang penting, begitu juga dalam analisis menggunakan Arima yang mensyaratkan data harus stasioner, namun pada kenyataannya data deret waktu ada juga yang tidak stasioner, sehingga data perlu distasionerkan terlebih dahulu. Teknik lain yang sering digunakan untuk peramalan adalah ARCH (Autoregressive Conditional Heterokedasticity) yang merupakan teknik pemodelan yang menghitung varians bersyarat dengan bergantung pada residual kuadrat periode sebelumnya. Teknik ini cukup baik dalam memodelkan data keuangan yang memiliki varians yang tidak sama. ARCH pertama kali diperkenalkan oleh Engle pada tahun 1982, kemudian pada tahun 1986 Bollerslev mempublikasikan pengembangan ARCH yaitu GARCH (Generalized Autoregressive Conditional Heterokedasticity). Garch menghitung varians bersyarat dengan tidak hanya bergantung pada residual kuadrat tetapi juga pada residual varians periode sebelumnya. Pada perkembangan selanjutnya Arch/Garch menjadi alat analisis untuk data time series yang bermanfaat dalam peramalan.

4 Beberapa penelitian yang membandingkan tingkat akurasi Arima dan Arch/Garch dalam meramalkan harga saham yaitu, Nachrowi (2007) melakukan penelitian untuk membandingkan daya prediksi Arima dan Garch untuk memprediksi gerakan IHSG di BEJ dengan data harian periode 1 tahun dan menggunakan variabel DJIA, NIKKEI, SET, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Hasil penelitian menunjukkan metode Arima memiliki kesalahan yang lebih kecil dalam memprediksi gerakan IHSG dibandingkan Garch. Hasil yang sama juga diperoleh oleh hasil penelitian Murwaningsari (2008) yang menggunakan data bulanan periode selama 20 tahun dan variabel volume perdagangan, deposito, dan nilai tukar rupiah. Hasil penelitian Grestandhi (2012) juga mendukung penelitian sebelumnya dengan menggunakan data harian periode 4 Januari 2010 13 September 2011 dengan menambah variabel DJIA, NIKKEI, SHANGHAI, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Selain itu hasil penelitian Nugroho (2012) menggunakan data harian dengan periode 20 tahun dan menggunakan variabel IHSG periode sebelumnya juga menunjukkan bahwa Arima lebih akurat dibandingkan Garch. Berbeda dengan penelitian

5 yang dilakukan oleh Sparks dan Yurova (2006) yang melakukan penelitian dengan membandingkan performa Arima dan Arch/Garch pada perusahaan besar di Amerika dengan data harian selama 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa Arch/Garch lebih baik dibandingkan Arima. Penelitian yang dilakukan oleh Yaziz et al. (2009) juga menunjukkan bahwa Garch lebih baik dalam memprediksi harga minyak mentah dunia dengan periode harian selama 23 tahun. Didukung oleh penelitian Fahimifard et al. (2009) yang melakukan perbandingan Anfis, Ann, Garch, dan Arima untuk memprediksi nilai tukar Rial (Iran) terhadap dolar Amerika dan Euro dengan periode harian selama 6 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Arima dan Garch tidak hanya akurat dalam meramal pergerakan harga saham tetapi juga dapat meramal berbagai instrumen keuangan lainnya. Beberapa penelitian di atas hanya menggunakan teknik analisis Arima dan Garch dan jarang yang menggunakan ketiga teknik yaitu Arima, Arch, dan Garch, sehingga dalam penelitian ini akan mencoba untuk menggunakan ketiga teknik analisis yang akan dibandingkan keakuratannya. Selain itu

6 penelitian ini juga akan memasukkan variabel baru yang tidak digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu inflasi, kurs USD, dan suku bunga Bank Indonesia. Indeks harga saham suatu negara yang mengalami penurunan dapat disebabkan oleh kondisi perekonomian di negara tersebut yang sedang menghadapi permasalahan, sebaliknya indeks harga saham yang mengalami peningkatan dapat diindikasikan adanya perbaikan kinerja perekonomian di negara tersebut, sehingga diperlukan kajian yang mendalam tentang faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan harga saham. Berkaitan dengan hal tersebut maka akan dilakukan peramalan harga saham menggunakan variabel inflasi, kurs USD, dan BI rate dengan periode data selama lima tahun sejak Februari 2009 Februari 2014. Data yang digunakan yaitu data harga penutupan saham harian perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 yang tercatat di saham LQ45 selama 5 tahun (10 periode) berturut-turut sejak Februari 2009 hingga Januari 2014 di Bursa Efek Indonesia.

7 1.2 Perumusan Masalah Perumusah masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah tingkat akurasi Arima dan Arch/Garch mampu memprediksi pergerakan harga saham? 2. Manakah diantara Arima dan Arch/Garch yang lebih akurat untuk memprediksi harga saham? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan keakuratan teknik analisis Arima dan Arch/Garch dalam memprediksi harga saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ45, dengan demikian dapat diketahui apakah Arima dan Arch/Garch mampu memprediksi pergerakan harga saham di masa mendatang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat sebagai pelengkap dari penelitian terdahulu dan sebagai dasar acuan bagi penelitian selanjutnya sehingga dapat dikembangkan lagi

8 dengan menambah faktor-faktor ekonomi makro yang lain. 2. Manfaat Praktis Bagi investor saham terutama investor jangka pendek yang menggunakan analisis teknikal, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan analisis investasi khususnya untuk melihat pergerakan saham di pasar modal.